Anda di halaman 1dari 56

SIKLUS JANTUNG

Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan


jantung dan awal dari denyutan selanjutnya. Setiap siklus dimulai
oleh pembentukan potensial aksi yang spontan di nodus sinus.
Siklus jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol adalah
periode kontraksi dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan
dari jantung. Diastol adalah periode relaksasi dari ventrikel,
dimana terjadi pengisian darah.
Diastol dapat dibagi menjadi dua proses yaitu relaksasi
isovolumetrik dan ventricular filling. Pada relaksasi isovolumetrik
terjadi ventrikel yang mulai relaksasi, katup semilunar dan katup
atrioventrikularis tertutup dan volume ventrikel tetap tidak
berubah. Pada ventricular filling dimana tekanan dari atrium lebih
tinggi dari tekanan di ventrikel, katup mitral dan katup trikuspid
akan terbuka sehingga ventrikel akan terisi 80% dan akan
mencapai 100 % jika atrium berkontraksi. Volume total yang
masuk ke dalam diastol disebut End Diastolic Volume .
Sistolik dapat dibagi menjadi dua proses yaitu kontraksi
isovolumetrik dan ejeksi ventrikel. Pada kontraksi isovolumetrik,
kontraksi sudah dimulai tetapi katup katup tetap tertutup.
Tekanan juga telah dihasilkan tetapi tidak dijumpai adanya
pemendekan dari otot. Pada ejeksi ventrikel , tekanan dalam
ventrikel lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan pada aorta dan
pulmoner sehingga katup aorta dan katup pulmoner terbuka dan
akhirnya darah akan dipompa ke seluruh tubuh. Pada saat ini
terjadi pemendekan dari otot. Sisa darah yang terdapat di ventrikel
disebut End Systolic Volume.
1

Siklus Jantung diringkas ada 7 fase :


1. Relaksasi isovolumetrik ventrikel
2. Pengisian cepat ventrikel
3. Pengisian lambat ventrikel
4. Systole atrium
5. Kontraksi isovolumetrik ventrikel
6. Ejeksi cepat
7. Ejeksi lambat
Proses mekanisme siklus jantung ( Cardiac Cycle )
a) Jantung Secara bergantian berkontraksi untuk pengosongan
dan melemas utuk pengisian dirinya.
Siklus jantung terdiri dari sistol ( kontraksi dan pengosongan )
dan diastol ( Relaksasi dan Pengisian ) yang bergantian. Kontraksi
terjadi karena penyebaran ekistasi ke seluruh jantung, sementara
relaksasi mengikuti repolarisasi otot jantung, Atrium dan pentrikel
melakukan siklus sistol dan diastol secara terpisah. Kecuali jika
disebutkan kata sistol dan diastol merujuk kepada yang terjadi di
ventrikel.
1. Middiastole ventrikel
Selama sebagaian besar diastol ventrikel atrium juga masih berada
dalam diastol. Tahap ini berkorespondensi dengan interval Tp pada
EKG interval setelah repolarisasi ventrikel dan sebelum
depolarisasi atrium berikutnya. Karena darah dari sistem vena terus
mengalir kedalam atrium maka tekanan atrium sedikit melebihi
tekanan ventrikel meskipun kedua rongga ini berada dalam
keadaan relaksasi . Karena perbedaan tekanan maka katup Av
terbuka dan darah langsung mengalir keatrium kedalam ventrikel
pada sepanjang diastol ventrikel.
2. Menjelang akhir diastol ventrikel
Menjelang akhir diatol ventrikel, Nodus SA mencapai batas
ambang dan melepaskan muatan. Impuls menyebar keseluruh
2

Atrium yang tampak di EKG sebagai gelombang P. Depolarisasi


atrium menyebabkan kontrksi atrium dan meningkatkan kurva
tekanan atrium dan memeras lebih banyak darah kedalam
ventrikeln yang terjadi secara bersamaan dengan peningkatan
tekanan atrium yang disebabkan oleh tambahan volume darah yang
dimasukkan ke ventrikel oleh kontraksi atrium.
3. Akhir diastol ventrikel
Diastol vetnrikel berakhir pada awitan kontraksi ventrikel. Pada
saat ini kontraksi atrium dan pengisian ventrikel telah tuntas.
Volume darah pada akhir diastol disebut volume diastol akhir
( VDA ). Rata-rata sekitar 135ml.
4. Kontraksi ventrikel isovolumetrik
Setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium dan katup AV
tertutup, maka untuk membuka aorta maka tekanan ventrikel harus
meningkat samapai melebihi tekanan aorta. Oleh karena itu setelah
katup AV tertutup dan sebelum katup aorta terbuka maka terdapat
periode singkat karena ventrikel menjadi ruang tertutup. Karena
semua ruang tertutup maka tidak ada darah yang masuk ataupun
keluar dari ventrikel selama waktu itu. Periode ini dianamakan
sebagai Kontraksiventrikal isovolumetrik .
5. Ejeksi Ventrikel
Ketika tekanan vetrikel melebihi aorta maka katup aorta terbuka
dan dimulailah ejeksi atau penyemprotan darah. Jumlah darah.
Jumlah darah yang dipompa keluar dari masing masing ventrikel
pada setiap kontraksi disebut Isi Sekuncup (IS).Kurva Tekanan
aorta meningkat sewaktu darah dipaksa masuk kedalam aorta dari
ventrikel lebih cepat daripada daarah yang mengalir kedalam
pembuluh-pembuluh yang disebut hilir.
6. Akhitr sistol vetrikal
Ventrikal tidsk mengosngkan isinya secara sempurna selama masa
injeksi. Dalam keadaan normal hanya separuh dari darah didalam
ventrikel pada akhir diastol yang dipompa keluar selama sistol
3

berikutnya.
b) Kedua bunyi Jantung berkaitan dengan penutupan katup.
Selama Siklus Jantung secara normal dapat didengar dua bunyi
jantung utama dalam steteskop. Bunyi jantung utama bernada
rendah, lembut dan relatif lama sering disebut bunyi lub Bunyi
jantung kedua memiliki nada lebih tinggi serta lebih singkat dan
tajam seperti dikatakan sering berbunyi Dup. Bunyi disebabkan
getaran yang terbentuk dalam dinding vetrikel dan arteri besar
swaktu katup menutup dan bukan oleh katub itu sendiri.

pengisian

Dimulai
pada akhir
diastole

Kontraksi
isovolumetrik

ejeksi

Relaksasi
isovolumetrik

-Tekanan di
-Tekanan
ventrikel melebihi Dimulai pada ventrikel menurun
tekanan atria,
saat tekanan dengan cepat,
katup mitral dan ventrikel
tekanan arteri besar
trikuspidal
menyebabkan meningkat
tertutup
terbukanya
sehingga katup
suara jantung 1
katup aorta danaorta dan pulmonal
(S1)
pulmonal
menutup suara
jantung 2 (S2)

Tekanan
pada atria
lebih tinggi
-Penekanan
-Terdiri
dari pada
-Volume
tekanan
katup mitral dan dari fase ejeksi
ventrikel,
trikuspidal secara cepat dan
ventrikel tidak
katup mitral tiba-tiba kearah
berubah walaupun
4

dan
trikuspidal
terbuka,
katup aorta
dan
pulmonal
tertutup

atrium

lambat

gelombang c

otot ventrikel
relaksasi (relaksasi
isovolumetrik)

Jumlah darah
-Volume yang dipompa
-Fase ini
ventrikel tidak
selama fase ini berakhir bila
berubah walaupun 70 ml (stroke tekanan dalam
tekanan meningkat volume)
ventrikel lebih
(isovolumetrik)
rendah dari
Terjadi
tekanan atrium
pengisian
-Akhir
Depolarisasi
cepat,
dari fase ini
disusul oleh ventrikel
terjadi
kompleks ORS
pengisian
repolarisasi
pada EKG
lambat
ventrikel
(diastasis)
pada
gelombang T
ventrikel
pada EKG

Aktifitas
nodus SA
dimulai pada
pengisian
lambat yang
disebarkan
pada otot
atria,
gelombang
5

P pada EKG

Cardiac Output. Merupakan volume darah yang dipompa oleh


setiap ventrikel per menitnya. CO dari setiap ventrikel secara
normal sama, walaupun terdapat sedikit variasi. Penentu utama CO
adalah detak jantung dan stroke volume (= Volume darah yang
dikeluarkan masing-masing ventrikel). Jika dalam keadaan
istirahat, detak jantung = 70 x/menit dan SV = 70 ml/detak, maka:
Cardiac Output= Detak jantung x SV. Dalam keadaan istirahat,
curah jantung (cardiac output) dapat mencapai 5 L per menit. Saat
berolahraga, curah jantung yang dihasilkan dapat mencapai sekitar
20-25 L per menit. Selisih antara curah jantung saat istirahat
dengan curah jantung maksimal disebut cardiac reserve.
Keseimbangan Kerja
Siklus jantung menghasilkan cardiac output, yang merupakan
jumlah darah yang dipompakan jantung dalam 1 menit. Diukur
dengan mengalikan HR (Heart Rate) x Volume sekuncup (stroke
volume). Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dihasilkan
setiap kontraksi ventrikel.
Cardiac output normalnya berkisar antara 4-8 L/menit, bergantung
pada ukuran tubuh. Jantung memompa darah hanya sebanyak yang
dibutuhkan tubuh.
Tiga faktor yang mempengaruhi volume sekuncup (Stroke
Volume):
1) Preload,
2) afterload, dan
3) kontraktilitas miokardium.
Keseimbangan dari tiga faktor ini dapat mengoptimalkan produksi
6

cardiac output.
Preload: merupakan tarikan (renggangan) serabut-serabut otot
pada ventrikel yang disebabkan oleh tekanan dan jumlah darah
yang berada ventrikel kiri pada akhir diastol.
Afterload: jumlah tekanan yang harus dikerjakan oleh ventrikel
kiri untuk mendorong darah masuk kedalam sirkulasi. Semakin
besar resistansi pembuluh darah, semakin besar kerja jantung untuk
mendorong darah.
Kontraktilitas: kemampuan otot jantung untuk berkontraksi setelah
depolarisasi. Kemampuan ini bergantung kepada sebanyak apakah
serabut otot merenggang pada akhir diastol. Jika serabut otot teralu
merenggang (overstretch) akan merubah kemampuan kontraksi dan
jumlah darah yang dipompakan keluar ventrikel. Untuk memahami
konsep ini dengan baik, bayangkan karet gelang yang dijepretkan
(ditembakan) melewati ruangan. Bila tidak ditarik cukup kuat karet
tidak akan melesat jauh. Sebaliknya bila terlalu kuat karet akan
melesat terlalu cepat dan tidak terkontrol jaraknya. Dan jika ditarik
dengan kadar yang cukup maka karet bisa diarahkan sesuai jarak
yang diinginkan.

