Judul Penelitian
Nama Mahasiswa
KAHFI
Stambuk
11 13 050
Koordinator
Pembimbing Utama
Yusriadi,S.Si.,M.Si.,Apt
Pembimbing Pertama
Feiverin Tibe.,S.Farm.,M.Si.,Apt
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan daerah tropis menyebabkan tanahnya subur, sehingga
berbagai jenis tumbuhan dapat tumbuh. Sebagian besar diantaranya berkhasiat
sebagai obat. Pemanfaatan tanaman obat yang digunakan secara tepat mempunyai
efek samping yang ringan jika dibandingkan dengan obat-obatan yang berbahan
sintetis. Pemanfaatan tanaman obat untuk menjaga kesehatan atau mencegah penyakit
tergolong murah dan mudah dilaksanakan oleh setiap keluarga. Semakin
meningkatnya harga obat dan terbatasnya daya beli masyarakat menjadikan obat
tradisional sebagai alternatife untuk menjaga kesehatan maupun pengobatan sendiri.(1)
sehingga
dapat
dijadikan
alternative
pengobatan
dengan
menggunakan bahan alam dan membantu dalam bidang ilmu pengetahuan khususnya
bidang industri farmasi untuk mengembangkan penggunaan daun gedi putih sebagai
bahan hepatoprotektor dalam bentuk sediaan farmasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
: Plantae
Sub Kingdom
: Tracheobionta
Divisi
: Magnoliophyta
Sub Divisi
: Spermatophyta
Clasis
: Magnoliopsida
Sub clasis
: Dilleniidae
Ordo
: Malvales
Famili
: Malvaceae
Genus
: Abelmoschus
Spesies
: Gedi
Poso
: Languru
Inggris
: Edible hibiscus
Thailand
: Po fai
Philipina
: Lagikuway(4)
rimbun(4).
(3)
Daun gedi kaya akan vitamin A, zat besi (Fe) dan serat yang baik untuk saluran
pencernaan. Kolagen yang terkandung didalam daun ini juga bermanfaat sebagai
antioksidan dan menjaga kesehatan kulit. Kandungan hyperoside pada bunga dun
gedi dapat digunakan sebagai antivirus, antiinflamasi, kardioprotektif, hepaprotektif,
dan efek protektif terhadap gastrimukosal (lapisan membrane mukosa pada lambung).
Daun gedi juga telah diuji dapat mencegah ovariectomy-induced femoral ostopenia
(kondisidensitas mineral tulang) yang lebih rendah dari batas normal pada bagian
sendi tungkai akibat operasi pengangkatan rahim/ovarium(6) . tanaman gedi juga dapat
meningkatkan fungsi penyaringan glomerular, mengurangi proteinuria, hyperplasia
messangium yang dapat mengurangi kerusakan jaringan ginjal.(7)
2.2 Tinjauan Hepatoprotektif
Hepatoprotektif adalah senyawa zat berkhasiat yang dapat melindungi sel-sel
hati terhadap pengaruh zat toksik yang dapat merusak hati. Senyawa tersebut bahkan
dapat memperbaiki jaringan hati yang fungsinya sedang terganggu. Mekanisme kerja
obat zat hepatoprotektif antara lain dengan cara detoksikasi senyawa racun baik yang
masuk dari luar maupun yang terbentuk di dalam tubuh pada proses metabolisme,
meningkatkan regenerasi sel yang rusak, anti radang, dan sebagai imunostimulator.
Biasanya hepatoprotektor merupakan bahan yang memiliki sifat antioksidan sehingga
dapat mengurangi reaksi oksidasi pada kerusakan hati.(8)
2.2.1 Hepar
Hepar merupakan organ sekaligus kelenjar terbesar di dalam tubuh yang
memproduksi empedu dan juga mengeluarkan hasil produksi dari makanan yang
sudah dicerna. Fungsi utama dari organ yang sekaligus kelenjar ini adalah
metabolisme(10). Adanya kerusakan pada hepar disebabkan karena adanya pemejanan
terhadap senyawa kimia dan mikroorganisme(9).
Fungsi utama hepar adalah metabolisme. Hepar memiliki struktur seragam yang
memiliki klompok sel yang dipersatukan oleh sinusoid. Semua darah vena dari
systemadigestorium akan mengalir ke dalam sinusoid ini. Sel-sel hepar mendapat
suplai darah dari vena portae hepatis yang kaya akan makanan dan tidak mengandung
oksigen, namun terkadang bersifat toksik; serta dari arteria hepatica yang
mengandung oksigen. Karena sistem peredaran darah yang tidak biasa inilah, sel-sel
hepar mendapatkan suplai darah yang relatif kurang oksigen. Hal ini pula yang
mengakibatkan hepar memiliki potensi besar untuk mengalami kerusakan dan juga
penyakit(10). Selain itu hepar juga berfungsi sebagai :
1. Memetabolisme nutrien utama: karbohidrat, protein, lemak
2. Mendetoksifikasi zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh, hormon, serta
senyawa asing lain yang masuk ke dalam tubuh
3. Membentuk protein plasma
4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan vitamin
5. Bersama ginjal, mengaktifkan vitamin D(11)
Jenis-jenis kerusakan hati yang dapat terjadi sebagai akibat dari efek toksik
yang dihasilkan oleh toksikan, antara lain :
1. Perlemakan (Steatosis)
Perlemakan hati ditandai dengan adanya lipid pada hati dengan berat lebih dari
5%. Lesi yang terbentuk dapat bersifat akut, seperti yang ditimbulkan oleh etionin,
fosfor, atau tertrasiklin. Tetrasiklin menyebabkan banyaknya butiran lemak kecil di
dalam suatu sel, sementara etanol menyebabkan terbentuknya butiran lemak kecil
yang menggantikan inti. Sedangkan karbon tetraklorida menyebabkan perlemakan
hati melalui penghambatan sintesis satuan protein dari lipoprotein dan penekanan
konjugasi trigliserid dengan lipoprotein(12)
2. Nekrosis hati
Nekrosis hati merupakan kematian dari hepatosit yang termasuk dalam
kerusakan akut. Kematian sel ini ditandai dengan edema sitoplasma, dilatasi
retikulum endoplasma, dan disagregasi polisom(12). Di daerah terjadinya nekrosis
terjadi peningkatan eosinofil di sitoplasma dan juga neutrofil di dareah terjadinya
kerusakan tersebut(13).
3. Kolestasis
Kolestasis merupakan jenis kerusakan hati akut yang jarang ditemukan
dibandingkan perlemakan hati dan nekrosis(12). Kolestasis merupakan penekanan atau
penghentian aliran empedu yang disebabkan oleh faktor dalam atau pun luar hepar.
Peradangan atau penyumbatan pada saluran empedu mengakibatkan akumulasi
retensi garam empedu akumulasi bilirubin, dan peristiwa yang mengarah jaundice (13).
4. Sirosis
Sirosis merupakan hepatotoksisitas yang ditandai dengan adanya kolagen di
seluruh hati yang mengakibatkan terbentuknya jaringan parut. Dalam banyak kasus,
hal ini terjadi karena adanya paparan senyawa kimia secara kronis yang
menakibatkan terjadinya akumulasi di matriks ekstra seluler yang menghambat aliran
darah, metabolisme normal hepar, dan proses detoksifikas (13). Pada manusia,
penyebab utama terjadinya sirosis hati adalah konsumsi kronis dari minuman
beralkohol(12).
2.3 Tinjauan ALT dan AST