Pengantar Robotik
Robotik merupakan suatu ilmu yang mempelajari bahwa suatu mesin dapat
menggantikan manusia dalam melakukan suatu pekerjaan baik dari segi aktivitas
fisik dan pengambilan suatu keputusan. Karena alasan ini robot telah menarik
perhatian manusia sejak dari Al Jaziri dan Leonardo da Vinci hingga sekarang [9].
Dalam perkembangannya, robotik kemudian didefinisikan sebagai suatu ilmu
yang mempelajari hubungan cerdas antara indera (sense or perception) dengan
tindakan (action). Bagian yang terpenting dari suatu robot adalah komponen
mekanisnya yang dapat dibagi atas komponen penggerak (locomotion) dan
komponen gerak (manipulator).
1.2
Gambar 1.1 Manipulator kartesian dan ruang kerjanya (kiri) dan manipulator
SCARA beserta ruang kerjanya (kanan).
1.3
Manipulator Seri
Manipulator robotik yang ditampilkan oleh Gambar 1.1 merupakan jenis
manipulator seri dan memiliki tiga derajat kebebasan (DOF). Penentuan posisi
dan orientasi end-effector manipulator seri untuk variasi variabel sudut pada
masing-masing joint dikenal dengan forward kinematic. Sedagkan, jika diketahui
posisi dan orientasi end-effector dan kemudian ditentukan besarnya variabel sudut
pada masing-masing joint, maka keadaan ini dinamakan dengan inverse
kinematics.
Inverse kinematic yang dilakukan pada manipulator seri cukup rumit, karena
dibutuhkan seperangkat penyelesaian matematis untuk memperoleh penyelesaian
tertutup (closed form). Sebagai contoh, untuk manipulator seri 6 DOF dengan
joint yang hanya berupa revolute atau prismatic, persamaan translasi dan rotasi
selalu dapat direduksi menjadi polinom variabel berorde tunggal yang tidak lebih
Secara umum, suatu manipulator seri dengan n-DOF disusun atas base link dan nlink yang bergerak dan terhubung dengan n-joints secara seri. Gerak relatif pada
setiap joint dapat dikendalikan dengan suatu aktuator sehingga end-effector dapat
diposisikan dan diorientasikan di dalam ruang kerjanya. Pendeskripsian geometri
dari struktur seri dimulai dari base link hingga end-effector yang dinomori dari 0
hingga n dan joint-nya dari 1 hingga n. Kecuali untuk end-effector dan base link
yang hanya memiliki satu joint. Link 1 tehubung dengan base link melalui joint 1
dan link 2 melalui joint 2, dan seterusnya. Dengan demikian link i memiliki joint i
pada ujung rendah dan joint (i+1) pada ujung tinggi, seperti yang ditunjukan pada
Gambar 1.2 [10].
Dengan mengikuti konvensi Denavit dan Hartenberg (1955) suatu sistem
koordinat kartesian dapat ditempatkan pada setiap link dari suatu manipulator.
Kecuali untuk base link dan end-effector, sistem koordinat i ditempatkan ke link i
melalui aturan berikut:
1. Sumbu zi disesumbukan dengan sumbu joint ke-(i+1). Untuk revolute
sumbu zi adalah sumbu putar dan untuk prismatic searah sumbu translasi.
Arah positif rotasi dan translasi dapat ditentukan sendiri.
Karena kerangka koordinat telah diberikan pada tiap link, selanjutnya posisi dan
orientasi link i terhadap link (i-1) dapat dinyatakan melalui parameter-parameter
berikut:
ai: jarak antara Oi dan Oi,
di: koordinat Oi sepanjang zi-1,
i: sudut yang dibentuk antara sumbu zi-1 dan zi terhadap sumbu xi, yang
bernilai positif ketika arah putarnya berlawanan arah jarum jam,
i: sudut yang dibentuk antara sumbu xi-1 dan xi terhadap sumbu zi-1, yang
bernilai positif ketika arah putarnya berlawanan arah jarum jam
Dua dari empat parameter diatas, yaitu ai dan i yang selalu tetap dan hanya
tergantung pada geometri hubungan joint yang berdekatan pada link tersebut.
