PERAWATAN ORTHODONSIA
Disusun oleh :
Nama
No. Mahasiswa
Nama Pasien
: Meida Amalina
: 20090340060
: Devi Alfiani
No. RM
No. Model
: 004583P22/24022014
Operator
: Meida Amalina
NIM
: 20090340060
Nama
Alamat
Telepon
: 085740287826
I. DATA PASIEN
Tempat/Tanggal Lahir : Kudus, 13 Maret 1993
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Mahasiswi
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Nama Ayah
: alm. Pramono
Suku : Jawa
Umur : 53 tahun
Nama Ibu
: Patmining
Suku : Jawa
Umur : 45 tahun
Pekerjaan
: PNS
Alamat
Telp
: 08122526131
Tanggal Pendaftaran
Tanggal Pencatakan
: 24 Februari 2014
Golongan darah
Penyakit jantung
Diabetes
Haemophilia
Hepatitis
Panyakit lainnya
:O
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: magh, anemia
2
: tidak ada
: tidak ada
Pasien mempunyai kebiasaan jelek yaitu sering bertopang dagu dengan durasi
lebih dari 5 menit dan dilakukan lebih dari 5 kali dalam sehari, pasien lebih sering
bertopang dagu saat mengikuti perkuliahan dan saat berada didepan laptop, kebiasaan
jelek masih dilakukan sampai sekarang. Selain bertopang dagu pasien juga mempunyai
kebiasaan jelek mengunyah satu sisi dengan durasi selama pasien makan dan dilakukan
lebih dari 3 kali sehari (dilakukan tiap kali pasien makan), kebiasaan tersebut sudah
mulai diubah oleh pasien. Pasien juga sering menggigit bibir bawah dengan durasi lebih
dari 2 menit dan dilakukan lebih dari 5 kari sehari terutama saat pasien sedang berfikir
keras.
Riwayat Kesehatan Keluarga:
Ayah
Ibu
Adik laki-laki
: rahangnya kecil (normal), giginya juga kecil (besar), gigi rapi tidak
berjejal.
Ibu
Adik laki-laki
B. PEMERIKSAAN FISIK
4
: 120/80 (normal)
Nadi
: 68 x / menit
Pernafasan
: 24 x / menit
Suhu
: 37 C
Berat Badan
: 56 kg
Tinggi Badan
: 160 cm
2. Lokal
a. Ekstra Oral
Kepala :
Muka :
Mandibula
: Normal
: Hipertonus
: Hipertonus
: Normal
:VDRP VDO
: 106 mm 103 mm = 3 mm
5
Deformitas
Nyeri
Tumor
Gangguan
Fungsi
Fasial
TAK
TAK
TAK
TAK
Neuromuskular K.Ludah
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
K.Limfe
TAK
TAK
TAK
TAK
Tl.Rahang
TAK
TAK
TAK
TMJ
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
b. Intra Oral
PETA MUKOSA MULUT DAN JARINGAN LUNAK
( Mukosa Bibir, Pipi, Dasar mulut, Lidah, Gingiva, Palatum dan Orofaring)
ODONTOGRAM
18
17
16
UE
UE
48
47
46
15
14
13
12
11
21
22
23
24
25
55
54
53
52
51
61
62
63
64
65
85
84
83
82
81
71
72
73
74
75
45
44
43
42
41
31
32
33
34
35
26
27
28
UE
UE
36
35
7
38
28:
27:
26:
25 (65):
24 (64):
23 (63):
22 (62):
21 (61):
31 (71): distolabiotorsiversi
32 (72): mesiolinguotorsiversi
33 (73):
34 (74):
35 (75):
36:
37:
38:
Torus Palatinus
: Tidak ada
Torus Mandibula
: Tidak ada
Palatum
: Sedang
Supernumerary Teeth
: Tidak ada
Diastema
: Ada (43-42: 0,6 mm; 42-41: 0,4 mm; 31-32: 1 mm; 3233: 0,75 mm; 33-34: 0,3 mm)
Gigi anomali
: Tidak ada
Gigi Tiruan
: Tidak ada
Oral Hygiene
: Baik (1,8)
Overbite
: 3,9 mm
Palatal bite
: tidak ada
Deep bite
: tidak ada
Open bite
: tidak ada
: tidak ada
Posterior
Cross bite
: tidak ada
Open bite
: tidak ada
Scissor bite
: tidak ada
: tidak ada
: klas I Angle
: klas I Angle
: segaris
tampak depan
bentuk muka : leptoprosop
tampak samping
profil muka : cembung
4. Analisis intra oral
9
Bagian anterior
10
Rahang Bawah
: parabola
Rahang Bawah
: parabola
11
Gigi Kanan
1
8,75
2
6,90
3
7,60
4
7,20
5
6,80
6
10,40
7
10,05
Kesimpulan :
Rahang Atas
Kiri
Normal
Ket
8,60
7,40-9,75 Normal
6,85
6,05-8,10 Normal
7,45
7,05-9,32 Normal
7,20
6,75-9,00 Normal
6,60
6,00-8,10 Normal
10,30 9,95-12,10 Normal
10
8,75-10,87 Normal
Gigi Kanan
1
5,50
2
5,75
3
6,65
4
7,40
5
6,70
6
10,50
7
9,80
Rahang Bawah
Kiri
Normal
5,45
4,97-6,60
5,80
5,45-6,85
6,70
6,15-8,15
7,00
6,35-8,75
6,60
6,80-9,55
10,55 10,62-13,05
9,70
8,90-11,37
Ket
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
Metode Pont
Jumlah MD 2 1
12
: 31,10 mm
: 37,65 mm
: -1,22 mm
: 49,35 mm
Keterangan :
1.
