Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama
pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara
150-430 perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah
dilaksanakan angka kematian di rumah sakit menjadi 3 %.1
Hippocrates mendefinisikan diare pengeluaran tinja yang tidak normal dan
cair. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/ RSCM, diare diartikan sebagai buang
air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih
banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar
sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan
anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali.1
Semua anak di dunia pernah terkena diare. Malangnya, dari sekian banyak
anak yang diare, beberapanya adalah kasus yang serius bahkan sampai
menyebabkan kematian. Ini merupakan efek dari kehilangan banyak cairan
essensial tubuh dan juga elektrolit melalui feses. Setiap kematian merupakan
tragedi dan hal ini dapat dicegah dengan cara yang sederhana melalui penjagaan
higienitas dan manajemen penyakit yang baik dan cepat.2

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.3
Diare adalah peningkatan jumlah dan volume dari buang air besar dengan
perubahan konsistensi, terutama peningkatan kandungan air. Kadang buang air
besar juga mengandung mukus, nanah atau darah.2

2.2 Epidemiologi
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Negara
berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salh satu penyebab kematian
dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama dibawah usia 5 tahun. Di dunia,
sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahunnya karena diare dan sebagian
kejadian tersebut terjadi di Negara berkembang. Sebagai gambaran 17 % kematian
anak di dunia disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia, hasil dari Riskesdas
2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang
terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1- 4 tahun
penyebab kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.3

2.3 Klasifikasi
Penyakit diare dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cara. Untuk
subdivisi pertama dibagi menjadi diare akut dan diare kronik. Diare akut biasanya
onsetnya mendadak, umumnya beberapa jam sampai beberapa hari. Diare kronik

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

umumnya onset lebih lama dan bisa lebih dari 1 atau 2 minggu. Pada episode awal
sulit untuk membedakan akut atau kronik. 2
WHO juga mengklasifikasikan diare menjadi diare akut dengan diare
persisten. Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah dan
berlanjut sampai 14 hari atau lebih. Jika terdapat dehidrasi sedang atau berat, diare
persisten, diare persisten diklasifikasikan sebagai berat. Jadi diare persisten
adalah bagian dari diare kronik yang disebabkan oleh berbagai penyebab.4
2.4 Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :1
1. Infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak, yaitu :
Infeksi Virus : Rotavirus, Adenovirus, Kalsivirus, Koronavirus,
Astrovirus, Virus Norwalk, Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie,

polimyelitis), dan sebagainya.


Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,

Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.


Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides),
Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas

hominis), jamur (Candida albicans).


b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti Otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis,
Brokopneumonia, Ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.3
2. Non infeksi
a. Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah

intoleransi laktosa.
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein

b. Faktor makanan
Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

Alergi makanan
Keracunan makanan
Makanan basi
c. Faktor Psikologi : rasa takut dan cemas
d. Kelainan anatomi : malrotasi, hirsprung1

2.5 Patogenesis
Mekanisme yang menyebabkan timbulnya diare adalah:1
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkan dan timbul
diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic usus
menurun,

akan

mengakibatkan

bakteri

tumbuh

berlebihan

yang

selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Patogenesis diare akut


1. Masuknya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung
2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multipikasi) didalam usus halus
3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diargenik)
4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare. 1
Patogenesis diare kronik

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

Lebih kompleks dan faktor- faktor yang menimbulkannya ialah infeksi


bakteri, parasit, melabsorbsi, malnutrisi, dan lain- lain. 1

2.6 Gejala Klinis


Mula- mula bayi menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja
cair mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah
menjadi kehijau- hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah
sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat makin banyaknya asam laktak, yang berasal dari laktosa yang tidak
dapat diabsorbsi usus selama diare.1
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan
keseimbangan asam- basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak
cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun,
turgor kulit berkurang, mata dan ubun- ubun besar menjadi cekung, selaput lendir
bibir dan mulut serta kulit tampak kering. 1
Mual dan muntah adalah simptom yang non spesifik akan tetapi muntah
mungkin disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran cerna
bagian atas seperti : enteric virus, bakteri yang memproduksi enterotoksin,
Giardia, dan Cryptosporidium.1
Tabel 1. Gejala Khas Diare Akut oleh berbagai penyebab 3
Gejala Klinis Rotavirus

