BRONKOEKTASIS
DAN SISTEM
RESPIRASI
IRKHAM SETYA WISUDAWAN
SGD 20
FK UNISSULA
SISTEM RESPIRASI
BAGIAN KONDUKSI
Suatu sal, dimana udara dapat mengalir dari
dan ke paru2
Memelihara udara yang diinspirasi
Rongga hidung
Fungsi :
1.
Faring
Fungsi :
2.
Melembabkan
Menghangatkan dan,
Membersihkan sisa2 kotoran kecil/halus
dalam udara
Laring
Fungsi :
3.
Fonasi
Organ pelindung
4.
5.
6.
7.
8.
Trakea
Bronkus
Bronkiolus
Bronkiolus reguler
Bronkiolus terminalis
BAGIAN RESPIRASI
Tempat yang berhubungan dengan proses
pertukaran gas antara udara dan darah
1.
Bronkiolus respiratorius
2.
Ductus alveolaris
3.
Saccus alveolaris
4.
Alveoli (pertukaran gas antara darah dan
udara)
INSPIRASI
Kontraksi diafragma dan otot2 inspirasi lain
Rongga thorax membesar dalam 3 arah
(anteroposterior, transversal, vertikal)
Tekanan intrapleura dan intrapulmonal menurun di
bawah tekanan atmosfer
Udara masuk
EKSPIRASI
Relaksasi diafragma dan peran otot2 ekspirasi lain
Rongga thorax mengecil
Tekanan intrapleura dan intrapulmonal meningkat di
atas tekanan atmosfer
Udara keluar dari pulmo
OTOT2 PERNAFASAN
INSPIRASI NORMAL
Diafragma
M.intercostalis externus
M.intercostalis internus yang anterior
INSPIRASI DALAM
M.sternocleidomastoideus
M.pectoralis minor
M.levator costa
M.seratus posterior superior
Ke 3mm.scaleni
STABILISASI INSPIRASI
M.quadratus lumborum : stabilisasi costa terbawah
terhadap tarikan diafragma
M.scalenus : stabilisasi 2 costa teratas terhadap
tarikan m.intercostalis externus
M.erector spinae semen cervical dan torakal :
stabilisasi kepala dan leher terhadap tarikan
m.scalenus dan m.sternocleidomastoideus
EKSPIRASI DALAM
M.intercostal internus yang lateral dan
posterior
M.transversus abdominis
M.rectus abdominis
M.obliquus abdominis internus et externus
M.tranversus torakalis
M.seratus posterior inferior
STABILISASI EKSPIRASI
M.erector spinae :stabilisasi columna
vertebralis dan pelvis terhadap tarikan otot
perut
VOLUME PARU
Volume tidal
volume udara yang keluar masuk paru2 saat ventilasi
normal
N (L=500mL) dan (P=300mL)
Volume cadangan inspirasi
udara yang masuk saat inspirasi maximum
N (L=3100mL) dan (P=1900mL)
Volume cadangan ekspirasi
udara yang dapat dikeluarkan dengan kuat pada akhir
expirasi abnormal
N (L=1200mL) dan (P=800mL)
volume residu
udara sisa dalam paru2 setelah melakukan
expirasi kuat
N (L=1200mL) dan (P=1000mL)
KAPASITAS PARU2
DIFUSI CO2
Saluran pernafasan
Saluran pencernaan
BRONKITIS
1.
2.
-
DEFINISI
Peradangan satu atau lebih pada bronkus
dapat bersifat akut dan kronik
ETIOLOGI
Rokok
Polutan
Kerentanan genetik
Infeksi
Asam kuat, klorin, hidrogen sulfida
EPIDEMIOLOGI
20-25% pada laki2 usia 40-65th
5-15% pada perokok
16,2jt orang di Amerika Serikat
4.
KLASIFIKASI
Bronkitis akut (infeksi, alergi, polutan)
Bronkitis kronik (penyakit jantung menahun,
infeksi dinus paranasalis dan rongga mulut,
bronkiektasis, mengisap rokok yang banyak)
3.
5.
PATOGENESIS
Etiologi
Adaptasi untuk membersihkan
Hipersekresi kelenjar mukosa
Hipertrofi kelenjar mukosa
Hipertrofi sel T CD8+, makrofag, neutrofil
peradangan
6.
o
o
o
o
o
o
GAMBARAN KLINIS
Batuk berdahak
Pembentukan sputum
Demam
Sesak nafas saat OR
Lelah
Wajah, telapak tangan/selaput lendir
kemerahan
7.
-
PX PENUNJANG
Bronkoskopi
Biopsi
Rontgen dada
Px sputum
Gasa darah arteri
Ronki paru
8.
9.
-
KOMPLIKASI
Infeksi berulang
Gagal nafas
Emfisema
Cor pulmonal
PENATALAKSANAAN
Hentikan merokok
Hindari polutan dan alergi
10.