2.
Metode Korkhaus
Tabel Korkhaus
: 18
mm
: -2,25 mm
Keterangan
Metode Howes
Jarak lebar MD M1-M1
: 95,65 mm
: 41,80 mm
:45,90 mm
14
Gigi gigi RA disusun dalam lengkung ideal tanpa merubah regio Posterior. Gigi 11
anterior diretraksi sebesar 0,5, maka terdapat kekurangan ruang sebesar :
Kanan : 0,9 mm
Kiri
: 0 mm
Gigi- gigi RB disusun dalam lengkung ideal tanpa merubah regio inter Posterior. Gigi
anterior diretraksi sesuai dengan lengkung ideal, maka terdapat sisa ruang sebesar :
Kanan : 0 mm
Kiri
: 0 mm
: 3 mm
: 3 mm
6. DIAGNOSIS SEMENTARA
Kasus maloklusi dan malrelasi rahang menyangkut masalah estetika dan malposisi
individual.
Solusi masalah:
7.
Rahang atas
Rahang bawah
DIAGNOSIS FINAL
Maloklusi angle klas I disertai malrelasi dan malposisi gigi individual:
Rahang atas:
Rahang bawah:
12 : distolabiotorsiversi
11 : labioversi
31 : distolabiotorsiversi
41: distolabiotorsiversi
44 :distolinguotorsiversi
15
RB kiri.
Hasil analisis garis simon pada profil pasien didapatkan bahwa rahang atas kanan
terletak pada 1/3 distal caninus dan kiri terletak pada inter caninus dan premolar
pertama, sedangkan rahang bawah bagian kanan terletak pada interdental antara
caninus dan premolar pertama dan kiri terletak pada 1/3 mesial premolar.
Pada kasus pasien ini, maloklusi yang terjadi kemungkinan disebabkan oleh
persistensi yang terjadi selama periode gigi desidui dan kebiasaan buruk pasien yang
suka bertopang dagu, dan juga oleh kebiasaan buruk pasien yang lainnya yaitu
mengunyah satu sisi dan menggigit bibir.
9. PROSEDUR PERAWATAN
16
RENCANA PERAWATAN
(tuliskan rencana tindakan perawatan, rehabilitasi, edukasi, dan tindakan lanjut)
1. Menghilangkan kebiasaan buruk pasien (edukasi pasien)
Pasien diberikan DHE dan diminta untuk tidak menopang dagu sebelah dan tidak
mengunyah satu sisi karena akan berpengaruh buruk terhadap giginya.
2. Pencarian ruang
a. Pertumbuhan dan perkembangan lengkung ke arah lateral menurut perhitungan
metode pont regio P1-P1 mengalami kontraksi ringan sebesar 1,22 mm, dan regio
M1-M1 mengalami distraksi ringan sebesar 0,76 mm.
b. Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien ke arah anteroposterior
mengalami retraksi ringan sebesar 2,25 mm.
c. Berdasarkan metode Howes, indeks premolar = 43,70 % lengkung gigi cukup untuk
menyusun gigi-gigi kedalam lengkung ideal dan stabil. Indeks fossacanina = 47,98
%, lengkung basal cukup untuk menyusun gigi-gigi kedalam lengkung ideal dan
stabil.
d.
sebelah kanan mengalami kekurangan ruang sebesar 0,9 mm dan sebelah kiri ruangannya
cukup. Rahang bawah sisi kanan dan kiri ruangnya cukup.
Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk memperbaiki susunan gigi-geligi maka
akan dilakukan retraksi gigi 11 dan distal 12 anterior rahang atas sebesar 0,9 mm dan
retraksi gigi geligi rahang bawah
3. Koreksi malrelasi dan malposisi gigi individual
a. Rahang atas:
Koreksi malrelasi dan malposisi gigi rahang atas dengan plat aktif yang dilengkapi:
- Labial arch dengan U loop pada gigi 14 dan 24 dengan stainless wire 0.7 mm
- Adam klamer pada gigi 16 dan 26 dengan stainlesswire 0.7 mm sebagai retensi
- Basis akrilik plat rahang atas
Jalannya perawatan (aktivasi):
- Labial arch dalam keadaan pasif untuk menjaga gigi anterior tetap pada lengkung
yang ideal dan untuk adaptasi pemakaian pertama.
