Diajukan Kepada :
dr. Heru Wahyono, Sp.A
Disusun Oleh :
Wahid Nur Arifin
20100310193
Definisi
Ikterus adalah perubahan warna kuning pada skelera mata, kulit, dan
membran mukosa yang disebabkan oleh deposisi bilirubin yang meningkat
kadarnya dalam sirkulasi darah. Kata lain ikterus yaitu Jaundice yang berasal dari
kata Perancis jaune yang berarti kuning. Jaundice merupakan tanda bahwa hati
atau system empedu tidak berjalan normal (Stump, 1993).
Ikterus obstruktif adalah ikterus dengan bilirubin conjugated tinggi yang
dapat bersifat akut atau kronik dengan dilatasi atau tanpa dilatasi saluran empedu
yang disebabkan karena adanya hambatan dalam pengaliran empedu dari sel hati
yang menuju duodenum, sehingga bilirubin menumpuk di dalam aliran
darah( Stump, 1993).
Ikterus sebaliknya diperiksa dibawah cahaya terang dengan melihat sclera
mata, dan jika ini terjadi kadar bilirubin sudah berkisar antara 2- 2,5 mg/dL( 34
sampai 43 umol/L). jika ikterus sudah jelas dapat dilihat dengan nyata maka
bilirubin sudah mencapai 7 mg% (Sulaiman, 2006)
Patofisiologi
Terdapat 4 mekanisme umum dimana hiperbilirubinemia dan ikterus dapat
terjadi :
1. Pembentukan bilirubin secara berlebihan
2. Gangguan pengambilan bilirubin tak terkonyugasi oleh hati
3. Gangguan konyugasi bilirubin
4. Penurunan ekskresi bilirubin terkonyugasi dalam empedu akibat faktor
intrahepatik dan ekstrahepatik yang bersifat obstruksi fungsional atau
mekanik.
Hiperbilirubinemia tak terkonyugasi terutama disebabkan oleh tiga
mekanisme yang pertama, sedangkan mekanisme yang keempat terutama
menghakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi.
Pada ikterus obstruksi, terjadi penurunan ekskresi bilirubin terkonyugasi.
Gangguan ekskresi bilirubin, baik yang disebabkan oleh faktor-faktor fungsional
maupun obstruktif, terutama mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi.
Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, maka bilirubin ini dapat diekskresi
Etiologi
Ikterus Obstruktif (Kolestasis) Intrahepatik
Aliran empedu dapat terganggu pada tingkat mana saja dari mulai sel hati
(kanalikulus), sampai ampula Vateri. Penyebab ikterus obstruktif intrahepatik
antara lain :
1. Virus Hepatitis, peradangan intrahepatik mengganggu transport bilirubin
terkonyugasi dan menyebabkan ikterus. Hepatitis A merupakan penyakit self
limited dan dimanifestasikan dengan adanya ikterus yang timbul secara akut.
Hepatitis B dan C akut sering tidak menimbulkan pada tahap awal (akut),
tetapi bisa berjalan kronik dan menahun dan mengakibatkan gejala hepatitis
menahun atau bahkan sudah menjadi sirosis hati.
2. Alkohol, bisa mempengaruhi gangguan pengambilan empedu dan sekresinya,
dan mengakibatkan kolestasis. Pemakaian alcohol secara terus menerus bisa
menimbulkan perlemakan (steatosis), hepatitis, dan sirosis dengan berbagai
tingkat ikterus. Hepatitis karena alkohol biasanya memberi gejala ikterus
sering timbul akut dan dengan keluhan dan gejala yang lebih berat. Jika ada
nekrosis sel hati ditandai dengan peningkatan transaminase yang tinggi
(Sulaiman, 2006)
3. Infeksi bakteri Entamoeba histolitica, terjadi reaksi radang dan akhirnya
terjadi nekrosis jaringan hepar.
4. Adanya tumor hati maupun tumor yang telah menyebar ke hati dari bagian
tubuh lain.
Ikterus Obstruktif (Kolestasis) Ekstrahepatik
Efek patofisiologis mencerminkan efek backup konsituen empedu (yang
terpenting bilirubin, garam empedu, dan lipid) ke dalam sirkulasi sistemik dan
kegagalannya untuk masuk usus halus untuk ekskresi. Retensi bilirubin
menghasilkan campuran hiperbilirubinemia dengan kelebihan bilirubin konyugasi
masuk ke dalam urin. Tinja sering berwarna pucat karena lebih sedikit yang bisa
mencapai saluran cerna usus halus. Peningkatan dalam empedu dalam sirkulasi
selalu di perkirakan sebagai penyebab keluhan gatal (pruritus), walaupun
sebenarnya hubungannya belum jelas sehingga pathogenesis gatal masih belum
bisa di ketahui dengan pasti.
