PENDAHULUAN
Wilayah pesisir merupakan ruang
pertemuan antara daratan dan lautan,
karenanya wilayah ini merupakan
suatu wilayah yang unik secara
geologis, ekologis, dan merupakan
wilayah biologis yang sangat penting
bagi banyak kehidupan di daratan
dan di perairan, termasuk manusia.
94
kesejahteraan
sosial
serta
pembangunan negara (Cincin-Sain
dan Robert, 1998).
Selain menyediakan berbagai
sumberdaya tersebut, wilayah pesisir
Indonesia memiliki berbagai fungsi
lain
seperti
transportasi
dan
pelabuhan,
kawasan
industri,
agribisnis dan agroindustri, rekreasi
dan pariwisata, serta kawasan
pemukiman dan tempat pembuangan
limbah. Bentuk pantai bersifat
dinamis
dan
selalu
berubah.
Perubahan ini dapat terjadi secara
alamiah (yang diakibatkan oleh arus,
gelombang dan cuaca) dan akibat
ulah manusia (misalnya pembuatan
break water/pemecah gelombang,
pencemaran di pantai, dan lain-lain)
yang tidak terlepas dari upaya
pemanfaatan kawasan pantai baik
dari sisi eksploitasi sumberdaya alam
maupun pemanfaatan ruang untuk
berbagai aktivitas lain seperti wisata,
perikanan, industri, pelabuhan, dan
lain-lain (Dahuri, dkk., 2001).
Indonesia dikenal sebagai
negara kepulauan terbesar di dunia
dengan jumlah pulau 17.508 pulau
yang dimilikinya dan garis pantai
sepanjang 95.181 km. Potensi wisata
bahari dan pantai dapat dieksplorasi
secara optimal, dengan berbagai
pendekatan pembangunan serta
kebijakan ekonomi dan sosial, yang
mendasarkan pada nilai-nilai budaya
lokal,
sehingga
akar
budaya
masyarakat pantai setempat memberi
warna eksotisme pengembangan
pariwisata
dan
pelestarian
lingkungan hayati daerah pantai
(Wulandari, 2012).
Potensi pariwisata pantai
yang dimiliki oleh negara Indonesia
belum seluruhnya dikembangkan
dengan optimal, salah satunya adalah
potensi pariwisata yang ada di
Kabupaten Nias Utara yaitu di Pantai
95
melalui
wawancara
kepada
Dinas/Instansi pemerintahan yang
terkait, melalui studi literatur/studi
pustaka, jurnal penelitian di lokasi
lain dan buku-buku yang terkait
dengan penelitian ini.
Pengambilan
data
juga
dilakukan dengan cara wawancara,
observasi/pengamatan langsung di
lapangan dan pengisian kuisioner
oleh
masyarakat
sekitar
dan
pengunjung Pantai Talugawu sebagai
data primer. Jumlah responden yang
diambil terdiri dari 30 orang
masyarakat sekitar dan 30 orang
pengunjung Pantai Talugawu dengan
menggunakan metode purposive
random sampling.
Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan
salah satu metode analisis data yang
sederhana dan mampu memberikan
informasi-informasi penting dari
suatu penelitian. Analisis deskriptif
dilakukan dengan observasi langsung
di lapangan. Data yang diambil yaitu
data primer mengenai karakteristik
wilayah pesisir tersebut seperti lebar
pantai, kemiringan pantai, kecepatan
arus, dan lain sebagainya sehingga
dapat diketahui apakah pantai
tersebut layak untuk dijadikan
sebagai kawasan wisata pantai.
b. Analisis kesesuaian lahan untuk
wisata pantai kategori rekreasi
Matriks
kesesuaian
disusun
berdasarkan kepentingan setiap
parameter
untuk
mendukung
kegiatan pada wilayah pantai.
Kesesuaian lahan untuk wisata pantai
kategori rekreasi mempertimbangkan
10 parameter, yaitu kedalaman
perairan, tipe pantai, lebar pantai,
96
Hasil
Potensi Wisata di Pantai Talugawu
Potensi alam
Pantai Talugawu memiliki
keindahan alam yang menarik yaitu
pasir pantai yang berwarna putih
kecoklatan, air laut yang jernih dan
sejuk, pemandangan alam yang
indah, panorama matahari terbenam
di sore hari dan pelangi yang indah
60
50
46.67
Persentase (%)
50
40
36.67
36.67
Masyarakat
30
Pengunjung
16.67
20
13.33
10
0
Cukup indah
Indah
Sangat indah
97
Suhu
udara
merupakan
parameter yang dapat mempengaruhi
cuaca. Suhu udara tersebut dapat
mengetahui seberapa kering ataupun
basah dari suatu wilayah. Suhu udara
rata-rata di Kabupaten Nias Utara
yaitu 26,14 0C per tahun, suhu udara
rata-rata minimum terjadi pada bulan
November yaitu 25,7 0C, dan suhu
udara rata-rata maksimum terjadi
pada bulan Januari, Mei, dan Juni
yaitu 26,4 0C (Nias Utara Dalam
Angka, 2013).
