F
NPM : 161502038
RESUME
PRODUK DAN MEKANISME PASAR MODAL INDONESIA
Ada banyak pilihan produk investasi di pasar modal. Dalam UU Pasar Modal No 8 Tahun 1995,
instrumen atau produk yang diperdagangkan di pasar modal disebut dengan Efek. Apabila didefinisikan,
Efek adalah surat berharga, yaitu
surat pengakuan utang,
surat berharga komersial,
saham,
obligasi,
tanda bukti utang,
unit penyertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas efek, dan
setiap derivatif darie Efek.
Instrumen yang paling populer di pasar modal adalah saham. Saham merupakan bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan yang tercatat di bursa efek. Indonesia saat ini memiliki satu bursa
efek, yakni Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang tercatat di bursa atau yang menawarkan efek
di bursa disebut juga emiten. Investor atau pihak yang berinvestasi saham bisa membeli saham melalui
penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) atau membeli di bursa efek atau disebut dengan
pasar sekunder.
Berikutnya adalah obligasi. Obligasi adalah surat berharga yang berisi kontrak antara pemberi
dana yaitu investor yang membeli obligasi, dan pihak yang memperoleh dana, yaitu emiten. Emiten yang
menerbitkan obligasi akan membayar bunga atau kupon secara periodik kepada investor yang menjadi
pemegang obligasi (bond holder). Sama seperti saham, obligasi dapat dibeli di pasar perdana, yaitu saat
obligasi tersebut ditawarkan pertama kali, atau membeli di pasar sekunder ketika sudah dicatat di BEI.
Berbeda dengan saham yang akan terus tercatat di bursa, kecuali emiten mengajukan go private,
obligasi ada masa jatuh tempo. Ketika jatuh tempo, maka nilai pokok obligasi akan dibayarkan kepada
investor. Saat jatuh tempo, otomatis obligasi tersebut tidak lagi tercatat di BEI. Investor memiliki potensi
keuntungan membeli obligasi dari capital gain, dan keuntungan bunga (kupon).
Berdasarkan penerbitnya, ada dua macam obligasi, yaitu obligasi korporasi yang diterbitkan
perusahaan atau emiten, dan obligasi yang diterbitkan pemerintah yang dikenal dengan Surat Berharga
Negara (SBN). Ada berbagai macam SBN diantaranya Surat Utang Negara (SUN), Obligasi Ritel
Indonesia (ORI), dan Sukuk atau Obligasi Syariah.
Urutan perdagangan saham atau Efek lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek
Pada bagian ini, seseorang yang akan menjadi investor terlebih dahulu menjadi nasabah atau
membuka rekening di salah satu broker atau Perusahaan Efek. Setelah resmi terdaftar menjadi
nasabah, maka investor dapat melakukan kegiatan transaksi.
2. Order dari nasabah
Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang disampaikan investor kepada broker.
Pada tahap ini, perintah atau order dapat dilakukan secara langsung dimana investor datang ke
kantor broker atau order disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telpon atau sarana
komunikasi lainnya.
3. Diteruskan ke Floor Trader
Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan ke petugas broker tersebut yang
berada di lantai bursa atau yang sering disebut floor trader.
4. Masukkan order ke JATS
Floor trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya kedalam sistem komputer
JATS. Di lantai bursa, terdapat ratusan terminal JATS yang menjadi sarana entry order-order dari
nasabah. Seluruh order yang masuk ke sistem JATS dapat dipantau baik oleh floor trader, petugas
di kantor broker dan investor. Dalam tahap ini, terdapat komunikasi antara pihak broker dengan
investor agar dapat terpenuhi tujuan order yang disampaikan investor baik untuk beli maupun
jual. Termasuk pada tahap ini, berdasarkan perintah investor, floor trader melakukan beberapa
perubahan order, seperti perubahan harga penawaran, dan beberapa perubahan lainnya.
5. Transaksi Terjadi (matched)
Pada tahap ini order yang dimasukkan ke sistem JATS bertemu dengan harga yang sesuai dan
tercatat di sistem JATS sebagai transaksi yang telah terjadi (done), dalam arti sebuah order beli
atau jual telah bertemu dengan harga yang cocok. Pada tahap ini pihak floor trader atau petugas di
Kesalahan peralatan penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek dalam rangka remote trading
kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC yang disediakan oleh Bursa; dan atau
Kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan atau permintaan beli ke JATS;
dan atau
Kelalaian atau kesalahan IT officer-RT dalam pengoperasian peralatan penunjang dan atau aplikasi
Anggota Bursa Efek; dan atau
Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui peralatan penunjang dan atau aplikasi Anggota
Bursa Efek.
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS, adalah harga
penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Bila Anggota Bursa memasukkan harga
diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS (auto rejection)
Batasan auto rejection yang berlaku saat ini:
1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,- (lima puluh rupiah)
2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh lima perseratus)
diatas atau di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah)
sampai dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah)
Menggunakan harga pembukaan (Opening Price) yang terbentuk pada sesi Pra-Pembukaan; atau
Menggunakan harga penutupan (Closing Price) di Pasar Regular pada hari bursa sebelumnya
(Previous Price) apabila Opening Price tidak terbentuk.
Dalam hal perusahaan tercatat melakukan tindakan korporasi, maka selama 3(tiga) hari bursa
berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan saham yang memuat hak (periode cum) di Pasar
Regular, acuan harga di atas menggunakan Previous Price dari masing-masing Pasar (Reguler
atau Tunai)
Sesuai dengan Surat Edaran SE-00001/BEI.PSH/01-2009 yang diberlakukan pada tanggal 19 Januari
2009.
Reksa Dana Terbuka adalah reksa dana yang dapat dibeli dan dijual sewaktu-waktu setiap hari bursa.
Reksa Dana Terbuka dibagi menjadi beberapa jenis tergantung dari isi portofolionya, yaitu :
Keunggulan ETF
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.