Wawancara BKPM
Wawancara BKPM
Yth.
Direktur Perencanaan Agribisnis BKPM
di Jakarta
Pertanyaan:
Model I
-1.30E-07
PMALTAMBANG
(-1.159809)
6.77E-08
PMALPENGOLAH
(1.523165)
3.05E-09
PMALKONSTRUK
(0.367865)
2.27E-07
PMALHOTEL
(3.920995) *
1.22E-08
PMALTRANSKOM
(0.541037)
3.81E-08
PMALLAIN
(1.526359)
5.12E-08
PMDN
(1.636648)
3.08E-09
PENGPMRTH
(0.710424)
2.52E-08
TERBUKA
(8.575814) *
1.287150
TNGJKA
(2.489034) **
0.025160
D98
(1.834485) ***
-0.648261
D200910
(-2.438940) **
0.319988
(2.346102) **
15.86008
Adj. R2
Number of
(18.09872) *
0.963968
34
Observations
Catatan: Angka di dalam tanda kurung adalah t-Statistics
Tingkat Signifikansi: *(untuk 1%), **(untuk 5%), dan *(untuk 10%)
Ditemukan bahwa variabel PMAL sektor Pertanian (PMALTANI) bertanda negatif, yang
berarti bahwa semakin tinggi aliran PMAL pada sektor pertanian (per ribuan $USD) akan
menurunkan pertumbuhan ekonomi -1.30E-07 persen.
Temuan ini tidak sesuai dengan teori mainstream yang ada, bahwa peningkatan investasi akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ceteris paribus. Namun, ternayat temuan ini
bersesuaian dengan hasil regresi Vu, dkk. (2006) di sektor yang sama pada negara China dan
Vietnam; juga sesuai dengan hasil regresi Khaliq dan Noy (2007) juga Indonesia di sektor
yang sama setelah penulis tambahkan time-fixed effect. Menurut Khaliq dan Noy (2007)
secara teoritis, PMAL dalam industri ekstraktif dapat membuat lebih banyak input dan bisa
membuat dampak crowding out bagi perusahaan domestik, akibat tidak bisa bersaing dengan
perusahaan asing penerima PMAL. Input di sini mungkin berupa bahan baku dan penolong
atau mesin yang diimpor, sehingga membuat neraca perdagangan memburuk seperti pendapat
van Dijk dan Stichele (2008).
Apakah Bapak/Ibu/ (pihak BKPM) setuju dengan temuan jika PMAL sektor Pertanian
berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia? Jika setuju/tidak setuju,
bagaimana sebenarnya hubungan yang ada antara PMAL di sektor Pertanian dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia menurut Bapak/Ibu/ (pihak BKPM)? Apakah ada datadata empiris yang mendukung alasan Bapak/Ibu/ (pihak BKPM) tersebut? Jika BKPM
mempunyai data empiris tersebut, apakah saya dapat mengaksesnya untuk keperluan
penelitian skripsi saya?