NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh:
YHUNIKA LUTVI MARISHA
A 410 090 208
mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi
siswa menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan kehidupan mereka
sehari-hari (Blancard, 2001 dan Johnson, 2002). Pembelajaran kontekstual
memiliki berbagai keunggulan, yaitu (1) materi yang dipelajari tidak terlepas dari
keunggulan-keunggulan
di
atas,
diharapkan
strategi
yang relatif baru. Pada penelitian ini, strategi pembelajaran kontekstual yang
diterapkan menggunakan model pembelajaran problem solving. Dengan metode
diskusi dan tanya jawab, siswa mampu menyampaikan ide-ide yang dimilikinya.
Peran guru sebagai fasilitator dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Kocak, Bozan dan Isik (2009) menyimpulkan bahwa siswa yang belajar
matematika dalam kelompok lebih baik dalam memahami permasalahan. Siswa
lebih mengedepankan ide-ide baru dengan menerapkan apa yang mereka pahami
bukannya menghafal melalui rumus. Pada penelitian ini, guru menggunakan
model pembelajaran problem solving yaitu memecahkan suatu permasalahan
melalui metode diskusi. Guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan
kehidupan nyata, sehingga memudahkan siswa dalam memecahkan masalah.
Dalam kelompok, siswa berhadapan dengan siswa lain yang berbeda
pengetahuannya. Siswa mampu menuangkan ide matematika satu sama lain,
sehingga berdampak pada peningkatan komunikasi dan hasil belajar siswa.
Komalasari (2012) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan sipil siswa SMP. Pembelajaran
kontekstual bersifat alami terhadap siswa sehingga mampu mengembangkan
pembelajaran secara bermakna dan berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penelitian ini, pembelajaran kontekstual dengan metode diskusi mampu
meningkatkan komunikasi dan hasil belajar matematika siswa. Diskusi kelompok
mampu membentuk karakter siswa untuk berpikir kritis dalam mengembangkan
ide-ide yang mereka miliki untuk memecahkan permasalahan.
Perin (2011) menyatakan bahwa strategi kontekstual merupakan keterkaitan
konsep-konsep matematika yang dapat mengembangkan kemampuan dan
motivasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, strategi kontekstual mampu
mengembangkan komunikasi belajar matematika siswa. Melalui metode diskusi
dan
tanya
jawab,
strategi
tersebut
mampu
mendorong
siswa
untuk
Sesudah Tindakan
Siklus I
Siklus II
10 siswa
24 siswa
(32,26%)
(80%)
3 siswa
(9,09%)
9 siswa
(29,03%)
20 siswa
(66,67%)
11 siswa
(35,48%)
21 siswa
(70%)
9 siswa
(29,03%)
19 siswa
(63,33%)
No
1
2 siswa
(6,06%)
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Menyatakan ide
matematika dengan
berbicara
Menggambarkan ide ke
dalam model
matematika
Menuliskan ide
matematika dalam
bentuk visual
Menjelaskan konsep
matematika
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Sebelum tindak mengajar, siswa masih merasa takut ketika menyatakan ide.
Dalam diskusi, sesorang akan berlatih berbicara untuk dapat meyampaikan ide di
depan umum. Dalam hal ini, siswa khawatir jika pendapat yang disampaikannya
tidak sesuai dengan harapan. Pada siklus I, strategi pembelajaran kontekstual
mampu mendorong siswa untuk menyampaikan ide-ide yang mereka miliki
dengan bahasa yang menarik. Diskusi yang diterapkan guru mampu mengeksplor
pola pikir siswa sehingga berdampak positif pada perkembangan lisan siswa. Pada
siklus II, siswa tidak lagi merasa takut ketika menyampaikan ide. Siswa yang
diberikan kesempatan untuk bekerja dalam kelompok akan menunjukkan
kemajuan baik ketika mereka saling mendengarkan ide satu sama lain.
Pada kondisi awal, kemampuan siswa dalam menggambarkan ide ke dalam
model matematika belum sesuai harapan. Siswa belum mampu membedakan
variabel-variabel yang mereka gunakan dalam memecahkan permasalahan. Pada
siklus I, siswa mulai mampu menyatakan ide ke dalam model matematika dengan
tepat. Hal ini didorong oleh rasa komunikatif siswa yang cukup tinggi dalam
melakukan diskusi. Pada siklus II, siswa mulai memahami bagaimana cara
menggambarkan ide dari suatu permasalahan sehari-hari ke dalam model
matematika.
Dalam
menyelesaikan
permasalahan,
siswa
harus
mampu
mengerjakan soal secara bertahap. Oleh karena itu, dibutuhkan kecermatan dalam
menyatakan berbagai permasalahan ke dalam bentuk matematika.
Sebelum tindak mengajar, kemampuan siswa menuliskan ide matematika
secara visual bervariasi. Mengkomunikasikan ide matematika agar dapat dipahami
orang lain bukan pekerjaan yang mudah. Menulis merupakan salah satu cara
menyampaikan ide matematika berupa pemecahan masalah. Siklus I menunjukkan
bahwa siswa yang mampu menuliskan ide matematika secara visual mengalami
peningkatan. Keterampilan menulis berkaitan erat dengan bahasa yang digunakan.