Shigella

Salmonell ETEC

EIEC

Kolera

a
Masa tunas

Panas

12-17

24-48

jam

jam

++

++

6-72 jam

6-72 jam

6-72 jam

48-72
jam

++

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

++

Mual&munta

Sering

Jarang

Sering

Sering

Tenesmu

Tenesmus

Tenesmus

Tenesmus

Kram

, kram

, kolik

Nyeri kepala

Lama sakit

5-7 hari

> 7 hari

3-7 hari

2-3 hari

Variasi

3 hari

Sedang

Sedikit

Sedikit

Banyak

Sedikit

Sangat

h
Nyeri perut

, kram

Sifat tinja :
- Volume

banyak
- Frekuensi

Sampai

>

10

10

kali/hari

Sering

Sering

Sering

Terusmeneru

kali/hari

- Konsistensi

Cair

Lembek

Lembek

Cair

Lembek

Cair

Sering

Kadang-

Amis

Lendir/darah
- Bau

kadang
-

+/-

Busuk

(khas)
- Warna

Kuning-

Merah-

Kehijaua

Tidak

Merah-

Seperti

hijau

hijau

berwarna

hijau

cucian
beras

Leukosit

Lain- lain

Anoreksi

Kejang

Sepsis +/-

Meteorismu

Infeksi

+/-

+/-

sistemik

Tabel 2. Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare4


Klasifikasi

Tanda-Tanda

atau Pengobatan

Dehidrasi berat

Gejala
Terdapat 2 atau lebih dari Beri cairan untuk diare
tanda ddi bawah ini
1. Letargi

dengan dehidrasi berat


tidak

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

sadar
2. Mata cekung
3. Tidak bisa minum
atau malas minum
4. Cubitan
kulit
perut
Dehidrasi

Ringan

Sedang

lambat

sangat lambat
/ Terdapat dua atau lebih Beri anak cairan dan
tanda di bawah ini

makanan untuk dehidrasi

1. Rewel, gelisah
ringan. Setelah rehidrasi,
2. Mata cekung
nasihati
ibu
untuk
3. Minum
dengan
penaganan di rumah dan
lahap, haus
4. Cubitan
kulit kapan kembali segera.
Tanpa dehidrasi

kembali lambat
Tidak terdapt cukup Beri cairan dan makanan
taanda

untuk untuk menangani diare di

diklasifikasikan
dehidrasi

sebagai rumah.

ringan

Nasihati

ibu

atau kapan kembali segera

berat

Kunjungan ulang dalam


waktu 5 hari jika tidak
membaik

2.7 Diagnosis
2.7.1 Anamnesa
1. lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsistensi tinja,
lendir dan / darah dalam tinja.
2. Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil
terakhir, demam, sesak, kejang, kembung.
3. Jumlah cairan yang masuk selama diare
4. Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengkonsumsi
makanan yang tidak biasa
5. Penderita diare disekitarnya dan sumber air minum5
2.7.2 Pemeriksaan Fisik

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

1. keadaan umu, kesadaran dan tanda vital


2. tanda utama : keadaan umum gelisah, cengeng atau lemah / letargi / koma,
rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
3. tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir,
mulut, dan lidah
4. berat badan
5. tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit seperti napas cepat
dan dalam (asidosis metabolik), kembung (hipokalemi), kejang (hipo atau
hipernatremia)
6. penilaian derajat dehidrasi5

2.7.3 Pemeriksaan Penunjang


1. Tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila ada tanda intoleransi
laktosa dan kecurigaan amubiasis.
Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja :
a. Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau
b. Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri
c. Kimia
: pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)
d. Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut
2. Analisa gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.5
2.8 Diagnosis Banding
1. Kolitis ulseratif
2. Invaginasi
3. Alergi susu sapi7
2.9 Tatalaksana
Lintas diare : (1) cairan (2) seng (3) nutrisi (4) antibiotik yang tepat (5)
edukasi.
A .Cairan
1. Tanpa dehidrasi
a. Cairan rehidrasi oral dengan menggunakan NEW ORALI diberikan 510 mL / kg BB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1
Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

tahun sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 mL,
dan umur di atas 5 tahun semaunya. Dapat diberikan cairan rumah
tangga sesuai kemauan anak. ASI harus terus diberikan.
b. Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain
(tidak mau minum, muntah terus menerus, diare frekuensi dan profus).5
2. Dehidrasi ringan-sedang
a. Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75
mL/kg BB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah
terjadi dan sebanyak 5-10 mL/kgBB setiap diare cair.5
b. Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap
diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi
sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan
Ringer Laktat atau KaEN 3B atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung
c.
d.
e.
f.