Faktor yang mempengaruhi CO :


Heart Rate (detak Jantung). Dalam keadaan normal nodus
SA merupakan pacemaker jantung dan mengatur HR. Karena
nodus SA ini dipersarafi oleh Saraf otonom (simpatis dan
parasimpatis) maka secara tidak langsung HR juga dipengaruhi
oleh saraf otonom.
Stroke Volume. Diatur oleh dua faktor , yaitu intrinsik (aliran
vena) dan ekstrinsik (stimulasi simpatik). Factor intrinsic diatur
oleh mekanisme hukum Franks Starling pada jantung. Semakin
7

banyak aliran vena yang masuk ke dalam jantung semakin besar


pula volume diastole akhir dan jantung menjadi semaikn tertarik
dan melebar. Karena keadaan otot jantung yang semakin panjang
sebelum kontraksi ini, maka semakin kuat pula kontraksinya.
Heart rate yang normal pada orang dewasa yang tidak sedang
bekerja adalah 60-100 x per menit. Respiration rate sekitar 12-20
kali permenit. Dan tekanan darah yang normal pada sitolik 120139mmHg dan diastolic 80-89 mmHg.
Homeostasis dan Hemodinamik
Homeostasis
Homeostasis
merupakan suatu
keadaan
tubuh
untuk
mempertahankan keseimbangan dalam mempertahankan kondisi
yang dialaminya. Proses homeostasis ini dapat terjadi apabila
tubuh mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah
akan melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi
yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa homeostasis
adalah suatu proses perubahan yang terus-menerus untuk
memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan
sekitarnya.
Homeostasis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat
dikendalikan oleh suatu sistem endokrin dan syaraf otonom. Secara
alamiah proses homeostasis dapat terjadi dalam tubuh manusia.
Dlm mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostasis ini
dapat melalui 4 cara yaitu :
1. Self regulation.
8

Sistem ini dapat terjadi secara otomatis pada orang yang sehat
seperti dalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
2. kompensasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan dalam
tubuh. Sebagai contoh, apabila secara tiba-tiba lingkungan menjadi
dingin, maka pembuluh darah perifer akan mengalami konstriksi
dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk
meningkatkan kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat
menghasilkan panas sehingga suhu tetap stabil, pelebaran pupil
untuk meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi ancaman
terhadap tubuh, peningkatan keringat untuk mengontrol kenaikan
suhu badan.
3. umpan balik negatif
Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam
keadaan abnormal tubuh secara otomatis akan melakukan
mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpangan
yang terjadi.
Umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis.
Sebagai contoh apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi
proses peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan
oksigen yang cukup ke sel tubuh.
4.Homeostasis psikologis berfokus pada keseimbangan
emosional dan kesejahteraan mental. Proses ini didapat dari
pengalaman hidup dan interaksi dengan orang lain serta
dipengaruhi oleh norma dan kultur masyarakat. Contoh
homeostasis psikologis adalah mekanisme pertahanan diri seperti
menangis, tertawa, berteriak, memukul.

Hemodinamik
MONITORING HEMODINAMIK
Hemodinamik adalah aliran darah dalam system peredaran tubuh
kita baik melalui sirkulasi magna (sirkulasi besar) maupun
sirkulasi parva ( sirkulasi dalam paru-paru). Hemodinamik
monitoring adalah pemantauan dari hemodinamik
status.Pentingnya pemantauan terus menerus terhadap status
hemodinamik, respirasi, dan tanda-tanda vital lain akan
menjamin early detection bisa dilaksanakan dengan baik sehingga
dapat mecegah pasien jatuh kepada kondisi lebih parah.
Hemidinamik status adalah indeks dari tekanan dan kecepatan
aliran darah dalam paru dan sirkulasi sistemik.
Pasien dengan gagal jantung, overload cairan, shock, hipertensi
pulmonal dan banyak kasus lain adalah pasien dengan masalah
perubahan status hemodinamik.
Dalam hal ini, Kritikal Care Nurse bukan hanya dituntut mampu
mengoperasikan alat pemantauan hemodinamik saja melainkan
harus mampu menginterpretasikan hasilnya.
Faktor penentu hemodinamik adalah:
1.
Pre load : menggambarkan tekanan saat pengisian atrium
kanan selama diastolic digambarkan melalui Central Venous
Pressure (CVP). Sedangkan pre l oad ventricle kiri digambarkan
melalui Pulmonary Arterial Pressure (PAP).
2.
Contractility : menggambarkan kekuatan otot jantung untuk
memompakan darah ke seluruh tubuh.
3.
After load : menggambarkan kekuatan/tekanan darah yang
dipompakan oleh jantung.
10

After load dipengaruhi oleh sistemik vascular resistance dan


pulmonary vascular resistance.
Melalui monitoring beberapa parameter di bawah ini dapat
diketahui bagaimana perfusi sistemikseorang pasien yang
menggambarkan status hemodinamiknya.
1.

BLOOD PRESSURE (TEKANAN DARAH)

Dua macam cara pemantauan tekanan darah yang kita kenal.


Pemantauan darah Non Invasive(cuff pressure) dan Invasive Blood
Pressure(arterial pressure)
1.

a.

Non Invasive Blood Pressure (NIBP)

Teknik pengukuran darah dengan menggunakan cuff atau manset,


baik secara manual maupun menggunakan mesin sebagaimana
bedsidemonitor yang ada di unit pelayanan Intensif. Ukuran
manset harus disesuaikan dengan besarnya lengan pasien, karena
ketidak sesuaian ukuran manset akan mengurangi validitas hasil
pengukuran.
Data status hemodinamik yang bisa didapatkan adalah tekanan
sistolik, tekanan diastolic, dan tekanan rata-rata arteri (Mean
Arterial Pressure=MAP)
Sistolik pressure adalah tekanan darah maksimal dari ventrikel kiri
saat systole.
Diastolic pressure adalah gambaran dari elastisitas pembuluh darah
dan kecepatan darah saat dipompakan dalam arteri.

11

MAP adalah tekanan rata-rata arteri, menggambarkan perfusi ratarata dari peredaran darah sistemik.
HEMODINAMIK PRESSURE VALUE
VALU
E

ABBREVIATIO
N

DEFINITIO
N

Mean
Arteria
l
Pressur
e

MAP

Cardia
c out
put

CO

Stroke
Volum
e

SV

Central
Venous

CVP

Tekanan
rata-rata
yang
dihasilkan
oleh tekanan
darah arteri
disaat akhir
cardiac
cycle
Banyaknya
darah yang
dipompakan
oleh
ventrikel
dalam satu
menit.
Banyaknya
darah yang
dipompakan
oleh
ventrikel di
setiap kali
denyutan
Tekanan
yang
12

NORMA
L
RANGE
70-90
mmHg

FORMUL
A

5-6
L/min(at
rest)

HRXStrok
e volume

60-130ml

COHR
X 1000

6-12 cm
H2O4-15

Hasil
pengukura

2D + 1S3

pressur
e

dihasilkan
oleh volume
darah di
dalam
jantung
sebelah
kanan

mmHg

Sangat penting bagi kita untuk mempertahankan MAP diatas 60


mmHg, untuk menjamin perfusi otak, perfusi arteria coronaria, dan
perfusi ginjal tetap terjaga.
1.

b.

Invasive Blood Pressure (IBP)

Pengukuran tekanan darah secara invasive dapat dilakukan dengan


melakukan insersi kanule ke dalam arteri yang dihubungkan
dengan tranduser. Tranduser ini akan merubah tekanan hidrostatik
menjadi sinyal elektrik dan menghasilkan tekanan sistolik,
diastolic, maupun MAP pada layar monitor.
Setiap perubahan dari ketiga parameter diatas, kapanpun,dan
berapapun maka akan selalu muncul dilayar monitor.
Ketika terjadi vasokonstriksi berat, dimana stroke volume sangat
lemah, maka pengukuran dengan cuff tidak akurat lagi. Maka
disinilah penggunaan IBP sangat diperlukan.
Pada kondisi normal, IBP lebih tinggi 2-8 mmHg dari NIBP
Pada kondisi sakit kritis bisa 10-30 mmHg lebih tinggi dari NIBP.

13

2.

CENTRAL VENOUS PRESSURE (CVP)

Merupakan pengukuran langsung dari atrium kanan. Central


venous pressure mencerminkan preload ventrikel kanan dan
kapasitas vena,sehingga dapat diketahui volume pembuluh darah
atau cairan dan efektifitas jantung sebagai pompa. CVP adalah
pengukuran tekanan di vena cava superior atau atrium kanan.
1.
1.

Indikasi Monitoring
Gangguan volume sirkulasi darah, tetapi fungsi
kardio pulmoner relative normal.
2.
Therapi cairan pada paska perdarahan, bedah
trauma, sepsis, kondisi emergency dengan kekurangan
cairan dan komponen darah.
2.
Pengukuran
1.
Apabila menggunakan Pressure tranduser, maka
dalam satuan millimeter of mercury (mmHg)
2.
Apabila menggunakan Water manometer, maka
dalam satuan centimeter air (cmH2O)
Untuk merubah dari mmHg cm H2O adalah
mmHg X 1,36 = ..cmH2O
Sebaliknya untuk merubah dari cmH2O mmHg adalah
cmH2O 1,36 = mmHg
pasien dengan nilai CVP rendah, artinya Hipovolemik
pasien dengan CVP tinggi artinya overload cairan.
3.

