Dosen
Asisten
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
Kriteria kecambah normal bervariasi antar jenis tanaman, untuk itu pada
setiap tanaman diperlukan adanya penelitian yang nantinya menghasilkan suatu
kriteria kecambah normal yang berkorelasi dengan vigor bibit di lapang. Kriteria
ini nantinya dapat digunakan sebagai pedoman analis benih, sebagai metode
pengujian rutin di laboratorium benih dalam proses sertifikasi benih, dan untuk
menduga performa pertumbuhan benih di lapang, sehingga perhitungan kebutuhan
benih dapat lebih tepat. Pada penelitian Aisyah (2003) dihasilkan kriteria
kecambah normal pada benih Pinus merkusii yaitu kecambah yang telah memiliki
struktur penting antara lain kulit benih telah terbuka sempurna dan radikula mulai
dewasa yang terlihat berbeda dengan hipokotil dan berwarna merah kecoklatan.
Kriteria pada pinus ini menurut Aisyah (2003) berkorelasi dengan tolok ukur
vigor bibit yaitu tinggi bibit, jumlah daun, panjang akar serta rasio tunas dan akar.
Tujuan
Untuk mengetahui teknik pengujian kesehatan benih serta daya kecambah
dengan menggunakan metode penanaman benih kedelai, jagung, dan kacang tanah
pada kertas dengan metode kertas lipat, kertas gulung dan penanaman pada media
agar air serta mengidentifikasi patogen terbawa benih.
BAB 2
BAHAN DAN METODE
Metode
Disiapkan 5 lembar kertas merang dan dilembabkan dengan aquadest.
Diletakkan benih kedelai, jagung, dan kacang tanah masing-masing sebanyak 50
benih, masing-masing kertas merang yang telah ditanam dengan benih, lalu
digulung secara perlahan dan dimasukkan kedalam plastik. Kemudian diinkubasi
pada suhu ruang selama 7 hari. Diamati dan dicatat jumlah benih yang
berkecambah normal, tidak normal, tidak berkecambah, dan amati pertumbuhan
patogen pada masing-masing benih.
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Penanaman Benih dengan Metode Kertas Lipat
Tabel 1. Pengamatan Kondisi Umum Benih
Komoditas
Kedelai
Jagung
Kacang
Tanah
33
49
50
47
89,5
17
1
9
33
48
40
35
78
6
1
8
12
13,5
Ket: Daya kecambah= Jumlah total benih yang berkecambah (kel. 1-4) x 100 %
Jumlah total benih yang ditanam (kel.1-4)
Deskripsi
Cendawan
Spora berwarna
hijau kekuningan
hanya tumbuh
disekitar benih
Gejala
Benih
membusuk
dan tidak
berkecambah
Aspergillus
niger
Spora berwarna
hitam , hanya
tumbuh disekitar
benih
Benih
membusuk
dan tidak
berkecambah
Rhizopus sp
Miselium
berwana putih
Spora berwarna
hitam, hanya
tumbuh disekitar
benih
Benih
membusuk
dan tidak
berkecambah
Makroskopik
Mikroskopik
Aspergillus
sp
Spora berwarna
coklat, hanya
tumbuh disekitar
permukaan benih
Benih
berkecambah
tidak normal
akibat,
hambatan
cendawan
Deskripsi
Cendawan
Miselium
berwarna
kuning
kehijauan
Aspergillus
niger
Miselium
berwarna
hitam
Aspergillus
sp.
Miselium
berwarna
putih
beludru
Rhizopus
sp.
Cendawan
memiliki
sporangiu
m, dan
memiliki
rhizoid
Gejala
Makroskopik
Mikroskopik
Benih diselimuti
cendawan berwarna
hijau kekuningan,
terutama pada
bagian kotiledon
Benih diselimuti
cendawan berwarna
hitam, terutama
pada bagian
kotiledon
Pada permukaan
benih terdapat
konidia Aspergillus
berwarna hijau
Pada permukaan
benih terdapat
miselium berwarna
putih dan spora
hitam
Deskripsi
Cendawan
Miselia
berwarna
hitam
Aspergillus
flavus
Miselia
berwarna
kuning
kehijauan
Gejala
Benih diselimuti
masa cendawan
berwarna hitam
Benih diselimuti
berwarna kuning
kehijauan
Makroskopik
Mikroskopik
Dari tabel 1 sampai dengan 5 diamati bahwa kondisi umum benih yang
ditanam pada media kertas lipat sebagian besar berkecambah abnormal.