berdasarkan berat badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala.5


Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari
Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari
Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari
Pasien dipantau di puskesmas/Rumah Sakit selama proses rehidrasi
sambil memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orang

tua.5
3. Dehidrasi berat
a. Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer
asetat 100 mL/kgBB dengan cara pemberian
Umur kurang dari 12 bulan 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya.
Umur diatas 12 tahun 30 mL / kgBB dalam jam pertama, dilanjutkan
70 mL/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya.5
b. Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat
minum dimulai dengan 5 mL/kgBB selama proses rehidrasi.
4. Koreksi gangguan kesimbangan asam basa dan elektrolit
a. Hipernatremia (Na>155 mEq/L)
Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian
cairan dekstrose 5% salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih
dari 10 mEq per hari karena bisa menyebabkan edema otak.
b. Hiponatremia (Na<130 mEq/L)
Kadar natrium diperiksa ulang setelah rehidrasi selesa, apabila masih
dijumpai hiponatremia dilakukan koreksi sebagai berikut:
Kadar Na koreksi (mEq/L)=125 kadar Na serum x 0,6 , berat badan;
diberikan dalam 24 jam
Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

c. Hiperkalemia (>5 mEq/L)


Koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium glukonas 10% sebanyak
0,5-1 ml/kgBB i.v secara perlahan-lahan dalam 5-10 menit; sambil
dimonitor irama jantung dengan EKG
d. Hipokalemia
Koreksi dilakukan menurut kadar kalium.
Kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan KCL 75 mEq / kg BB per oral per
hari dibagi 3 dosis.
Kadar K < 2,5 mEq / , berikan KCL melalui drip intravena dengan
dosis:
- 3,5 kadar K terukut x Bb (kg) x 0,4 +2 mEq/kgBB?24 jam dalam
-

4 jam pertama
3,5-kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam 20
jam berikutnya.5

B. Seng
Seng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi buang air
besar dan volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi
pada anak. Seng zink elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah
tidak mengalami diare dengan dosis :
-

Umur di bawah 6 bulan : 10 mg per hari


Umur di atas 6 bulan : 20 mg per hari5

C. Nutrisi
Asi dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap
diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai penganti nutrisi
yang hilang. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. Anak
tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih
kurang 6x sehari), rendah serat , buah-buahan diberikan terutama pisang.5
D. Medikamentosa
a) tidak boleh diberikan obat anti diare
b) antibiotik
antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare berdarah)
atau kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mengganggu

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

keseimbangan flora usus sehingga dapat memperpanjang lama diare dan


Clostridium difficile akan tumbuh yang menyebabkan diare sulit
disembuhkan. Selain itu, pemberian antibiotik yang tidak rasional dapat
mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik. Untuk disentri basiler,
antibiotik diberikan sesuai data sensitivitas setempat, bila tidak
memungkinkan dapat mengacu kepada dat publikasi yang dipakai saat ini,
yaitu kotrimoksazol sebagai lini pertama, kemudian sebagai lini kedua.
Bila kedua antibiotik tersebut sudah resisten makan lini ketiga adalah
sefiksim.5
Tabel 3. Terapi antibiotik untuk diare6
Organisme
Salmonella typhi

Pengobatan
Ampisilin,

Keterangan
kloramfenikol, Penyakit
bakteremik,

trimetoprim/sulfametoksazol,
Salmonella lain

invasif

sefotaksim, siprofloksasin
Biasanya tida; amoksisilin, Pengobatan
ampisilin,

diindikasikan jika usia

trimetoprim/sulfametoksazol,

kurang dari 3 bulan,

sefotaksim, siprofloksasin

atau

jika

anemia

keganasan,
sickle

cell,

AIDS, atau bukti, tidak


adanya
Shigella

fokus

infeksi

gastrointestinal
Trimetoprim/sulfametoksazol, Amoksisilin

tidak

ampisilin

direkomendasikan;
pengobatan mengurangi
daya

infeksi

dan

Escheria coli

membantu kesembuhan
Biasanya tidak diberikan jika Pencegahan travelers

Toksigenik

endemik;

diarrhea

dengan

trimetoprim/sulfametoksazol

bismuth

subsalisilat,

atau

siprofloksasin

untuk doksisiklin,

travelers diarrhea
Invasif atau patogenik

Trimetoprim

atau

siprofloksasin
/ Tidak ada pengobatan

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

Campylobacter

sulfametoksazol, neomisin
jika dicurigai HUS
Penyakit
ringan
tidak Jika dimulai awal (hari
memerlukan