Komplikasi
14

Hematothorax
Pneumothorax
Nerve injury
Arterial puncture
Thorxic duct perforation
Infeksi local/sistemik
Thrombosis
Emboli udara

Prinsip Hemodinamika
Ada 3 prinsip fungsi sirkulasi:
1. Kecepatan aliran darah ke setiap jaringan tubuh hampir selalu
diatur sesuai dengan kebutuhan jaringan.
2.
Curah jantung terutama dikendalikan oleh penjumlahan
seluruh aliran darah setempat.
3.
Pada umumnya, tekanan arteri dikendalikan secara mandiri
baik dengan pengaturan aliran darah setempat atau pengaturan
curah jantung.
Pada dasarnya, hemodinamik diatur oleh 3 komponen penting
a.
Aliran darah
Aliran darah adalah jumlah darah yang melalui suatu titik tertentu
di dalam sirkulasi dalam suatu periode. Pada orang dewasa dalam
keadaan istirahat biasanya berjumlah 5 liter/menit.
Aliran darah yang melalui pembuluh ditentukan oleh 2 faktor:
Perbedaan tekanan darah di antara kedua ujung pembuluh
(gradient tekanan) di sepanjang pembuluh darah, yaitu daya yang
mendorong darah melalui pembuluh.
Tahanan bagi aliran darah yang melalui pembuluh
(resistensi)
15

Dengan demikian, dapat dirumuskan berdasarkan hukum ohm:


F = P/R
F=P/R

F: aliran darah
P: gradient tekanan
R: resistensi
Jenis aliran darah:
Aliran darah turbulen bila darah mengalir melintang di
pembuluh membentuk pusaran.
Aliran darah laminar bila darah mengalir dengan
kecepatan tetap melalui suatu pembuluh yang panjang dan licin.
b.
Tekanan darah
Tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap
setiap satuan luas dinding pembuluh. Biasanya diukur dengan
manometer air raksa dengan satuan mmHg.
c.
Resistensi aliran darah
Resistensi adalah hambatan aliran terhadap aliran darah melalui
suatu pembuluh yang ditimbulkan oleh gesekan antara cairan yang
mengalir dan dinding pembuluh yang stasioner.
Resistensi ditentukan oleh beberapa factor:
Viskositas (kekentalan) darah
Timbul antara molekul suatu cairan yang saling bergesekan.
Semakin besar viskositas maka semakin besar pula resistensi
darah. Viskositas ditentukan oleh konsentrasi protein plasma dan
16

jumlah sel darah merah yang beredar.


Luas permukaan pembuluh
Karena darah menggesek lapisan pembuluh darah mengalir,
semakin besar luas permukaan yang berkontak dengan darah maka
semakin besar pula resistensi terhadap aliran darah. Ditentukan
oleh panjang (l) dan jari-jari pembuluh (r). Darah akan lebih deras
mengalir pada pembuluh besar daripada pembuluh yang lebih kecil
karena darah lebih banyak berkontak dengan dinding pembuluh
kecil sehingga resistensinya lebih besar. Resistensi berbanding
terbalik dengan jari-jari pangkat empat.

R ~ 1/r4

SIRKULASI JANTUNG
Sistem sirkulasi di dalam tubuh terdiri dari :
A. Sistem sirkulasi darah yang pada dasarnya terdiri dari ;
1. Sirkulasi sistemik , yaitu dari jantungkiri ke seluruh tubuh
kembali ke jantung kanan
2. Sirkulasi pulmonal (paru-paru), yaitu dari jantung ke paru
kembali ke jantung.
3. Sirkulasi koroner, yaitu dari jantung kanan untuk otot jantung
kiri sendiri.
Darah berjalan melalui sistim sirkulasi ke dan dari jantung melalui
2 lengkung vaskuler (pembuluh darah) yang terpisah. Sirkulasi
17

paru terdiri atas lengkung tertutup pembuluh darah yang


mengangkut darah antara jantung dan paru.Sirkulasi
sistemik terdiri atas pembuluh darah yang mengangkut darah
antara jantung dan sistim organ.
Walaupun secara anatomis jantung adalah satu organ, sisi kanan
dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa yang terpisah.
Jantung terbagi atas separuh kanan dan kiri serta memiliki empat
ruang, bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik
bagian atas disebut dengan atrium yang menerima darah yang
kembali ke jantung dan memindahkannya ke bilik bawah,
yaitu ventrikel yang berfungsi memompa darah dari jantung.
Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke
atrium disebut dengan vena, dan pembuluh yang mengangkut
darah menjauhi ventrikel dan menuju ke jaringan disebut
dengan arteri. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septumatau
sekat, yaitu suatu partisi otot kontinu yang mencegah percampuran
darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena
separuh jantung janan menerima dan memompa darah beroksigen
rendah sedangkan sisi jantung sebelah kiri memompa darah
beroksigen tinggi.
1. Sirkulasi sistemik (Sistem peredaran darah besar)
Dalam sirkulasi sistemik, yang melayani tubuh
kecuali paru-paru, darah beroksigen dari paru-paru
kembali ke jantung dari dua pasang urat paru,
sepasang dari setiap paru-paru. Memasuki atrium
kiri, yang kontrak ketika terisi, mengirimkan darah
ke dalam ventrikel kiri (persentase besar darah juga
masuk ventrikel secara pasif, tanpa kontraksi
atrium). Kontraksi ventrikel kuat pasukan darah di
bawah tekanan besar ke arkus aorta dan masuk ke
18

aorta. Arteri koroner berasal dari akar aorta dan


memelihara otot jantung itu sendiri. Tiga arteri
utama berasal dari arkus aorta, memasok darah ke
leher, kepala, dan lengan. Arteri besar lainnya yang
berasal dari aorta adalah arteri ginjal, yang
memasok ginjal, sumbu celiac dan arteri
mesenterika superior dan inferior, yang memasok
usus, limpa, dan hati, dan arteri iliaka, yang cabang
ke batang bawah dan menjadi arteri femoral dan
popliteal dari paha dan kaki, masing-masing.
Dinding arteri sebagian terdiri dari jaringan
fibromuskular, yang membantu mengatur tekanan
darah dan aliran. In addition, a system Selain itu,
sistem pirau memungkinkan darah untuk melewati
tempat tidur kapiler dan membantu mengatur suhu
tubuh.
Di ujung jaringan, bertemu kapiler untuk membentuk
venula, yang gilirannya membentuk urat. Inferior vena cava
kembali darah ke jantung dari kaki dan batang, melainkan
diberikan oleh vena iliaka dari kaki, pembuluh darah hati dari hati,
dan ginjal vena dari ginjal. Pembuluh darah subklavia, pengeringan
lengan, dan vena jugularis, menguras kepala dan leher, bergabung
untuk membentuk vena cava superior. The cavae vena dua,
bersama dengan pembuluh koroner, darah rendah oksigen kembali
dan tinggi karbon dioksida ke atrium kanan jantung.
Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris. Darah
di atrium kiri mengalir ke dalam ventrikel kiri melalui katup
atrioventrikel (AV), yang terletak di sambungan atrium dan
ventrikel (katup mitralis). Darah dari ventrikel kiri menuju ke
arteri besar berotot yang disebut aorta melalui katup aorta. Darah
19

di aorta diteruskan ke seluruh sirkulasi sistemik melalui arteri,


arteriol dan kapiler yang kemudiaan menyatu kembali untuk
membentuk vena-vena.
Vena-vena dari bagian bawah tubuh mengembalikan darah
ke vena terbesar, vena kava inferior, sedangkan vena dari bagian
atas tubuh mengembalikan darah ke vena kava superior. Kedua
vena bermuara ke atrium kanan.
Semua katup jantung membuka ketika tekanan dalam ruang
jantung atau pembuluh yang berada di atasnya melebihi tekanan di
dalam ruang atau pembuluh yang ada di bawah.
Sirkulasi sistemik mempunyai fungsi khusus sebagai
sumber tekanan yang tinggi dan membawa oksigen ke jaringan
yang membutuhkan. Pada kapiler terjadiPerfusi O2 & nutrisi ke
sell
serta
memfasilitasi
pengeluaran
produk
sisa
metabolisme. Volume darah pada setiap komponen sirkulasi
berbeda-beda. 84% dari volume darah dalam tubuh terdapat pada
sirkulasi sistemik, dimana 64% pada vena, 13% pada arteri dan 7
% pada arteriol dan kapiler.
1.
Mengalirkan darah ke berbagi organ
2.
Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3.
Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4.
Banyak mengalami tahanan
5.
Kolom hidrostatik panjang

20

Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar / Magna


sirkulatoria adalah srikulasi darah dari jantung (ventrikel kiri) ke
seluruh tubuh (kecuali paru-paru).( Jantung - Tubuh - Jantung )

Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh


melalui aorta, kemudian pembuluh darah Aorta bercabang-cabang
menjadi arteri dan arteri bercabang lagii membentuk aeteriol /
arteri yang lebih kecil yang tersebar dan bisa mengakses ke seluruh
sel tubuh kita .

Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung bagian kanan


tepatnya ke serambi kanan)/ ventrikel dexter melalui vena cava
baik Vena cava superior ( tubuh sebelah atas jantung ) maupun
Vena cava inferior

21

Sirkulasi darah antara jantung dan seluruh tubuh berjalan


satu arah.

Darah dari ventrikel kanan dialirkan ke paru-paru kemudian


kembali ke jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh dari ventrikel
kiri melalui aorta.

Aorta akan bercabang-cabang menjadi arteri, arteriola /


pembuluh kapiler.

Selanjutnya dikembalikan ke jantung melalui venula -vena


- vena cava (pembuluh balik).

