Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

ACARA 2
SKILL LAB I : PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Disusun oleh:
Nama

: Brian Yoga Wicaksana

NIM

: 14/370423/SV/7930

Kelompok

: D-2

Asisten

: Stella Esperanca T.H.M.N

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

I.
II.

Judul Praktikum
: Skill Lab I : Pengenalan Alat Laboratorium
Tujuan Praktikum:
1. Menghitung dosis yang diperlukan bagi bentuk sediaan padat
(tablet, kapsul) dan bentuk sediaan cair (mixture dan preparat
suntik);
2. Menghitung jumlah yang diperlukan untuk membuat larutan

III.

sederhana menggunakan presentasi dan rasio


Tinjauan Pustaka
Dosis
Dosis merupakan sejumlah obat yang memberikan efek terapi yang

diharapkan, sehingga perlu dicermati dalam perhitungannya supaya dapat


memberikan efek optimal dan tidak menimbulkan kerugian pada penderita
(Syarif, et al, 2012)
Dosis obat dimaksud jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam
satuan berat (gram, miligram, mikrogram) atau satuan isi (mililiter, liter) atau unitunit lainya (unit internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka dosis obat ialah
sejumlah obat yang memberikan efek terapeutik pada penderita dewasa; juga
disebut dosis lazim atau dosis medicinalis atau dosis tarapeutik. Bila dosis obat
yang diberikan melebihi dosi terapeutik terutama obat yang tergolong racun ada
kemungkinan terjadi keracunan, dinyatakan sebagai dosis toxica. Dosis toxica ini
dapat sampai mengakibatkan kematian, disebut sebagai dosis letalis. (Joenoes,
1990)
Dosis obat merupakan salah satu faktor utama yang sangat menentukan
keberhasilan suatu terapi. Terapi dikatakan berhasil apabila outcome clinic pasien
lebih baik dibandingkan dengan keadaan sebelum menggunaan obat. Outcome
clinic yang lebih baik umumnya tercapai bila kadar obat yang ada dapat reseptor
(tempat kerja obat) berada dalam jumlah yang sesuai (tepat). Kadar obat dalam
tempat kerjanya sangat ditentukan dari dosis obat yang diberikan dan dosis obat
yang diberikan sangat trgantung dengan kondisi pasien agar kadar obat dalam
tempat kerjanya tepat (Dipiro et al,2008, (Sihombing et al,2011)).

Kadar obat di dalam darah yang berada pada kadar terapi tidak mutlak
menjamin keberhasilan suatu terapi. Banyak faktor lain yang berpengaruh
terhadap berhasilnya suatu terapi, namun keadaan obat pada kadar terapi
merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan suatu terapi. Oleh
karena itu kondisi pasien merupakan pedoman keberhasilan suatu terapi (McEvoy
et al,2008,(dalam Sihombing et al,2011).
Dosis adalah jumlah yang tepat dari obat yang diberikan
untuk memberikan efek tertentu. Efeknya disebut sebagai
respon. Ketika hubungan antara respon diplot sebagai grafik, ini
disebut sebagai kurva dosis-respon. (Hitner, Nagle, 1999).
Pemakaian obat dengan dosis yang berlebihan dengan
waktu henti yang tidak tepat akan menyebabkan adanya residu
obat dalm karkas ataupun organ visera. (Palupi et al, 2010)
Rumus Penghitungan Dosiss
Untuk

mengetahui

berapa

mili;iter

obat

untuk

yang

dibutuhkan pasien ingat dua hal:

1. Dosis =

2. Untuk

mg
)
kg
[ konsentrasi ] ( )

BB ( kg ) x Dosis (

mendapatkan

persentasi

larutan

dalam

mg
ml ,

kalikan 10. (Rock, 2007)


Menghitung Sediaan Obat Padat Oral
Permintaan
x sediaan=Jumlah
Milik
Permintaan

adalah

pesanan

permintaannya adalah 0,5mg


Milik adalah kekuatan obat.

dokter.
Pada

Pada

contoh,

contoh,
etiketnya

menunjukkan bahwa tiap tablet berisi 0,25 mg.


Sediaan adalah bentuk sediaan obat. Alprazolam tersedia
dalam bentuk tablet. Karena tablet dan kapsul merupakan

kesatuan tunggal, persediaan untuk obat padat oral selalu


satu.
Jumlah

adalah

berapa

banyak

dari

persediaan

yang

diberikan. Untuk obat padat oral, jawabannya akan menjadi


tablet atau kapsul yang diberikan.
Menghitung Sediaan Obat Cair Oral
Permintaan
x sediaan=Jumlah
Milik
Permintaan

adalah

pesanan

dokter.

Pada

contoh,

permintaan adalah 0,25 gr.