1-3),

pengobatan;eritromisin
azitromisin

untuk

pengobatan

atau mengurangi

gejala-

diare; gejala dan organisme

aminoglikosida, meropenem pada tnja


atau

imipenem

penyakit sistemik
Tidak
diberikan

Yersinia

untuk
untuk Manfaat

pengobatan

diare;gentamisin,

adenitis

mesenterika

kloramfenikol,

dengan antibiotik belum

trimetoprim/sulfametoksazol

dibuktikan

atau

sefotaksim

untuk

Vibrio cholerae

penyakit sistemik
Tetrasiklin,

Clostridium difficile

trimetoprim/sulfametoksazol
Metronidazol,
vankomisin C.difficile

Rumatan cairan penting

oral

agen

diare

antibiotik
Giardia lamblia

Quinakrin,

dan

akibat
kolitis

pseudomembranosa
furazolidin, Furaolidin merupakan

metronidazol

saru-satunya
yang

Cryptosporodium

merupakan

tersedia

bentuk cair
Tidak ada; azitromisin atau Infeksi serius

preparat
dalam
pada

paromomisin dan okstreotid immunocompromised


Entamoeba histolytica

pada AIDS
Metronidazol,

patient (AIDS)
tinidazol

diiukuti iodokuinol

Tabel 4. Obat antimikroba untuk pengobatan penyakit diare dan beberapa infeksi
Obat

Indikasi

Dosi

Dosis

Lama

anak

pengob

dew

atan

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

Reaksi

keterangan

Ampicilli

Sh.

asa
500

1000

disentri

mg,
6

5 hari

Ruam

Dibeberapa

mg/kg/hari

makulopa

negara

/6 jam

pular pada banyak

jam

orang

yang

dewasa.

resiten.

Menyebab

Single dose

kan kolitis 4

gram

pseudome

efektif dan

mbran

berguna
pada
beberapa
situasi

Co-

Sh,

TMP TMP

trimoksaz

disentri

160

mg/kg/hari

TMP atau

ol,

mg

dan SMX

toksik

trimetopri

dan

50

5% kasus.

SM

mg/kg/hari

Demam,

sulfameto

dibgi

ruam,

ksazol

800

dosis(maks

dan

10 5 hari

Alergi
di

fotosensiti

mg 2 imum

vitas,

sampai

gejala

seha

dosis

gastrointes

ri

dewasa)

tinal,
SMX
ruam dan
gejala
gastrointes
5 hari

tinal
Gejala

Nalidixic

Sh.

4 gr/ 100

acid

Disentri.