22

Sirkulasi sistemik

a)

S i r k u l a s i s i s t e mi k a d a l a h s i r k u l a s i d a r a h ya n g
d i mu l a i p a d a s a a t d a r a h dipompa keluar dari ventrikel
kiri melalui aorta ke seluruh tubuh dan kembali keatrium
kanan jantung melalui vena cava superior dan inferior.
b)
Mekanismenya adalah : Aliran darah dari ventrikel kiri
katup aortic - aorta - arteri - arteriola - kapiler - venula - vena
- vena cava inferior dan superior - atrium kanan .
)

Jadi, ciri-ciri sirkulasi Sistemik adalah :


1. Mengalirkan darah ke berbagi organ tubuh
2. Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3. Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4. Banyak mengalami tahanan
5. Kolom hidrostatik panjang
Sistem Peredaran Darah Besar (Sistem Peredaran Darah
Sistemik atau Sirkulasi Sistemik)

23

Sistem Peredaran darah besar adalah peredaran darah dari


jantung ke seluruh tubuh, kecuali ke jantung dan paru-paru, karena
mereka memiliki sistem peredaran darah sendiri. Sirkulasi sistemik
adalah bagian utama dari sistem peredaran darah secara
keseluruhan .
Peredaran darah besar dimulai dari bilik (ventrikel) kiri jantung
menuju ke tubuh bagian atas dan bagian bawah dengan membawa
nutrisi dan oksigen ke seluruh sel-sel jaringan tubuh. Selanjutnya,
darah masuk kembali ke jantung melalui serambi (atrium) kanan,
dengan membawa darah yang kaya akan karbon dioksida dan
sampah hasil metabolisme tubuh.
24

Darah yang kaya oksigen akan memasuki pembuluh darah melalui


arteri utama jantung yang disebut aorta. Pada saat ventrikel kiri
berkontraksi, darah akan mengalir ke aorta, yang kemudian
bercabang-cabang menjadi arteri yang lebih kecil, yang berjalan ke
seluruh tubuh.
Lapisan dalam arteri sangat halus, sehingga darah dapat mengalir
dengan cepat. Sedangkan lapisan luar arteri sangat kuat, yang
memungkinkan darah mengalir dengan tekanan atau kekuatan
penuh. Darah yang kaya akan oksigen selanjutnya memasuki
arteriol, terus ke kapiler, di mana oksigen dan nutrisi akan
dilepaskan. Sampah hasil metabolisme tubuh akan, dikumpulkan
dan selanjutnya darah yang banyak mengandung sampah hasil
metabolisme ini, akan dialirkan ke dalam pembuluh darah vena
untuk selanjutnya dibawa kembali ke jantung, dimana sirkulasi
paru-paru akan melakukan tugasnya dengan melakukan pertukaran
gas dengan melepaskan karbon dioksida untuk ditukar dengan
oksigen, di paru-paru.
Selama sirkulasi sistemik, darah melewati ginjal dan dikenal
sebagaisirkulasi ginjal. Selama fase ini, ginjal akan menyaring
limbah dari darah. Darah juga melewati usus halus selama sirkulasi
sistemik. Fase ini dikenal sebagai sirkulasi portal. Selama fase
ini, darah dari usus halus akan dikumpulkan dalam vena portal,
yang selanjutnya akan melewati hati.(liver), untuk dibersihkan dari
racun-racun yang diserap oleh usus halus. Selanjutnya, darah
kembali ke jantung melalui pembuluh balik (vena). Hati (liver)
juga akan menyaring gula dari darah, untuk disimpan dan
digunakan tubuh jika dibutuhkan
2. Sirkulasi pulmonal ( Sistem peredaran kecil)
25

Sirkulasi pulmonal atau sirkulasi darah pendek adalah


sirkulasi darah antara jantung dan paru-paru.
Paru mendapat darah dari 2 sumber :
1. Arteri Pulmonalis
Berasal dari Ventrikel kanan yg tebalnya 1/3 ventrikel kiri. banyak
mengandung CO2
2. Arteri Bronchialis
Berasal dari Ao
Yang kaya akan O2 untuk menjaga kehidupan jaringan paru
Sirkulasi pulmonal berawal dari darah di atrium kanan
mengalir ke ventrikel kanan melalui katup AV lainnya, katup
semilunaris. Dari vetikel kanan mengalir melalui katup
pulmonaris ke arteri pulmonaris. Arteri pulmonaris bercabangcabang menjadi arteri pulmonaris kiri dan kanan yang masingmasing mengalir ke paru-paru kiri dan kanan. Di paru-paru arteri
pulmonaris becabang-cabang berkali-kali menjadi ateriol
kemudian kapiler. Setiap kapiler memberi perfusi kepada satuan
pernafasan melalui sebuah alveolus. Semua kapiler menyatu
kembali menjadi venula,kemudian vena. Vena-vena menyatu untuk
membentuk vena pulmonaris besar dan darah dikembalikan ke
jantung oleh empat vena pulmonalis. Dan darahnya dituangkan ke
dalam atrium kiri. Darah ini kemdian mengalir masuk ke dalam
venikel kri. Ventrikel ini berkontraksi dan darah di pompa masuk
ke dalam aorta.
Sirkulasi pulmonal atau disebut juga sistem peredaran
darah kecil adalah sirkulasi darah antara jantung dan paru-paru.

26

( Jantung - Paru paru - Jantung lagi)


Detailnya darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan ke
paru-paru melaluiarteri pulmonalis, darah ini banyak
mengandung karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk
dibuang melalui alveolus paru-paru ke atmosfer.

Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru dan


kembali ke jantung (atrium kiri) melalui vena pulmonalis.

Dari pemahaman itu maka


1.
Arteri Pulmonalis adalah satu satunya aretri yang
kaya Carbon dioksida
2.
Vena Pulmonalis adalah satu satunya pembuluh
darah vena / balik yang kaya akan Oksigen
a)

Sirkulasi pulmonal
Sirkulasi pulmonalis adalah sirkulasi darah dari ventrikel
kanan jantung masuk ke paru-paru kemudian kembali ke
atrium kiri.
b)
Mekanismenya adalah : Aliran darah dari ventrikel
kanan katup pulmonalis - arteri pulmonalis - paru- paru vena pulmonalis atrium kiri.Arteri pulmonal mengandung
darah yang tidak teroksigenasi, sedangkan v e n a p u l m o n a l
mengandung darah teroksigenasi. Dalam parup a r u , a r t e r i pulmonalis membagi lagi menjadi arteri yang lebih
kecil, arteriol dan kapiler.
c)
Jadi, ciri-ciri sirkulasi Pulmonal adalah :
1. Hanya mengalirkan darah ke paru.
2. Hanya berfungsi untuk paru-paru.
3. Mempunyai tekanan permulaan yang rendah.
4. Hanya sedikit mengalami tahanan.
5. Kolom hidrostatiknya pendek.
27

Proses Yang Terjadi Antara Kapiler Arteri dan Kapiler Vena


Di Paru-Paru
Tekanan dalam sistem sirkulasi pulmonar adalah rendah.
Tekanan arteri sistolik pulmonar yang normal antara 20 dan 30 mm
Hg, tekanan diastolik kurang dari 12 mm Hg dan tekanan rata-rata
kurang dari 20 mm Hg (daily dan Schroeder, 1994). Dinding
pembuluh darah pulmonar tipis dan berisi lebih sedikit otot halus
karena tekanan dan tahanan yang rendah. Paru-paru menerima
curah jantung total dari ventrikel kanan dan tidak meneruskan
aliran darah dari satu daerah ke daerah lain, kecuali pada kasus
hipoksia alveolar.
Gas pernapasan mengalami pertukaran di alveoli dan
kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru-paru ke darah
dan karbon dioksida ditransfer dari darah ke alveoli untuk
dikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jaringan, oksigen
ditrasfer dari darah ke jaringan, dan karbon dioksida ditrasfer dari
jaringan ke darah untuk kembali ke alveoli dan dikeluarkan.
Transfer ini bergantung pada proses difusi. Jumlakh oksigen yang
larut dalam plasma relatif kecil, yakni hanya sekitar 3%. Sebagian
besar oksigen ditrasportasi oleh hemoglobin. Hemoglobin
berfungsi sebagai pembawa oksigen dan karbon dioksida. Molekul
hemoglobin bercampur dengan oksigen untuk membentuk
oksihemoglobin. Pembentukan oksihemoglobin dengan mudah
berbalik (reversibel), sehingga memungkinkan hemoglobin dan
oksigen berpisah, membuat oksigen menjadi bebas. Sehingga
oksigen ini bisa masuk ke dalam jaringan.
1.
2.

Hanya mengalirkan darah ke paru


Hanya berfungsi untuk paru
28

3.
4.
5.

Mempunyai tekanan permulaan yang rendah


hanya sedikit mengalami tahanan
Kolom hidrostatik pendek

Sistem Peredaran Darah Kecil (Sistem Peredaran Darah


Paru atau Sistem Sirkulasi Pulmonal)

Peredaran darah kecil adalah peredaran darah dari jantung ke


paru-paru dan kembali ke jantung. Peredaran darah kecil dimulai
dari bilik (ventrikel) kanan jantung, mengangkut karbon
dioksida menuju ke paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Itulah
sebabnya darah yang berasal dari paru-paru kanan dan kiri kaya
akan oksigen. Selanjutnya darah kembali ke jantung melalui
serambi (atrium) kiri.
Pembuluh darah vena membawa darah yang kaya akan sampah
hasil metabolisme tubuh kembali ke jantung, memasuki atrium
kanan melalui dua pembuluh darah besar yang disebut vena
cava superior dan inferior.
Atrium kanan akan terisi darah yang kaya akan sampah hasil
metabolisme tubuh kemudian berkontraksi, mendorong darah
29

melalui katup satu arah ke ventrikel kanan. Ventrikel kanan yang


telah terisi, kemudian berkontraksi, mendorong darah ke arteri
yang mengarah ke paru-paru. Dalam kapiler paru-paru, terjadi
pertukaran karbon dioksida dan oksigen.
Darah segar yang kaya oksigen akan masuk ke pembuluh
darah vena pulmonalis kemudian kembali ke jantung, masuk
melalui atrium kiri. Darah yang kaya akan oksigen ini kemudian
melewati katup satu arah ke bilik (ventrikel) kiri, di mana ia
akan keluar dari jantung melalui arteri utama, yang
disebut aorta, dan selanjutnya darah akan mulai perjalanannya
lagi ke seluruh tubuh.
Katup satu arah ini sangat penting untuk mencegah setiap aliran
darah kembali ke belakang. Sistem peredaran darah dapat
disamakan dengan jaringan jalan satu arah. Jika darah mengalir
ke arah yang salah (berlawanan), gas darah (oksigen dan karbon
dioksida) akan bercampur, yang dapat menyebabkan ancaman
serius bagi tubu
3. Sirkulasi koroner
Arteri koronaria kanan dan kiri merupakan cabang petama aorta
asenden, sedikit di belakang katup aorta. Kedua arteri ini
bercabang menjadi arteri kecil dan arteriol serta kapiler. Kapiler
koronaria bersatu membentuk vena koronaria ke sinus koronaria
dan kembali ke atrium kanan.
Fungsi pembuluh darah koronaria adalah memasok darah ke
miokardium karena oksigen sangat penting untuk kontraksi
miokardium secara normal.
30