Perkecambahan abnormal ditandai dengan munculnya radikula (calon akar) yang
berukuran abnormal dan pada benih masih terdapat koleoptil (pembungkus benih),
sedangkan persentase benih yang tidak berkecambah tertinggi yaitu pada kedelai
sebesar 89,5 % dan terendah yaitu jagung sebesar 2 %, persentase benih yang
berkecambah normal yaitu pada jagung sebesar 89,5 % dan yang terendah yaitu
kedelai sebesar 9,5 %, persentase benih yang berkecambah tidak normal tertinggi
yaitu pada kacang tanah sebesar 13,5 % dan yang terendah yaitu jagung sebesar 9
%, dan cendawan terbawa benih pada masing-masing benih yaitu sebagian besar
termasuk kedalam kelompok Aspergillaceae dan Mucoraceae.
Kedelai
Jagung
Kacang
Tanah
membusuk dan
bagian
hipokotil
membengkok.
38
42
26
48
77
5
7
6
7
8
17
2
17
19
38
43
37
68,5
31
7
7
9
27
16
7
38
20
40,5
29
39
6
15
44,5
Ket: Daya kecambah= Jumlah total benih yang berkecambah (kel. 1-4) x 100 %
Jumlah total benih yang ditanam (kel.1-4)
Deskripsi
Cendawan
Spora
berwarna hijau
kekuningan
Hanya tumbuh
disekitar benih
Miselia
sterilia
Miselium
berwarna putih
terdapat pada
permukaan
benih
Rhizopus sp
Miselium
berwana putih
abu-abu, spora
berwarna
hitam
Gejala
Benih
diselimuti
masa
cendawan
berwarna
kehijauan,
benih
berkecambah
tidak normal
Kecambah
membusuk,
hipokotil
membengkak
Akar
membusuk
Makroskopik
Mikroskopik
Aspergillus
sp
Spora
berwarna
coklat
Kecambah
membusuk,
benih
diselimuti
miselium
Deskripsi
Cendawan
Miselium
berwarna
kuning
kehijauan
Aspergillus
niger
Miselium
berwarna
hitam
Aspergillus
sp.
Miselium
berwarna
putih
beludru
Rhizopus sp.
Cendawan
memiliki
sporangium,
dan
memiliki
rhizoid
Gejala
Makroskopik
Mikroskopik
Benih diselimuti
cendawan berwarna
hijau kekuningan,
terutama pada
bagian kotiledon
Benih diselimuti
cendawan berwarna
hitam, terutama
pada bagian
kotiledon
Pada permukaan
benih terdapat
konidia Aspergillus
berwarna hijau
Pada permukaan
benih terdapat
miselium berwarna
putih dan spora
hitam
Deskripsi
Cendawan
Miselia
berwarna
hitam
Aspergillus
flavus
Miselia
berwarna
kuning
kehijauan
Gejala
Benih diselimuti
masa cendawan
berwarna hitam
Benih diselimuti
berwarna kuning
kehijauan
Makroskopik
Mikroskopik
Dari tabel 1 sampai dengan 5 diamati bahwa kondisi umum benih yang
ditanam pada media kertas gulung sebagian besar berkecambah tidak normal,
benih yang berkecambah tidak normal diselimuti dengan miselium cendawan
berwarna hijau dan hitam. Persentase benih yang tidak berkecambah tertinggi
yaitu pada kedelai sebesar 77 % dan terendah yaitu jagung sebesar 4,5 %,
persentase benih yang berkecambah normal yaitu pada jagung sebesar 68,5 % dan
yang terendah yaitu kedelai sebesar 6 %, persentase benih yang berkecambah
tidak normal tertinggi yaitu pada kacang tanah sebesar 44,5 % dan yang terendah
yaitu jagung sebesar 17 %, dan cendawan terbawa benih pada masing-masing
benih yaitu sebagian besar termasuk kedalam kelompok Aspergillaceae dan
Mucoraceae.
benih ataupun kecambah yang akan dilakukan uji selanjutnya. Penggulungan yang
terlalu ketat akan mmenyebabkan perkecambahan benih abnormal, sehingga
mendukung pemencaran fungi, dan seringkali terjadi kerusakan pada benih.
