Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 1 yang terdiri dari saya (Frans Edwin), Evy, Rendi dan Roberto mengajar di

Taman Bina Anak Aisyiyah yang terletak di Komplek Sandang jalan U 38A, Palmerah Jakarta
Barat.

Pada hari Senin, 16 Maret 2015 adalah hari pertama saya bersama dengan rekan-rekan
sekelompok saya mengajar di Taman Bina Anak Asyiyah. Kami sepakat untuk langsung
berkumpul di TK tersebut seperti yang sudah di rencanakan pada hari sebelumnya. Pada saat
saya tiba disana, belum ada satu orang pun yang tiba disana selain Roberto, begitu juga dengan
para anak didik belum ada satu pun yang tiba. Kemudian saya masuk menemui pemilik dari
Taman Bina Anak Aisyiyah dan para guru untuk berkoordinasi terlebih dahulu dan
mempersiapkan meja dan alas untuk anak-anak duduk. Setelah itu ternyata datang satu orang
anak ditemani dengan ibunya, lalu saya mendekatinya dan mengajaknya bicara, nampak dari
wajahnya dia malu untuk berbicara dengan saya. Beberapa menit berikutnya, anak didik yang
lain mulai berdatangan begitu juga dengan rekan-rekan sekelompok saya. Aktivitas Taman Bina
Anak Aisyiyah pun dimulai, di awali dengan doa bersama yang di pimpin oleh para guru
kemudian dilanjutkan dengan nyayi agar mereka bersemangat, terdengar dari suara menyayi
mereka yang keras menandakan bahwa mereka bersemangat. Kemudian kendali terhadap anakanak di berikan kepada kami. Kami memperkenalkan diri satu persatu begitu juga dengan
mereka. Pada saat mengajarkan bagaimana untuk memperkenalkan diri menggunakan bahasa
Inggris sulit bagi kami untuk medapatkan perhatian dari mereka karena mereka bukan dari kelas
yang sama melainkan dari 3 kelas yang berbeda dan juga banyak dari mereka yang mengobrol,
menangis ataupun bercanda satu sama lain. Kami pun membagi mereka menjadi beberapa
kelompok, ada yang bersama dengan Evy, Rendy, Roberto dan Saya. Ternyata pada saat
dikelompok kecil saya pun masih mengalami kesulitan tetapi karena saya sudah pernah
berpengalaman sebelumnya, saya mulai mengambil perhatian mereka satu per satu yaitu dengan
cara menjadi seperti mereka. Saya bertanya kepada mereka apa cita-cita mereka lalu mengobrol
sambil bercanda bersama mereka. Pada saat suasana di kelompok kecil ini sudah saya
kendalikan, saya mulai untuk mengajarkan mereka memperkenalkan diri mereka satu per satu
seperti Hello, my name is Frans Edwin, I am five years old and my hobby is playing football.
Sedikit demi sedikit mereka mulai mengikuti saya walaupun masih terbata-bata. Kemudian saya
memberikan mereka kertas dan pensil untuk menulis kata kata tersebut agar mereka lebih mudah
untuk mempelajarinya, dan dapat mereka diulangi dirumah masing-masing dengan di bantu
dengan orang tuanya. Di sela-sela waktu mereka sedang menulis saya memberikan beberapa
pertanyaan mengenai mereka agar saya dapat lebih akrab dengan mereka, mereka semua
bergantian menyebutkan hal yang disukai mereka. Terlihat dari wajah mereka yang ceria
mendandakan bahwa saya sudah sedikit mengambil perhatian mereka agar memudahkan saya
dan rekan-rekan kelompok saya untuk mengajar di minggu selanjutnya. Sebelum pulang kami
mencoba mereka untuk memperkenalkan diri agar memastikan apa yang hari ini kami ajarkan
dapat mereka lakukan walaupun mereka masih malu-malu jika disatukan kembali menjadi
kelompok besar. Aktivitas hari ini pun diakhiri dengan doa dan bernyanyi sebelum pulang.