hari

mg/kg/hari

gastrointes mahal

Ketika

diba

dibagi

tinal,

resisten

gi 4 dosis

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

hemolisis

Relatif

Terasiklin

dengan

dosi

G6PD

antibiotik

defisiensi,

diatas

alergi,

v.cholera

ruam
Gejala

500

75-140

3-5 hari

mg,

mg, 6 jam

gastrointes strain

atau

tinal,

jam

mg/kg/hari

hepatotoks terhadap

/6

ik

0
jam

(maksimal

Beberapa
resisten

pada tetrasiklin

kehamilan

dosis
Furazolid

V.cholera

one

Doxycycli

v.cholera

ne

100

dewasa)
5

mg,

mg/kg/hari

/4 dosis

jam
300

4 mg/kg/1 Single

Gagal

mg

kali

dose

ginjal

25-50

7 hari

Gejala

3-5 hari

seka
Eritromisi

Campylo

li
500

bacter

mg,

mg/kg/hari

gastrointes i

jejuni

/4 dosis

tinal,

jam

eksresi
untuk tidak gejala

pengobata
n

nikol

s.tiphy

lama

hepatotoks bakteri tapi


ik

Kloramfe

Mengurang

jangka

500

50

panjang
14 hari Leukopeni

mg,

mg/kg/hari

atau

a,

sampai

lebih

trombosito

jam

tidak

peni,

dema, lalu

anemia

30

aplastik

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

Metronida

E.histolyt

750

mg/kg/hari
30

zol

ica

mg,

mg/kg/hari

gastrointes

3 dosis

tinal,

10 hari

Gejala

kali

ataksia,

seha

sakitkepal

Sulfonami

v.cholera

ri
1 g, 100

atau

mg/kg/hari

atau

gastrointes direkomend

sh.disentr

jam

/6

lebih

tinal, ruam asikan

a
hari Gangguan

Tidak

karena
banyak
patogen
yang
resisten dan
efek
sampingnya
yang
siginifika

E. Edukasi
Orang tua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan
Kesehatan bila ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja berdarah, makan atau
minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3
hari. Orang tua dan pengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit secara benar.5
Langkah promotif / preventif:
1.
2.
3.
4.
5.

ASI tetap diberikan


Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan
Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban
Imunisasi campak
Memberikan makanan penyapihan yang benar

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

6. Penyediaan air minum yang bersih


7. Selalu memasak makanan5
2.10 Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat
terjadi berbagai macam komplikasi seperti:
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektrokardiografi)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa usus halus
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita
juga mengalami kelaparan.1
DAFTAR RUJUKAN
1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Buku Kluliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Infomedika.
1985. Hal 283 312.
2. Cutting,WAM. Diarrhoeal Disease in Disease of Children in the
Subtropics and Tropics.Los Angeles USA: University of
Califonia.2008.Hal 455-495.
3. Juffrie, M, Mulyani Nenny Sri. Buku Ajar Gastroenteritis- Hepatologi
Jilid 1. Jakarta : IDAI. 2010. Hal 87- 136.
4. WHO.Pelayanan Kesehatan anak di Rumah Sakit. Jakarta: WHO
Indonesia. 2008. Hal 131-155
5. Pudjiadi AH, dkk. Pedoman Pelayanan Medis. IDAI.2009. Hal 58-62
6. Kirschner BS, Black DD. Saluran Gastrointestinal in Nelson Esensi
Pediatri Edisi 4. Jakarta : EGC.2010. Hal 506-517
7. Hay William W, Anthony R. Hayward. Acute Infectious Diarrhea in
Curren Pediatric Diagnosis & Treatment sixteenth edition, Pretice Hall
International inc; 1993. Page: 630-638.

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

STATUS ORANG SAKIT

I. Anamnese pribadi O.S


Nama

: Laurensius Siregar

Umur

: 11 Tahun

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Suku/Bangsa

: Batak

Agama

: Protestan

BB masuk

: 29 kg

TB masuk

: 133 cm

Tanggal masuk

: 13 Desember2014

Alamat
: Jalan Mesjid Taufiq Gg. Sarjana No. 5 Medan,
Kecamatan Medan Perjuangan

II. Anamnese mengenai orang tua o.s.


Nama
Umur
Agama
Pekerjaan

AYAH
J.Siregar
45 tahun
Protestan
Pegawai swasta

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

IBU
Emmy Herawati
49 tahun
Protestan
Ibu Rumah Tangga

Perkawinan
Pendidikan
RPT
Alamat

I (pertama)
SLTA
Tidak ada
Jl. Mesjid Taufiq GG. Sarjana
No 5 Medan, Kecamatan
Medan Perjuangan

I (pertama)
SLTA
Tidak ada
Jl. Mesjid Taufiq GG. Sarjana
No 5 Medan, Kecamatan
Medan Perjuangan

III. Riwayat kelahiran o.s.


Cara lahir

: Partus Spontan Pervaginam

Tanggal lahir

: 21 November 2003

Tempat lahir

: Klinik Bersalin

Ditolong oleh

: Bidan

BB lahir

: 3500 gr

PB lahir

: 50 cm

Usia kehamilan

: 37 minggu

IV. Perkembangan Fisik


Saat lahir

: Menangis kuat dan spontan

0 bulan - 2 bulan

: dapat memiringkan badan ke kiri dan ke kanan

3 bulan - 4 bulan

: Sudah bisa mengangkat kepala

5 bulan - 7 bulan

: sudah bisa telungkup dan duduk dengan bantuan

8 bulan 9 bulan

: sudah bisa duduk sendiri dan merangkak

10 bukan 12 bulan : sudah bisa berdiri

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

>12 bulan-sekarang

: sudah bisa berjalan

V. Anamnese Makanan
0 bulan- 6 bulan

: ASI

7 bulan- 12 bulan

: ASI + susu formula

12 bulan- 24 bulan

: ASI + Susu formula + Nasi Tim

24 bulan

: makanan biasa

VI. Imunisasi
BCG

: (+) 1 X

Hepatitis B

: (+) 3x

Polio

: (+) 4x

DPT

: (+) 3x

Campak

: (+) 1x

Kesan

: Imunisasi dasar lengkap

VII. Penyakit yang pernah diderita

: Tidak ada.

