Oleh :
CUT INDAH LESTARI
DAULAT ELY ARIE H.
DIRGANTARA RAJIV HARDIANTO
NILA KUSSRIANI
NURHAYETI
SAPTA G.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jalan merupakan prasarana yang sangat menunjang bagi kebutuhan hidup masyarakat,
kerusakan jalan dapat berdampak pada kondisi social dan ekonomi terutama pada sarana
transportasi darat.
Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan jalan
berupa lubang (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran
(ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun.
Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan prasurvey,
perencanaan
dan
perancangan
teknis,
pelaksanaan
pembangunan
fisiknya
hingga
pemeliharaan harus integral dan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi
umur pelayanannya di masa mendatang agar tetap terjaga ketahanan fungsionalnya.
Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan tanah
dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi
dimana diharapkan selama masa pelayanan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Maka dari itu
sudah kewajiban kita untuk mengetahui mulai dari penyebab kerusakan dan cara
pemeliharaan jalan tersebut. Agar tercipta jalan yang aman,nyaman dan memberikan manfaat
yang signifikan bagi kesinambungan dan keberlangsungan hidup masyarakat luas dan
menjadi salah satu factor menjadikannya peningkatan kehidupan masyarakat dari beberapa
aspek-aspek kehidupan.
Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam
pembangunan jalan ada banyak hal yang harus diperhatikan lebih mendetail dan teliti baik itu
dari perencanaan jalan itu sendiri maupun pelaksanaan tentunya.Kita sebagai pengguna jalan
pastinya menginginkan jalan yang kita pakai itu aman, nyaman, bersih dll. Maka dari itu
kerusakan yang terjadi dijalan tersebut harus ditanggulangi dan diperbaiki dengan sungguhsungguh.
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN DATA
2.1
Landasan Teori
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan pengikat yang digunakan
untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai adalah batuan pecah atau batu belah
ataupun bahan lainnya. Bahan ikatan yang dipakai adalah aspal, semen ataupun tanah liat.
Apapun jenis perkerasan lalu lintas, harus dapat memfasilitasi sejumlah pergerakan lalu
lintas. Apakah berupa jasa angkutan lalu lintas, berupa jasa angkutan manusia, atau berupa
jasa angkutan barang berupa seluruh komoditas yang diijinkan untuk melintasi jalan tersebut.
Dengan beragam jenis kendaraan dengan angkutan barangnya, akan memberikan variasi
beban ringan, sedang sampai berat. Jenis kendaraan penumpang akan memberikan pula
sejumlah variasi. Dan hal itu harus didukung oleh perkerasan jalan, daya dukung perkerasan
jalan raya ini akan menentukan kelas jalan yang bersangkutan, misalnya jalan kelas 1 akan
menerima beban besar dibanding jalan kelas 2. Maka dilihat dari mutu perkerasan jalan sudah
jelas berbeda. Persyaratan umum dari suatu jalan adalah dapatnya menyediakan lapisan
permukaan yang selalu rata dan kuat, serta menjamin keamanan yang tinggi untuk masa
hidup yang cukup lama, dan yang memerlukan pemeliharaan yang sekecil-kecilnya dalam
berbagai cuaca. Persyaratan suatu jalan tergantung pada imbangan antara tingkat kebutuhan
lalu lintas, keadaan tanah serta iklim yang bersangkutan. Sebagaimana telah dipahami bahwa
yang dimaksud dengan perkerasan adalah lapisan atas dari badan jalan yang dibuat dari
bahan-bahan khusus yang bersifat baik/konstruktif dari badan jalannya sendiri. Berdasarkan
bahan pengikat yang menyusunnya, konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas beberapa
jenis antara lain:
a. Konstruksi perkerasan lentur (Flexible Pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan
aspal sebagai bahan pengikatnya. Lapisan-lapisan perkerasan bersifat memikul dan
menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
Dengan demikian, aspal haruslah memiliki daya tahan (tidak cepat rapuh) terhadap
cuaca, mempunyai adhesi dan kohesi yang baik dan memberikan sifat elastis yang baik.
a. Daya tahan (durability)
Daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat asalnya akibat
pengaruh cuaca selama masa pelayanan jalan. Sifat ini merupakan sifat dari
campuran aspal, jadi tergantung dari sifat agregat, campuran dengan aspal, faktor
pelaksanaan dan sebagainya.
b. Adhesi dan Kohesi
Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat sehingga dihasilkan ikatan
yang baik antara agregat dengan aspal. Kohesi adalah kemampuan aspal untuk tetap
mempertahankan agregat tetap ditempatnya setelah terjadi pengikatan.
c. Kepekaan terhadap temperatur
Aspal adalah material yang termoplastis, berarti akan menjadi keras atau lebih kental
jika temperatur berkurang dan akan lunak atau lebih cair jika temperature
bertambah. Sifat ini dinamakan kepekaan terhadap perubahan temperatur. Kepekaan
terhadap temperatur dari setiap hasil produksi aspal berbeda-beda tergantung dari
asalnya walaupun aspal tersebut mempunyai jenis yang sama.