Senin, 23 Maret 2015 adalah kunjungan kedua saya bersama kelompok. Pelajaran yang
akan kami ajarkan kali ini adalah kerajinan tangan origami atau melipat kertas dan juga bahasa
Inggris dari betuk origami yang dibuat. Namun saya terlambat untuk hadir tepat waktu dikarekan
macet pada saat perjalanan dari rumah menuju ke Taman Bina Anak Aisyiyah. Saya sangat
khawatir dengan aktivitas yang akan kami lakukan karena Roberto dan Rendy tidak bisa sama
sekali dalam hal melipat origami. Pada saat saya tiba disana, ternyata suasana dapat di
selamatkan dan dikendalikan oleh Evy, mereka sedang membuat kamera dari origami, saya pun
langsung masuk dan menghampiri anak-anak yang kesulitan dalam membuat origami yang
diajarkan oleh Evy, memang sangat sulit bagi anak TK untuk membuat origami dalam bentuk ini.
Setelah itu saya memperlihatkan bagaimana cara untuk membuat anjing dari origami dan rekanrekan yang lain membantu mereka yang mengalami kesulitan. Setelah semua telah berhasil
membauat origami bentuk anjing, saya memperlihatkan bagaimana caranya untuk membuat
origami dengan bentuk yang lainnnya seperti burung, katak, kucing, pesawat, perahu dan
lainnya. Walaupun memang ada beberapa bentuk origami yang sangat sulit bagi anak seusia
seperti mereka untuk membuatnya, hal yang kami fokuskan dalam pengajaran kali ini adalah
bahasa Inggris dari bentuk-bentuk yang telah di baut beserta dengan bagian-bagian yang terkait
dengan bentuk origami tersebut. Contohnya origami kucing, bahasa Inggrisnya adalah cat,
kucing mempunyai empat(four) kaki, dua(two) kaki depan dana dua(two) kaki belakang, dan
juga suara dari kucing. Atau origami berberntuk pesawat, yang dalam bahasa Inggrisnya adalah
airplane, dikendalikan oleh pilot(pilot), siapa yang mempunyai cita-cita menjadi pilot dan saya
pun berpura-pura menjadi pilot dan mereka menjadi penumpang. Semua saya lakukan agar
mereka dapat merasakan kesenang dalam belajar, semakin mereka senang, mereka akan semakin
antusias dan semakin tinggi keinginan mereka untuk mengetahui lebih lanjut. Banyak dari
mereka yang meminta dibuatkan origami sesuai yang mereka minta, namun pengetahuan saya
dalam hal origami saya juga terbatas sehingga tidak dapat memenuhi permintaan mereka. Waktu
pun berjalan dengan sangat cepat, tak terasa waktu mereka untuk pulang pun hampir tiba.
Melihat dari mereka yang masih belum bisa membuat origami, dengan waktu yang tersisa yang
juga mengajak ibu-ibu yang menemani anaknya untuk membuat origami agar dapat diajarkan
kembali pada saat dirumah nanti. Sampailah pada waktu untuk mereka pulang, seperti biasa
sebelum pulang kita semua berdoa dan bernyayi terlebih dahulu, sebelum mereka meninggalkan
Taman Bina Anak Aisyiyah saya berpesan kepada mereka untuk menjaga kerbersihan, karena
saya melihat banyak origami pesawat yang berserakan dimana-mana, saya mengumpulkan
semuanya lalu bagikan kembali ke mereka untuk di bawa pulang kerumah , kemudian kami
perbolehkan mereka pulang satu per satu.