VIII. Keterangan mengenai saudara o.s.

:Os merupakan anak tunggal

IX. Anamnese mengenai penyakit o.s.

1. Keluhan Utama

: Mencret

2. Telaah

Hal ini dialami OS 4 hari sebelum masuk RS. Frequensi 5


kali / hari , volume gelas aqua, air > ampas lendir (+),
darah (+).

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

3. RPT
4. RPO

Muntah (+) dialami OS 1 hari sebelum masuk RS. frequensi


2 kali / hari, volume gelas aqua tiap kali muntah, isi
apa yang dimakan dan diminum.
Nyeri perut (+)
Ibu OS mengeluhkan anaknya rewel dan sering haus. Nafsu
makan menurun
Demam (+) dialami OS 4 hari sebelum masuk RS, demam
bersifat naik turun, demam turun dengan obat penurun panas,
menggigil (-), kejang (-).
Batuk (-), Flu (-)
BAK (+) Kesan cukup
:: Paracetamol

X. Pemeriksaan Fisik
1. Status Presens
KU/KP/KG
Sensorium
Tekanan nadi
Frekuensi nafas
Temperature
BB Masuk
TB Masuk

: Sedang/sedang/baik
: Composmentis
: 108x/menit, regular
: 26 x/menit,reguler
: 37,9 C
: 29 kg
: 133 cm

2. Status Lokalis
a. Kepala
Mata

Anemia
Ikterik
Dispnoe
Sianosis
Oedema

: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)

:
: Reflek cahaya (+/+), pupil isokor, mata
cekung(+/+), air mata (+/+) kurang,

Hidung
Telinga
Mulut
b. Leher
c. Thorax

conjungtiva palpebra inferior pucat (-/-)


: Dalam Batas Normal
: Dalam Batas Normal
: Mukosa mulut kering (+)
: Pembesaran KGB (-)

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

:Simetris fusiformis, retraksi (-)


:Stem fremitus kanan = kiri
:Sonor pada kedua lapangan paru
:SP : Vesikuler
ST : (-)
HR : 108x/menit, regular, desah (-)
RR : 26 x/menit, regular, ronki (-)

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

d. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
e. Ekstremitas
Atas
Bawah
f. Genitalia

: Simetris
: Soepel, hepar dan lien tidak teraba, turgor
kulit kembali lambat
:Tympani
:Peristaltik (+) Meningkat
: Pulse 108x/menit,reguler, akral hangat, T/V
cukup, CRT<3
:Akral hangat, CRT <3
: Laki-laki, tidak ada kelainan

XI. Status Neurologi :


a. Syaraf otak

: tidak dilakukan pemeriksaan

b. Sistem Motorik
pertumbuhan otot

: tidak dilakukan pemeriksaan

kekuatan otot

: tidak dilakukan pemeriksaan

neuro muscular

: tidak dilakukan pemeriksaan

involuntary movement : tidak dilakukan pemeriksaan


c. Koordinasi

: tidak dilakukan pemeriksaan

d. Sensibilitas

: tidak dilakukan pemeriksaan

XII. Pemeriksaan Khusus

Tanggal

Hasil
1. Mantouxtest

: Tidak dilakukan pemeriksaan

2. Radiologi

: Tidak dilakukan pemeriksaan

3. Pungsi lumbal

: Tidak dilakukan pemeriksaan

4. Kimia darah

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

5. E.K.G

: Tidak dilakukan pemeriksaan

6. Pungsi sumsum tulang

:Tidak dilakukan pemeriksaan

7. Mikrobiologi

: Tidak dilakukan pemeriksaan

8. CT Scan

: Tidak dilakukan pemeriksaan

9. E.E.G

: Tidak dilakukan pemeriksaan

10. Screening perdarahan

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Laboratorium
Urine

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Feces

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Darah

1. Darah lengkap
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
2. KGD ADRANDOM 128 mg/dl
3. Elektrolit
a. Natrium : 136 mmol / dl
b. Kalium
: 2,8 mmol/dl
c. Chlorida : 101 mmol /dl

10300 uL
4,89 x 106 /uL
12,6 gr / dl
37.1%
75,9 fl
25,8 pg
34,0 dL
159000uL

XIII. Ringkasan
1. Anamnese
KU

: Mencret

Telaah :

Hal ini dialami OS 4 hari sebelum masuk RS. Frequensi 5


kali / hari , volume gelas aqua, air > ampas lendir (+),
darah (+).