Suhu udara
Kecepatan angin
Dilihat dari dinamika pantai,
angin mempunyai pengaruh yang
penting
terhadap
pembentukan
gelombang, arus air, perpindahan
pasir, dan pembentukan gumuk pasir.
Perubahan musim menyebabkan
perubahan arah dan kecepatan angin.
Kecepatan angin rata-rata dalam
setahun di Kabupaten Nias Utara
yaitu sebesar 6 knot/jam. Kecepatan
angin maksimum bisa mencapai 14
knot/jam
dengan
arah
angin
terbanyak berasal dari utara. Kondisi
seperti ini selain disebabkan oleh
curah hujan yang tinggi juga
mengakibatkan sering terjadinya
badai besar. Musim badai laut setiap
tahun biasanya terjadi antara bulan
September sampai dengan bulan
November, tetapi kadang-kadang
98
99
100
diketahui
melalui
wawancara
langsung kepada tokoh masyarakat
maupun pemilik lahan di sekitar
Pantai
Talugawu.
Dari
hasil
wawancara yang sudah dilakukan,
masyarakat sekitar sudah memiliki
perencanaan dalam pengembangan
potensi wisata di Pantai Talugawu
tetapi perencanaan tersebut tidak
dapat terlaksana karena adanya
beberapa kendala, yaitu kurangnya
dana/biaya yang dibutuhkan dalam
pengembangan potensi wisata di
Pantai Talugawu, kurangnya Sumber
Daya Manusia/tenaga ahli dan
kurangnya pemahaman masyarakat
tentang
ekowisata.
Masyarakat
sekitar memiliki keterlibatan/peran
serta yang cukup tinggi dalam
pengembangan potensi wisata di
Pantai Talugawu yaitu dengan
menjual makanan dan minuman
tanpa membuka kios pada waktu
pengunjung banyak yang datang dan
juga membersihkan sampah yang ada
di sekitar Pantai Talugawu tersebut.
Peran serta dalam monitoring dan
evaluasi
Monitoring memiliki tujuan
untuk
mengetahui
efektivitas
kegiatan dan permasalahan yang
timbul dalam pelaksanaan kegiatan.
Monitoring
dilakukan
dengan
melibatkan seluruh pihak yang ada.
Setelah
dilakukan
monitoring,
kemudian
dilakukan
evaluasi
bersama secara terpadu dengan
melibatkan seluruh pihak yang
berkepentingan
(stakeholders).
Melalui evaluasi ini akan diketahui
kelemahan dan kelebihan dari
perencanaan yang ada untuk
perbaikan
tahap
pelaksanaan
selanjutnya. Dari hasil wawancara
yang sudah dilakukan, peran serta
masyarakat dalam tahap monitoring
101
93,33
100
Persentase
80
60
40
20
6,67
0
Terganggu
Tingkat Keamanan
Tidak terganggu
102
wisatanya.
Kuncoro
(2001)
menyatakan bahwa atraksi wisata
dikelompokkan menjadi dua yaitu
atraksi wisata alam dan atraksi
buatan manusia (atraksi budaya).
Pada umumnya atraksi wisata alam
yang ditemukan di suatu daerah atau
kawasan pengembangan ekowisata
adalah sungai, danau, pantai, waduk,
hutan, goa, air terjun (Fandeli, 2002).
Potensi sosial ekonomi
Potensi
sosial
ekonomi
adalah
potensi
pengembangan
pariwisata dengan memperhatikan
karakteristik
sosial
ekonomi
masyarakat sekitar Pantai Talugawu.
Karakteristik
sosial
ekonomi
masyarakat
tersebut
dapat
dimanfaatkan dalam pengembangan
pariwisata, salah satunya yaitu
dengan melihat jumlah masyarakat
yang dapat dilibatkan. Hal ini
mengacu kepada Atta, dkk (2013)
yang menyatakan bahwa konsep
ekowisata
lebih
baik
jika
dikembangkan lagi dengan konsep
ekowisata berbasis masyarakat atau
Community
Based
Ecotourism
(CBE).
Ekowisata
berbasis
masyarakatadalah
pola
pengembangan
ekowisata
yangmendukung dan memungkinkan
keterlibatan
penuhmasyarakat
setempat
dalamperencanaan,
pelaksanaan, dan pengelolaan usaha
ekowisata
dan
segala
keuntunganyang diperoleh.
