Anda di halaman 1dari 8

Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan

oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk
dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus.[1] Terdapat empat
jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam
berdarah.[2] Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.
[3]
Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai
belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembap. [2] Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus
dengue di seluruh dunia.[4]

Daftar isi
[sembunyikan]
1 Penyebab
2 Manifestasi Klinis
o 2.1 Demam berdarah (klasik)
o 2.2 Demam berdarah dengue (hemoragik)
o 2.3 Sindrom Syok Dengue
3 Diagnosis
4 Pencegahan
5 Pengobatan
6 Epidemiologi
7 Referensi
8 Pranala luar

[sunting] Penyebab

Virus dengue penyebab penyakit demam berdarah

Nyamuk Aedes aegyptiadalah vektor pembawa virus dengue penyebab penyakit


demam berdarah.
Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan
virus dari famili Flaviviridae.[3] Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat
menyebabkan penyakit demam berdarah.[5] Keempat virus tersebut adalah DEN-1,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.[6] Gejala demam berdarah baru muncul saat seseorang
yang pernah terinfeksi oleh salah satu dari empat jenis virus dengue mengalami
infeksi oleh jenis virus dengue yang berbeda. [5] Sistem imun yang sudah terbentuk di
dalam tubuh setelah infeksi pertama justru akan mengakibatkan kemunculan gejala
penyakit yang lebih parah saat terinfeksi untuk ke dua kalinya. [5] Seseorang dapat
terinfeksi oleh sedikitnya dua jenis virus dengue selama masa hidup, namun jenis
virus yang sama hanya dapat menginfeksi satu kali akibat adanya sistem imun tubuh
yang terbentuk.[6]
Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya,
yaitu nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti betina dan Aedes albopictus.[2]
[3]
Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit
ini.[2] Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang
telah terinfeksi virus tersebut.[2] Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama
8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke
manusia sehat yang digigitnya.[2] Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus

dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial). [2] Beberapa


penelitian menunjukkan bahwa monyet juga dapat terjangkit oleh virus dengue, serta
dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi monyet lainnya bila digigit oleh
vektor nyamuk.[2]
Tingkat risiko terjangkit penyakit demam berdarah meningkat pada seseorang yang
memiliki antibodi terhadap virus dengue akibat infeksi pertama. [5] Selain itu, risiko
demam berdarah juga lebih tinggi pada wanita, seseorang yang berusia kurang dari 12
tahun, atau seseorang yang berasal dari ras Kaukasia. [5]

[sunting] Manifestasi Klinis


Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam
biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom
syok dengue.[7] [8]
[sunting] Demam berdarah (klasik)
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia
pasien.[7] Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan
munculnya ruam.[7] Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang
tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada
sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. [7] Penurunan
jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit
(trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah.
[7]
Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi
mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria),
dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia). [7]
[sunting] Demam berdarah dengue (hemoragik)
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala
seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu
demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti
oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. [7]Adanya kerusakan
pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat
munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah
juga sering ditemukan pada pasien DBD.[7][8] Salah satu karakteristik untuk
membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam
berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah. [7] Fase kritis DBD adalah
seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis.
[7]
Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah.

[7]

Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh
dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat
mengakibatkan kematian.[7][8]
[sunting] Sindrom Syok Dengue
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah, di mana pasien akan
mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam
berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan di luar
pembuluh darah, pendarahan parah, dan syok (mengakibatkan tekanan darah sangat
rendah), biasanya setelah 2-7 hari demam. [7] Tubuh yang dingin, sulit tidur, dan sakit
di bagian perut adalah tanda-tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok.
[7]
Sindrom syok[8] terjadi biasanya pada anak-anak (kadangkala terjadi pada orang
dewasa) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua kalinya. [8] Hal ini umumnya
sangat fatal dan dapat berakibat pada kematian, terutama pada anak-anak, bila tidak
ditangani dengan tepat dan cepat.[8] Durasi syok itu sendiri sangat cepat. Pasien dapat
meninggal pada kurun waktu 12-24 jam setelah syok terjadi atau dapat sembuh
dengan cepat bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh dilakukan dengan
tepat.[7] Dalam waktu 2-3 hari, pasien yang telah berhasil melewati masa syok akan
sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan kembalinya nafsu
makan.[7]