Garam empedu di butuhkan untuk penyerapan lemak dan vitamin K,
gangguan ekskresi garam empedu dapat di akibatkan steatorrhea dan
hipoprotombinemia. Pada keadaan kolestasis yang berlangsung lama (primary,
biliary, crrhosis) gangguan penyerapan Ca dan vitamin D serta vitamin lain yang
larut lemak dapat terjadi dan dapat menyebabkan osteoporosis dan osteomalasia.
Retensi kolesterol dan fospolipid mengakibatkan hiperlipidemia, walaupun
sintesis di hati dan esterifikasi yang berkurang dalam darah kolesterol turut
berperan kadar trigliserida tidak terpengaruh. Lemak beredar dalm darah sebagai
lipoprotein densitas rendah yang unik dan abnormal yang di sebut lipoprotein X .
Penyebab ikterus obstruktif ekstrahepatik antara lain :
1. Kolelitiasis
2. Kolesistitis
3. Atresia bilier
4. Kista duktus kholedokus
5. Tumor Pankreas
Gejala Klinis
-
Tinja tampak pucat karena bilirubin dalam usus, tinja juga bisa
mengandung terlalu banyak lemak, karena dalam usus tidak terdapat
empedu untuk membantu mencerna lemak makanan.
dalam usus.
Gatal-gatal karena terdapat terdapatnya empedu dalam sirkulasi darah.
Nyeri perut, hilangnya nafsu makan, muntah dan demam.
Diagnosis
Riwayat penyakit yang rinci dan pemeriksaan jasmani sangat penting
dalam diagnosis, karena kesalahan diagnosis terutama dikarenakan penilaian
klinis yang kurang atau penilaian gangguan laboratorium yang terlalu berlebihan.
Kolestasis ekstrahepatik dapat diduga dengan adanya keluhan sakit perut
(painless jaundice). Kadang-kadang bila bilirubin telah mencapai konsentrasi
yang lebih tinggi sering warna kuning sclera mata memberi kesan berbeda dimana
ikterus lebih member kesan kehijauan (greenish jaundice) pada kolestasis
ekstrahepatik dan kekuningan (yellowish jaundice) pada kolestasis intrahepatik.
Tes Laboratorium
bendungan
ekstrahepatik,
namun
hepatoselular
juga
berespon.
HEPATITIS
Etiologi : Virus yang menginfeksi hati secara primer adalah virus hepatitis A,
B, C, D, E dan kemungkinan F dan G.
Perbedaan Virus Hepatitis A-E
Virus
Agen
HAV
Virus RNA
Rantai
tunggal
HBV
Virus DNA
Cara
Masa
Pemeriksaan
penularan
Fekal oral,
inkubasi
15-45
laboratorium
Infeksi akut IgM anti
makanan, air,
parenteral
rata 30
(jaranga)
Parenteral,
hari
60-180
ganda
rata 60-
90 hari
HCV
HDV
HEV
Virus RNA
Darah,
15-160
untai
hubungan
hari, rata-
tunggal
seksual
rata 50
Virus RNA
Darah,
hari
30-60
untai
hubungan
tunggal
seksual
rata 35
hari
15-60
Virus RNA
Anti HCV
untai
tunggal tak
rata 40
berkapsul
hari
(Budiyanto, 2008)
Gejala Klinis : Gejala prodromal timbul pada semua penderita, terutama 1
atau 2 minggu sebelum awitan ikterus berupa malaise, rasa malas, anoreksia,
sakit kepala, demam, nausea. Sesudah itu akan terjadi ikterus yang kemudian
diikuti berbagai keluhan yang menonjol yaitu anoreksia, nyeri perut kanan
atas, pruritus, akan terjadi hepatogemali dengan hati yang melunak. Enzim
hati yang berasal dari sel nekrotik memasuki peredaran darah yang tampak
pada awal perjalanan penyakit (Budiyanto, 2008).