Dalam siklus ini, siswa sudah mampu merepresentasikan bahasa matematika
dalam bentuk tulisan meskipun belum optimal. Pada siklus II, siswa sudah mampu
menyajikan isi, ide atau konsep matematika dalam bentuk tulisan. Dalam menulis,
kemampuan isi
siswa. Pada penelitian ini, permasalahan bersifat kontekstual dengan mengaitkan pada
kehidupan nyata siswa. Hal tersebut mampu mendorong sikap komunikatif siswa
dalam menyajikan hasil karya mereka.
Indikator Hasil
Sebelum
Belajar
Tindakan
Siklus I
Siklus II
7 siswa
19 siswa
23 siswa
KKM ( 65)
(21,2%)
(61,3%)
(76,7%)
100.00%
80.00%
60.00%
Mencapai KKM ( 65 )
40.00%
20.00%
0.00%
Kondisi
Awal
Siklus I
Siklus II
Nilai siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sangat bervariasi.
Dalam pembelajaran, siswa tidak dibekali dengan materi ajar yang mengaitkannya
dengan kehidupan nyata. Oleh karena itu, siswa mengalami kesulitan saat
dihadapkan dengan permasalahan yang bersifat kompleks. Pada siklus I, hasil
belajar matematika siswa mengalami peningkatan. Strategi pembelajaran
kontekstual
memberikan
kesempatan
pada
siswa
untuk
menjelaskan
berbagai
lambang,
notasi
dan
10
struktur
matematika
dalam
Simpulan
Pembelajaran matematika kontekstual dilakukan dengan lima tahap. (1)
Guru melakukan orientasi siswa pada situasi masalah. (2) Guru mengorganisasi
siswa untuk belajar. (3) Guru membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok. (4) Siswa mengembangkan dan menyajikan hasil karya. (5) Guru
bersama dengan siswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
Pembelajaran matematika dengan strategi kontekstual dapat meningkatkan
komunikasi belajar matematika. Peningkatan komunikasi diamati dari empat
indikator. Peningkatan berbicara 70,91%. Peningkatan menggambar 57,58%.
Peningkatan menulis 51,82%. Peningkatan menjelaskan konsep 57,27%.
Peningkatan
komunikasi
mengakibatkan
peningkatan
hasil
belajar
Daftar Pustaka
Adedoyin, Omobola. 2010. An Investigation of The Teachers Classroom
Question on The Achievements of Students in Mathematics: Case Study of
Botswana Community Junior Secondary Schools. European Journal of
Educational Studies / Vol.2 No.3
Bronack, Stephen, dkk. 2008. Presence Pedagogy: Teaching and Learning in a
3D Virtual Immersive World 20 (1): 59-69.
Coker, Bunyamin. Hakan Catlioglu & Osman Birgin. 2010.Conceptions of
Students About Renewable Energy Sources: A Need to Teach Based on
Contextual Approaches. 2:1488-1492.
Debreli, Emre. 2012.Change in Beliefs of Pre-Service Teachers About Teaching
and Learning English As A Foreign Language Throughout An
Undergraduate Pre-Service Teacher Training Program. 46: 367-373.
Kosko, Karl W dan Jesse L. M. Wilkins. 2010. Mathematical Communication
and Its Relation to the Frequency of Manipulative Use. International
Electronic Journal of Mathematics Education / Vol.5 No.2
11
Koaka*, Zeynep Fidan; Radiye Bozana; zlem Iska. 2009. The importance of
group work in mathematics. Procedia Social and Behavioral Sciences 1
23632365
Komalasari, Kokom. 2012. The Effect of Contextual Learning in Civic
Education on Students Civic Skills, EDUCARE: International Journal
for Educational Studies / Vol.4 No.2
Lipeikiene, Joana. 2009. Proceedings of the 9th International Conference on
Technology in Mathematics Teaching. A Wide Concept Of Mathematical
Communication (pp.XXX). Metz, France: ICTMT 9
Mahmudi, Ali. 2009. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal
MIPMIPA UNHALU Volume 8, Nomor 1.
Shamsid-Deen, Ifraj dan Bettye P. Smith. 2006. Contextual Teaching and
Learning Practices in The Family and Consumer Sciences Curriculum,
Journal of Family and Consumer Sciences Education / Vol. 24 No. 1
Suryawati, Evi. Kamisah Osman & T. Subahan Mohd Meerah. 2010. The
Effectiveness of RANGKA Contextual Teaching and Learning on
Students Problem Solving Skills and Sciectufic attitude. 9: 1717-1721.
Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. Semarang: CV. Citra Mandiri Utama.
Tella, Adedeji. 2007. The Impact of Motivation on Students Academic
Achievement and Learning Outcomes in Mathematics among Secondary
School Students in Nigeria, Eurasia Journal of Mathematics, Science &
Technology Education / Vol. 3 No.2 (149-156)
The
Viseu, Floriano dan Ins Bernardo Oliveira. 2012. Open-ended Tasks in the
Promotion of Classroom Communication in Mathematics, International
Electronic Journal of Elementary Education / Vol.4 No.2, 287-300
Wasis. 2006. Cotextual Teaching and Learning dalam pembelajaran Sains-Fisika
SMP, Cakrawala Pendidikan / Th.XXV No.1
Zaini, Adrawi. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dalam Menuliskan
Lambang Pecahan Melalui Penggunaan Metode Diskusi Di Kelas IV SDN
Rek-Kerrek III Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan, Jurnal
Kependidikan Interaksi / Th.5 No.5
12