Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Akuntansi
Keuangan
Lanjutan I
LIKUIDASI PERSEKUTUAN
(Partnership Liquidation)

Fakultas
EKONOMI DAN
BISNIS

Program
Studi

AKUNTANSI

Tatap
Muka

02

Kode MK

Disusun Oleh

RESKINO

Abstract

Kompetensi

Perbedaan likuidasi dan perubahan


persekutuan, proses likuidasi, jenis-jenis
likuidasi dan pembubaran persekutuan

Mahasiswa dapat memahami


perbedaan likuidasi dan perubahan
persekutuan, memahami bagaimana
proses likuidasi, menjelaskan jenis-jenis
likuidasi. Memahami pembubaran
persekutuan.

Likuidasi Persekutuan

Perbedaan Likuidasi dengan Perubahan Persekutuan:


Likuidasi terjadi apabila semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan
dibubarkan, serta aktiva non-kasnya dijual.
Perubahan persekutuan terjadi apabila:
Sekutu berkurang, hal ini terjadi bila seorang sekutu atau beberapa sekutu
mengundurkan diri.
Sekutu bertambah, hal ini terjadi apabila ada seorang sekutu atau
beberapa sekutu yang masuk ke dalam persekutuan.
Proses Likuidasi ada 4 (Empat) tahapan, yaitu:
1. Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat
likuidasi (berupa ratio pembagian laba). Pembagian laba dilakukan sesuai
dengan metode pembagian laba. Tahap ini hanya diperlukan apabila
likuidasi tidak dilakukan pada awal atau akhir periode
2. Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas. Tahap yang kedua ini
disebut Realisasi. Apabila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih kecil
dibanding nilai bukunya maka kerugian harus ditanggung semua sekutu
dengan mengurangkan modalnya. Sebaliknya bila nilai realisasi aktiva
non-kasnya lebih besar dibanding nilai bukunya maka keuntungkan akan
menambah modal semua sekutu sesuai ratio pembagian labanya. Rugilaba tersebut diakui sebagai rugi laba realisasi.
3. Melunasi semua hutang persekutuan
Setelah

penjualan

aktiva

non-kas

(realisasi)

maka

hasilnya

akan

menambah kas, kemudian kas ini sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
harus digunakan terlebih dahulu untuk:
Melunasi hutang kepada pihak ketiga (bukan sekutu)
Hutang pihak ketiga harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang
pihak ketiga yang jumlahnya besar terlebih dahulu.
Melunasi hutang sekutu
201
3

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Setelah semua utang kepada pihak ketiga dilunasi maka menyusul


pelunasan hutang sekutu yang biasanya bila hanya hutang pada seorang
sekutu maka dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal pada
likuidasi sederhana. Apabila hutang lebih dari satu sekutu maka dilakukan
pelunasan dengan prioritas sekutu yang modalnya lebih besar.
Apabila terbukti modalnya tidak cukup untuk melunasi hutang maka
sekutu yang bersangkutan harus membayar hutang dengan harta pribadi.
4. Membagi

sisa

kas

yang

masih

ada

kepada

para

sekutu

Sisa kas dibagikan setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu
dilunasi.
Tujuan pembagian sisa kas ini adalah:
Untuk

mengembalikan

modal

kepada

para

sekutu

sebagai

wujud

pembagian hak kepada sekutu. Pengembalian modal ini sebesar modal


bersih (modal setelah dikurangi laba-rugi realisasi dan hutang) masingmasing sekutu.
Untuk melindungi kepentingan sekutu dikarenakan tanggung jawab sekutu
tidak terbatas maka apabila kas memungkinkan biasanya pembayaran
utang kepada sekutu dilakukan bersama-sama dengan pengembalian
modal kepada sekutu.
Menurut Beam (2000, hal 625), disolusi persekutuan ialah berubahnya hubungan sekutu
yang menyebabkan berhentinya persekutuan secara hukum. Dengan disolusi, persekutuan
tetap bisa berjalan terus dengan perjanjian baru, atau persekutuan bisa juga berhenti/bubar
secara bisnis. Berhentinya persekutuan secara bisnis disebut juga likuidasi.
Pembubaran persekutuan dapat disebabkan oleh:
1) salah seorang sekutu menghendaki pembubaran
2) salah seorang sekutu meninggal dunia, dan ahli warisnya tidak menyetujui untuk
melanjutkan persekutuan
3) perselisihan intern diantara sekutu
4) salah seorang sekutu dinyatakan pailit
Tujuan utama dari likuidasi adalah melakukan pengurusan dan pemberesan atas
harta pailit. Proses likuidasi juga mengacu pada perpu No. 1 tahun 1998 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang tentang Kepailitan.