Vena jantung, mengalirkan darah dari miokardium ke sinus


koroner, yang kemudian bermuara di arium kanan.
Darah mengalir melalui arteri koroner terutama saat otot-otot
jantung berelaksasi karena arteri koroner juga tertekan pada saat
kontraksi berlangsung.
Perdarahan otot jantung berasal dari aorta melalui dua pembuluh
utama,yaitu arteri koroner kanan dan arteri korone kiri.Kedua arteri
ini keluar dari sinus valsava.Arteri korone ini berjalan di belakang
arteri pulmonal sebagai arteri koroner utama(LMCA : left main
coronary artery) sepanjang 1-2 cm.arteri ini bercabang menjadi
arteri sirkumflek (LCX :left sirkumplek kiri) dan arteri desenden
anterior kiri(LAD :left anterior desenden arteri). LCX berjalan
pada sulkus atrioventrikuler mengelilingi permukaan posterior
jantung sedangkan LAD berjalan pada sulkus interventrikuler
sampai ke apex,kedua pembuluh darah ini akan bercabang-cabang
memperdarahi daerah antara kedua sulkus tersebut.
Arteri koroner kanan berjalan kesisi kanan jantung, pada sulkus
atrioventrikuler jantung kanan.Pada dasarnya arteri koroner kanan
memperdarahi atrium kanan,vetrikel kanan dan dinding sebelah
dalam dari ventrikel kiri. Ramus sirkumflek memberi nutrisi pada
atrium kiri dan dinding samping serta bawah dari ventrikel kiri.
Ramus desenden anterior membri nutrisi pada dinding depan
ventrikel kiri yang massif.
Meskipun nodus SA letaknya di atrium kanan tetapi hanya 55 %
kebutuhan nutrisinya dipasok oleh arteri koroner kanan,sedangkan
45 % lainnya dipasok oleh cabang arteri cirkumflek kiri. Nutrisi
untuk nodus AV dan bundle of his dipasok oleh arteri arteri yang
melintasi kruk yakni 90 % dari arteri koroner kanan dan 10 % dari
arteri sirkumflek.
31

Setelah darah mengalir melalui arteri-arteri sirkulasi koroner dan


membawa oksigen dan nutrisi-nutrisi ke otot jantung mengalir
masuk ke vena dimana dikumpulkan CO2 dan zat-zat sampah.

Skema sirkulasi koroner :


Aorta Coronary arteries Arterioles - Ccapilaries Venula
- sinus koronarius - Raigt atrium.
Pembagian arteri koroner
-Arteri koroner kanan (RCA)
-Arteri koroner kiri (LMCA) : LAD, LCX
RCA atrium kanan, 55 % SA node, 90% AV node dan
90% bundle his,RV
- conus branch : superior RV
- Sinus node art. : SA node,atrium kanan dan atrium kiri
- right ventriculer branch : RV wall
- right atrial branch : RA
- acute marginal branch : inferior RV, posterior apical dari
interventrikular septum
- av node branch : av node dan bagian bawah interatrial
septum
- PDA: posterosuperior interventrikular septum.
- left ventrikuler branch : RV posterior
- left atrial branch : LA
LAD ant LV, 2/3 septum intervenrtikuler bagian ant,
apex,right bundle,left ant bundle
- first diagonal branch : hight lateral of LV wall
- second diagonal branch : lower lateral dinding apex
- right ventrikuler branch : menuju conus branch dan
berakhir di apical branch
memperdarahi anterior dan diafragmatik LV wall dan apex .
LCX LV lateral posterior,45 % SA node,10 % av node,
bundle of his dan branch
32

bundle(10 %),Left atrium


- atrial circumflex branch : LA wall
- sa node artery : 45 % sa node
- obtuse marginal branch:memperdarahi dinding posterior
vent kiri.
- Postero lateral branch: dinding posterior v.kiri
Coronary Vena
Setelah darah melewati arteri pada sirkulasi koroner
dimana nutrisi dan oksygen dikirim ke otot jantung
kemudian masuk ke dalam vena,dimana darah banyak
mengandung CO2 dan sisa metabolisme.
Darah yang di oxsygenisasi dialirkan ke sinus vascular besar
pada permukaan posterior dari jantung yang di sebut sinus
coronary yang mana mengosongkan atrium kanan.
Sinus vascular adalah dinding vena yang tipis tidak mempunyai
otot yang halus untuk merubah diameter.Prinsip dari ketiga
vena membawa darah masuk ke sinus coronaries yang
merupakan vena terbesar jantung yang mengalir ke aspek
anterior jantung dan tengah vena jantung mengalirkan aspek
posterior jantung.
Distribusi vena koroner sesungguhnya paralel dengan
distribusi arteri koroner . Sistem vena jantung mempunya 3
bagian yaitu :
1. Vena tebesian merupakan system yang terkecil,
menyalurkan
sebagian
darah
vena
dari miokard langsung ke dalam RA, RV dan LV
daripada
melalui
sinus
coronaries. Darah vena tertuang langsung kedalam
LV
dalam
jumlah
yang
normal.
33

2.
Vena kardiaka anterior mempunyai fungsi yang cukup
berarti, mengosongkan sebagian besar isi vena ventrikel
langsung ke atrium kanan.
3.
Sinus koronarius dan cabang-cabangnya merupakan
system vena yang paling besar dan paling penting,
berfungsi menyalurkan pengembalian darah vena miokard
ke dalam atrium kanan melalui ostium smus koronarius
yang bermuara disamping vena cava inferior.

Sistem Peredaran Darah Jantung (Sistem Sirkulasi darah


Koroner)
Saat sistem sirkulasi sibuk menyediakan oksigen dan makanan
untuk setiap sel tubuh, jangan lupa bahwa jantung, yang bekerja
paling berat dari semua itu, juga membutuhkan makanan. Sirkulasi
koroner mengacu pada pergerakan darah melalui jaringan jantung.

Kerusakan jantung serius dapat terjadi, jika jaringan jantung tidak


menerima pasokan makanan dan oksigen dengan baik. Jaringan
jantung menerima makanan melalui pembuluh kapiler yang
terletak di
dalam jantung.

Sistem Saraf
34

Sistem saraf adalah sistem organ yang terdiri atas sel neuron yang
mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk
atau menghentikan masukan dari indra, mengaktifkan aksi, dan
mempertahankan kelangsungan hidup melalui berbagai mekanisme
sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Sedangkan cabang
dari ilmu kedokteran yang menangani kelainan pada sistem saraf
adalah neurologi.
A.

Sistem saraf tak sadar (otonom)

a) Sistem saraf simpatik


b) Sistem saraf parasimpatik
Kedua saraf tersebut bersifat antagonis. Jika saraf simpatik
menyebabkan kontraksi pada suatu efektor, saraf parasimpatik
menyebabkan relaksasi pada efektor tersebut. Mekanisme kerja
seperti itu bertujuan agar proses-proses di dalam tubuh berjalan
dengan normal. Contoh pengaruh saraf simpatik dan parasimpatik
terhadap efektor
adalah saraf simpatik menyebabkan kecepatan dan volume
kecepatan jantung bertambah, sedangkan saraf parasimpatik
menyebabkan kecepatan volume kecepatan jantung berkurang.
B.

Sistem Saraf Otonom

Sistem otonom ini dibagi menjadi sistem simpatis dan


parasimpatis secara anatomi, fungsional, dan alasan farmakologis
yang luas. Secara anatomis, sistem saraf simpatik memiliki motor
cell station di substansia gresia lateral torakalis dan dua segmen
teratas lumbal dari sumsum tulang belakang. Sistem parasimpatis
berjalan sepanjang saraf kranial III, VII, IX dan X, dan sakral
outflow, dengan cell station di segmen kedua, ketiga kadangkadang segmen keempat sakral.
35

Menurut fungsinya, sistem saraf simpatis berhubungan erat dengan


reaksi stress tubuh. ketika saraf ini dirangsang, terjadi pupil
dilatasi, konstriksi pembuluh darah perifer, penigkatan pemakaian
oksigen dan denyut jantung, dilatasi bronkus, menurunkan
aktivitas viseral dengan menghambat peristaltik dan peningkatan
kekuatan sfingter, proses glikogenolisis dihati, menstimulasi
medula supradrenal dan berkeringat dan piloereksi. saraf simpatik
pelvis menghambat kontraksi vesika urinaria.
Aliran darah koroner meningkat, sebagian disebabkan oleh efek
langsung simpatis dan sebagian disebabkan oleh faktor tidak
langsung yang termasuk kontraksi jantung yang kuat, menurunnya
sistole, diastole relatif meningkat dan peningkatan konsentrasi
metabolit vasodilator.
Sistem saraf simpatis berefek antagonis terhadap sistem simpatis.
perangsangannya menyebabkan konstirksi pupil, penurunan
frekwensi, hantaran dan respon rangsangan otot jantung,
peningkatan peristaltik usus dengan relaksasi spingter . tambahan
pada sistem parasimpatis pelvis menghambat spingter internal
vesika urinaria.
Sistem saraf simpatis mempunyai efek yang luas, menstimulasi
banyak organ yang menimbulkan respon yang bervariasi.
berbanding terbalik dengan aktivitas parasimpatis yang biasanya
tidak menyeluruh dan terlokalisir. perbedaan ini dapat dijelaskan,
setidaknya sebagian, oleh perbedaan secara anatomi yang telah
diterngkan sebelumnya.
Sistem saraf perifer dapat bekerja secara sinergis contohnya reflek
penurunan detak jantung sebagian disebabkan oleh rangsangan
vagal dan sebagian karena penurunan rangsangan simpatis.
beberapa organ mendapat inervasi otonom hanya dari satu sistem
contohnya medulla supradrenal dan arteriol kutan hanya oleh saraf
36

simpatis, sedangkan sekresi lambung neorogenik seluruhnya


dikontrol oleh sistem para simpatis melalui saraf vagus.
C.