Milik adalah kekuatan obat yang tersedia. Pada contoh,
etiketnya menunjukkan kekuatannya adalah 125 mg.
Sediaan adalah bentuk satuan sediaan obat. Pada etiket di
atas 5 ml, berisi 125 mg. Bentuk satuannya adalah 5 ml.
Contoh lain sediaan cair adalah :
250 mg per 5 ml : bentuk satuannya adalah 5 ml
1 g/ml : bentuk satuannya adalah 1 ml
100 mg dalam 2 ml : bentuk satuannya adalah 2 ml.
Jumlah adalah berapa banyak dari persediaan

yang

diberikan. Karena sediaannya adalah cairan, jawabannya


akan menjadi ukuran zat cair (ml ; cc ; sdt ; sdm) (Henke,
2008).
Metode Analisis Dimensional
Metode analisis dimensional secara luas digunakan sebagai
alternatif dari metode rasio dan proporsi dan metode rumus
dosis. Tidak ada rumus yang harus diingat pada analisis
dimensional, yang sering mengacu kepada logika dan akal.
Langkah-langkah

yang

digunakan

pada

metode

analisis

dimensional adalah sebagai berikut:

Langkah 1 : Tentukan satuan pengukuran yang tidak


diketahui pada persamaan. Nilai ini bisa ditulis dengan x,
dapat memiliki arti tablet, kapsul, miligram, mililiter, atau

satuan pengukuran lainnya. Label x dituliskan di sebelah

kiri persamaan dan diikuti dengan tanda sama dengan (=).


Langkah 2 : Selesaikan sisa persamaan di sebelah kanan
tanda

sama

dengan.

Hal

ini

dapat

membuat

Anda

menentukan dosis. Dengan kata lain, jumlah yang akan


diberikan adalah (=) jumlah yang tersedia x jumlah yang
diinginkan/diminta.
X tablet =

X mililiter =

jumlah tablet yang tersedia miligram

miligram
1
jumlah mililiter yang tersedia grain
x
grain
1

Langkah 3: Setelah Anda selesai menulis persamaan,


hapus semua satuan pengukuran kecuali x. Selesaikan
persamaan. Jawaban Anda hanya satuan pengukuran yang
ada di sebelah kiri persamaan. Pembilang dosis yang
diinginkan

(yang

belum

diketahiu)

tersedia harus sama. (DiDona, 2013)

dan

jumlah

yang

IV.

Hasil Praktikum

Soal :
1. Diketahui seekor marmut dengan berat 300 gr akan diberikan
gr
atrophinsulfat dengan dosis 15 kg . Berapa banyak atrophinsulfat yang
harus diberikan bila konsentrasi obat 5 % ?
2. Diketahui berat mencit 90 gr akan diberi obat sebanyak 60 ml. Berapa
mg
persen konsentrasi obat tersebut bila dosis 2 gr ?
3. Diketahui konsentrasi suatu obat adalah 1 % sedangkan dosisnya 15
gr
kg . Jika obat yang diberikan pada mencit 450 ml, berapa berat badan
mencit?
4. Diketahui sebuah obat yang diberikan pada seekor anak rusa 1,5 ml.
Konsentrasinya 20 % sedangkan berat badannya 20 kg. Berapakah dosis
yang tertera pada label obat?
5. 20 gr kristal NaCl akan dilarutkan dalam pelarut dengan konsentrasi 50 %.
Berapakah volume yang harus ditambahkan?
Jawaban :
Berat badan = B ; konsentrasi = K ; dosis = D ; volume = V
1. Diketahui : B = 0,3 kg
gr
D = 15 kg = 15.000
K=5%

= 50

mg
kg

mg
ml

Ditanyakan : V = ?
Jawab :
Volume (ml) =

berat badan ( kg ) X dosis (


konsentrasi( )

0,3 kg X 15.000 mg/kg


50 mg/ml

mg
)
kg

4.500
= 50 mg/ml
= 90 ml

2. Diketahui : B = 90 gr
V = 60 ml
mg
D = 2 gr
Ditanyakan : K = ?
Jawab :
Konsentrasi (%) =

berat badan ( gr ) X dosis (

mg
)
gr

volume (ml)

90 gr X 2 mg/gr
60 ml
180 mg
60 ml
= 3 mg/ml

= 0,3 %

3. Diketahui : V = 450 ml
gr
D = 15 kg = 15.000
K=1%

= 10

mg
ml

mg
kg
=1

gr
100 ml

Ditanyakan : B = ?
Jawab :
Berat badan (kg) =

konsentrasi ( gr /ml ) X volume(ml)


mg
dosis(
)
kg

mg
X 450 ml
ml
15.000 mg/kg

10

45
= 150 kg
= 0,3 kg

4. Diketahui : V = 1,5 ml
B = 20 kg

mg
ml

K = 20 % = 200
Ditanyakan : D = ?
Jawab :
Dosis (mg/kg) =

200

konsentrasi ( mg/ml ) X volume(ml)


berat(kg)
mg
X 1,5 ml
ml
20 kg

300 mg
20 kg
= 15 mg/kg

5. Diketahui : B = 20 gr
K = 50 % = 50 gr/100ml
Ditanyakan : Volume yang harus ditambahkan ( V ) = ?
Jawab : penyelesaian ini menggunakan perbandingan, yaitu
20 gr
50 gr /100 ml

20
0,5 ml

= 40 ml

V.