201
3

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam likuidasi persekutuan dibuat bertingkat


sesuai prioritas:
1) jumlah yang terhutang kepada negara.
2) jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu.
3) jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba.
4) jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya.
Meskipun terdapat urutan prioritas tersebut diatas, namun bukan berarti jika terdapat
kas yang akan dibagikan kepada sekutu (distribusi kas) pasti dibagikan kepada sekutu atas
bagian pinjaman kepada sekutu yang bersangkutan, tetapi pada saat likuidasi maka
kedudukan pinjaman dari sekutu/loan dan modal sekutu yang bersangkutan adalah
setingkat untuk menghitung hak sekutu yang bersangkutan. Setelah melalui perhitungan
yang tertuang dalam skedul pembayaran kas, maka kas yang dibagikan kepada masingmasing sekutu barulah dibedakan berdasarkan prioritas tersebut diatas untuk masingmasing sekutu yang bersangkutan.
Pada umumnya likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal:
1) semua perkiraan sementara / nominal pada buku besar disesuaikan dan ditutup,
kemudian laba/rugi hasil penyesuaian dipindahkan ke modal para sekutu
berdasarkan rasio laba/rugi.
2) mengkonversi aktiva nonkas menjadi kas
3) mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuidasi yang timbul selama masa
likuidasi dengan cara mengalokasikan ke modal para sekutu sesuai dengan
perbandingan laba/rugi
4) membayar semua kewajiban kepada negara dan kreditur / pihak ketiga
5) bila modal sekutu bersaldo debit (defisit) maka dapat dikompensasi / di-offset
dengan saldo pinjaman modal dari sekutu yang bersangkutan, maksimum sebesar
saldo pinjaman modal dari sekutu yang bersangkutan / loan tetapi tidak sampai
menyebabkan modal bersaldo kredit. Jika tidak ada saldo pinjaman dari sekutu yang
bersangkutan, maka sekutu yang bersaldo modal debit harus menyetorkan kas.
6) mendistribusikan sebagian atau seluruh kas yang tersedia kepada para sekutu
berdasarkan rasio laba/rugi dengan memperhatikan syarat perlu menyusun skedul
pembayara kas.
Untuk likuidasi secara langsung, syarat perlu menyusun skedul pembayaran kas bila
memenuhi minimal satu syarat sebagai berikut:
bila ada sekutu yang defisit
bila ada kas yang ditahan
201
3

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

bila masih ada saldo aktiva non kas


Ditinjau dari waktu penyusunan daftar likuidasi, maka likuidasi dapat dibedakan
menjadi:
1. Likuidasi secara langsung/sekaligus:
Likuidasi secara langsung yaitu likuidasi yang dilakukan setelah seluruh aktiva
direalisasi.
2. Likuidasi secara bertahap periodik
Likuidasi secara bertahap periodik yaitu proses likuidasi dilakukan secara periodik
setelah terjadinya realisasi aktiva nonkas dan mengikuti prosedur likuidasi secara
berulang-ulang sampai akhirnya semua perkiraan tidak bersaldo.
3. Likuidasi secara bertahap dengan program kas
Likuidasi secara bertahap dengan program kas yaitu proses likuidasi dilakukan
secara periodik dimana daftar likuidasi yang disusun akan sama dengan likuidasi
secara bertahap periodik tetapi perlu membuat suatu program kas terlebih dahulu
sebelum daftar likuidasi disusun, yang menunjukkan bagaimana kas dibagikan
kepada para sekutu dikemudian hari. Disamping itu skedul pembayaran kas pada
cara ini juga agak berbeda dengan likuidasi secara bertahap periodik.
Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi selesai, dapat dibedakan menjadi:
1) Persekutuan mampu membayar semua kewajiban kepada pihak ketiga selain
kepada sekutu. Dalam hal ini terdapat beberapa kemungkinan sebagai berikut:
a. Tidak ada sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi aktiva nonkas
dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan dan offset dilakukan.
b. Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi
aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan tetapi defisit tersebut masih
bisa ditutup dengan kompensasi loan (offset).
2) Persekutuan tidak mampu membayar semua kewajiban kepada pihak ketiga selain
kepada sekutu. Dalam hal ini terdapat beberapa kemungkinan sebagai berikut:
a. Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi
aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan dan offset dilakukan tetapi
semua sekutu secara pribadi solven.
Kemungkinan yang dapat terjadi untuk kondisi seperti ini adalah:
1. Anggota yang mengalami defisit, menyetorkan uang kepersekutuan untuk
menutup defisit tersebut, Setoran uang ini digunakan untuk melunasi
hutang ke kreditur,sisanya kalau ada untuk anggota persekutuan.

