Anda di halaman 1dari 5

MATI BATANG OTAK

1. PENGERTIAN
Mati batang otak adalah hilangnya seluruh fungsi otak termasuk batang otak secara
permanen.
Penyebab
Dewasa
Anak

:
: Tersering cedera kepala, perdarahan subarachnoid,hypoksia-ischemia
otak dan pulminan hepatitis.
: Trauma yang diikuti oleh aspysia.

2. Diagnosis
Untuk menginformasikan keadaan mati batang otak harus dinilai paling sedikit 2 kali
dengan interval minimal 6 jam oleh 3 dokter.
Dibagi dalam 4 tahap :
I. Pra kondisi yang diperlukan untuk pemeriksaan mati otak
a. Bukti yang nyata kerusakan otak dan menyebabkan kerusakan irreversible (bukti
klinis atau neuro imaging).
b. Kriteria yang tidak menunjang (gangguan keseimbangan elektrolit, asam basa,
endokrin, shock sirkulasi)
kadar gula darah antara 60-400 mg/dl.
Tekanan darah >90/40 mmhg
c. Tidak ada intoleransi obat atau racun (pastikan pasien tidak dapat mendapat
sedative, anastetic dan pelumpuh otot atau obat-obatan tersebut sudah di
metabolisme.
d. Suhu core > 32C.
II. Evaluasi Ketidak sadaran
a. Tidak ada respon motorik terhadap rangsangan nyeri tekan di dasar kulit, diseluruh
extermitas atau nyeri tekan di core (supra orbita, clavicula atau sternum)
b. Tidak ada respon autonomic terhadap rangsangan nyeri (monitor perubahan denyut
jantung)
c. Catat gerakan-gerakan spontan extermitas adalah berasal dari spinal
dan tetap ada pada brain death.
d. Catat flekson dan extenson adalah reflek batang otak oleh karena
tidak ada pada brain death.
e. Catat reflek tendon dalam dan triple fleksi adalah spinal reflek dan
tetap ada pada brain death.

III. Evaluasi Reflek-reflek Batang Otak


a. Pupil
Tidak ada respon konstriksi terhadap cahaya terang.
Ukuran pupil 4mm (midposition) sampai 9mm (dilated).
b. Pergerakan bola mata
Tidak ada reflek okulocephalie (test dikerjakan jika tidak ada fraktur cervical).
Pertahankan mata terbuka dan perlahan gerakan ke kiri kanan serta atas bawah.

Tidak ada reflek jika tidak ada gerakan.


Tidak ada reflek vestibule-ocular.
Pastikan liang telinga tidak tersumbat dan membrane tympani baik. Irigasi
liang telinga dengan air es 50 cc perhatikan bola mata
selama 1 menit setelah irigasi.Tunggu 5 menit untuk melakukan test telinga

satunya.Tidak ada reflek jika tidak ada deviasi kedua bola mata.
c. Respon pergerakan dan rasa diwajah.
Tidak ada reflek kornea pada swab atau tetes nacl steril.
Tidak
menyeringai
pada
penekanan
diantara
supraorbita,sendi
temporomandibula dan reflek dasar kuku.
d. Reflek tracheal dan pharing (reflek batuk dan gag)
Tidak ada respon pada proses penghisapan dengan kateter dan rangsang karina.
Tidak ada respon teradap stimulasi blade laryngoscope pada pharing posterior.

IV. Test Apnea


Tujuannya

adalah

mengetahui

ketidak

mampuan

batang

otak

untuk

merangsang pernapasan pada peningkatan kadar CO2.


a. Prakondisi yang diperlukan untuk test apnea.
Temperatur pusat (core) 36,5C
Tekanan darah systolic 90mmhg (boleh memberikan cairan dan vasopressor
untuk mencapainya)
Euvolume (alternative: keseimbangan cairan positif dalam 6 jam terakhir)
PaCO2 normal (alternative: PaCO2 40 mmhg)
PaO2 normal (alternative: Pre oxigenisasi untuk mendapat PaO2 200mmhg).
b. Langkah test apnea.
Pasang arteriline periksa AGD untuk menjamin PaCO2 35-45 mmhg atau

mendapat data dasar pada pasien dengan kronik retensi.


Lepas dari ventilator

Beri O2 6 liter/menit dengan kateter masuk setinggi karina.


Observasi pergerakan napas (abdominal dan dada).
Monitor aktifitas jantung dan pulse oximetri untuk mengetahui ketidak stabilan
jantung dan hypoxia, vasopressor boleh ditinggikan untuk mempertahankan

tekanan darah yang adekuat.


Jika hemodinamik stabil ambil AGD tiap 5-7 menit sampai peningkatan

PaCO2 > 20mmhg dari data awal.


Jika hemodinamik tidak stabil (aritmia,hipotensi atau penurunan bermakna
saturasi oksigen) sambungkan ke ventilator.
c. Test apneu menunjukan mati otak jika tidak ada usaha nafas pada PaCO2 60
mmHg atau PaCO2 meningkat 20 mmHg dari nilai dasar. Beberapa kondisi yang
mempengaruhi diagnose klinis mati otak seperti trauma kepala berat,abnormal
pupil sebelumnya,keracunan sedasi (barbiturate, aminoglikosid, antidepresan
tricyclit, antikholinergik, antiepilepsi, khemoterapi atau pelumpuh otot, sleep
apneu, penyakit paru kronis perlu dilakukan test konfirmasi seperti EEG, (Radio
nuclide cerebral blood flow, fourvessel cerebral angiography, transcranial Doppler,
sonography, SSEPs).

FORMULIR CEK LIST MATI BATANG OTAK


Identitas Pasien
Nama

Tanggal Masuk

Umur

Diagnosa

Alamat

Tanggal Pemeriksaan :

(ke 1/2)

Pemeriksaan Mati Batang Otak


Ada
I . Prakondisi yang dibutuhkan
a. Penyebab kerusakan permanen (kualitas atau
imaging)
b. Kriteria Eksklusif
( Gangguan elektrolit,asam basa,endokrin,shock)
GDS 60-400 mmhg
TD Systolik > 90/40 mmhg

Tidak

c. Intoksikasi obat/racun
d. Suhu sentral (core ) > 32C
II. Evaluasi Ketidak sadaran (coma)
a. Respon motorik terhadap nyeri (extermitas &
core)
b. Respon Autonomik terhadap nyeri
c. Gerakan flexion dan extension terhadap nyeri

III. Evaluasi Reflek-reflek batang otak


a. Reflek pupil
1. Pergerakan bola mata
2. Reflek okulocephalika (DEM)
3. Reflek vestibule ocular
b. Respon rasa dan pergerakan wajah
1. Reflek kornea
2. Menyeringai pada perubahan antara orbita
temporo mandibula dan dasar kuku
c. Reflek trachea dan pharing
IV. Test Apnea
a. Prakondisi yang diperlukan
1. Temperatur pusat (core) 36,5C
2. Tekanan Systole 90mmhg
3. Euvolume/positip balance 6 jam terakhir
4. PaCO2 normal/ PaCO2 40mmhg
5. PaO2 normal/ Preoksigenisasi agar
PaO2 > 200mmhg
b. Langkah Test Apnea
1. Pasang arteri line,AGD tiap 5-7 menit
(Peningkatan PCO2 > 20 mmhg)
2. Lepas ventilator dan beri O2 6 liter/menit
c. Usaha napas pada PaCO2 60mmhg atau ke
naikan PaCO2 20mmhg

Anda mungkin juga menyukai