[sunting] Diagnosis

Uji ELISA dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya interaksi antigen dan antibodi
terhadap virus dengue.
Penyakit demam berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, seperti
demam tinggi dan munculnya ruam..[9] Namun, karena gejala penyakit demam
berdarah kadangkala sulit dibedakan dengan penyakit malaria, leptospirosis, maupun
demam tifoid maka biasanya pekerja medis atau dokter akan terlebih dahulu
mengecek sejarah kesehatan dan perjalanan pasien untuk mencari informasi
kemungkinan pasien tergigit nyamuk.[9] Selain itu untuk mendapatkan ketepatan
diagnosis yang lebih tinggi umumnya dilakukan berbagai uji laboratorium. [10]

[9]

Beberapa tes yang biasanya dilakukan adalah studi serologi untuk mengetahui ada
tidaknya antibodi terhadap virus dengue di tubuh pasien, menghitung titer antibodi
terhadap virus dengue, dan penghitungan sel darah lengkap (sel darah merah, sel
darah putih, dan trombosit).[10] Selain itu, uji laboratorium lain yang dapat dilakukan
adalah uji inhibisi hemaglutinasi, uji ELISA, dan reaksi berantai polimerasereverse
transcriptase untuk mendeteksi antigen, antibodi, atau asam nukleat spesifik terhadap
virus dengue.[9] Uji-uji tersebut dapat memakan waktu beberapa hari. [9]

[sunting] Pencegahan

Pengasapan atau foggingbermanfaat membunuh nyamukAedes dewasa untuk


mencegah penyebaran demam berdarah.
Hingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini. [11] Tindakan
paling efektif untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol
keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue.
[11][12]
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
metode yang tepat, yaitu:[1]
Lingkungan
Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk,
antara lain dengan menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali
seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu
sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng
bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah. [1]
Biologis
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan
menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri. [1]
Kimiawi

Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk


abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk.
Selain itu dapat juga digunakan larvasida.[1]
Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif di siang hari beberapa tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung
DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk
dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah.
[12]
Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah
sebelum berkembang menjadi semakin parah. [12]

[sunting] Pengobatan

Obat yang mengandung acetaminofen, misalnya tilenol, sangat disarankan bagi


penderita demam berdarah untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam.
Sampai saat ini belum ada obat spesifik bagi penderita demam berdarah. [9] Banyak
orang yang sembuh dari penyakit ini dalam jangka waktu 2 minggu. [13]Tindakan
pengobatan yang umum dilakukan pada pasien demam berdarah yang tidak terlalu
parah adalah pemberian cairan tubuh (lewat minuman atau elektrolit) untuk mencegah
dehidrasi akibat demam dan muntah, konsumsi obat yang mengandung acetaminofen
(misalnya tilenol) untuk mengurangi nyeri dan menurunkan demam serta banyak
istirahat.[9] Aspirin dan obat anti peradangan nonsteroidal seperti ibuprofen dan
sodium naproxen justru dapat meningkatkan risiko pendarahan. [9] Bagi pasien dengan
demam berdarah yang lebih parah, akan sangat disarankan untuk menjalani rawat inap
di rumah sakit, pemberian infus dan elektrolit untuk mengganti cairan tubuh, serta
transfusi darah akibat pendarahan yang terjadi. [9]
Seseorang yang terkena demam berdarah juga harus dicegah terkena gigitan nyamuk,
karena dikhawatirkan dapat menularkan virus dengue kepada orang lain yang sehat. [9]

[sunting] Epidemiologi
Demam berdarah diyakini merupakan salah satu penyakit yang sudah ada lama di
dunia.[11] Jejak rekam mengenai penyakit dengan gejala yang serupa telah ditemukan
di ensiklopedia medis dari Cina tertanggal tahun 992. [11] Seiiring dengan
perkembangan global di bidang pelayaran dan industri pengiriman barang melalui laut
di abad ke 18 dan 19, kota-kota pelabuhan bertambah dengan pesat dan menciptakan
kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan nyamuk vektor bagi penyakit
demam berdarah.[11] Nyamuk dan virus yang berperan dalam penyakit ini terus
menyebar ke berbagai daerah baru dan telah menyebabkan banyak epidemi di seluruh
dunia.[11] Salah satu epidemi demam berdarah yang paling pertama terjadi di daerah
Asia Tenggara.[11]
Laporan resmi pertama mengenai pasien yang terjangkit penyakit serupa demam
berdarah terjadi pada tahun 1779.[3]
Belum adanya vaksin atau obat antivirus bagi virus dengue membuat demam berdarah
menjadi salah satu penyakit yang mendapatkan perhatian sangat serius secara global.
[11]

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still an endemic illness in Indonesia. Today, DHF is endemics 26
provinces (except Bengkulu).1 In one of the surveys done by the Health Departement of the Republic of
Indonesia at nine cities, it was showed that Aedes Aegypty was present in one third af the houses or
public places investigated.2 The lates data from the health Departement of the Republic af Indonesia,
Aedes Aegypty was found in more than 10 % of the houses and buildings in 27 provinces.1 Althougt
national DHFmortality rate is suppressed until 2.5%. mortality rate in hospitals caused by DHF mortality
rate is still high (5.7%).1 In the other hand, the mordibity rate of adult DHF patients apparently was
increased from 4.3% in 1968 to 40.56% in1996.1
Thrombocytopenia is a central issue in the oathogenesis of DHF and bone marrow plays a role to cause
that. It is supposed thet suppression of bone marrow, especially the megakariocytes can cause
thrombocytopenia in DHF patients with less than 5-day fever. While in patients with more than 5-day
fever thrombocytopenia is caused by peripheral process.3.4 The spread of virus or viral antibody
complex to bone marrow, was proved by rothwell et al.5 Bone marrow assessment data in adult DHF
patient (more than 16 years) is still lacking. Most of bone marrow studies were carried out in children
(less than 16 years).6.7.8.9.10.Nelson and Bierman carried out bone marrow axaminations in adult
patients with hemorrhagic faver (not just dengue), but they did not explain whether the results were
similar to DHF or not.11 Clinical symptoms in children DHF patients are more dangerous than in adults,
thrombocytopenia was found only in 53,9% and shock in 14 % of patients.12 However, in adult,
thrombocytopenia was found in 82 % and shock in 14 % of patients.13 in 1995, the mortality rate for
DHF at Cipto Mangunkusumo Hospital showed the same feature, i.e. 3.6 % in children and 0,8 % in
adult. Furthermore, there is no statistical analysis to determine the decrease of megakariocytes in
bone marrow as a main cause of trombocytopenia. Other causes of thrombocyte destruction in the

periphery are disseminated intravascular coagulation (DIC), reticuloendotherial system (RES) activity,
viral activity and immunologic reaction to destory the immune complex that was adhered to the
thormbocyte. Buthep and friends explained thet endothelium destruction was a main cause of
thrombocytopenia and leucopenia.14 Funahara said that there were three leading peripheral factors to
cause thormbocytopenia I.e. virus that destroyed the thrombocyte directly, endothelium destruction /
comsumtive coagulopathy and antigen antibody complex that destroyed the thrombocyte. 15
Radiosotope technology proved that RES activity was also a leading factor to cause
thrombocytopenia.16
Platelet antibody can be positive in a DHF patien and played a rol in causing thrombocytopenia. This is
due to the increase of stimulation in autoreactive lymphocytes which is always present in human
causing autoimmune reaction to thrombocyte. IN the normal situation. Body immununoregulator system
always succeeds to prevent autoreactive lymphocythes in causing autoimmune reaction (normal
immunology homeostasis mechanism) lsarangkura and Tuchinda proved that thrombocyte transfusion to
DHF patients with severe thrombocytopenia showed no significan result.17
Until now. it is supposed that the thrombocytes are not the target cell of dengue virus.The target cells
of dengue virus are monocytes macrophages and Kupffer cells. 18 Therefore, the adhesion of immune
complex (virus antibody complex) to endothelial wall, thrombocytes, and kidnay cells cells, event o
brain and pancreas cells was more likely to be body over reaction.19.20 Halsted, sthe leader of the
secondary heterologous infection theory, changed his option to genetic theory to explain the severe
clinical sympptom that could happen in primary infection, occurred in Eourope, United States and
Australia. 21,22 Myomin and Futrakul gave steroid to dangue shock syndrome (DSS) patients and got a
good result, but Sumarmo in his two studies (1973 and 1978) did not find a significant result.23,24
In this study, we tired to give steoroid to the patients. This is according to aa assumption that in an
adult DHF patient the bone marrow was less affected to the peripheral process (immunologic reaction).
Besides that, the possibility of positive platelet antibody and hypersensitivity reaction stage III as DHF
basic pathophisiology still needs a consideration.

Anda mungkin juga menyukai