201
3

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

2. Sisa hutang kepada pihak luar dilunasi oleh salah seorang anggota dulu
(dapat anggota yang defisit atau tidak). Pelunasan ini dianggap sebagai
setoran modal anggota tersebut. Setoran modal oleh anggota yang defisit
dipakai sebagai pembayaran kembali hak-hak anggota lainnya.
b. Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi
aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan, dan offset dilakukan tetapi
semua sekutu secara pribadi insolven.
c. Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi
aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan, dan offset dilakukan tetapi
ada sekutu yang secara pribadi solven mau pun insolven.
Untuk ini harus diadakan penelitihan seksama atas posisi harta dan hutang pribadi
masing-masing anggota. Ini penting untuk menentukan siapa yang harus membayar
sisa hutang kreditur terlebih dahulu dan siapa yang betul-betul tidak mampu.
Dalam hal penentuan kemampuan masing-masing anggota perlu diperhatikan
:
1. Hak-hak kreditur pribadi anggota
Berhak sepenuhnya menerima pembayaran kembali dari hasil penjualan
harta pribadi pemilik. Dengan kata lain kreditur persekutuan hanya dapat
mengklaim atas harta pribadi pemilik bila hutang-hutang pribadi telah dilunasi.
Sebaliknya kreditur pribadi anggota hanya dapat mengajukan klaim atas
aktiva persekutuan, bila kewajiban persekutuan kepada pihak luar telah
dilunasi dan masih mempunyai hak dalam persekutuaan.
2. Hak-hak kreditur persekutuan.
Berhak sepenuhnya untuk menerima pembayaran kembali dari hasil
penjualan harta milik persekutuan. Dengan kata lain kreditur pribadi hanya
dapat mengklaim atas harta milik persekutuan bila semuat kewajiban
persekutuan

kepada

pihak

luar

telah

dilunasi.

Sebaliknya

kreditur

persekutuan hanya dapat mengajukan klaim atas aktiva pribadi anggota, bila
semua kewajiban pribadi kepada pihak luar telah dilunasi.
Berikut ini adalah contoh persekutuan ABC yang dinyatakan akan dilikuidasi dengan
rasio laba/rugi yaitu A : B : C = 2 : 3 : 5.
Neraca Persekutuan ABC sesaat sebelum dilikuidasi menunjukkan sbb:
Persekutuan ABC
Neraca

201
3

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Per 31 Desember 1998 (Jutaan rupiah)