Sedangkan dua sisanya merupakan variabel jika joint-nya berupa revolute, i, atau
prismatic, di.
b
Hingga sejauh ini, transformasi koordinat antara link i dan link i-1 dapat
dinyatakan menurut aturan berikut:
1. Sistem koordinat (i-1) ditranslasikan sepanjang sumbu xi pada jarak ai
dengan matriks trasnformasinya ditentukan oleh
1 0 0 a i
0 1 0 0
.
Trans xi , ai
0 0 1 0
0 0 0 1
Rot xi , i
1 0
0 c
i
0 s
i
0
0
si
ci
0
0
0
.
0
1 0 0
0 1 0
0
0
Trans zi 1 , di
.
0 0 1 d i
0 0 0 1
4. Sistem koordinat (i-1) dirotasikan terhadap sumbu zi-1 dengan besar sudut
i dan matriks transformasinya dinyatakan oleh
si
si
ci
ci
Rot zi 1 ,i
0 0
0 0
.
1 0
0 1
55\*
MERGEFORMAT (1.)
atau dalam bentuk matriks
ci
si c i
si si
s
Ai i
0
ci ci
ci s i
si
c i
i 1
ai ci
ai si
.
di
A n 0 A1 L
i 1
Ai L
n 1
A n.
Melalui persamaan 7 akhirnya dapat diperoleh orientasi dan posisi dari endeffector. Orientasi dari end-effector ditentukan oleh matriks 33 dari tiga baris dan
tiga kolom pertama matriks 7, sedangkan posisinya dapat ditemukan dari matriks
31 dari kolom keempat matriks 7. Orientasi dan poisisi end-effector yang telah
diperoleh dari 7 dapat dinyatakan dalam bentuk transformasi umum terhadap
6
A n Trans px , p y , pz RPY , ,
c c
sc
c s s s c
s s s c c
c s c s s
s s c c s
c s
0
c c
0
p x
p y
.
pz
88\*
MERGEFORMAT (1.)
Transformasi orientasi umum pada 8 dikenal dengan transformasi orientasi umum
roll-pitch-yaw (RPY) yang merupakan bagian dari transformasi orientasi umum
Euler angles. Dengan menuliskan 8 dalam bentuk berikut
xx
x
y
zx
yy
zy
xz
yz
zz
An
yx
px
p y
.
pz
atan2 x y , xx ,
atan2 xz , xx c x y s ,
atan2 yz , z z .
Dalam melakukan suatu tugas, posisi end-effector yang akan diketahui terlebih
dahulu. Contohnya dapat dilihat dalam proses perakitan suatu komponen mesin,
yang pertama kali diketahui adalah posisi dan orientasi komponen mesin tersebut
terhadap titik referensi manipulator robot. Kemudian adalah posisi dan orientasi
tempat pemasangan komponen mesin dalam perakitannya dengan bagian mesin
lainnya atau komponen lainnya. Untuk mendapatkan kedua posisi dan orientasi
(pengambilan dan pemasangan), maka diperlukan pengendalian dari setiap
aktuator yang terdapat pada masing-masing joint. Dengan demikian, prosedur
yang telah dibahas sampai sejauh ini belum dapat dipakai untuk menutupi
permasalahan ini, karena analisis posisi dan orientasi manipulator masih dalam
tahapan penentuan posisi dan orientasi (forward kinematics).
