Akuntansi
Keuangan
Lanjutan I
LIKUIDASI PERSEKUTUAN
(Partnership Liquidation)
Fakultas
EKONOMI DAN
BISNIS
Program
Studi
AKUNTANSI
Tatap
Muka
02
Kode MK
Disusun Oleh
RESKINO
Abstract
Kompetensi
Likuidasi Persekutuan
penjualan
aktiva
non-kas
(realisasi)
maka
hasilnya
akan
menambah kas, kemudian kas ini sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
harus digunakan terlebih dahulu untuk:
Melunasi hutang kepada pihak ketiga (bukan sekutu)
Hutang pihak ketiga harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang
pihak ketiga yang jumlahnya besar terlebih dahulu.
Melunasi hutang sekutu
201
3
sisa
kas
yang
masih
ada
kepada
para
sekutu
Sisa kas dibagikan setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu
dilunasi.
Tujuan pembagian sisa kas ini adalah:
Untuk
mengembalikan
modal
kepada
para
sekutu
sebagai
wujud
201
3
201
3
2. Sisa hutang kepada pihak luar dilunasi oleh salah seorang anggota dulu
(dapat anggota yang defisit atau tidak). Pelunasan ini dianggap sebagai
setoran modal anggota tersebut. Setoran modal oleh anggota yang defisit
dipakai sebagai pembayaran kembali hak-hak anggota lainnya.
b. Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi
aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan, dan offset dilakukan tetapi
semua sekutu secara pribadi insolven.
c. Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi
aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan, dan offset dilakukan tetapi
ada sekutu yang secara pribadi solven mau pun insolven.
Untuk ini harus diadakan penelitihan seksama atas posisi harta dan hutang pribadi
masing-masing anggota. Ini penting untuk menentukan siapa yang harus membayar
sisa hutang kreditur terlebih dahulu dan siapa yang betul-betul tidak mampu.
Dalam hal penentuan kemampuan masing-masing anggota perlu diperhatikan
:
1. Hak-hak kreditur pribadi anggota
Berhak sepenuhnya menerima pembayaran kembali dari hasil penjualan
harta pribadi pemilik. Dengan kata lain kreditur persekutuan hanya dapat
mengklaim atas harta pribadi pemilik bila hutang-hutang pribadi telah dilunasi.
Sebaliknya kreditur pribadi anggota hanya dapat mengajukan klaim atas
aktiva persekutuan, bila kewajiban persekutuan kepada pihak luar telah
dilunasi dan masih mempunyai hak dalam persekutuaan.
2. Hak-hak kreditur persekutuan.
Berhak sepenuhnya untuk menerima pembayaran kembali dari hasil
penjualan harta milik persekutuan. Dengan kata lain kreditur pribadi hanya
dapat mengklaim atas harta milik persekutuan bila semuat kewajiban
persekutuan
kepada
pihak
luar
telah
dilunasi.
Sebaliknya
kreditur
persekutuan hanya dapat mengajukan klaim atas aktiva pribadi anggota, bila
semua kewajiban pribadi kepada pihak luar telah dilunasi.
Berikut ini adalah contoh persekutuan ABC yang dinyatakan akan dilikuidasi dengan
rasio laba/rugi yaitu A : B : C = 2 : 3 : 5.
Neraca Persekutuan ABC sesaat sebelum dilikuidasi menunjukkan sbb:
Persekutuan ABC
Neraca
201
3
100
Total aktiva
1.400
1.500
Hutang Dagang
500
Hutang kepada C
400
Modal A
300
Modal B
200
Modal C
100
1.500
Posisi aktiva dan kewajiban pribadi para sekutu adalah sebagai berikut:
Sekutu
Aktiva
Pribadi
Kewajiban Pribadi
(diluar kepemilikan
(diluar kepemilikan
persekutuan)
persekutuan)
A
900
500
B
700
700
C
500
900
Para sekutu bersepakat untuk melikuidasi persekutuan ABC dengan likuidasi secara
langsung karena realisasi seluruh aktiva nonkas dapat dilakukan dengan segera. Hasil
realisasi akan digunakan untuk membayar hutang kepada pihak luar, setelah hutang kepada
pihak luar telah lunas dan apabila masih ada sisa kas maka dibagikan seluruhnya kepada
para sekutu sesuai dengan hak para sekutu. Jika kas yang tersedia setelah realisasi dan
pembebanan biaya-biaya masih tidak mencukupi untuk membayar hutang kepada pihak luar
maka sekutu yang solven yang akan membayar hutang terlebih dahulu. Bila hutang kepada
pihak luar telah lunas dan masih ada sekutu yang bersaldo modal debit setelah kompensasi
maka sekutu tersebut menyetorkan kas ke persekutuan pada saat tidak ada kas lagi.