d. Kekerasan aspal
Aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan agregat sehingga
agregat dilapisi aspal atau aspal panas disiramkan ke permukaan agregat yang telah
disiapkan pada proses peleburan. Pada waktu proses pelaksanaan, terjadi oksidasi
yang menyebabkan aspal menjadi getas (viskositas bertambah tinggi). Peristiwa
perapuhan terus berlangsung setelah masa pelaksanaan selesai. Jadi selama masa
pelayanan, aspal mengalami oksidasi dan polimerisasi yang besarnya dipengaruhi
juga oleh ketebalan aspal yang menyelimuti agregat. Semakin tipis lapisan aspal,
semakin besar tingkat kerapuhan yang terjadi.
2.2
Data
Data yang dibutuhkan dapat dikelompokkan atas dua kelompok yaitu data primer
yang terkait dengan prasarana jalan, perangkat jalan dan perlengkapan jalan serta data yang
terkait dengan lalu lintas yang bergerak diatas prasarana yang ada diatasnya. Data sekunder
yang dibutuhkan terkait dengan informasi yang mempengaruhi pergerakan yang diperoleh
dari instansi terkait.
1. Data Primer
Data lokasi jalan
Data dimensi jalan
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Jenis Kerusakan Perkerasan Lentur
Lapisan perkerasan sering mengalami kerusakan atau kegagalan sebelum mencapai
umur rencana. Kegagalan pada perkerasan dapat dilihat dari kondisi kerusakan fungsional
dan struktural. Kerusakan fungsional adalah apabila perkerasan tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan yang direncanakan. Sedangkan kerusakan struktural terjadi ditandai dengan
adanya rusak pada satu atau lebih bagian dari struktur perkerasan jalan. Kegagalan fungsional
pada dasarnya tergantung pada derajat atau tingkat kekasaran permukaan, sedangkan
kegagalan struktural disebabkan oleh lapisan tanah dasar yang tidak stabil, beban lalu lintas,
kelelahan permukaan, dan pengaruh kondisi lingkungan sekitar
Jenis Kerusakan Perkerasan Lentur yang terjadi pada ruas jalan Kabupaten Bojong Gede:
1. Retak slip (slippage cracks)
Retak yang bentuknya melengkung seperti bulan sabit. Hal ini terjadi disebabkan oleh
kurang baiknya ikatan antar lapis permukaan dan lapis dibawahnya. Kurang baiknya
ikatan dapat disebabkan oleh adanya debu, minyak air, atau benda non adhesive lainnya,
atau akibat tidak diberinya tack coat sebagai bahan pengikat antar kedua lapisan. Retak
selip pun dapat terjadi akibat terlalu banyaknya pasir dalam campuran lapisan
permukaan, atau kurang baiknya pemadatan lapisan permukaan. Perbaikan dapat
dilakukan dengan membongkar bagian yang rusak dengan dan menggantikannya dengan
lapisan yang lebih baik.
Pekerjaan ini dilakukan untuk seluruh ruas yang ada pada jaringan jalan sepanjang tahun
dan tidak terpengaruh olhe jenis permukaan jalan (beraspal/tidak beraspal) ataupun
volume lalu lintas yang melewatinya. Aktivitaas kegiatan termasuk dalam jenis
pemeliharaan ini adalah;
a. Pemeliharaan saluran drainase;
b. Pembersihan jalan dan bangunan perlengkap jalan;
c. Pengedalian tumbuhan/ pemotongan rumput.
2. Pemeliharaan Rutin Pekerjaan Perbaikan Perkerasan (Recurrent/Reactive Works an
Pavement)
Pekerjaan ini dilakukan pada ruas-ruas yang mengalami kerusakan yang terjadi pada
pekerasan jalan akibat pengaruh lalu lintas dan kondisi lingkungan. Aktifitas yang
dilakukan pada kegiatan pemeliharaan jalan ini adalah anatara lain;
a. Laburan Pasir (sanding);
b. Laburan aspal setempat (local sealing);
c. Penyumbatan retak (crack sealing);
dilakukan dengan cara metode cold milling, Berikut langkah kerjanya:
a) Permukaan hotmix digali dengan menggunakan alat Jack Hammer dan Air
Compressor dandibantu dengan alat bantu berupa cangkul, singkup, belincong
dan lain sebagainya.
b) Sisa hasi galian dibersihkan dengan menggunakan Air Compressor.
c) Selanjutnya tanah bekas galian dimuat kedalam Dump Truk dan diangkut ke luar
lokasi pekerjaan.
d. Penambalan permukaan/ perataan permukaan (skin patching/ filling in);
e. Penambalan struktur (deep pabtching);
Lubang-lubang tersebut diperbaiki dengan cara dibongkar dan dilapis kembali.