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

RPT
RPO

Muntah (+) dialami OS 1 hari sebelum masuk RS. frequensi


2 kali / hari, volume gelas aqua tiap kali muntah, isi
apa yang dimakan dan diminum.
Nyeri perut (+)
Ibu OS mengeluhkan anaknya rewel dan sering haus. Nafsu
makan menurun
Demam (+) dialami OS 4 hari sebelum masuk RS, demam
bersifat naik turun, demam turun dengan obat penurun panas,
menggigil (-), kejang (-).
: Demam Biasa
: Paracetamol

2. Pemeriksaan Fisik
KU/KP/KG
: Sedang/sedang/baik
Sensorium
: Compos mentis
Tekanan nadi
: 108 x/menit, regular
Frekuensi nafas : 26 x/menit, reguler
Temperature
: 37,9 C
BB Masuk
: 29 kg
TB Masuk
: 133 cm
Status Lokalis
a. Kepala
Mata

Anemia
Ikterik
Dispnoe
Sianosis
Oedema

: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)

:
: Reflek cahaya (+/+), pupil isokor, mata
cekung (+/+), air mata (+/+) kurang,

Hidung
Telinga
Mulut
b. Leher
c. Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

d. Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

conjungtiva palpebra inferior pucat (-/-)


: Dalam Batas Normal
: Dalam Batas Normal
: Mukosa oral kering (+)
: Pembesaran KGB (-)
: Simetris fusiformis, retraksi (-)
: Stem fremitus kanan = kiri
: Sonor pada kedua lapangan paru
: SP : Vesikuler
ST : (-)
HR : 108 x/menit, regular, desah (-)
RR : 26 x/menit, regular, ronki (-)
: Simetris
: Soepel, hepar dan lien tidak teraba, turgor
kulit kembali lambat
: Tympani
: Peristaltik (+) Meningkat

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

e. Ekstremitas
Atas

:
: Pulse 108 x/menit, reguler, akral hangat, T/V

cukup, CRT<3
Bawah : Akral hangat, CRT <3
3. Laboratorium :
darah lengkap : WBC/HB/HCT/PLT : 10300/12,6/37,1/159000
kgd adrandom : 128 mg / dl
Elektrolit
: Kalium : 2,8 mmol /L
XIV. Differensial Diagnosis
1.
2.
3.
4.

GE + Dehidrasi Ringan Sedang


Kolitis ulseratif
Invaginasi
Alergi susu sapi

XV. Diagnosa Kerja


Ge + Dehidrasi Ringan Sedang
XVI. Therapy
-

Bed rest
IVFD RL 75 cc/ kgBB / 4 jam = 181 gtt/i makro Selama 4 jam
Oralit 200 300 cc per kali mencret
Kotrimoksazol 2 x 480 mg
Zinc
1 x 20 mg
Lacto B
2 x 1 Sachet
Paracetamol
3 x 300 mg (k/p)
Diet MII 1680 kkal + 58 gr protein

XVII. Usul
-

Feses Rutin
Urin Rutin
Imunisasi Campak

XVIII. Prognosis : Baik

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

TABELFOLLOW UP PASIEN
Tanggal (Hari
Rawatan)
Keluhan

KU/KP/KG
Sensorium
Frekuensi
nadi
Frekuensi
nafas
Temperatur
BB Masuk
BB Sekarang
Mata

Hidung

Hari Rawatan 1
(14 Desember 2014)
Mencret (+), darah (+) Muntah
(-), Demam (-)
Sedang/sedang/baik
Composmentis
108 x/mnt
28 x/mnt

Hari Rawatan 2
(15 Desember 2014)
Mencret (+), darah (-)
Status Present
Sedang/sedang/baik
Composmentis
104 x/mnt
26 x/mnt