Peran Serta Masyarakat dalam
Pengembangan PotensiWisata di
Pantai Talugawu
Peran serta masyarakat dalam
perencanaan dan pelaksanaan
Perencanaan adalah kegiatan
merencanakan sesuatu yang berguna
untuk
mengimplementasi,
mengidentifikasi
target
serta
mendapatkan tujuan pada rencana
tersebut.
Tujuan
masyarakat
dilibatkan
dalam
perencanaan
pengembangan pariwisata adalah
untuk menggali permasalahan dan
potensi pariwisata yang ada di
masyarakat, menggali tantangan,
serta peluang yang dihadapi dengan
menggunakan sumberdaya lokal atas
prinsip pemberdayaan masyarakat.
Pada
tahap
pelaksanaan,
diperlukan kesiapan dari semua
pihak yang terkait di dalamnya,
seperti masyarakat itu sendiri, tenaga
pendamping lapangan dan pihak
lainnya. Selain itu juga diperlukan
koordinasi dan keterpaduan antar
sektor dan stakeholderyang ada
sehingga tidak terjadi tumpang tindih
kepentingan dan ego sektoral.Peran
serta masyarakat dalam pelaksanaan
ini bertujuan agar masyarakat tidak
hanya
menikmati
hasil
yang
diperoleh tetapi juga berperan dalam
pengembangan potensi pariwisata
tersebut sehingga masyarakat dapat
menikmati keuntungan yang optimal
dari pengembangan pariwisata dan
juga dapat menambah sumber
pendapatan masyarakat.
Peran serta masyarakat dalam
monitoring dan evaluasi
Peran serta masyarakat dalam
monitoring dan evaluasi bertujuan
untuk mengetahui sudah sejauh mana
peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan pengembangan potensi
wisata yang ada di Pantai Talugawu.
Peran serta dalam monitoring dan
evaluasi
dilakukan
dengan
melibatkan seluruh pihak yang
berkepentingan (stakeholders) seperti
pemerintah daerah, masyarakat lokal,
investor/swasta, instansi sektoral,
103
eksternalkemudian dimasukkan ke
dalam matriks SWOT.
Identifikasi Faktor-faktor Internal
(Internal Factor Evaluation)
Faktor internal adalah faktor
yang berasal dari dalam kawasan,
dalam hal ini potensi sumber daya
alam
wilayah
pesisir
Pantai
Talugawu dapat diidentifikasi dari
hasil wawancara dengan masyarakat,
pengunjung dan pengamatan di
lapangan. Faktor internal terdiri dari
kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness). Faktor internal tersebut
dapat dilihat pada Tabel 1.
Faktor-faktor
(External
Factor
Ancaman (Threath)
Pencemaran limbah domestik/limbah rumah tangga
Adanya premanisme/tingkat keamanan pantai
Adanya bencana alam seperti abrasi dan tsunami
104
105
kurangnya
biaya/dana
yang
dibutuhkan,
dan
kurangnya
pemahaman masyarakat tentang
ekowisata.
4. Hasil skor faktor internal dan
faktor
eksternal
secara
keseluruhan menunjukkan angka
di atas 2.50 yaitu dengan skor
2.87 dan 2.88.
Saran
1. Menjaga kelestarian/kebersihan
lingkungan dan potensi sumber
daya alam yang terdapat di Pantai
Talugawu.
2. Melakukan penelitian lebih lanjut
tentang studi kelayakan dan studi
pengelolaan wisata di Pantai
Talugawu tersebut.
3. Memberikan
sosialisasi,
penyuluhan, bimbingan moral
dan
pendidikan/pemahaman
tentang
ekowisata
kepada
masyarakat sekitar terutama
dalam
hal
menjaga
kebersihan/kelestarian pantai dan
juga memberikan bantuan dana
dalam pengembangan potensi
wisata di Pantai Talugawu.
4. Memanfaatkan kekuatan untuk
mengatasi kelemahan yang ada
dan memanfaatkan peluang untuk
menghadapi ancaman yang akan
terjadi dalam pengembangan
potensi
wisata
di
Pantai
Talugawu.
DAFTAR PUSTAKA
Atta, M., Hakim, M., Yanuwiadi.
2013 Analisis dan Potensi
dan
arahan
strategis
Kebijakan
Pengembangan
Desa
Ekowisata
Di
Kecamatan
Bumiaji-Kota
Batu. Journal Of Indonesia
Tourism and Development
106
A. 2011. Pengelolaan
Ekowisata
Pesisir
Dan
Laut;Pendekatan
Ekologi,
Sosial-Ekonomi,
Kelembagaan, dan Sarana
Wilayah.
Brilian
Internasional (International
Brilliant). Surabaya.