Obat yang bekerja pada saraf parasimpatis

Sistem saraf parasimpatis adalah bagian saraf otonom yang


berpusat dibatang otak dan bagian kelangkang sum-sum belakang
yang mempunyai dua reseptor terhadap reseptor muskarinik dan
reseptor nikotik.
Obat-obat yang yang termasuk kelompok obat sitem parasimpatik
* Asetilkolin (Ach)
* Fisostigmin(Eseri,Anticholium)
* Neostigmin(Prostigmin)
* Piridostigmin (Mestinon)
* Distigminbromida (ubretid)
Saraf otonom
1.
Saraf simpatis bila dipicu akan memudahkan
pemasukan Ca2+ dan Na+ dan impuls yang dihasilakn
nodus SA menjadi lebih cepat dan membuat detak cepat
2.
Saraf parasimpatis bila dipicu akan memudahkan
pengeluaran K+ dan impuls yang dihasilkan nodus SA
jadi lebih lambat membuat detak jantung melambat.
SUSUNAN SARAF OTONOM PADA JANTUNG
Jantung dipersarafi oleh 2 divisi sistem saraf otonom, yang dapat
memodifikasi kecepatan (serta kekuatan) kontraksi. Saraf
parasimpatis ke jantung, yaitu saraf vagus, terutama mempersarafi
atrium, terutama nodus SA dan AV. Persarafan parasimpatis ke
37

ventrikel tidak signifikan. Saraf-saraf simpatis jantung juga


mempersarafi atrium, termasuk nodis SA dan AV, serta banyak
mempersarafi ventrikel.
Stimulasi parasimpatis dan simpatis menimbulkan efek-efek
berikut pada jantung.
Efek Stimulasi Parasimpatis Pada Jantung
Pengaruh sistem saraf parasimpatis pada nodus SA adalah untuk
menurunkan kecepatan denyut jantung. Asetilkolin yang
dikeluarkan akibat peningkatan aktivitas parasimpatis
menyebabkan peningkatan permeabilitas nodus SA terhadap
K+ dengan memperlambat penutupan saluran K+. Akibatnya,
kecepatan pembentukan potensial aksi spontan melambat melalui
efek ganda sebagai berikut :
-Peningkatan permeabilitas K+ menyebabkan hiperpolarisasi
membran nodus SA karena lebih banyak ion kalium yang keluar
daripada normal, sehingga bagian dalam semakin lebih negatif.
-Peningkatan permeabilitas K+ yang diinduksi oleh stimulasi
vagus juga melawan penurunan otomatis permeabilitas K+ . Efek
melawan ini menurunkan kecepatan depolarisasi spontan. Dengan
demikian, nodus SA lebih jarang mencapai ambang dan lebih
sedikit menghasilkan potensial aksi. Hal ini menurunkan
kecepatan denyut jantung.
-Pengaruh parasimpatis pada nodus AV menurunkan eksitabilitas
nodus tersebut.Stimulasi parasimpatis pada sel-sel kontraktil
atrium mempersingkat potensial aksi, suatu efek yang dianggap
disebabkan oleh penurunan kecepatan arus masuk yang dibawah
oleh Ca++; yaitu, fase datar berkurang. Akibatnya, kontraksi
atrium melemah. Sistem parasimpatis tidak mempengaruhi
kontraksi ventrikel karena tidak adanya persarafan parasimpatis ke
ventrikel. Dengan demikian, jantung bekerja secara lebih santai
dibawah pengaruh parasimpatis akibatnya jantung berdenyut lebih
lambat serta waktu atara kontraksi atrium dan ventrikel
memanjang, dan kontraksi atrium melemah. Efek-efek ini sesuai
dengan kenyataan bahwa sistem parasimpatis mengontrol kerja
jantung dalam situasi-situasi yang santai dan tenang saat tubuh
tidak menuntut peningkatan curah jantung.
38

Efek Stimulasi Simpatis Pada Jantung


-Sebaliknya, sistem saraf simpatis, yang mengontrol kerja jantung
pada situasi-situasi darurat atau sewaktu berolahraga, yaitu saat
terjadi peningkatan kebutuhan akan aliran darah, mempercepat
denyut jantung melalui efeknya pada jaringan pemacu. Efek utama
stimulasi simpatis pada nodus SA adalah meningkatkan kecepatan
depolarisasi. Norepinefrin yang dikeluarkan dari ujung-ujung saraf
simpatis tampaknya menurunkan permeabilitas K+ dengan
mempercepat inaktivasi saluran K+. Dengan berkurangnya ion
kalium yang keluar, bagian dalam sel menjadi kurang negatif dan
timbul efek depolarisasi. Pergeseran ke ambang yang berlangsung
lebih cepat di bawah pengaruh simpatis ini menyebabkan
peningkatan frekuensi pembentukan potensial aksi dan, dengan
demikian, kecepatan denyut jantung meningkat.
- Stimulasi simpatis pada nodus AV mengurangi perlambatan
nodus AV dengan meningkatkan kecepatan penghantaran.
Demikian juga, stimulasi simpatis mempercepat penyebaran
potensial aksi di seluruh jalur penghantar khusus.
-Di sel-sel kontraktil atrium dan ventrikel, yang kedunya memiliki
banyak ujung saraf simpatis, stimulasi simpatis meningkatkan
kekuatan kontraktil, sehingga jantung berdenyut lebih kuat dan
memeras lebih banyak darah keluar. Efek ini terjadi akibat
peningkatan permeabilitas Ca++, yang meningkatkan influksi Ca+
+ dan memperkuat partisipasi Ca++ dalam proses penggabungan
eksitasi-kontraksi.
Efek
Yang

Sistem Saraf Otonom Pada


mempengaruhi Jantung

DAERAH YANG EFEK STIMULASI


TERPENGARUH PARASIMPATIS
Nodus SA

Jantung

dan

EFEK STIMULASI
SIMPATIS

Penurunan kecepatan Peningkatan


39

Struktur

depolarisasi ke
ambang; penurunan
kecepatan denyut
jantung.

Nodus AV

Jalur penghantar
ventrikel

kecepatan
depolarisasi ke
ambang;
peningkatan
kecepatan denyut
jantung.

Penurunan
eksitabilitas;
peningkatan
Peningkatan
perlambatan nodus AV eksitabilitas;
penurunan
perlambatan nodus
AV
Tidak ada efek

Otot atrium
Penurunan
kontraktilitas;
melemahkan kontraksi

Otot ventrikel
Tidak ada efek
Medula
40

Meningkatkan
eksitabilitas;
meningkatkan
hantaran melalui
berkas His dan sel
Purkinje

Meningkatkan
kontraktilitas;
memperkuat
kontraksi

adrenal
(suatu kelenjar
endoktrin)
Tidak ada efek

Meningkatkan
koktraktilitas;
memperkuat
kontraksi

Vena
Tidak ada efek

Mendorong sekresi
epinefrin, suatu
hormon yang
memperkuat efek
sistem saraf
simpatis pada
jantung, oleh
medula adrenal.

Meningkatkan
aliran balik vena,
yang meningkatkan
kekuatan kontraksi
jantung melalui
mekanisme FrankStarling

41

Potensial AKSI
Ada dua jenis umum dari potensial aksi jantung. Pertama, potensial
aksi non-pacemaker juga disebutpotensial aksi respon cepat
karena depolarisasi cepatnya ditemukan di seluruh jantung, kecuali
untuksel-sel pacemaker. Sel-sel pacemaker menghasilkan potensial
aksi jantung yang spontan, disebut juga respon lambat, karena
tingkat mereka lebih lambat dibanding depolarisasi, ini ditemukan
di sinoatrial dan atrioventrikular jantung.
Perbedaan potensial aksi antara jantung, otot, dan saraf
terjadi karena peranan ion kalsium saat depolarisasi. Pada sel saraf
dan otot, fase depolarisasi dari potensial aksi disebabkan oleh
pembukaan saluran natrium. Ini juga terjadi pada alat pacu jantung
non-sel jantung. Namun, dalam sel pacu jantung, ion kalsium yang
terlibat dalam fase depolarisasi awal dari potensial aksi. Dalam
non-pacu jantung sel,masuknya kalsium memperpanjang durasi
potensial aksi dan menghasilkan fase dataran tinggi yang khas.
Sel saraf, otot, dan nonpacemaker potensial aksi terjadi karena
adanya pembukaan natriumchannel respon cepat masuknya
kalsium memperpanjang durasi potensial aksi dan menimbulkan
adanya fase dataran plateu yang khas.
Pacemaker ( SA node dan AV node) adanya ion kalsium yang
terlibat sejak awal potensial aksiterjadi respon lambat

ELEKTROFISIOLOGI SEL-SEL OTOT JANTUNG


Aktifitas listrik jantung merupakan akibat dari perubahan
permeabilitas membran sel, yang memungkinkan pergerakan ionion melalui membran tersebut. Dengan masuknya ion-ion ini, maka
muatan listrik sepanjang membran mengalami perubahan yang
relatif.
Terdapat 3 ion yang mempunyai fungsi penting dalam
42

elektrofisiologi sel yaitu : K+, Na+, dan Ca+.