Penyelesaian akhir dilakukan diluar persekutuan untuk sekutu yang defisit tetapi secara
pribadi insolven.
a)
Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 1.300.000.000,maka daftar likuidasi seperti berikut :
Persekutuan ABC
Daftar Likuidasi
(dalam Jutaan rupiah)
Keterangan
Kas
100
1.300
1.400
Pembyran hutang kepada kreditur (500)
900
201
3
20%
Aktiva Hutang Hutang Modal
non kas Dagang kepada C A
1.400
500
400
300
(1.400)
(20)
0
500
400
280
(500)
0
0
400
280
30%
50%
B
200
(30)
170
C
100
(50)
50
170
50
Distribusi Kas
(900)
0
(400)
0
Hasil realisasi sebesar 1.300 juta akan menambah kas dan mengurangi aktiva nonkas 1.400
juta serta selisih rugi 100 juta dibebankan kepada para sekutu sesuai rasio laba/rugi. Pada
contoh soal ini tidak ada biaya likuidasi sehingga tidak perlu mengurangi kas dan modal
para sekutu. Setelah realisasi, kas yang tersedia digunakan untuk membayar hutang
kepada pihak luar selain sekutu, dalam hal ini adalah hutang dagang sebesar 500 juta,
tetapi jika ada hutang kepada negara maka harus didahulukan daripada pembayaran hutang
kepada para kreditur. Sisa kas setelah pembayaran hutang digunakan untuk dibagikan
kepada para sekutu (distribusi kas), terlihat bahwa tidak perlu membuat skedul pembayaran
kas karena tidak memenuhi syarat untuk menyusun skedul pembayaran kas. Untuk contoh
ini tidak ada sekutu yang defisit sehingga tidak perlu ditutup dengan loan (pinjaman dari
sekutu) yang bersangkutan. Contoh pertama ini merupakan contoh yang sangat sederhana,
untuk setiap contoh dengan kasus yang berbeda-beda akan dibahas pada asumsi tersendiri.
Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Kas
1.300.000.000
Modal A
20.000.000
Modal B
30.000.000
Modal C
50.000.000
Aktiva Nonkas
1.400.000.000
Hutang Dagang
500.000.000
Kas
500.000.000
Hutang kepada C
400.000.000
Modal A
270.000.000
Modal B
180.000.000
Modal C
50.000.000
Kas
b)
900.000.000
Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 800.000.000,maka daftar likuidasi adalah seperti berikut :
Persekutuan ABC
Daftar Likuidasi
(Jutaan Rupiah)
Keterangan
Kas
100
800
900
(500)
Aktiva
non kas
1.400
(1.400)
0
20% 30%
Hutang Hutang
Modal
Dagang kepada C A
B
500
400
300 200
(120) (180)
500
400
180 20
(500)
50%
C
100
(300)
(200)
400
400 0
(400)
0
0
400
(200)
200
(200)
0
180
20
180 20
(180) (20)
0
0
(200)
200
0
0
Hasil realisasi sebesar 800 juta akan menambah kas dan mengurangi aktiva nonkas 1.400
juta serta selisih rugi 600 juta dibebankan kepada para sekutu sesuai rasio laba/rugi. Pada
contoh soal ini tidak ada biaya likuidasi sehingga tidak perlu mengurangi kas dan modal
para sekutu. Setelah realisasi, kas yang tersedia digunakan untuk membayar hutang
kepada pihak luar selain sekutu, dalam hal ini adalah hutang dagang sebesar 500 juta,
tetapi jika ada hutang kepada negara maka harus didahulukan daripada pembayaran hutang
kepada para kreditur. Sisa kas setelah pembayaran hutang digunakan untuk dibagikan
kepada para sekutu (distribusi kas), terlihat bahwa tidak perlu membuat skedul pembayaran
kas karena tidak memenuhi syarat untuk menyusun skedul pembayaran kas. Untuk contoh
ini ada sekutu yang defisit sehingga perlu ditutup dengan loan (pinjaman dari sekutu) yang
bersangkutan.
Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Kas
800.000.000
Modal A
120.000.000
Modal B
180.000.000
Modal C
300.000.000
Aktiva Nonkas
1.400.000.000
500.000.000
Kas
500.000.000
200.000.000
Modal C
200.000.000
200.000.000
Modal A
180.000.000
Modal B
20.000.000
Kas
201
3
400.000.000
c)
Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 500.000.000,maka daftar likuidasi adalah seperti berikut :
Persekutuan ABC
Daftar Likuidasi
(Jutaan Rupiah)
Keterangan
Kas
100
500
600
(500)
100 0
Aktiva
non kas
1.400
(1.400)
0
100 0
(100)
0
0
Penyelesaian akhir
0
20% 30%
Hutang Hutang
Modal
Dagang kepada C A
B
500
400
300 200
(180) (270)
500
400
120 (70)
(500)
0
400
120 (70)
(350)
0
50
120 (70)
(100)
0
50
20
(70)
(50)
(20) 70
0
0
0
0
20%
A
120
30%
B
(70)
120
(20)
100
0
100
100
(70)
70
0
0
50%
C
0
50
50
(50)
0
0
500.000.000
Modal A
180.000.000
Modal B
270.000.000
Modal C
450.000.000
Aktiva Nonkas
1.400.000.000
500.000.000
Kas
500.000.000
201
3
10
50%
C
100
(450)
(350)
(350)
350
0
0
0
Hutang kepada C
350.000.000
Modal C
350.000.000
(jurnal untuk mencatat offset/ kompensasi defisit dengan hutang kepada sekutu/loan)
Modal A
100.000.000
Kas
100.000.000
50.000.000
Modal A
20.000.000
Modal B
70.000.000
Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 300.000.000,maka daftar likuidasi adalah seperti berikut :
Persekutuan ABC
Daftar Likuidasi
(Jutaan Rupiah)
Keterangan
Saldo sebelum likuidasi
Realisasi aktiva
Pembyran hutang kpd kreditur
Kas
Aktiva
non kas
1.400
(1.400)
0
100
300
400
(400)
0
0
20% 30%
Hutang Hutang
Modal
Dagang kepada C A
B
500
400
300 200
(220) (330)
500
400
80
(130)
(400)
100
400
80
(130)
(400)
100
0
80
(130)
(100)
100
0
0
180 (130)
(180) 130
0
0
0
0
50%
C
100
(550)
(450)
(450)
400
(50)
(50)
50
0
Pada contoh ini terdapat sisa hutang kepada pihak luar sebesar 100 juta setelah semua
aktiva bersaldo nol, maka sesuai dengan ketentuan bahwa sekutu bertanggungjawab secara
penuh sampai keharta pribadinya maka pembayaran dilakukan oleh sekutu yang secara
pribadi solven. Untuk contoh soal ini sekutu A membayar hutang dagang sebesar 100 juta
maka saldo modal A akan bertambah sebesar 100 juta pula.
Kas
300.000.000
Modal A
220.000.000
201
3
11
Modal B
330.000.000
Modal C
550.000.000
Aktiva Nonkas
1.400.000.000
400.000.000
Kas
400.000.000
400.000.000
Modal C
400.000.000
(jurnal untuk mencatat offset/ kompensasi defisit dengan hutang kepada sekutu/loan)
Hutang Dagang
100.000.000
Modal A
100.000.000
180.000.000
Modal B
130.000.000
Modal C
50.000.000
Pembubaran Persekutuan
Dengan masuknya seorang sekutu kerja yang baru atau keluarnya sekutu kerja atau
meninggalnya seorang sekutu maka akan membubarkan persetujuan bersama persekutuan.
Suatu persekutuan dikatakan bubar apabila persetujuan awal para sekutu untuk
menjalankan usaha bersama-sama dilanggar dan tidak berlaku lagi. Misalnya, persekutuan
secara otomatis bubar jika salah seorang sekutu meninggal dunia. Apabila timbul
perselisihan di antara para sekutu, maka atas permintaan seorang sekutu atau lebih
pengadilan dapat memutuskan pembubaran persekutuan firma. Pengunduran diri salah
seorang sekutu atau lebih lewat penjualan kepentingannya juga membubarkan persekutuan
firma.
Dengan bubarnya persekutuan firma, maka wewenang para sekutu untuk
menjalankan perusahaannya juga berakhir. Walaupun pembubaran ini mengakhiri asosiasi
perorangan-perorangan untuk tujuan awal mereka, namun hal ini tidak berarti pembubaran
perusahaan atau bahkan hambatan dalam kelangsungan hidupnya. Kalau seorang sekutu
201
3
12
persekutuan
dengan
menghentikan
kegiatan
dan
penutupan
201
3
13
Seseorang dapat diterima sebagai sekutu baru hanya dengan kesepakatan semua
sekutu.
Penerimaan sekutu baru menimbulkan perjanjian baru dan hal ini merupakan
pembentukan persekutuan firma baru; persekutuan firma yang sebelumnya dianggap
bubar dengan kesepakatan umum.
Seorang sekutu yang baru masuk biasanya menyetorkan aktiva untuk memperoleh
kepentingan dalam persekutuan firma yang baru didirikan.
jika investasi
awal sekutu
baru
=
>
<
maka
201
3
14
Jika persekutuan firma telah beroperasi dengan sukses, maka para sekutu dapat
menerima seorang sekutu baru dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bagian dari investasi sekutu baru akan diberikan sebagai bonus kepada sekutu
lama, atau
2. Goodwill persekutuan akan ditetapkan dan mengkredit sekutu lama.
Daftar Pustaka
1. Beams, Floyd A 2012, Advance Accounting 11 edition, Pearson Education, Prentice
Hall
2. Ikatan Akuntan Indonesia 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta
3. Baker, Lembke, King. 2009. Advanced Financial Accounting, 8th Ed. Mc. Graw Hill
201
3
15