-
Infeksi antibiotik
Demam antiinflamasi (aspirin, acetaminophen)
Mencairkan dan mengeluarkan sekret
PROGNOSIS
Sembuh sempurna
Penderita penyakit menahun (jantung, paru2), usia
lanjut bronkitis bisa bersifat serius
Bronkitis Akuta
Etiologi
Lantutan Etiologi
Infeksi jamur
Iritasi bhn kimia/gas : yg ikt inspirasi iritasi
bronkus bronkitis akuta (gas beracun,
NO2, SO2, klor)
Asap (asp rokok, pabrik, dapur, polutan)
Alergi (bronkitis alergika)
Epidemiologi
Kekerapan Penyakit :
Patogenesis
Lanjutan Patogenesis
Faktor yg mempermudah :
Lanjutan Patogenesis
Timubulnya keluhan-keluhan
Gambaran Klinik
Batuk-batuk
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan Laboratorium
Normal
Menurun (infeksi virus)
Meninggi (infeksi kuman)
Diagnosis
Mudah dilakukan
Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang
Tentukan !!! (hanya suatu radang / infeksi
(bronkitis akuta)
Pada lainnya (kadang sulit) ;
Diagnosis Banding
Komplikasi
Perjalanan Penyakit
Infeksi saluran nafas
bagian atas (bakterial/virus)
infeksi
BRONKITIS AKUTA
Kelainan paru kronis
Timbul komplikasi
-Penderita anak, bayi orangtua
- pada penyakit berat
Radang primer bronkus
(bakterial/virus)
Dpt diikuti radang pd
Saluran nafas lain
(trakeitis, bronkiolitis)
Pengobatan
Lanjutan Pengobatan
Lanjutan Pengobatan
Pengobatan Simtomatik
Alergi : antihistamin
Bronkospasme : bronkodilator
Batuk produktif : ekspektoransia, mempermudah
pengeluaran sekret bronkus
Batuk hebat dan nonproduktif : antitusif ; Codein :
15-30 mg tiap 3-4 jam
Demam : antipiretik
Psn sukar tidur : obat sedatif, ekstra hati
(kelainan paru kronik)
Memulihkan kondisi umum : Vitamin (roborantia)
Lanjutan Pengobatan
Pencegahan
Prognosis
Bronkitis Kronis
Etiologi
Faktor pekerjaan
Faktor keluarga
Fakor alergi
Faktor umur
Faktoe geografi (penduduk rural/urban)
Epidemiologi
Perubahan Patologi
Patogenesis
Lanjutan Patogenesis
Batuk kronis
Gagal nafas
Patofisiologi
Gambaran klinik
Timbul;
Infeksi saluran
nafas berulang,
Penyakit mjd
kronik progresif
PPOM
(obstruktif)
Faktor yg memperjelek
penyakit ttp ada
Mati
Gagal nafas
Gejala klinik
Keluhan utama:
batuk,
sesak nafas
Brp batuk ringan dipagi hari, mkn lama mkn brt, tmbl
siap+mlm,disertai sputum purulent dan berkurang bila infeksi
hilang/mereda
Keluhan lain
Kelainan fisik
Kelaianan radiologik
Kelainan paru
Kelainan lain :
Komplikasi
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen dada
Pemeriksaan fungsi paru
Pemeriksaan Fisik
Pengobatan
Menghindari merokok
Mengindari inhalasi bahan iritant
Medikamentosa :
Penggunaan sedative/narkotika
Dicegah/dihindari penggunaannya
Bila terpaksadiikuti olh pemberian oksigen
Dilakukan scr hati
Dgn aliran pelan (1 lt/mnt)
Dibrkan bersama dgn ventilator
Prognosis
Hipoksia/hiperkapnia persisten
RVH dan Payah Jantung Kanan
Adanya penurunan proses difusi gas (O2/CO2)
dialveoli
Pengobatan yg plng cpt+tpt serangan bronkitis
akut dr bronkitis kronisdpt memperpanjang
umur.
BRONKIEKTASIS
1.
2.
DEFINISI
suatu penyakit yang ditandai dengan adanya
dilatasi dan distorsi bronkus lokal yang bersifat
patologi, berjalan kronik, persisten dan
ireversibel
EPIDEMIOLOGI
1,3% di negara barat dan terjadi penurunan
dengan ditekannya infeksi paru dan
pengobatan antibiotik
ETIOLOGI
Kongenital
Faktor genetik dan pertumbuhan fetus
3.
a.
-
Didapat
b.
-
4.
a.
b.
c.
5.
-
KLASIFIKASI
Bronkiektasis sakular (klasik) dilatasi berupa
rongga bulat seperti cavitas
Bronkiektasis silindris
Bronkiektasis varicose
TEMPAT PREDILEKSI
Lobus tengah paru kanan
Bag lingula superior paru kiri
Segmen basal pada lobus bawah kedua paru
6.
PATOGENESIS
Obstruksi
Mekanisme pembersihan normal terhambat
Infeksi
Kerusakan dinding bronkus
Perlemahan dan dilatasi
7.
-
GAMBARAN KLINIS
Batuk produktif (mirip bronkitis kronik)
Hemoptisis
Dipsnea
Demam berulang
Sianosis
Ronki basah
8.
-
PX PENUNJANG
Lab darah (berat terdapat polisitemia)
Foto thorax (honeycomb appearance)
CT-scan
Biakan sputum
9.
10.
-
DIAGNOSIS BANDING
Bronkitis kronik
TB paru
Abses paru
Penyakit paru penyebab hemoptisis
KOMPLIKASI
Bronkitis kronik
Pleuritis
Efusi pleura
Sinusitis
Gagal nafas
11.
-
PENATALAKSANAAN
Fisioterapi untuk postural drainase
Infeksi antibiotik
mukolitik
LANJUTZZZZZZ
Infeksi
Mekanisme pembersihan terhambat
Obstruksi sal nafas
bronkiektasis
INFLAMASI
INFEKSI
ALERGEN
KERUSAKAN JARINGAN
TRAUMA
AUTOIMUN
MEKANISME DEMAM
Mikroorganisme (penguraian proteinnya sbg pirogen
eksogen)
Merangsang makrofag dan leukosit untuk memfagosit
Makrofag melepas IL-1 dan TNF alfa (sbg pirogen
endogen)
Pengeluaran prostaglandin
RONKI