IKHTISAR
Motivasi kinerja manajer yang bertanggungjawab merupakan peran yang sama
pentingnya bagi akuntansi keuangan seperti halnya penyediaan informasi bagi investor. Para
akuntan perlu memahami dan menghargai kepentingan manajemen dalam penyusunan
laporan keuangan. Dengan melihat bahwa masalah kebijakan akuntansi, kebijakan tertentu
yang digunakan oleh perusahaan, waktu dan sifat perubahan dalam pada kebijakan tersebut
dapat menjadi sumber informasi penting bagi investor. Maka, akuntan harus paham mengenai
konsep konsekuensi ekonomi (Economic concequences).
KONSEKUENSI EKONOMI
Konsekuensi ekonomi adalah suatu konsep yang menegaskan bahwa, meskipun
terlepas dari implikasi teori pasar sekuritas yang efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat
mempengaruhi atau memberikan dampak terhadap nilai perusahaan.
Teori pasar efisien, mengimplikasikan pentingnya pengungkapan penuh termasuk
pengungkapan kebijakan akuntansi. Namun, sekali pengungkapan penuh atas kebijakan
akuntansi dibuat, pasar akan menginterpretasikan nilai sekuritas perusahaan yang
berhubungan dengan kebijakan yang digunakan dan tidak akan dipermainkan oleh beragam
pendapatan bersih yang dilaporkan yang timbul dari kebijakan akuntansi yang berbeda.
Gagasan mengenai konsep ini adalah bahwa kebijakan akuntansi perusahaan dan
perubahannya sangat penting bagi manajemen. Pemahaman terhadap konsep konsekuensi
ekonomi dari pilihan kebijakan akuntansi diperlukan karena dua alasan. Pertama konsep ini
menarik dan pernyataan bahwa kebijakan akuntansi tidak penting tidak sesuai dengan
pengalaman akuntan.
dikhawatirkan tersebut mencakup harga saham yang lebih rendah, biaya modal yang lebih
tinggi, kurangnya bakat manajerial, serta rendahnya motivasi manajer dan karyawan.
Meskipun demikian, biaya ESO tersebut sangat sulit diukur secara reliabel. Hal ini
karena karyawan mungkin melaksanakan opsi tersebut setelah tanggal penyerahan sampai
tanggal kadaluwarsa. Biaya ex post bagi perusahaan pun akan tergantung pada selisih nilai
pasar saham dan harga pelaksanaan pada saat itu. Untuk mengetahui nilai wajar ESO, perlu
diketahui strategi pelaksanaan optimal karyawan.
Untuk mengatasi masalah ini, muncul model strategi yang disusun oleh Huddart
(1994). Dengan membuat beberapa asumsi, Huddart menunjukkan bahwa rumus
Black/Sholes dengan ESO yang ditahan sampai tanggal kadaluwarsa dapat menaikkan
pencatatan nilai wajar ESO pada saat tanggal pemberian,
Ada tiga karakteristik opsi, yaitu pengembalian yang diharapkan dari menahan suatu
opsi melebihi return saham yang diharapkan, opsi potensi kenaikan, opsi deep-in-themoney. Selanjutnya akan muncul pertanyaan adalah keadaan di mana karyawan akan
melaksanakan opsi tersebut?
Huddart mengidentifikasi ada dua keadaan. Pertama, jika ESO mencakup nilai uang
sedikit, waktu sampai jatuh temponya singkat, dan karyawan tersebut diharuskan menahan
saham yang diperolehnya, maka penghindaran risiko dapat memicu pelaksanaan lebih awal.
Karena ada resiko substansial untuk terjadinya hasil nol, maka karyawan yang menghindari
resiko (yang mengimbangkan antara resiko dan hasil) mungkin merasa bahwa pengurangan
resiko pelaksanaan opsi saat ini daripada terus menahannya ternyata lebih besar daripada
lebih rendahnya hasil yang diharapkan dari menahan saham tersebut.
Keadaan kedua terjadi ketika ESO menyangkut banyak uang, waktu sampai jatuh
temponya singkat, dan karyawan dapat menahan maupun menjual saham yang diperolehnya
dan menginvestasikan hasilnya pada aktiva yang tidak beresiko. Karena menahan aktiva yang
tidak beresiko lebih disukai daripada menahan saham, maka karyawan akan melaksanakan
opsi, menjual saham, dan membeli aktiva yang tidak beresiko.
Ketiga hipotesis tersebut membentuk komponen yang penting dari Teori akuntansi
positif. Ketiga hipotesis Teori akuntansi positif dapat juga ditafsirkan dari perspektif
perjanjian kontrak yang efisien.