Kalium lebih banyak terdapat dalam sel, sedangkan Natrium dan
Kalsium diluar. Perpindahan ion Khlor juga terjadi pada sel-sel
otot jantung. Dalam keadaan istirahat sel-sel otot jantung
mempunyai muatan positif dibagian luar sel dan muatan negatif
dibagian dalam sel. Ini dapat dibuktikan dengan Galvanometer.
Perbedaan muatan antara bagian luar dan bagian dalam sel
disebut resting membrane potential. Bila sel dirangsang akan
terjadi perubahan muatan. Didalam sel menjadi positif sedangkan
diluar sel menjadi negatif. Proses terjadinya perubahan muatan
akibat rangsangan disebut depolarisasi. Selanjutnya sel berusaha
kembali pada keadaan semula, proses ini dinamakan repolarisasi.
Seluruh proses tersebut dinamakan aksi potensial. Aksi potensial
tersebut dapat disebabkan oleh rangsangan listrik, kimia, mekanik,
dan termis.
Penyebab-penyebab tersebut diatas akan mengakibatkan perubahan
permeabilitas membran terhadap ion-ion.
Aksi potensial dibagi atas lima fase sesuai dengan elektrofisiologi
yang terjadi, yaitu:
1. Fase Istirahat - Fase 4
Pada keadaan istirahat bagian luar sel jantung bermuatan positif
dan bagian dalam bermuatan negatif. Sel tersebut kemudian
mengalami polarisasi. Dalam keadaan polarisasi, membran sel
lebih permeabel terhadap K+ daripada Na+ sehingga sebagian
kecil K+ merembes keluar sel. Dengan hilangnya K+ maka bagian
dalam sel menjadi relatif negatif.
2. Fase Depolarisasi Cepat - Fase 0

43

Depolarisasi sel disebabkan oleh meningkatnya permeabilitas


membran terhadap Na+ sehingga Na+ mengalir dari luar masuk ke
dalam sel dengan cepat. Akibatnya muatan di dalam sel menjadi
positif sedangkan diluar sel menjadi negatif.
3. Fase Polarisasi Parsial - Fase 1
Segera setelah terjadi depolarisasi terdapat sedikit perubahan
akibat masuknya Cl- ke dalam sel, sehingga muatan positif di
dalam sel menjadi berkurang.
4. Fase Plato (keadaan stabil 1) - Fase 2
Fase 1 diikuti keadaan stabil yang agak lama, sesuai dengan masa
refrakter absolut dari miokard. Selama fase ini tidak ada perubahan
muatan listrik. Terdapat keseimbangan antara ion positif yang
masuk dan keluar. Yang menyebabkan fase plato ini adalah
masuknya Ca++ dan Na+ ke dalam sel secara perlahan-lahan, yang
diimbangi dengan keluarnya K+ dari dalam sel.
5. Fase Repolarisasi cepat - Fase 3
Pada fase ini muatan Ca+ dan Na+ secara berangsur-angsur tidak
mengalir lagi, dan permeabilitas terhadap K+ sangat meningkat
sehingga K+ keluar dari sel dengan cepat. akibatnya muatan positif
didalam sel menjadi sangat berkurang, sehingga pada akhirnya
muatan di dalam sel menjadi relatif negatif dan muatan diluar sel
menjadi relatif positif.

44

Kelistrikan dan Potensial Aksi Jantung (EKG)


Posted on December 9, 2012 by quraninmyheart

ELECTRICAL ACT OF HEART


Referensi : Guyton, Ganong, tortora dan slide 2009

Jantung (heart) merupakan salah satu organ yang sangat vital selain
otak. Dia mempunyai fungsi utama yang sangat berat, yaitu
memompa darah beserta kandungan nutrisinya keseluruh tubuh.
Dalam memompa darah, jantung mempunyai irama. Irama ini
ditimbulkan dari potensial listrik yang ada. Dengan adanya
potensial listrik ini terciptalah heart beat.
A.
Tinjauan Anatomy
Secara anatomy jantung tersusun atas 4 ruang, yaitu 2 atrium
dexter-sinister dan 2 ventrikel, dexter-sinister. Jantung mempunyai
4 katup yang berguna dalam meregulasi jumlah darah yang di
pompa dan yang akan dipompa. Katup itu ialah valvula
trikuspidalis (valvula atrioventricular dexter) dimama memisahkan
atrium dexter dan ventrikel dexter serta terdiri dari 3 kuspis yang
dihubungkan oleh M. papilaris dan corda tendinea, lalu valvula
bikuspidalis (valvula atrioventrucular sinister-2 kuspis) yang
45

memisahkan atrium dexter-ventrikel dexter. Selain itu juga ada


valvula semilunaris aorta dan pulmonal.
Otot jantung merupakan otot menyerupai otot lurik secara histologi
tetapi kerjanya involunter. Antar serabut otot saling berhubungan
(sinsitium). Antar sel otot jantung dipisahkan oleh membrane sel
yg disebut diskus interkalatus dihubungkan secara gap junction
(ion dapat bertukaran). Sepertihalnya otot skelet, otot jantung juga
tersusun atas aktin dan myosin. Mitochondria di otot jantung lebi
banyak daripada otot skelet, sarcolemma (penyupplai Ca untuk
kontraksi otot) nya lebih sedikit tetapi supply Ca2+ dapat
tambahan dari tubulus transversus sehingga kontraksi tetap
berlangsung.
B.
Jalur Sirkulasi
Jalur sirkulasi peredaran darah dari jantung meliputi, ventrikel
sinister systemic (tubuh) atrium dexter ventrikel dexter
pulmo atrium sinister dan kembali lagi ke ventrikel sinister.
Jantung dalam berkontraksi perlu adanya energy, energy pada
jantung diperoleh dari suplay arteri coronary baik anterior dan
posterior. Arteri ini merupakan penyupplai nutrisi dan oksigen
yang dapat mencegah jaringan jantung ischemic, nekrosis dan
hipoksia.
Ketika arteri coronary terblok, membuat jaringan disitu
kekurangan oksigen dan memicu reperfusi. Ini memicu
terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas ialah suatu molekul
potensial listrik yang tak punya pasangan electron sehingga dia
tidak stabil. Ketidak stabilannya dapat memicu kematian dan
kerusakan sel. Tubuh mempunyai pertahanan yaitu dengan
memproduksi enzim yang dapat mengubah radikal bebas menjadi
tidak berbahaya. Molekul ini disebut antioksidan. Dia diantaranya
enzim superoksidase dismutase dan catalase, dari golongan nutrisi
seperti vitamin E, C, beta karoten, Zn yang dapat membuang
radikal bebas dari sirkulasi.
46

C.
Conducting System
Aktifitas listrik di jantung bersifat self excitable, dia dihantarkan
lewat serabut autorytmic. Ini membuat jantung dapat berdetak
sendiri walaupun berada diluar tubuh selama ada energy. Dasar
pemikiran inilah yang digunakan dalam transplantasi jantung.
Selama perkembangan embryology, 1% serabut otot jantung
menjadi serabut autorytmic. Sedangkan 99%nya sebagai serabut
kontraktil. Secara umum serabut autorytmic mempunyai 2 fungsi
utama :
1.
Pacemaker
Pencetus potensial listrik yang dapat memicu kontraksi
2.
Conducting system
Penyalur impuls ke seluruh bagian jantung. Kelainan pada
conducting system dapat menyebabkan jantung berdetak terlalu
pelan atau terlalu cepat. Tachycardia = terlalu cepat > 100/menit,
bradycardia = teralu lambat < 60/menit.
Kita bahas lebih lanjut ya ^_^
Eksitasi (pencetusan potensial aksi di awali dari nodus
sinoatrial (SA) yang terdapat pada atrium dexter sedikit inferior
dan lateral ostium vena cava superior. Potensial aksi pada nodus
SA akan menyebar melalui gap junction di diskus interkalatus pada
otot jantung menuju konduksi selanjutnya. Karena dia sebagai
pencetus potensial, potensial dia disebut sebagai pacemaker
potensial yang dapat menciptakan depolarsasi. Pacemaker
potensial ini tidak bisa menimbulkan kontraksi selama belum
mencapai ambang menjadi potensial aksi.Ibaratnya pacemaker
potensial itu sebuat semut, nah semut ini tak akan bisa
mengangkat kecoa kalau dia sendirian, nah apabila semutnya
47

banyak maka dengan mudah kecoa terangkat. Semut banyak /


peningkatan potensial dari pacemaker yang banyak ini memicu
dia dapat mengangkat kecoa/ membuat dia mampu mencetuskan
kontraksi atau hanya sebuah impuls yang harus dihantarkan.
Oh ya, potensial aksi dari nodus SA juga menyebar di atrium
sehingga memicu myocardium pada atrium untuk kontraksi.
Periode Nodus SA memicu potensial setiap 0,6 sekon atau 100kali
permenit. Bila ada respon parasimpatis dimana akan dikeluarnya
neurotransmitter seperti asetil kolin, akan membuat periodenya
melambat, yaitu dikeluarkan setiap 0,8 sekon. (ingat ya
parasimpatis itu untuk stimulus yang santai-santai)
Kemudian potensial aksi dihantarkan ke nodus
atrioventricular (AV) yang terdapat pada septum interatrial.
Lalu dihantarkan ke bundle of HIS (bundle atrioventricular).
Disinilah potensial aksi menyebrang dari atrium ke ventricle.
Lalu menuju cabang kanan dan kiri bundle of HIS, dimana
bundle of HIS tadi terdapat di septum interventricular dan
membelok di apex jantung lalu nyabang deh ke kanan dan kiri.
Terakhir potensial aksi menuju serabut purkinje. Nah dari
serabut purkinje ini lalu potensial aksi memicu terjadinya kontraksi
dari ventricle pada myocardium.
Penjelasan diatas merupakan jalur konduksinya, sekarang kita
bahas potensial aksi pada serabut kontraktil. Semangat. ^_^
Serabut Kontraktil merupakan penyusun 99% jantung. Serabut
kontraktil itu mulai dari potensal aksi yang dicetuskan nodus SA,
conducting systemnya sampai ke serabut ototnya. Dialah pemicu
langsung kontraksi otot jantung.
48

Di serabut kontraktil terdapat beberapa tahap potensial aksi :


1.
Depolarisasi
Potensial membrane pada saat istirahat sebesar -90mV. Awalnya di
sitosol ada ion Na, K yang jumlahnya sedikit dibanding intertisial
yang kaya Na, akibatnya potensial di sitosol (didalam) lebih
negative dibanding di intertisial. Oleh sebab itu beda potensialnya
-90mV.
Potensial aksi dari serabut sampingnya yang mencapai ambang
akan memicu terbukanya kanal cepat Na, sehingga membuat
Na+ masuk ke sitosol. Ini membuat sitosol depolarisasi (membuat
lebih positif, yang sebelumnya negative yaitu -90mV).
Depolarisasinya mencapai +20mV. Setelah beberapa milisekon
kanal Na ini inaktif sehingga Na+ yag masuk berkurang. Ingat yak
anal ion namanya Voltage gate, soalnya ntar ada ligand gate juga.
Kalau voltage gate penyebab masuknya ion karena perbedaan
potensial, potensial positif akan memasuki potensial yang lebih
negative. Kalau ligand gate, terbukanya kanal karena ada substansi
tertentu yang disebut LIGAND.
2.
Plateu
Disebut juga fase datar, dimana terjadi karena terbukanya (voltage
gate) kanal lambat Ca2+ di sarkolema. Terbukana kanal ion ini
membuat Ca2+ dari intertisial masuk ke sitosol. Intertisial
merupakan ruang yang berisi dairan yang mengelilingi sel. Dia
penyuplai makanan sel, jadi disana selain terdapat nutrisi juga
terdapat berbagai macam ion. Terbukanya kanal ini juga memicu
ion Ca pindah dari reticulum sarkoplasma ke sitosol, dimana ion
ini ntar yang berguna dalam kontraksi otot. Disaat itu juga, sesaat
setelah fase plateu terjadi, kanal K di sarkolema juga terbuka. Ini
membuat K+ keluar dari sitosol ke intertisial. Jadi fase plateu
terjadi pemasukan ion Cad an pengeluaran ion K, karena
input=output maka bedapotensialnya akan datar (tak berubah).
Pada fase ini terjadi + 0,25 sekon dan terjadi pada potensial 0mV.
3.
Repolarisasi
49