Kertas gulung dapat menyebabkan perpindahan benih, benih mengalami kontak
dengan benih lain yang mungkin terinfeksi cendawan, dan evaporasi air lebih
tinggi. Pembukaan gulungan dan penggulungan kembali kertas merang pada
penghitungan awal harus lebih diperhatikan ketelitiannya. Hidrasi air dapat
membuat pembengkakan pada jaringan kecambah yang sukulen dan secara
ekstrim kelunakan benih akan memudahkan benih rusak selama proses pengujian
(Copeland & Mc Donald, 1997)
Menurut Handajani dan Purwoko (2008) menyebutkan bahwa salah satu
penyebab kerusakan bahan pangan , khususnya biji-bijian adalah aflatoksin dan
fumonisin. Aspergillus flavus, A. niger, dan A. terreus merupakan jamur yang
dapat menimbulkan aspergillosis. Fungi-fungi tersebut dominan ditemukan pada
jagung dalam penyimpanan (Muis et al. 2002). Infeksi awal terjadi pada fase
silking di lapang, kemudian terbawa oleh benih ke tempat-tempat penyimpanan
(Schutless et al. 2002).
3.3 Penanaman Benih dengan Metode Agar Air
Kedelai
Benih
kedelai
diselimuti
hifa
cendawan berwarna
hijau dan terdapat
miselium berwarna
putih dengan spora
kehitaman,
benih
membusuk.
Benih
diselimuti
hifa
cendawan
dengan
spora
berwarna hitam dan
kehijauan, terdapat
calon
akar
(radikula),
dan
calon
daun
(plumula) kurang
lebih 1 cm.
Jagung
Benih
diselimuti
miselium
berwarna
hijau, kuning dan hitam
Benih
miselium
Benih berkecambah
tidak normal, pada
Kacang
Tanah
diselimuti
awal) tanpa
kontaminasi cendawan,
permukaan benih
terdapat miselium
berwarna hijau
bagian radikula
diselimuti miselium
cendawan berwarna
putih, pada ujung
bagian (bakal akar)
dan bagian
kecambah, terlihat
gejala busuk.
.
Ket: Daya kecambah= Jumlah total benih yang berkecambah (kel. 1-4) x 100 %
Jumlah total benih yang ditanam (kel.1-4)
Aspergillus
niger
Rhizopus sp
Deskripsi
Cendawan
Spora berwarna
hijau
kekuningan
Hanya tumbuh
disekitar benih
Spora berwarna
hitam
Hanya tumbuh
disekitar benih
Miselium
berwana putih
Spora berwarna
hitam
Hanya tumbuh
disekitar benih
Gejala
Benih
membusuk dan
tidak
berkecambah
Benih
membusuk dan
tidak
berkecambah
Benih
membusuk dan
tidak
berkecambah
Makroskopik
Mikroskopik
Aspergillus
sp
Spora berwarna
coklat
Hanya tumbuh
disekitar
permukaan
benih
Benih
berkecambah
tidak normal
akibat
hambatan
cendawan
Deskripsi
Cendawan
Miselium
berwarna
kuning
kehijauan
Aspergillus
niger
Miselium
berwarna
hitam
Rhizopus sp.
Cendawan
memiliki
sporangium
, dan
memiliki
rhizoid
Gejala
Makroskopik
Mikroskopik
Benih diselimuti
cendawan berwarna
hijau kekuningan,
terutama pada
bagian kotiledon
Benih diselimuti
cendawan berwarna
hitam, terutama
pada bagian
kotiledon
Pada permukaan
benih terdapat
miselium berwarna
putih dan spora
hitam
Cendawan
Miselia
berwarna
hitam
Aspergillus
flavus
Miselia
berwarna
kuning
kehijauan
Benih diselimuti
berwarna kuning
kehijauan
Miselia
sterilia
Miselia
berwarna
putih di
permukaan
benih
Benih busuk
Benih diselimuti
masa cendawan
berwarna hitam
Dari tabel 1 sampai dengan 5 diamati bahwa kondisi umum benih yang ditanam
pada media agar air sebagian besar berkecambah, terdapat miselium cendawan
pada benih yang tidak berkecambah dan membusuk. Persentase benih yang tidak
berkecambah tertinggi yaitu pada kedelai sebesar 62,5 % dan terendah yaitu
jagung sebesar 5 %, persentase benih yang berkecambah normal yaitu pada
jagung sebesar 92,5 % dan yang terendah yaitu kedelai sebesar 2,5 %, persentase
benih yang berkecambah tidak normal tertinggi yaitu pada kacang tanah sebesar
40 % dan yang terendah yaitu jagung sebesar 2,5 %, dan cendawan terbawa benih
pada masing-masing benih sebagian besar termasuk kedalam kelompok
Aspergillaceae dan Mucoraceae.
