(AHP)
I. PENGERTIAN
Herbert A.Simon, pemenang nobel mengatakan bahwa
para manajer atau pengambil keputusan tidak lagi
berusaha mengoptimumkan suatu tujuan tunggal seperti:
memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan
biaya, tetapi telah berubah untuk berusaha mencapai
suatu tingkat keuntungan yang memuaskan atas
teraihnya beberapa tujuan, misalnya : tingkat keuntungan yang memuaskan, tanggung jawab sosial, hubungan
masyarakat, hubungan dengan serikat buruh, dan
perlindungan terhadap lingkungan.
Salah satu metode yang dikembangkan untuk menyelesaikan masalah keputusan banyak tujuan atau kriteria
adalah Analytical Hierarchy Process (AHP).
AHP yang dikembangkan oleh Thomas Saaty merupakan metode untuk membuat urutan alternatif keputusan
dan memilih yang terbaik pada saat pengambil keputusan memiliki beberapa tujuan atau kriteria untuk mengambil keputusan tertentu. Peralatan utama AHP adalah
hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi
manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan
tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompoknya,
kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi
suatu bentuk hirarki (Permadi, 1992).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam melakukan proses penajabaran hirarki tujuan, yaitu :
1. Pada saat penjabaran tujuan ke dalam subtujuan, harus
diperhatikan apakah setiap aspek dari tujuan yang lebih
tinggi tercakup dalam subtujuan tersebut.
2. Meskipun hal tersebut dipenuhi, perlu menghindari terjadinya pembagian yang terlampau banyak, baik dalam
arah horizontal maupun vertikal.
3. Untuk itu sebelum menetapkan suatu tujuan untuk menjabarkan hirarki tujuan yang lebih rendah, maka dilakukan tes kepentingan, Apakah suatu tindakan/hasil yang
terbaik akan diperoleh bila tujuan tersebut tidak
dilibatkan dalam proses evaluasi ?
4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgment seluruhnya sebanyak n.[(n-1)/2] buah,
dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.
5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika
tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.
6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat
hirarki.
7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot
setiap elemen. Langkah ini untuk mensistesis judgment
dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat
hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.
8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10
persen maka penilaian data judgment harus diperbaiki.
Cukup disukai
3
Cukup hingga sangat disukai
4
Sangat disukai
5
Sangat disukai hingga amat sangat disukai
6
Amat sangat disukai
7
Amat sangat disukai hingga luar biasa disukai
8
Luar biasa disukai
9
--------------------------------------------------------------------------Contoh Perhitungan :
Seorang mahasiswa dihadapkan pada persoalan memilih aktivitas pada masa liburnya, ia memiliki dua
alternatif, yaitu membaca di rumah atau rekreasi ke
pantai. Ia memandang bahwa membaca di rumah (M)
memilki kepentingan dua kali lebih penting dibandingkan
1 2
1 / 2 1
A
B
C
1
1/ 3
1 / 2
1 1 / 5
5
1
3
2. Lokasi-Pendapatan
A
B
C
6 1 / 3
A 1
B 1 / 6 1 1 / 9
C 3
9
1
4. Lokasi-Transportasi
A
B
C
A 1 1 / 3 1 / 2
3
1
4
B
1
C 2 1 / 4
3. Lokasi Infrastruktur
A
B
C
1 1 / 3 1
A
3
1
7
B
C
1 1 / 7 1
2. Lokasi-Pendapatan
A
B
C
Rata-rata
-----------------------------------------------------------A 0,2400
0,3750 0,2308
0,2819
B 0,0400
0,0625 0,0777
0,0598
C 0,7200
0,5625 0,6923
0,6583
-----------------------------------------------------------Jumlah = 1,0000
3. Lokasi-Infrastruktur
A
B
C
Rata-rata
-----------------------------------------------------------A 0,2000
0,2258 0,1111
0,1790
B 0,6000
0,6774 0,7778
0,6850
C 0,7200
0,5625 0,1111
0,1360
-----------------------------------------------------------Jumlah = 1,0000
4. Lokasi-Transportasi
A
B
C
Rata-rata
-----------------------------------------------------------A 0,1667
0,5277 0,0909
0,1561
B 0,5000
0,6316 0,7273
0,6196
C 0,3333
0,3958 0,1818
0,2243
-----------------------------------------------------------Jumlah = 1,0000
Merangking Kriteria :
-----------------------------------------------------------------------------Kriteria
Pasar Pendapatan Infrastruktur Transport
-----------------------------------------------------------------------------Pasar
1
1/5
3
4
Pendapatan 5
1
9
7
Infrastruktur 1/3
1/9
1
2
Transportasi
1/7
1
------------------------------------------------------------------------------
0,1993
0,5012 0,2819 0,1790 0,1561
0,0860
0,3803 0,6583 0,1360 0,2243
0,0612
----------------------------------------------------------------------------------------Lokasi
Skor
----------------------------------------------------------------------------------------Charlotte
0,5314
Atlanta
0,3091
Birmingham
0,1595
------------------------------------------------------------------------------------------
KONSISTENSI AHP
Proses analisis betingkat (AHP) dilakukan berdasarkan perbandingan pasangan yg digunakan
pengambil keputusan untuk menetapkan
preferensi antara alternatif-alternatif keputusan
untuk berbagai kreteria. Prosedur normal AHP
dalam mengembangkan perbandingan pasangan adalah melalui wawancara untuk mendapatkan pernyataan dari pengambil keputusan dgn
menggunakan skala preferensi. Meskipun demikian ketika seorang pengambil keputusan harus
membuat banyak perbandingan, ia bisa melupakan pernyataan sebelumnya.
Selanjutnya :
1
5
1
3
1
4
1
5
1
1
9
1
7
1
2
0,1993
0,6535
0,0860
0,8328
2,8524
0,0612
0,3474
0,2473
Rata - n 4,1564 4
Indeks Konsistensi CI
0,0521
n -1
4 1
Jika CI = 0, maka pengambilan keputusan yg sangat
konsisten, sedangkan CI > 0, maka pengambilan
keputusan yang tidak konsisten (inkonsisten).
Jika CI > 0 harus dilihat kembali ratio CI dengan RI
(RI=Random Indeks). Nilai RI ditunjukkan pada tabel
berikut :
-------------------------------------------------------------------------n : 2 3
4
5
6
7
8
9 10
-------------------------------------------------------------------------RI : 0 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,51
--------------------------------------------------------------------------