Fase ini disebut juga fase recovery menuju istirahat. Fase ini
terjadi karena terbukanya kanal K secara terus menerus dank anal
Ca menutup. Akibatnya ion K di sitosol akan keluar banyak dan
menyebabkan disitosol semakin negative. Ini terjadi terus sampai
mencapai otensial istirahat yaitu -90mV lagi.
1. 4.
Refraktory period
Fase refractory ialah interval potensial menuju ke kontraksi
selanjutnya tetapi dia belum kuat untuk memicu kontraksi. Ini
menguntungkan, karena akan membuat setiap proses itu
menyelesaikan 1 kontraksi dulu sebelum menuju kontraksi
selanjutnya atau tak akan terjadi kontraksi selanjutnya sebelum
relaksasi dulu. Sehingga dapat mencegah tetanus pada otot jantung
sepertihalnya yang terjadi pada otot skelet.
Saat ventrikel kontraksi jantung menyemprotkan darah ke aorta
dan arteri-arteri, sedangkan saat relaksasi ventrikel akan refill
darah. Begitu pula pada atrium, tetapi saat atrium kontraksi
ventrikel yang relaksasi. Nah masuknya darah dari atrium ke
ventrikel 20% karena kontraksi atrium sedangkan 80%nya karena
relaksasi (penyedotan) dari ventrikel.
D.

Kontraksi Otot Jantung

Kenapa saat nonton film horror detak jantung meningkat?


Saat kita berada dalam situasi ketakutan, akan memicu kerja
amigdala. Nah amigdala akan memicu kerja dari saraf simpatis.
Saraf simpatis ini salah satunya mempunyai neurotransmitter
epinephrine. Dan saat ketakutan, hormone epinefrin (adrenalin)
juga disekresi ke sirkulasi. Adanya epinefrin ini akan membuat
kanal Ca2+ terbuka besar, sehingga aliran Ca2+ dari sarkolema
ke sitosol meningkat. Adanya Ca2+ berlebih ini membuat
kontraksi menjadi kuat dan meningkat, sehingga detak
50

jantung akan meningkat pesat. Dagdigdug ^_^


Mekanisme kontraksi pada otot jantung sama dengan otot skelet.
Dimana akibat potensial aksi yang memicu Ca2+ dari sarkolema ke
sitosol, membuat Ca2+ tadi segera ditangkap oleh troponin C.
Akibatnya terjadilah sliding antara myosin dan aktin, dan terjadilah
kontraksi.

Otot jantung dapat memproduksi ATP. Saat ia kontraksi


penghasilan ATP dari respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob
karena terdapat banyak mitokondria. Saat keadaan istirahat,
produksi ATP dapat dibuat dari oksidasi asam lemak, glukosa,
asam laktat, asam amino dan keton bodies. Nah ini berguna saat
kita olahraga kan asam laktat meningkat tuh, langsung dikonvert
oleh otot jantung jadi ATP deh. Selain itu ATP juga dapat
diprosuksi dari creatin fosfat. Normalnya keratin fosfat di ubah
menjadi ADP dulu sebelum menjadi ATP menggunakan enzim
katalase, nah pada kondisi MYOCARD INFARK, Creatin kinase
ini meningkat di darah menandakan ada gangguan pengubahan
ADP dari creatin kinase. Sehingga adanya creatin kinase dalam
darah dapat sebagai pertanda terjadinya myocard infark.
Cardiac cycle meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kontraksi atrium
Kontraksi isovolumetric
Ejeksi ventrikel
Relaksasi isovlumetrik
Pengisian ventrikel
Kontraksi atrium lagi,kembali ke no 2 dan seterusnya.

E.
Electrokardiogram
Alat untuk ngukur electrocardiograph
51

Kertas hasil cetakannya electrocardiogram


Proses pencatatan elektrokardiografi
Elektrodanya mempunyai macam titik :
1. aVR : pergelangan tangan kanan
2. aVL : pergelangan tangan kiri
3. aVF : pergelangan kaki kiri
4. ground : pergelangan kaki kanan
5. V1 : antara SIC 4 kanan dengan L.Sternalis dextra
6. V2 : : antara SIC 4 kiri dengan L. Sternalis sinistra
7. V3 : : antara costa 5 dengan L. Parasternalis sinistra
8. V4 : : antara SIC dengan L. midclavicularis sinistra
9. V5 : : antara SIC dengan L axillaris anterior
10. V6 : : antara SIC dengan L. Midaxillaris sinistra
SIC spatium inter costalis (ruang diantara costa)
Lead 1 : antara pergelangan tangan kanan dan kiri
Lead 2 : antara pergelangan tangan kanan dan kaki kiri
Lead 3 : antara pergelangan tangan kiri dan kaki kiri

SEGITIGA EINTHOVEN
Hukum eithhoven menunjukkan kalau besar potensial listrik dapat
diketahui setiap saat pada 2 dari 3 sadapan anggota badan anggota
badan bipolar, besar potensial pada sadapan ketiga dapat
ditentukan dengan cara matematis dengan menjumlahkan kedua
potensial pertama.

52

Gunanya untuk menentukan berbagai kelainan, misal kemiringan


jantung. Normalnya apex jantung berada di sinister, tetapi dengan
konsep ini dapat diketahui berapa sudut kemiringannya. Sudut ()
disini sudut antara x positif berputar searah jarum jam. Jadi misal
nilai menunjuk angka jam 5, maka =30o. besarnya dapat dihitung
dari :

Lead I = LA-RA
Lead II = LL-RA
Cos = lead I/Lead II
Pada orang gemuk umumnya cenderung mendatar (=kecil)
Pada orang kurus cenderung vertical (=mendekati 90O).

UNIPOLAR
VR=RA 1/3 (RA+LA+LL)
VL=LA 1/3 (RA+LA+LL)
VLL=LL 1/3 (RA+LA+LL)

aVR=RA (LA+LL)
aVL=LA (RA+LL)
53

aVF=LL (RA+LA)
maka
2aVR = 2RA (LA+LL)
2aVR= (RA-LA) + (RA-LL)
2aVR = lead I + Lead II
2aVR = 3 VR
Sehingga aVR = 3/2 VR
(pembesaran 1,5 kali akibat pelepasan elektroda)
Penjelasan mengenai electrocardiogram:
Gelombang P : depolarisasi atrium

Gelombang QRS : depolarisasi ventrikel

Gelombang T : repolarisasi ventrikel

Gelombang U : kontraksi otot papillaris (jarang terjadi)

Segmen P-R : durasi waktu impuls dari SA ke AV

Segmen S-T : saat terjadinya kontraksi ventrikel (systole),


selain itu juga menandakan fase plateau
Kelainan klinis pada elektrokardiogram:
Gelombang P membesar : atrial hypertrophy
54

Gelombang P tidak ada : nodus SA rusak

Gelombang P terjadi lebih banyak dlm 1 siklus :


extrasystole; heartblock
Gelombang QRS terjadi dlm jumlah abnormal dlm siklus :
premature ventricular contraction (extra systole)

Gelombang Q membesar : myocardial infarction

Gelombang R membesar : ventricular hyperthropy

Gelombang T abnormal : hyperkalemia

Segmen P-Q abnormal : myocardium terganggu sehingga


penjalaran impuls jg terganggu

F.
Faktor-Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi
cepat dan melambatnya heart beat :
Saraf otonom
1.
Saraf simpatis bila dipicu akan memudahkan
pemasukan Ca2+ dan Na+ dan impuls yang dihasilakn
nodus SA menjadi lebih cepat dan membuat detak cepat
2.
Saraf parasimpatis bila dipicu akan memudahkan
pengeluaran K+ dan impuls yang dihasilkan nodus SA
jadi lebih lambat membuat detak jantung melambat.

Hormon
1.

Adrenalin dan noradrenalin untuk mempercepat dan


memperlambat irama jantung
2.
Tiroid untuk meningkatkan metabolisme tubuh
55

3.

Suhu
1.

Pada keadaan hipotermia, pembuluh darah


akan mengalami pengecilan, dan jantung
mengalami kerja lebih keras
2.
Pada keadaan demam, kerja jantun
meningkat 10 kali per menit setiap kenaikan
1o fahrenheit.
3.
Ion
Kadar ion, baik intraseluler maupun ekstraseluler, seperti kalsium,
natrium, juga kalium sangat mempengaruhi denyut jantung, karena
ion ion ini penting untuk depolarisasi dan repolarisasi jantung
G. Arrythmias
1. Tachycardia yaitu keadaan dimana irama jantung berdenyut
lebih cepat (>100bpm)
2. Bradycardia yaitu keadaan dimana irama jantung
berdenyut lebih lambat (<50bpm)
3. Sinus arrythmia denyut jantng berubah sebanyak 5%pada
siklus respiratorik dan sampai 30% pada pernafasan dalam
4. Kontraksi atrium prematur perpendekan interval antar
kontraksi.
5. Atrial flutter yaitu atrium berkontraksi secara cepatl (200380 bpm)
6. Atrial fibrillation yaitu atrium berkontraksi secara tidak
teratur
7. Ventricular fibrillation yaitu ventrikel berkontraksi secara
tidak teratur

56

Anda mungkin juga menyukai