Media agar adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrien) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan
bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat
fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik
dalam suatu media, maka media tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara
lain : harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba,
harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai
dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang
dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril
sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik
(Sutedjo, 1990).
BAB 4
KESIMPULAN
a. Metode Penanaman Benih pada substrat berupa kertas lipat merupakan salah
satu cara pengujian patogen terbawa benih. Tujuan menggunakan media adalah
menjaga kelembaban dan aerasi yang optimum. Daya kecambah benih lebih
tinggi dibandingkan dengan metode dengan substrat kertas yang digulung.
Patogen yang terdapat pada metode ini adalah sebagian besar kelompok
Aspergillaceae, Mucoraceae, dan Miselia Sterilia
b. Metode Penanaman Benih pada substrat berupa kertas lipat merupakan salah
satu cara pengujian patogen terbawa benih. Tujuan menggunakan media adalah
menjaga kelembaban dan aerasi yang optimum, akan tetapi pengujian dengan
metode ini rentan akan kerusakan benih dan kontak antar benih lebih tinggi
sehingga infeksi cendawan lebih menyeluruh pada benih. Untuk itu dapat
disimpulkan daya kecambah benih lebih rendah dibandingkan dengan metode
kertas lipat. Patogen yang terdapat pada metode ini adalah sebagian besar
kelompok Aspergillaceae, Mucoraceae, dan Miselia Sterilia
c. Metode Penanaman Benih pada substrat berupa media agar merupakan salah
satu cara pengujian patogen terbawa benih. Tujuan menggunakan media adalah
memberikan kondisi dan nutrisi yang optimum pada benih. Daya kecambah
benih lebih tinggi dibandingkan dengan kedua metode sebelumnya. Patogen
yang terdapat pada metode ini adalah sebagian besar kelompok Aspergillaceae,
Mucoraceae, dan Miselia Sterilia
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, PS. 2003. Penentuan kriteria kecambah normal yang berkorelasi dengan
vigor bibit tusam (Pinus merkursii Jungh et de Vriese) di persemaian.
Skripsi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 44 hal.
Bramasto, Y, T Suharti, R Kurniaty, Samuel RS dan B Budiman. 2006. Klasifikasi
kecambah normal untuk semai siap sapih hingga bibit siap tanam. Buletin
Teknologi Perbenihan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan
Perkebunan. Bogor. 461: 1 - 32.
Copeland & Mc Donald, 1997. Seed Testing and Practices. Michigan. Michigan
State University press. Hal. 60
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik
dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Handajani, N.S. dan T. Purwoko. 2008. Aktivitas ekstrak rimpang lengkuas
(Alpinia galanga) terhadap pertumbuhan jamur Aspergillus spp. penghasil
aflatoksin dan Fusarium moniliforme. BIODIVERSITAS. 9(5): 161-164.
Kamil, J. 1979. Teknologi Benih. Departemen Agronomi. Fakultas Pertanian.
Universitas Andalas. Padang, Indonesia.
Kamil, J. 1980. Teknologi Benih I. Universitas Andalas. Angkasa Raya. Padang.
224 hal
Lay, W. 1992. Mikrobiologi . Rajawali Pers, Jakarta
Lim, D. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGrow-hill book. New York.
Mardinus. 2003. Patologi Benih dan Jamur. Jakarta. Andalas Press
Muis, A., S. Pakki, dan A.H. Talanca. 2002. Inventarisasi dan identifikasi
cendawan yang menyerang biji jagung di Sulawesi Selatan. Hasil Penelitian
Hama dan Penyakit, Balitsereal, Maros. p. 21-30.
Nurdin, M. 2003. Inventarisasi Beberapa Mikroorganisme Terbawa benih Padi
yang Berasal dari Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Jurnal
penyakit Tumbuhan dan Tropika Vol 3(2):47-50)
Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University. Milton
Keynes, Philadelphia
Pradhika, E. I. 2008. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. http://ekmonsaurus.blogspot.com/2008/11/bab-1-pengenalan-alat.html.Diakses tanggal
12 Oktober 2010.
Purbojati, L., Suwarno, C.F. 2006. Studi alternatif substrat kertas untuk pengujian
viabilitas benih dengan metode uji diatas kertas. Bogor. Buletin Agronomi
(34) (1) 55-61(2006)
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. PT Grasindo. Jakarta. 144 hal.