Kas

100

Aktiva non kas

Total aktiva

1.400

1.500

Hutang Dagang

500

Hutang kepada C

400

Modal A

300

Modal B

200

Modal C

100

Total Hutang & Modal

1.500

Posisi aktiva dan kewajiban pribadi para sekutu adalah sebagai berikut:
Sekutu

Aktiva

Pribadi

Kewajiban Pribadi

(diluar kepemilikan

(diluar kepemilikan

persekutuan)
persekutuan)
A
900
500
B
700
700
C
500
900
Para sekutu bersepakat untuk melikuidasi persekutuan ABC dengan likuidasi secara
langsung karena realisasi seluruh aktiva nonkas dapat dilakukan dengan segera. Hasil
realisasi akan digunakan untuk membayar hutang kepada pihak luar, setelah hutang kepada
pihak luar telah lunas dan apabila masih ada sisa kas maka dibagikan seluruhnya kepada
para sekutu sesuai dengan hak para sekutu. Jika kas yang tersedia setelah realisasi dan
pembebanan biaya-biaya masih tidak mencukupi untuk membayar hutang kepada pihak luar
maka sekutu yang solven yang akan membayar hutang terlebih dahulu. Bila hutang kepada
pihak luar telah lunas dan masih ada sekutu yang bersaldo modal debit setelah kompensasi
maka sekutu tersebut menyetorkan kas ke persekutuan pada saat tidak ada kas lagi.
Penyelesaian akhir dilakukan diluar persekutuan untuk sekutu yang defisit tetapi secara
pribadi insolven.
a)

Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 1.300.000.000,maka daftar likuidasi seperti berikut :

Persekutuan ABC
Daftar Likuidasi
(dalam Jutaan rupiah)
Keterangan

Kas

Saldo sebelum likuidasi


Realisasi aktiva

100
1.300
1.400
Pembyran hutang kepada kreditur (500)
900

201
3

20%
Aktiva Hutang Hutang Modal
non kas Dagang kepada C A
1.400
500
400
300
(1.400)
(20)
0
500
400
280
(500)
0
0
400
280

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

30%

50%

B
200
(30)
170

C
100
(50)
50

170

50

Distribusi Kas

(900)
0

(400)
0

(280) (170) (50)


0
0
0

Hasil realisasi sebesar 1.300 juta akan menambah kas dan mengurangi aktiva nonkas 1.400
juta serta selisih rugi 100 juta dibebankan kepada para sekutu sesuai rasio laba/rugi. Pada
contoh soal ini tidak ada biaya likuidasi sehingga tidak perlu mengurangi kas dan modal
para sekutu. Setelah realisasi, kas yang tersedia digunakan untuk membayar hutang
kepada pihak luar selain sekutu, dalam hal ini adalah hutang dagang sebesar 500 juta,
tetapi jika ada hutang kepada negara maka harus didahulukan daripada pembayaran hutang
kepada para kreditur. Sisa kas setelah pembayaran hutang digunakan untuk dibagikan
kepada para sekutu (distribusi kas), terlihat bahwa tidak perlu membuat skedul pembayaran
kas karena tidak memenuhi syarat untuk menyusun skedul pembayaran kas. Untuk contoh
ini tidak ada sekutu yang defisit sehingga tidak perlu ditutup dengan loan (pinjaman dari
sekutu) yang bersangkutan. Contoh pertama ini merupakan contoh yang sangat sederhana,
untuk setiap contoh dengan kasus yang berbeda-beda akan dibahas pada asumsi tersendiri.
Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Kas

1.300.000.000

Modal A

20.000.000

Modal B

30.000.000

Modal C

50.000.000

Aktiva Nonkas

1.400.000.000

Hutang Dagang

500.000.000

Kas

500.000.000

Hutang kepada C

400.000.000

Modal A

270.000.000

Modal B

180.000.000

Modal C

50.000.000

Kas
b)

900.000.000

Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 800.000.000,maka daftar likuidasi adalah seperti berikut :

Persekutuan ABC
Daftar Likuidasi
(Jutaan Rupiah)
Keterangan

Kas

Saldo sebelum likuidasi


Realisasi aktiva

100
800
900
(500)

Pembyran hutang kpd kreditur


201
3

Aktiva
non kas
1.400
(1.400)
0

20% 30%
Hutang Hutang
Modal
Dagang kepada C A
B
500
400
300 200
(120) (180)
500
400
180 20
(500)

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

50%
C
100
(300)
(200)