Pada hari Senin, 30 Maret 2015 adalah kunjungan ketiga saya bersama kelompok ke
Taman Bina Anak Aisyiyah. Pada hari ini pelajaran yang akan kami ajarkan kepada anak-anak
adalah mengenalkan angka dalam bahasa Inggris kepada mereka dan juga berhitung. Seperti
biasa sebelum anak-anak datang kami mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan, papan
tulis, meja dan alas untuk mereka duduk. Pada saat pelajaran akan dimulai seperti biasa kita
awali dengan doa dan bernyanyi bersama, tak lupa juga kami memeriksa kebersihan mereka,
seperti kuku yang panjang harus dipotong. Pertama-tama kita mengenalkan angka dalam bahasa
Inggris terlebih dahulu kepada mereka, kami pun menggunakan suatu lagu untuk
mempermudahkan mereka menghafalkan angka 1 sampai dengan 10 dengan menggunakan
bahasa Inggris. Tiba-tiba saya menyadari bahwa ada seorang anak perempuan gemuk yang
terlihat tidak aktif dari hari pertama kunjungan, ia hanya duduk bersender di dinding. Karena
pada kunjungan kedua sama lebih dominan, saya menyerahkan pelajaran hari ini kepada rekanrekan saya yang lain. Saya menghampirinya dan fokus hanya kepadanya, kemudian bertanya
siapa namanya dan mengapa dia tidak mengikuti pelajaran. Dari analisa saya terhadap anak
tersebut bahwa dia merasa asing karena tidak ada teman sehingga dia hanya ingin pulang, oleh
karena itu saya terus menemani disampingnya. Dia pun terlihat menolak akan keberadaan saya
didekatnya, namun saya tidak membiarkannya begitu saja, saya tetap mengajaknya bicara
dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan akhirnya dia merasa lebih nyaman. Kemudian
saya memberikan pelajaran yang hari ini diajarkan kepadanya, nampaknya dia pun masih belum
bisa fokus kepada pelajaran, dia masih saja menunggu waktu untuk pulang. Saya meyakinkan
dirinya untuk belajar bersama dengan saya yang nantinya tanpa terasa waktu akan berlalu dengan
cepat, lagipula ayahnya juga belum menjemputnya, saya meyakinkan dirinya sekali lagi.
Kemudian saya mengambil beberapa kotak susu yang sudah kelompok saya sediakan
sebelumnya yang nantinya akan dibagikan kepada mereka semua. Saya menggunakan kotak susu
itu sebagai bahan untuk mempelajari berhitung dalam bahasa Inggris untuknya, dia terlihat
sangat tertarik dengan cara yang saya gunakan. Saya mengajarkannya secara perlahan-lahan
dengan menggunakan lagu kami gunakan untuk mengingat angka dari 1 sampai 10, sedikit demi
sedikit dia mulai menghafal angka-angka tersebut. Saya pun mengambil selembar kertas dan
pensil untuk lebih memudahkannya mengenal angka dalam bahasa Inggris. Setelah saya rasa dia
mulai mengerti, baru lah saya ajak dia untuk mempelajari penjumlahan dan pengurangan dalam
bahasa Inggris. Saya menggambarkan buah yang dia sukai sebagai bahan untuk penjumlahan dan
pengurangan dalam bahasa Inggris. Sempat dia diejek oleh anak-anak yang lain pada saat saya
mengajarkan berhitung kepadanya karena dia salah menjawab pertanyaan yang saya berikan,
saya meyakinkan kepada untuk tidak mendengarkan temannya dan tetap mencoba jawaban yang
lain. Saya memberikan satu kotak susu untuk usahanya mempelajari berhitung dalam bahasa
Inggris. Saya tau bahwa anak ini mampu namun karena lingkungan yang membuatnya tidak
nyaman untuk belajar mempengaruhi dirinya dalam mengikuti pelajaran. Saya pun membuat
janji kepadanya untuk tidak perlu takut dan malu kepada teman-teman yang lain, dan dia pun
berjanji kepada saya. Waktu pulang pun tiba kami berdoa dan bernyanyi sebelum pulang. Saya
menemaninya anak tersebut sampai ia di jemput oleh ayahnya.

Senin, 6 April 2015 adalah kunjungan kami yang keempat kalinya, pada kunjungan kali
ini pelajaran yang akan kami ajarkan kepada anak-anak Taman Bina Anak Aisyiyah adalah
mewarnai gambar-gambar hewan seperti kucing, anjing, burung, sapi, kuda dan masih banyak
yang lainnya, dan juga nama-nama hewan tersebut yang sudah tertera di gambar agar
memudahkan mereka untuk mempelajarinya, kami juga memperkenalkan warna-warna kepada
mereka.

Anda mungkin juga menyukai