Pembahasan

Soal :
1. Seekor anjing dengan berat badan 7 kg diberi obat anti diare dengan dosis
5 mg/kg berat badan. Jika diketahui konsentrasi obat 0,7 %, berapa volume
obat yang harus diberikan?
2. Seekor kelinci dengan berat badan 2 kg diberi obat sebanyak 10 ml. Jika
diketahui konsentrasi obat 0,1 %, berapa dosis obat yang harus diberikan?
3. Anjing dengan berat badan 6 kg diberi obat Y sebanyak 60 ml. Jika
diketahui dosis obat 10 mg/kg berat badan, berapa konsentrasi obat Y
dalam persen(%)?
4. Seekor kelinci akan disuntikkan suatu obat sebanyak 40 ml dengan dosis
20 mg/kg berat badan. Jika konsentrasi obat tersebut 0,1 %, berapa berat
badan kelinci tersebut?
5. Kandungan obat X adalah 20 mg/tablet. Untuk kesembuhan membutuhkan
2 mg/kg berat badan. Berapa tablet yang diperlukan jika berat anjing 10
kg?
Jawab :
1. Diketahui :B = 7 kg
mg
D =5 kg
K = 0,7 %

= 7

mg
ml

Ditanyakan : V = ?
Jawab :
Volume (ml) =

berat badan ( kg ) X dosis (


konsentrasi( )

7 kg X 5 mg/kg
7 mg/ml

35
= 7 ml
= 5 ml

mg
)
kg

2. Diketahui :

B = 2 kg
V = 10 ml
K = 0,1 %

= 1

mg
ml

Ditanyakan : D = ?
Jawab :
konsentrasi ( mg/ml ) X volume(ml)
berat badan(kg)

Dosis (mg/kg) =

1 mg /ml X 10 ml
2 kg

10 mg
2 kg

= 5 mg/kg
3. Diketahui :

B = 6 kg
V = 60 ml
D = 10 mg/kg
Ditanyakan : K = ?
Jawab :
Konsentrasi (%) =

berat badan ( kg ) X dosis (


volume (ml)

6 kg X 10 mg/kg
60 ml

60 mg
= 60 ml
= 1 mg/ml
=

0.1%

mg
)
kg

4. Diketahui : V = 40 ml
mg
D = 20 kg
K = 0,1 %

= 1

mg
ml

Ditanyakan : B = ?
Jawab :
Berat badan (kg) =

konsentrasi ( gr /ml ) X volume(ml)


dosis (mg/ml)

mg
X 40 ml
ml
20 mg/kg

40
= 20 kg
= 2 kg
5. Diketahui :

K = 20 mg/tablet
mg
D = 2 kg

B = 10 kg
Ditanyakan : Jumlah yang diperlukan = ?
Jawab :
berat badan ( kg ) X dosis (
Jumlah yang diperlukan (tablet)=

konsentrasi(

10 kg X 2mg /kg
20 mg/tablet

20
= 20 tablet
= 1 tablet

mg
)
tablet

mg
)
kg

VI.

Daftar Pustaka
DiDona, Nancy. 2013. Sedian & Simbol Dosis Obat
Panduan

Penghitungan

Dosis

dan

Dasar-dasar

Pemberian Obat. Jakarta : Erlangga


Henke, Grace. 2008 . Med-Math Perhitungan Dosis,
Preparat, dan Cara Pemberian Obat. Jakarta: EGC
Penerbit Buku Kedokteran.
Hitner,
Henry,
Nagle,
Barbara.

1999.

Basic

Pharmacology. Columbus: Glencoe/McGraw-Hill.


Joenoes, Nanizar Zaman. 1990. Ars Prescribendi Resep
yang Rasional. Surabaya: Airlangga University Pers.
Palupi M.F, Rahminiwati M, Patriana U. Farmakokinetik
Parasetamol

Dalam

Plasma

Ayam

(Gallus

domesticus). 2010. Bogor.


Rock, Amanda. 2007. Veterinary Pharmacology. China:
Elsevier.
Sihombing, J.P., Hakim Lukman, Kusharwanti AN W.
Evaluasi Dosis Digoksin pada Pasien Gagal Jantung
dengan

Disfungsi

Ginjal

di

RSUP

Dr.

Sardjito.

Yogyakarta. Volume 1 No. 31 September. 2011.


Yogyakarta
Syarif, Rul Afiyah, dkk. 2012. Pedoman Dasar Penulisan
Resep Dokter untuk Pasien Anak. Yogyakarta: Bagian
Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran UGM.

Anda mungkin juga menyukai