400

400 0
(400)
0
0

Kompensasi defisit dengan loan


Distribusi Kas

400
(200)
200
(200)
0

180

20

180 20
(180) (20)
0
0

(200)
200
0
0

Hasil realisasi sebesar 800 juta akan menambah kas dan mengurangi aktiva nonkas 1.400
juta serta selisih rugi 600 juta dibebankan kepada para sekutu sesuai rasio laba/rugi. Pada
contoh soal ini tidak ada biaya likuidasi sehingga tidak perlu mengurangi kas dan modal
para sekutu. Setelah realisasi, kas yang tersedia digunakan untuk membayar hutang
kepada pihak luar selain sekutu, dalam hal ini adalah hutang dagang sebesar 500 juta,
tetapi jika ada hutang kepada negara maka harus didahulukan daripada pembayaran hutang
kepada para kreditur. Sisa kas setelah pembayaran hutang digunakan untuk dibagikan
kepada para sekutu (distribusi kas), terlihat bahwa tidak perlu membuat skedul pembayaran
kas karena tidak memenuhi syarat untuk menyusun skedul pembayaran kas. Untuk contoh
ini ada sekutu yang defisit sehingga perlu ditutup dengan loan (pinjaman dari sekutu) yang
bersangkutan.
Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Kas

800.000.000

Modal A

120.000.000

Modal B

180.000.000

Modal C

300.000.000

Aktiva Nonkas

1.400.000.000

(jurnal untuk mencatat realisasi aktiva nonkas)


Hutang Dagang

500.000.000

Kas

500.000.000

(jurnal untuk mencatat pembayaran hutang dagang)


Hutang kepada C

200.000.000

Modal C

200.000.000

(jurnal untuk mencatat kompensasi defisit dengan hutang kepada sekutu/loan)


Hutang kepada C

200.000.000

Modal A

180.000.000

Modal B

20.000.000

Kas

201
3

400.000.000

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

c)

Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 500.000.000,maka daftar likuidasi adalah seperti berikut :

Persekutuan ABC
Daftar Likuidasi
(Jutaan Rupiah)
Keterangan

Kas

Saldo sebelum likuidasi


Realisasi aktiva

100
500
600
(500)
100 0

Pembyran hutang kpd kreditur

Aktiva
non kas
1.400
(1.400)
0

Kompensasi defisit dengan loan


Distribusi Kas (skedul 1)

100 0
(100)
0
0

Penyelesaian akhir
0

20% 30%
Hutang Hutang
Modal
Dagang kepada C A
B
500
400
300 200
(180) (270)
500
400
120 (70)
(500)
0
400
120 (70)
(350)
0
50
120 (70)
(100)
0
50
20
(70)
(50)
(20) 70
0
0
0
0

Skedul 1 : Skedul Pembayaran Kas


Keterangan
Saldo sebelum DK
Loan
Hak para sekutu
Kemungkinan defisit B ditanggung A dan C
Distribusi Kas
Pengembalian pinjaman
Pengembalian modal
Distribusi kas

20%
A
120

30%
B
(70)

120
(20)
100
0
100
100

(70)
70
0
0

50%
C
0
50
50
(50)
0
0

Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut:


Kas

500.000.000

Modal A

180.000.000

Modal B

270.000.000

Modal C

450.000.000

Aktiva Nonkas

1.400.000.000

(jurnal untuk mencatat realisasi aktiva nonkas)


Hutang Dagang

500.000.000

Kas

500.000.000

(jurnal untuk mencatat pembayaran hutang dagang)

201
3

10

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

50%
C
100
(450)
(350)
(350)
350
0
0
0

Hutang kepada C

350.000.000

Modal C

350.000.000

(jurnal untuk mencatat offset/ kompensasi defisit dengan hutang kepada sekutu/loan)
Modal A

100.000.000

Kas

100.000.000

(jurnal untuk mencatat distribusi kas)


Hutang kepada C

50.000.000

Modal A

20.000.000

Modal B

70.000.000

(jurnal untuk mencatat penyelesaian akhir)


d)

Apabila seluruh aktiva non kas hanya dapat direalisasi sebesar Rp. 300.000.000,maka daftar likuidasi adalah seperti berikut :

Persekutuan ABC
Daftar Likuidasi
(Jutaan Rupiah)
Keterangan
Saldo sebelum likuidasi
Realisasi aktiva
Pembyran hutang kpd kreditur

Kas

Aktiva
non kas
1.400
(1.400)
0

100
300
400
(400)
0
0

Kompensasi defisit dengan loan


0

Pembayaran hutang oleh A


Penyelesaian akhir

20% 30%
Hutang Hutang
Modal
Dagang kepada C A
B
500
400
300 200
(220) (330)
500
400
80
(130)
(400)
100
400
80
(130)
(400)
100
0
80
(130)
(100)
100
0
0
180 (130)
(180) 130
0
0
0
0