PENELITIAN TEORI AKUNTANSI POSITIF
Teori Akuntansi Positif telah menghasilkan sejumlah besar penelitian empiris. Sebagai
contoh adalah tulisan Lev (1979). Penelitian Lev membantu kita memahami mengapa
perusahaan yang berbeda jenis mungkin memilih kebijakan akuntansi yang juga berbeda.
Banyak penelitian Teori Akuntansi Positif untuk pengujian hipotesis. Salah satunya
Healy (1985) yang meneliti hipotesis rencana bonus. Hasil penelitiannya adalah menemukan
bukti bahwa manajer perusahaan yang memiliki rencana bonus berdasarkan pada laba bersih
mereka yang dilaporkan secara sistematis menggunakan kebijakan akrual sedemikian rupa
untuk memaksimalkan bonus yang mereka harapkan.
Dichev dan Skinner (2002) mengkaji hipotesis persyaratan perjanjian pinjaman.
Mereka meneliti sampel yang terdiri dari banyak persetujuan pemberian pinjaman privat
(pinjaman yang tidak dapat diperdagangkan). Mereka memusatkan perhatian pada perjanjianperjanjian dengan persyaratan yang didasarkan pada dipertahankannya rasio lancar tertentu
atau pada dipertahankannya jumlah nilai bersih tertentu.
5
Jones (1991) mempelajari tindakan perusahaan untuk menurunkan laporan laba bersih
selama penelitian keringanan impor. Pemberian keringanan kepada perusahaan yang
dipengaruhi oleh persaingan dengan luar negeri sebagian merupakan keputusan politik.
MEMBEDAKAN VERSI KONTRAK EFISIEN DAN OPORTUNIS ATAS TEORI
AKUNTANSI POSITIF
Ketiga hipotesis Teori Akuntansi Positif dinyatakan dalam bentuk oportunis, artinya
berasumsi bahwa manajer memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan utilitas
dibandingkan remunerasi yang diterima, kontrak hutang, dan biaya politik.
Hipotesis tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk efisiensinya, atas asumsi
kontrak kompensasi, sistem kontrol internal, manajemen perusahaan yang baik, dapat
membatasi oportunisme dan memotivasi manajer memilih kebijakan akuntansi untuk
mengendalikan biaya kontrak.
Christie dan Zimmerman (1994) menyelidiki mengenai tingkat pilihan kebijakan
akuntansi yang meningkatkan pendapatan dalam sampel yang terdiri dari perusahaan yang
menjadi target pengambilalihan. Alasan mereka adalah bahwa jika pilihan kebijakan
akuntansi yang oportunis sedang terjadi, pilihan seperti ini akan lebih tak terkendali dalam
perusahaan yang kemudian akan diambil, karena manajemen yang saat itu berusaha menepis
tawaran pengambilalihan dengan memaksimalkan posisi keuangan dan laba bersih yang
dilaporkan.
Guay (1999) mempelajari aktivitas pinjaman bank perusahaan pada tahun pertama
perusahaan melakukannya. Ia berpendapat bahwa kontrak kompensasi yang efisien akan
mendorong manajer untuk mengurangi resiko-resiko harga yang spesifik bagi perusahaan
(misalnya perusahaan migas menerapkan cegah resiko harga produksi tahun depan), karena
pengurangan resiko tersebut mendorong para manajer untuk mengambil resiko-resiko lain
yang spesifik bagi perusahaan.
Watts (2003) menyatakan bahwa akuntansi konservatif juga dapat berperan dalam
kontrak yang efisien. Disini berlaku hipotesis rencana bonus dimana hipotesis tersebut
menyiratkan bahwa para manajer tergoda untuk meningkatkan estimasiestimasi aliran kas
akan datang lebih tinggi, dan menggunakannya untuk membenarkan pencatatan pendapatan
secara premature dan penilaian aktiva terlalu tinggi, yang keduanya menggeser pendapatan
dari masa akan datang ke masa kini.
Penelitian Basu (1993) mendapati bahwa semakin konservatif akuntansinya, semakin
tinggi rating hutang perusahaan yang mengakibatkan rendahnya biaya bunga, dengan semua
6
hal dianggap sama. Hasil tersebut sesuai dengan kontrak hutang yang efisien karena
perusahaan menjadi semakin konservatif jika kebutuhannya makin besar. Jika manajer
berperilaku oportunistis, mereka tidak akan begitu memperhatikan biaya bunga dan
karenanya akan berusaha mengeluarkan diri dari ancaman pelanggaran persyaratan pinjaman
hutang dengan menggeser ke pendapatan periode berjalan dari pendapatan yang akan datang.
kemampuan
manajemen
untuk
memilih
kebijakan
akuntansi
untuk
RMK
TEORI AKUNTANSI KEUANGAN
KONSEKUENSI EKONOMI DAN TEORI AKUNTANSI POSITIF
Oleh :
I Gede Dirga Surya A.W.
Dwi Haryadi Nugraha
1491661007
1491661022