Permasalahan yang diajukan ini akan dapat diselesaikan melalui penerapan
prosedur inverse kinematics. Pertama kali yang harus dilakukan adalah penentuan
matriks transformasi masing-masing link hingga merakitnya menjadi suatu
transformasi total dari base ke end-effector. Dengan telah diketahuinya posisi dan
orientasi end-effector dalam workspace manipulator tersebut, selanjutnya dapat
ditentukan seberapa besarnya aktuator pada masing-masing sambungan harus
digerakkan.
Kasus 1: PPRR Serial Manipulator
Suatu manipulator seri 4 DOF (PPRR serial manipulator) seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 1.3. Kemudian, parameter dari masing-masing link
untuk manipulator tipe ini didaftarkan dalam Tabel 1.1.
Gambar 1.3 PPRR Serial Manipulator (seluruh dimensi dalam mm dan tidak
digambar dalam ukuran sebenarnya).
Tabel 1.1 Parameter DH untuk PPRR serial manipulator seperti yang ditunjukkan
oleh Gambar 1.3.
No. link
ai
di
-90
d1
90
d2
-135
350
400
q d1 d 2 3 4 .
T
Forward Kinematics
Matriks transformasi untuk setiap link dinyatakan sebagai berikut
1
0
0
0 1 0
0
A1
,
0 1 0 d1
0 0 0 1
c3
s3
A3
2
s3
2
2
c3
2
2
2
0
1 0 0
0 0 1
1
A2
0 1 0
0 0 0
2
s3 0
2
2
c3
0
,
2
350
2
0
1
0
0
d2
s4
c4
1 400
0 1
A4
c4
s
4
0
0
A 4 0 A1 1 A 2 2 A 3 3 A 4
2
s3 s4
2
2
s3c4
c3 s4
2
2
s4
2
0
c3c4
2
s3c4
2
2
s3 s4
c3c4
2
2
c4
2
0
c3 s4
2
s3
200 s3 2
2
2
c3
200c3 2 d 2
.
2
350 200 2 d1
2
0
1
px 200s3 2,
p y 200c3 2 d 2 ,
pz 350 200 2 d1 ,
dan
2 s3c4 2c3 s4
,
2
c
c
2
s
s
3 4
3 4
tan 1
tan
s4 2
,
2c3c4 2 s3 s4 c 2 s3c4 2c3 s4 s
c4 2 2
1
tan c4 .
2 2
tan 1
dengan c3, s3, c4 dan s4 secara berturut-turut adalah cos 3, sin 3, cos 4 dan sin 4.
Inverse Kinematics
Dalam kasus ini, posisi end-effector dalam koordinat kartesian ruang dinotasikan
dengan px, py, pz dan orientasinya, , , , juga telah diketahui. Kemudian akan
ditentukan besarnya nilai dari variabel pada setiap joint sehingga end-effector bisa
mencapai titik tersebut. Posisi end-effector yang telah diperoleh sebelumnya
ditulis ulang kembali disini,
px bs3 ,
p y bc3 d 2 ,
pz h d1 ,
10
p d
p d
px2
b 2c32
b2
yang menghasilkan
d 2 p y b 2 px2 ,
dengan
px b ;
. Karena jika
p b
px b
py d2
3 tan 1
dengan
px b ,
px
1
1
b tan d p tan
y
2
p x
b 2 px2
4 cos 1 tan .
Kasus 2: PRPRR Serial Manipulator
Suatu manipulator seri 5 DOF (PRPRR serial manipulator) seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 1.4 dan parameter dari masing-masing link untuk
manipulator tipe ini didaftarkan dalam Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Parameter DH untuk PRPRR serial manipulator seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 4.4.
No. link
ai
di
d1
-90
200
d3
150
300
300
11
Gambar 1.4 PRPRR Serial Manipulator (seluruh dimensi dalam mm dan tidak
digambar dalam ukuran sebenarnya).
Variabel link untuk PRPRR serial manipulator dinyatakan oleh
q d1 2
d3 4 5 .