37,4 C
29 kg
29 kg

37,2C
29 kg
29 kg
Status Lokalisata
Kepala
Reflek cahaya(+/+), pupil
Reflek cahaya(+/+), pupil
isokor, conj.palpebra inferior
isokor, conj.palpebra inferior
pucat(-/-), mata cekung (-)
pucat(-/-), mata cekung (-)
Dalam batas normal
Dalam batas normal

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

Hari Rawatan 3
(16 Desember 2014
Mencret (-),

Sedang/sedang/baik

Composmentis
108 x/mnt
30 x/mnt
36,9C
28 kg
30 kg

Reflek cahaya(+/+), pu
isokor, conj.palpebra inf
pucat(-/-), mata cekung
Dalam batas normal

Telinga
Mulut
Leher

Dalam batas normal


Dalam batas normal
Pembesaran KGB (-)

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Simetris fusiformis, retraksi (-)


Stem fremitus kanan=kiri
Sonor pada kedua lapangan
paru
SP: Vesikuler
ST: (-)
HR : 108x/mnt, reguler
RR : 28 x/mnt, reg. ronki (-)

Inspeksi
Palpasi

Simetris
Soepel, hepar / lien tidak teraba

Perkusi
Auskultasi

Tympani
Peristaltik (+) Meningkat

Atas

Pulse 108 x/menit, Akral


hangat, T/V cukup, CRT<3
Akral hangat, CRT<3
Turgor kulit kembali cepat
Laki-laki,tidak ada kelainan
Feses Rutin Hasil
1. makroskopis
warna : coklat
konsistensi: encer
lendir (+), darah (+)
2. mikroskopik : amuba
(-), leukosit > 100/lpb,
kista, telur (-)
3. ph (6,5), berat jenis
1,005, nitrit negatif

Bawah
Kulit
Genitalia
Pemeriksaan
penunjang

Diagnosis

urin rutin hasil


1. warna : kuning
2. kekeruhan : jernih
3. protein (-)
4. reduksi (-)
Ge + Dehidrasi Ringan Sedang

Dalam batas normal


Dalam batas normal
Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Simetris fusiformis, retraksi (-)
Stem fremitus kanan=kiri
Sonor pada kedua lapangan
paru
SP: Vesikuler
ST: (-)
HR : 104 x/mnt, reguler
RR : 26 x/mnt, reg. ronki (-)
Abdomen
Simetris
Soepel, hepar / lien tidak
teraba
Tympani
Peristaltik (+) Meningkat
Ekstremitas
Pulse 104 x/menit, Akral
hangat, T/V cukup, CRT<3
Akral hangat, CRT<3
Turgor kulit kembali cepat
Laki-laki,tidak ada kelainan
Rectal touche ; spinchter ani
kuat, benjolan (-) feses(+),
darah (-) -

Ge + Dehidrasi Ringan Sedang

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

Dalam batas normal


Dalam batas normal
Pembesaran KGB (-

Simetris fusiformis, retrak


Stem fremitus kanan=k
Sonor pada kedua lapan
paru
SP: Vesikuler
ST: (-)
HR : 108 x/mnt, regul
RR : 28 x/mnt, reg. ronk
Simetris
Soepel, hepar / lien tidak
Tympani
Peristaltik (+)N

Pulse 108 x/menit, Ak


hangat, T/V cukup, CRT
Akral hangat, CRT<3
Turgor kulit kembali ce
Laki-laki,tidak ada kela
-

Ge + Dehidrasi Ringan S

Terapi

Bed rest
IVFD KAEN IIIB 24 gtt/i
Oralit 200 300 cc per
kali mencret
Kotrimoksazol 2 x 480 mg
Zinc
1 x 20 mg
Lacto B 2 x 1 Sachet
Paracetamol 3 x 300 mg
Diet MII 1680 kkal + 58 gr
protein

Bed rest
IVFD KAEN IIIB 24 gtt/i
Oralit 200 300 cc per
kali mencret
Kotrimoksazol 2 x 480 mg
Zinc
1 x 20 mg
Lacto B 2 x 1 Sachet
Paracetamol 3 x 300 mg
Diet MII 1680 kkal + 58 gr
protein

Usul

Pasien PBJ tanggal 17 Desember 2014

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

Bed rest
IVFD KAEN IIIB 24
Oralit 200 300 cc pe
mencret
Kotrimoksazol 2 x 48
Zinc
1 x 20 mg
Lacto B 2 x 1 Sach
Paracetamol 3 x 300 m
Diet MII 1680 kkal +
protein

Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang

Anda mungkin juga menyukai