Anda di halaman 1dari 2

"public officer" includes any person in the public service of the government

(a) on whom a duty is imposed under an Act or regulation, or


(b) who is authorized under an Act or regulation to do or enforce the doing of an act or thing or to
exercise a power; ( officier public )

a person appointed or elected to a governmental post.


any person holding a legislative, executive, administrative or judicial office, whether appointed or elected; any
other person who performs a public function or provides a public service; any other person defined as a public
official in the domestic law (UN Convention Against Corruption)
any person holding a legislative, administrative or judicial office of a country, whether appointed or elected; any
person exercising a public function for a foreign country, including for a public agency or public enterprise; and
any official or agent of a public international organization. (OECD)
one who holds or is invested with a public office; a person elected or appointed to carry out some portion of a
government's sovereign powers." Istilah public officialsdipersamakan dengan istilah public officers.[7]

Mengenai pengertian istilah pejabat negara, dalam literatur lain, juga dikenal istilah ini. Sepintas memang istilah
ini amat dekat atau sama dengan pengertian istilah pejabat publik. Dalam Undang-undang No. 28 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme diberikan batasan istilah
pejabat negara. Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa penyelenggara negara adalah pejabat negara yang
menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan
dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Definisi lain dapat ditemukan dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undangundang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. Dalam Pasal 1 ayat (4) diatur bahwa pejabat
negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tertinggi/tinggi negara sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945
dan pejabat negara yang ditentukan oleh undang-undang.
Oleh karena beragamnya istilah tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya istilah pejabat publik
berbeda dengan pengertian pejabat negara dan pejabat politik. Sebab cakupan pengertian pejabat publik
lebih luas dari kedua istilah lainnya, dan mencakup kedua istilah tersebut.
Sebagai perbandingan, tidak selalu seseorang yang diangkat melalui proses politik melalui pemilihan umum
(pejabat politik) dapat dikategorikan sebagai pejabat negara. Hal tersebut dapat dicontohkan dengan
kedudukan anggota DPRD dan Bupati yang tidak dikategorikan sebagai pejabat negara. Namun ada pejabat
negara yang diangkat tidak melalui proses politik yang sebagaimana lazimnya dikenal melalui proses pemilu,
seperti pejabat komisi negara, yaitu anggota KPK.
Selain itu, penulis menyimpulkan, terdapat kesan bahwa seseorang yang duduk sebagai pejabat karir eksekutif
(PNS senior) di sebuah kementerian dianggap sebagai pejabat negara. Meskipun secara yuridis tidak demikian,
sebab kedudukannya hanya sebagai pejabat karir di lingkungan PNS.

Oleh karena itu, Penulis beranggapan bahwa lebih tepat jika menggunakan istilah pejabat publik dengan tujuan
untuk mengakomodasi semua jenis jabatan publik yang lain. Hal inilah yang menjadi salah satu sebab mengapa
kemudian istilah pejabat publik menjadi lebih populer dipakai oleh berbagai kalangan.

Anda mungkin juga menyukai