T
Forward Kinematics
Matriks transformasi untuk setiap link dinyatakan sebagai berikut
1 0 0
0 1 0
0
0
0
A1
,
0 0 1 d1
0 0 0 1
c2
s
2
1
A 2
0
1 0 0
0 1 0
0
0
2
A3
,
0 0 1 d3
0 0 0 1
A5
c5
s
5
0
s5 0
c4
s
4
3
A 4
0
s2
c2
1
0
0
0
s4
c4
0
0
0
0
200
0 150 c4
0 150 s4
,
1 300
0
1
0
0
c5
0
0
1 300
0 1
12
A 5 0 A1 1 A 2 2 A 3 3 A 4 4 A 5
c2 c45
s2c45
s45
c2 s45
s2 s45
s2
c2
c45
0
0
0
600 d 3 s2 150c2 c4
600 d3 c2 150s2c4
d1 200 150s4
px 150c2c4 600 d3 s2 ,
s2c45
2 ,
c2c45
tan 1
s45
s
tan 1 2 45 2 ,
c2 c45 s2 s45
c2c45c s2 s45 s
c45
tan 1
90.
0
tan 1
dengan c2, s2, c45 dan s45 secara berturut-turut adalah cos 2, sin 2, cos (4 + 5),
dan sin (4 + 5).
Inverse Kinematics
Posisi end-effector, px, py, pz dan orientasinya, , , , dalam koordinat kartesian
telah diketahui. Kemudian, untuk mencapai posisi dan orientasi yang telah
ditentukan dapat dilakukan dengan mengendalikan besarnya gerakan aktuator
pada setiap sambungannya. Untuk yang pertama, variabel joint 2 dapat
ditentukan secara langsung dari orientasi end-effector, yaitu
2 .
13
p 150 s2c4
150c2c4 px
600 d3 y
,
s2
c2
atau
150c2c4 p xc p y s 150s2c4
px c p y s
.
150
4 cos 1
p c p y s
d1 pz 200 150s4 pz 200 150sin cos 1 x
.
150
600 d3
600 d3
s2 bc c4 px
c2 p y bs c4
600 d3
bc c4 px p y bs c4
2
600 d3
px2 p y2 px c p y s 2 px c p y s
2
px2 p y2 px c p y s
px2 1 c2 p y2 1 s2 2 px p y c s
px2 s2 2 px p y c s p y2c2 px s p y c
atau
d 3 600 px s p y c .
14
s45
2
.
c c s s45
tan 1
2
45
Kemudian
c2 s2 tan 4 5
tan 4 5
,
tan
atau
1 c2 tan
p c p y s
tan
cos 1 x
.
4
2
2
1 s tan
1 s tan
150
5 tan 1
c2 tan
ai
di
-90
90
d3
-90
90
15
q 1 2
d3 4 5 6 .
T
Forward Kinematics
Matriks transformasi untuk setiap link dinyatakan sebagai berikut
A1
c1
s
1
0
s1
c1
1
0
0
0
1 0 0
0 1 0
0
0
,
l 1
0
0
2
A3
,
0 0 1 d3
0 0 0 1
c2 0 s2
s 0 c
2
2
1
A2
0 1 0
0 0 0
c4
s
4
3
A4
0
0
0
l2
s4 0
0 c4 0
,
1 0 0
0
0 1
0
16
A5
c5
s
5
0
s5
0 c5
1
0
0
0
0
0
,
0
c6
s
6
5
A6
0
s5
c6
0
0
0 0
0 0
.
1 l6
0 1
A 6 0 A1 1 A 2 2 A 3 3 A 4 4 A 5 5 A 6
0
0
a13
a23
a33
0
a14
a24
,
a34
dimana
a11 c1c2 c4 c5c6 c1c2 s4 s6 c1s2 s5c6 s1s4c5c6 s1c4 s6 ,
17
a21
,
a11
tan 1
a31
,
a
c
a
s
21
11
a
tan 1 32 .
a33
tan 1
18