Perbaikan yang bersifat permanen disebut juga deep patch (tambalan dalam), yang
dilakukan sebagai berikut :
a) Bersihkan lubang dari air dan material-material yang lepas.
3.4
Pada Umumnya pola penanganan ini dilakukan untuk pekerjaan peemeliharaan periodik,
namun dimungkinkan juga untuk pekerjaan pemeliharaan rutin apabila dinas teknis yang
bersangkutan belum mempunyai UPR atau peralatan yang dimiliki kurang memadai.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari uraian singkat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tanpa pemeliharaan dan
perbaikan jalan secara memadai, baik rutin maupun berkala, akan dapat mengakibatkan
kerusakan yang lebih parah pada jalan, sehingga jalan akan lebih cepat kehilangan fungsinya
baik perkerasan jalan lentur maupun perkerasan jalan kaku. Apabila perkerasan jalan
dipelihara dengan baik dan tetap dalam kondisi yang baik, maka kedua jenis perkerasan jalan
tersebut akan mempunyai umur lebih lama, tetapi sekali jalan itu mulai rusak dan dibiarkan
begitu saja tanpa perbaikan, maka kerusakan yang lebih parah akan berlangsung sangat cepat.
Pada ruas jalan raya Kabupaten Bojong Gede terdapat kerusakan pada perkerasan
jalan yakni:
1. Retak slip yaitu retak yang bentuknya melengkung seperti bulan sabit;
2. Cacat permukaan, yang termasuk dalam cacat permukaan adalah Lubang (potholes),
berupa mangkuk, ukuran bervariasi dari kecil sampai besar;
3. Pengausan terjadi karena agregat berasal dari material yang tidak tahan aus terhadap roda
kendaraan, atau agregat yang dipergunakan berbentuk bulat dan licin, tidak berbentuk
cubical.
Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan pemeliharaan yang bersifat
pencegahan seperti menutup sambungan atau retak-retak dan memperbaiki kerusakankerusakan yang timbul, dan menemukan penyebab kerusakan dengan melakukan
pemeriksaan (inspeksi) secara rutin.
Adapun penyebab kerusakan perkerasan jalan pada ruas jalan raya Kabupaten Bojong Gede:
1. Lalu lintas, yang dapat berupa peningkatan beban, dan repetisi beban;
2. Air, yang dapat berasal dari air hujan, sistem drainase jalan yang tidak baik dan naiknya
air akibat kapilaritas;
3. Material konstruksi perkerasan. Dalam hal ini dapat disebabkan oleh sifat material itu
sendiri atau dapat pula disebabkan oleh sistem pengolahan bahan yang tidak baik;
4. Iklim, Indonesia beriklim tropis, dimana suhu udara dan curah hujan umumnya tinggi,
yang dapat merupakan salah satu penyebab kerusakan jalan;
5. Kondisi tanah dasar yang tidak stabil. Kemungkinan disebabkan oleh system
pelaksanaan yang kurang baik, atau dapat juga disebabkan oleh sifat tanah dasarnya yang
memang kurang bagus.
4.2 Saran
Untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul akibat kerusakan perkerasan jalan
maka dapat dilakukan hal hal sebagai berikut
1. Untuk meminimalisir masalah kerusakan jalan yang terjadi, maka rancangan
pemeliharaannya perlu dilakukan survey yang lebih akurat dengan melibatkan
sejumlah instansi terkait.
2. Agar kerusakan yang terjadi pada ruas jalan tidak menjadi lebih parah, maka perlu
segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian-bagian yang rusak, sehingga tidak
menimbulkan kerusakan yang lebih parah.
3. Pekerjaan jalan harus menggunakan spesifikasi yang ditetapkan.
4. Perlunya pengawasan yang objektif tanpa adanya KKN oleh dinas atau instansi terkait
agar kualitas jalan menjadi lebih bermutu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiki-buku. Rekayasa Lalu Lintas atau Kebutuhan Data Lalu Lintas. 28 Mei 2015.
http://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Kebutuhan_data_lalu_lintas
2. Anonim. Kerusakan Pada Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku. 28 Mei 2015.
http://eprints.undip.ac.id/34314/7/2126_chapter_III.pdf
3. Anonim. Jenis dan Lapisan Perkerasan Jalan. 28 Mei 2015.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25672/3/Chapter%20II.pdf
4. Anonim. Evaluasi Kegiatan Pemeliharaan Jalan. 28 Mei 2015.
http://core.ac.uk/download/pdf/12348753.pdf
LAMPIRAN
Lampiran 2. Kondisi Kerusakan Retak Slip Pekerasan Jalan Kabupaten Bojong Gede
Lampiran 3. Kondisi Kerusakan Cacat Permukaan Pekerasan Jalan Kabupaten Bojong Gede