50%
C
100
(550)
(450)
(450)
400
(50)
(50)
50
0

Pada contoh ini terdapat sisa hutang kepada pihak luar sebesar 100 juta setelah semua
aktiva bersaldo nol, maka sesuai dengan ketentuan bahwa sekutu bertanggungjawab secara
penuh sampai keharta pribadinya maka pembayaran dilakukan oleh sekutu yang secara
pribadi solven. Untuk contoh soal ini sekutu A membayar hutang dagang sebesar 100 juta
maka saldo modal A akan bertambah sebesar 100 juta pula.
Kas

300.000.000

Modal A

220.000.000

201
3

11

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Modal B

330.000.000

Modal C

550.000.000

Aktiva Nonkas

1.400.000.000

(jurnal untuk mencatat realisasi aktiva nonkas)


Hutang Dagang

400.000.000

Kas

400.000.000

(jurnal untuk mencatat pembayaran hutang dagang)


Hutang kepada C

400.000.000

Modal C

400.000.000

(jurnal untuk mencatat offset/ kompensasi defisit dengan hutang kepada sekutu/loan)
Hutang Dagang

100.000.000

Modal A

100.000.000

(jurnal untuk mencatat pembayaran hutang dagang oleh A)


Modal A

180.000.000

Modal B

130.000.000

Modal C

50.000.000

(jurnal untuk mencatat penyelesaian akhir)

Pembubaran Persekutuan
Dengan masuknya seorang sekutu kerja yang baru atau keluarnya sekutu kerja atau
meninggalnya seorang sekutu maka akan membubarkan persetujuan bersama persekutuan.
Suatu persekutuan dikatakan bubar apabila persetujuan awal para sekutu untuk
menjalankan usaha bersama-sama dilanggar dan tidak berlaku lagi. Misalnya, persekutuan
secara otomatis bubar jika salah seorang sekutu meninggal dunia. Apabila timbul
perselisihan di antara para sekutu, maka atas permintaan seorang sekutu atau lebih
pengadilan dapat memutuskan pembubaran persekutuan firma. Pengunduran diri salah
seorang sekutu atau lebih lewat penjualan kepentingannya juga membubarkan persekutuan
firma.
Dengan bubarnya persekutuan firma, maka wewenang para sekutu untuk
menjalankan perusahaannya juga berakhir. Walaupun pembubaran ini mengakhiri asosiasi
perorangan-perorangan untuk tujuan awal mereka, namun hal ini tidak berarti pembubaran
perusahaan atau bahkan hambatan dalam kelangsungan hidupnya. Kalau seorang sekutu
201
3

12

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

meninggal atau mengundurkan diri, maka perusahaan dapat dilanjutkan sebagai


persekutuan firma baru, yang terdiri dari sekutu-sekutu yang ada ataupun sekutu-sekutu
yang ada ditambah dengan masuknya seorang sekutu baru.

Kondisi yang menimbulkan pembubaran persekutuan


Masuknya sekutu baru dan keluarnya sekutu lama pada persekutuan akan mengakibatkan
pembubaran. Pembubaran ada dua jenis:
1. Pembubaran persekutuan dari segi hukum (perubahan surat perjanjian/akte
pendirian), tetapi kegiatan perusahaan tetap dilanjutkan, ini disebut disolution.
2. Pembubaran

persekutuan

dengan

menghentikan

kegiatan

dan

penutupan

perusahaan atau disebut likuidasi.


Kondisi-kondisi yang menimbulkan pembubaran persekutuan firma dikelompokkan dan
diikhtisarkan sebagai berikut:
Pembubaran oleh tindakan sekutu
Pembubaran karena ketentuan Undang-undang
Persekutuan firma dengan sendirinya bubar karena kemungkinan-kemungkinan tertentu
yang ditetapkan oleh undang-undang, yakni:
1) Seorang anggota persekutuan firma meninggal dunia.
2) Seorang sekutu atau persekutuan firma itu sendiri mengalami kebangkrutan.
3) Setiap kejadian yang menyebabkan perusahaan tidak layak untuk menjalankan
kegiatan usahanya lagi atau bagi individu-individu untuk menjalankan perusahaan
sebagai persekutuan firma.
4) Perang.
Pembubaran oleh Keputusan Pengadilan
Pengadilan dapat memutuskan pembubaran karena terbukti timbul hal-hal sbb:
1) Seorang sekutu tidak waras atau tidak mampu untuk menyelesaikan setiap masalah
atau untuk memenuhi bagiannya dalam perjanjian persekutuan firma.
2) Sikap seorang sekutu yang merugikan perusahaan.
3) Perselisihan intern di antara para sekutu.
4) Kelanjutan perusahaan tidak mungkin lagi menguntungkan.
Akuntansi untuk pembubaran
Masuknya sekutu baru dengan membeli kepentingan sekutu lama