- Labial arch diaktifkan untuk meretraksi gigi 11 dan distal 12. Aktivasi dengan
cara memperkecil u loop dengan tang setengah bulat. Lup dipegang dengan tang ,
17
sempitkan lup dengan tang. Dengan melakukan ini kaki horizontal busur akan
bergerak ke arah incisal. Kaki busur perlu dibetulkan dengan menahan lup dan
menempatkan horizontal busur di tengah gigi
- Adam klamer diletakan pada gigi 16 dan 26 sebagai retensi
b. Rahang Bawah:
Koreksi malposisi gigi rahang bawah dengan plat aktif yang dilengkapi dengan:
- Labial arch dengan U loop pada gigi 34 dan 44 dengan stainless wire 0,07 mm
- Adam klamer diletakan pada gigi 36 dan 46 dengan stainless wire 0,07 mm
- C klamer pada gigi 31 dan 41 untuk mempertahankan median line rahang bawah
terhadap rahang atas
- Basis plat rahang bawah
Jalannya Perawatan (aktivasi):
- Labial arch dalam keadaan pasif untuk menjaga gigi anterior tetap pada lengkung
yang ideal dan untuk adaptasi pemakaian pertama.
- C klamer diletakkan dengan lengan pada distal gigi 31 dan 41 untuk
mempertahankan median line.
- Labial arch diaktifkan untuk meretraksi gigi 33, 32, 31, 41, 42, dan 43. Aktivasi
dengan cara memperkecil u loop dengan tang setengah bulat. Lup dipegang
dengan tang , sempitkan lup dengan tang. Dengan melakukan ini kaki horizontal
busur akan bergerak ke arah incisal. Kaki busur perlu dibetulkan dengan menahan
lup dan menempatkan horizontal busur di tengah gigi.
- Adam klamer diletakan pada gigi 36 dan 46 sebagai retensi
4. Penyesuaian Oklusi
Pengaturan malrelasi dan malposisi gigi akan mengubah keseimbangan oklusi yang
ada, sehingga dapat menyebabkan trauatik oklusi. Oleh karena itu diperlukan:
- Pengecekan kontak oklusi dengan articulating paper (kertas artikulasi)
- Dilakukan grinding pada daerah traumatik (daerah yang sangat biru), kemudian dicek
apakah daerah yang sangat biru menjadi seimbang di semua tonjol, jika masih terdapat
daerah yang sangat biru dilakukan grinding pada daerah yang traumatik tersebut,
sehingga warna biru menjadi seimbang di semua tonjol.
5. Pemasangan Retainer
Pemakaian retainer bertujuan untuk mempertahankan gigi-gigi dan lengkung gigi
yang telah dikoreksi dan menunggu terjadinya pembentukan tulang baru melalui proses
aposisi di sekitar gigi, sehingga gigi menjadi kokoh kembali dan tidak relapse. Untuk
18
Retainer dipakai siang dan malam (waktu tidur dipakai, hanya dilepas saat sikat
gigi) selama tiga bulan pertama. Kontrol tiap bulan sekali untuk mengetahui
derajat mobilitas atau kegoyahan gigi yang telah dikoresi.
Jika selama tiga bulan pertama masih terdapat kegoyahan gigi, maka pemakaian
dengan cara yang sama diperpanjang selama tiga bulan lagi. Jika mobilitas gigi
hilang untuk tiga bulan kedua retainer tidak perlu dipakai keluar rumah dan hanya
dipakai didalam rumah. Dicek kembali apakah setiap pemakaian kembali alat
terasa sesak atau tidak. Kontrol dilakukan setiap bulan sekali.
Jika selama tiga bulan kedua alat masih sesak jika dipakai kembali, maka
pemakaian diteruskan selama tiga bulan dengan kontrol setiap bulan sekali.
Untuk bulan ketiganya alat dipakai hanya malam hari, Dicek kembali apakah
setiap pemakaian kembali alat terasa sesak atau tidak. Kontrol dilakukan setiap
bulan sekali.
Jika bulan ketiga alat sudah tidak sesak pada pemakaian kembali, maka retainer
dihentikan. Kontrol tiga bulan berikutnya untuk pemeriksaan terakhir. Jika masih
ada kemungkinan relaps, sebaiknya retainer tetap dipakai pada malam hari selama
tiga bulan lagi kontrol dilakukan setiap bulan sekali.
19
0,7 mm
Adam klamer dengan stainless
wire 0,7 mm
3. Plat Akrilik
Plat aktif RB
Keterangan:
1. Labial arch dengan stainless wire
0,7 mm
2. Adam klamer dengan stainless
wire 0,7 mm
3. C klamer dengan stainless wire
0,6 mm
4. Plat akrilik
20
Retainer RA
Retainer RA, dilengkapi dengan:
1. Labial arch dengan stainless wire
2.
0,7 mm
Adam klamer dengan stainless wire
0,7 mm
Retainer RB
21
PROGNOSIS
Hasil perawatan diharapkan baik mengingat motivasi pasien yang besar untuk dirawat
giginya, jaringan pendukung yang masih baik, usia pasien muda, pasien kooperatif, dan keadaan
sosial serta ekonomi pasien yang mendukung.
Meida Amalina
Dosen Pembimbing
22
004583P22/24022014
004583P22/24022014
004583P22/24022014
004583P22/24022014
004583P22/24022014
23