Ikterus yang terjadi pada hepatitis virus disebabkan oleh kombinasi
disfungsi hati dan kolestasis. Virus menyerang dan menginfeksi sel-sel hati
sehingga sel hati mengalami nekrosis. Dari sel yang nekrosis ini juga
dihasilkan enzim-enzim hati yang dapat dijadikan suatu petanda terjadinya
kerusakan sel hati. Sel-sel hati yang terinfeksi juga mengalami edem dan
pembengkakan. Pembengkakan ini dapat menekan dan menghambat
kanalikuli sehingga empedu yang didalamnya terdapat bilirubin tidak dapat
diekskresikan dengan baik (Budiyanto, 2008).
Penatalaksanaan :
1. Istirahat
2. Diet. Jika pasien mual, tidak nafsu makan dan muntah, sebaiknya
diberikan infuse. Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang
cukup kalori (30-35 kalori/kgBB) dengan protein cukup (1g/kgBB)
3. Medikamentosa
(Kapita Selekta, 2005)
FATTY LIVER
Perlemakan hati (fatty liver) adalah pembesaran ringan sampai sedang hati
akibat timbunan difus lemak netral (sebagian besar trigliserida) yang melebihi
5% dari seluruh berat hati. Dalam keadaan normal, lemak di hati hanya lima
persen dari berat seluruh hati, sedangkan pada perlemakan hati dapat
mencapai 50-60% dari berat hati seluruhnya (Hasan, 2006).
Etiologi :
- Alkohol
- Obesitas
- Diabetes mellitus tipe 2 dan Hiperlipidemia
- Malnutrisi Protein Kalori
- Nutrisi Parenteral Total
- Kehamilan
- Obat-obatan : kortikosteroid, estrogen dosis tinggi, tetrasiklin.
(Djanas, 2004)
hepar
memperlihatkan
sonodensitas
meninggi
dengan
permukaan rata. Batas vena hepatica menjadi tidak tegas akibat berkas
ultrasound mengalami banyak refleksi.
Penatalaksanaan :
Pengobatan pada perlemakan hati dengan menghilangkan penyebab.
a. Obesitas, mengurangi berat badan dengan diet dan latihan jasmani
b. Berhenti mengkonsumsi alkohol maka lemak pada sel hati dapat
c.
d.
e.
f.
berkurang
Control gula darah, mengurangi makanan berlemak dan olahraga teratur
Antidiabetik dan insulin sensitizer
Anti hiperlipidemia dan anti oksidan
Hepatoprotektor (Hasan, 2006)
SIROSIS HEPATIS
a. Penyakit infeksi
b. Zat hepatotoksik
c. Faktor kekurangan nutrisi
Gejala Klinis :
Gejala dini samar dan nonspesifik berupaya kelelahan, anoreksia, dyspepsia,
flatulen, konstipasi atau diare, berat badan berkurang, nyeri tumpul atau berat
pada epigastrium atau kuadran kanan atas.
Manifestasi utama dan lanjut sirosis merupakan akibat dari dua tipe gangguan
fisiologis : a. Gagal sel hati
- Ikterus
- Edema perifer
- Kecenderungan perdarahan
- Eritema Palmaris (telapak tangan merah)
- Angioma laba-laba
- Fetor hepatikum
- Ensefalopati hepatic
b. Hipertensi portal
-
Splenomegali
Varises oesofagus dan lambung
Manifestasi sirkulasi kolateral lain
Gambaran Ultrasonografi
o AWAL
: - Hati membesar permukaan irregular
- Tepi hati tumpul
- Terdapat peningkatan densitas gema kasar,
o LANJUT
heterogen
: - Hati kecil,
- Tepi tumpul
- Densitas tinggi kasar heterogen VH terputusputus, VP melebar (Lebih 1,2 cm)
- Ascites, splenemegali, hipertensi portel : VP,
VL. VU VK Lebar
Penatalaksanaan:
1. Istirahat di tempat tidur dan memperbaiki keadaan gizinya.
2. Diet rendah protein
3. Mengatasi infeksi dengan antibiotic
4. Roborantia, vitamin B kompleks.
ABSES HEPAR
Etiologi:
Karena Entamoeba histolitica terbawa aliran v.porta ke hepar. Untuk terjadinya
abses, perlu faktor pendukung, yaitu pernah terinfeksi amoeba, kadar kolesterol
meningkat, pasca trauma hepar, dan kecanduan alkohol. Akibat infeksi amoeba
tersebut, terjadi reaksi radang dan akhirnya mengakibatkan nekrosis jaringan
hepar.
Gejala klinis:
-Diare, mual dan muntah
-Demam, menggigil serta berkeringat
-Berat badan menurun
-Nyeri spontan dan nyeri tekan daerah lengkung iga dengan hepatomegali
-Ikterus
-Efusi pleura
Diagnosis :
-Laboratorium: Leukositosis, LED meningkat, anemia ringan, Fosfatase alkali
dapat meningkat. Prognosis buruk bila kadar serum amino transferase meningkat.
-Ultrasonografi
Diagnosis Banding :
-Kolesistitis akut
-Hepatitis virus akut
-Karsinoma hati primer tipe febril.
Penatalaksaan:
-Pemberian antibiotik disesuaikan dengan hasil tes kepekaan kuman. Jika
tes belum ada, bisa digunakan kombinasi gentamycin, metronidazol atau
klindamisin.
-Laparotomi
TUMOR HEPAR
Pada USG tumor hepar dapat dengan mudah didetesi, dan USG
dapat
membedakan
tumor
kistik
atau
solid
yang
sering
Hilar
kholangiokarsinoma
berasal
dari
duktus
USG
perferal
kholangiokarsinoma
biasanya
terlihat
sebagai massa
hipoekhoik yang tunggal dan homogen, dan kadang-kadang
terlihat nodul. Jika
terlihat banyangan hiperekhoik dengan banyangan akustik ini
biasanya karena
kalsifikasi.
Pada periferal kholangiokarsinoma tidak terlihat trombus pada
vena porta.
Hilar kholangio karsinoma yang sering disebut tumor klatskin
atau sentral
kholangio karsinoma biasanya lebih sering dibandingkan dengan
periferal kholangiokarsinoma.
Pada USG terlihat dujktus biliaris intra hepatal berdilatasi
sedangkan duktus
biliaris ekstra hepatal normal. Massa terlihat hipekhoik/ekhogenik
dengan batas tidak tegas, ireguler dan biasanya menginfiltrasi
kedaerah sekitarnya.
KANKER HEPAR METASTASE
Definisi:
Adalah tumor-tumor yang telah menyebar ke hati dari bagian tubuh lain.
Etiologi:
Tumor ganas metastatik pada umumnya berasal dari paru-paru, payudara, usus
bedar, pancreas dan lambung. Leukimia dan kanker sel darah lainnya (misal:
Limfoma), biasa juga menyebar ke hati. Kadang ditemukannya tumor hati
metastatik merupakan petunjuk adanya kanker lain pada penderita.
Gambaran klinis:
-Penurunan berat badan dan berkurangnya nafsu makan
-Hati menjadi besar
-Bisa juga terjadi demam
-Kadang limpa juga ikut membesar, terutama jika kanker berasal dari pankreas.
-Rongga perut teregang, karena terisi oleh cairan (asites).
-Jika kanker tidak menyumbat saluran empedu, tidak terdapat jaundice atau
terdapat sakit kuning yang ringan
-Dalam beberapa minggu sebelum penderita meninggal, jaundice akan bertambah
buruk.
-Penderita juga akan kehilangan kesadaran dan mengantuk karena racun yang
terkumpul dalam otak (ensefalopati hepatikum).
Pemeriksaan radiologi:
Ultrasonografi
Penatalaksanaan:
-Obat-obat anti kanker untuk sementara aktu dapat memperkecil ukuran tumor
dan memperpanjang harapan hidup penderita, tetapi tidak mengobati kanker
secara tuntas.
Terapi radiasi kadang dapat mengurangi nyeri yang hebat, tetapi tidak terlalu
efektif.
-Jika hanya ditemukan satu tumor, bisa diangkat melalui pembedahan.
Untuk kanker yang meluas, yang bisa dilakukan hanyalah mengurangi gejalagejala yang ditimbulkan.
KOLELITIASIS
Definisi
Sinonimnya adalah batu empedu, gallstones, biliary calculus. Istilah
kolelitiasis dimaksudkan untuk pembentukan batu di dalam kandungan
empedu. Batu kandungan empedu merupakan gabungan beberapa unsur yang
empedu
Definisi
Adalah reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan
nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan panas badan (Pridady, 2004)
Etiologi
Kolesisititis Kronik
Penatalaksanaan
Akut :
1. Konservatif :
a. Bila berat, beri cairan infuse
b. Istirahat baring
c. Puasa, pasang pipa nasogastrik
d. Analgesik, antibiotik
2. Bila gagal konservatif, perlu dilakukan kolesistektomi
Kronik : Kolesistektomi
(Kapita Selekta, 2005)
ATRESIA BILIER
Definisi :
Atresia bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau
tidak berkembang secara normal. Pada atresia bilier terjadi penyumbatan aliran
empedu dari hati ke kandung empedu. Hal ini biasa menyebabkan kerusakan hati
dan sirosis hati, yang jika tidak diobati biasanya akan berakibat fatal
Etiologi :
Atresia bilier terjadi karena danya perkembangan abnormal dari saluran empedu
di dalam maupun diluar hati. Tetapi penyebab terjadinya gangguan perkembangan
saluran empedu ini tidak diketahui. Atresi bilier ditemukan pada 1 dari 15.000
kelahiran.
Gambaran klinis:
Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah lahir, yaitu berupa:
-Ikterus
-Urin berwarna gelap
-Tinja berwarna dempul (akolik)
-Berat badan tidak bertambah atau penambahan berat badan berlangsung lambat.
-Hepatomegali
Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan akan timbul gejala sebagai berikut:
-Gangguan pertumbuhan
-Gatal-gatal
-Rewel
Diagnosis:
-Ultrasonografi
-Memasukkan pipa lambung sampai ke duodenum, lalu cairan duodenum
diaspirasi. Diagnosis atresi disokong apabila tidak ditemukan empedu pada cairan
duodenum.
-Laparotomi, dilakukan kolangiografi serta biopsy hati. Hati berwarna coklat
kehijauan dan noduler. Kandung empedu biasanya mengecil karena kolaps, dan
pada 75% penderita tidak ditemukan lumen yang jelas.
Penatalaksanaan
-Pembedahan dekompresi portoenterostomi : dilakukan sebelum bayi berumur 2
bulan
-Transplantasi hati: jika usia bayi lebih dari 3 bulan.
KISTA KOLEDOKUS
Definisi:
Kista duktus kholedokus adalah pelebaran kistik dari duktus biliaris yang
biasanya didapat secara kongenital. Kelainan ini bisa disertai oleh pelebaran
duktus biliaris intra hepatal.
Gambaran Kista koledokus:
-Dilatasi kistik tunggal yang meliputi seluruh duktus koledokus, duktus hepatikus
komunis atau keduanya.
-Divertikulum yang terpisah dari kandung empedu dan saluran ekstrahepatik yang
asli.
-Dilatasi kistik saluran empedu yang berdasar di dinding duodenum.
-Campuran beberapa jenis kista yang dapat meliputi saluran intrahepatik.
-Dilatasi kistik intrahepatik murni yang disertai fibrosis hati bawaan (penyakit
caroli).
Diagnosis:
-Trias: Nyeri, massa intra abdomen, ikterus obstruktif
PANKREATITIS
Definisi:
Adalah radang pancreas yang disertai manifestasi local dan sistemik, dan
kebanyakan bukan disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus, namun akibat
autodigesti oleh enzim pancreas yang keluar dari saluran pancreas
Gambaran klinis:
-Nyeri hebat atau terus menerus di perut bagian atas dan pinggang
-Penderita duduk membungkuk dengan kedua lengan menekuk lutut
-Ikterus
Diagnosis:
Ultrasonografi
Penatalaksanaan:
-Pemberian analgesik yang kuat seperti petidin beberapa kali sehari, morfin tidak
dianjurkan. Dapat juga diberikan pentazosin.
-Puasa total dan pemberian nutrisi parenteral unutk mengistirahatkan pankreas
-Pada pasien yang berat dilakukan penghisapan cairan lambung untuk mengurangi
pelpasan gastrin dan mengurangi rangsangan pada pancreas, serta berguna untuk
dekompresi bila terdapat ileus paralitik
KANKER PANKREAS
Faktor Resiko
Beberapa faktor resiko dan endogen yang diduga dapat menyebabkan
timbulnya karsinoma pancreas (Sjamsuhidajat, 2005)
1. Faktor Eksogen, antara lain :
- Makan makanan tinggi lemak dan kolesterol
- Alkohol
- Merokok
- Kebiasaan minum kopi
2. Faktor Endogen, antara lain :
- Diabetes mellitus
- Pankreatitis Kronik
- Klasifikasi Pankreas
- Pankreatolitiasis
Gejala Klinis :
-
terlokalisir
Hilangnya nafsu makan serta penurunan berat badan lebih dari 10%
(Padmomartono, 2006)
Pemeriksaan Ultrasonogafi
Penatalaksanaan
-
radiasi
Terapi konservatif diberikan terhadap keluhan yang timbul.
(Hadi, 2004)