201
3

13

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Seseorang dapat diterima sebagai sekutu baru hanya dengan kesepakatan semua
sekutu.

Penerimaan sekutu baru menimbulkan perjanjian baru dan hal ini merupakan
pembentukan persekutuan firma baru; persekutuan firma yang sebelumnya dianggap
bubar dengan kesepakatan umum.

Persetujuan persekutuan firma hanya mengikat sepanjang para sekutunya tetap


tunduk terhadap persetujuan yang ditetapkan. Dengan masuknya seorang sekutu
baru, maka suatu persetujuan baru harus dirancang untuk menetapkan kepentingan
sekutu pada pembentukan firma, pembagian laba dan rugi, dan semua hal yang
menyangkut asosiasi.

Seorang sekutu yang baru masuk biasanya menyetorkan aktiva untuk memperoleh
kepentingan dalam persekutuan firma yang baru didirikan.

Seseorang dapat dapat memperoleh kepentingan dalam persekutuan firma lewat:

1. Masuknya sekutu baru dengan membeli kepentingan sekutu lama


Jika semua sekutu setuju untuk menerima seorang pembeli kepentingan sebagai
sekutu, maka hal ini akan membubarkan persekutuan firma yang lama dan
menciptakan persekutuan firma baru.
2. Perolehan Kepentingan Lewat Investasi
Apabila seseorang memperoleh kepentingan dengan melakukan investasi, maka
aktiva dan modal persekutuan firma akan bertambah.
Dasar dalam pemberian ada tidaknya goodwill dan bonus serta pemberian goodwill dan
bonus untuk sekutu lama atau sekutu baru:

jika investasi
awal sekutu
baru

=
>
<

(modal awal sekutu lama +


setoran sekutu baru) *
kepentingan sekutu baru

maka

tidak ada bonus maupun goodwill


bonus/goodwill untuk sekutu lama
bonus/goodwill untuk sekutu baru

Investasi dengan pemberian bonus atau goodwill kepada sekutu lama.


Masuknya sekutu baru dengan memberikan bonus atau goodwill kepada sekutu lama
berdasarkan ratio laba-rugi sekutu lama. Bonus ditentukan oleh selisih kepentingan
dengan modal yang disetor, dan total modal sekutu lama dan baru yang disetor tidak
berubah.
Goodwill ditentukan selisih kepentingan dengan modal sekutu baru yang disetor,
dan total modal sekutu lama berubah.
Ketentuan bonus dan goodwill di atas tidak berlaku bila ada ketentuan modal
persekutuan. Bonus dan goodwill mempunyai pengertian yang sama, tetapi berbeda dari
segi pencatatan. Bonus dan goodwill adalah pengakuan adanya kelebihan terhadap
salah satu pihak dalam persekutuan yang baru didirikan.

201
3

14

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Jika persekutuan firma telah beroperasi dengan sukses, maka para sekutu dapat
menerima seorang sekutu baru dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Bagian dari investasi sekutu baru akan diberikan sebagai bonus kepada sekutu
lama, atau
2. Goodwill persekutuan akan ditetapkan dan mengkredit sekutu lama.

Daftar Pustaka
1. Beams, Floyd A 2012, Advance Accounting 11 edition, Pearson Education, Prentice
Hall
2. Ikatan Akuntan Indonesia 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta
3. Baker, Lembke, King. 2009. Advanced Financial Accounting, 8th Ed. Mc. Graw Hill

201
3

15

Akuntansi Keuangan Lanjutan I


RESKINO, SE, M.Si, AK

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai