Anda di halaman 1dari 29

1

HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN DI RUMAH DENGAN


KEJADIAN REHOSPITALISASI PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. PIRNGADI
KOTA MEDAN TAHUN 2011

SKRIPSI
Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Sarjana
Keperawatan Di Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Mutiara Indonesia Medan

Oleh :
KANISIUS HALAWA
NIM :07.02.030

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2011

HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN DI RUMAH DENGAN


KEJADIAN REHOSPITALISASI PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. PIRNGADI
KOTA MEDAN TAHUN 2009

SKRIPSI

Oleh :
EVARINA
NIDN 10300901

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2009

HUBUNGAN PERILAKU PERAWATAN DI RUMAH DENGAN


KEJADIAN REHOSPITALISASI PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. PIRNGADI
Evarina (Ketua)
Kanisius Halawa (Anggota)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mutiara Indonesia


Jalan Kapten Muslim No. 79 Medan

ABSTRAK
Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai oleh gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi perawatan ulang
(rehospitalisasi). Perawatan ulang (rehospitalisasi) merupakan suatu keadaan yang dialami penderita
diabetes melitus dimana penderita mengalami kegagalan dalam menjaga kadar gula darahnya Untuk
menghindari peningkatan gula darah pada penderita diabetes melitus dibutuhkan perilaku yang baik,
terutama dalam hal pengaturan diet, olahraga, dan mengkonsumsi obat secara teratur. Perilaku
penderita diabetes melitus dalam hal ini menyangkut pengetahuan, sikap dan tindakan untuk
mencegah terjadinya perawatan ulang (Rehospitalisasi). Penelitian ini bersifat analitik dengan
rancangan cross sectional, yang bertujuan untuk melihat hubungan perilaku perawatan di rumah
dengan kejadian rehospitalisasi di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2011. Jumlah populasi
dalam penelitian ini adalah 125 orang dengan jumlah sampel 30 orang. Untuk mendapatkan data dalam
penelitian ini peneliti membagikan kuesioner kepada responden. Analisa data dilakukan dengan uji
Chi-Square dengan hasil (p< 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan
pasien diabetes melitus dengan kejadian rehospitalisasi dengan hasil p=0,000 (p< 0,05), sikap dengan
hasil p= 0,000 (p< 0,05), dan tindakan dengan hasil p=0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan perilaku perawatan di rumah dengan kejadian rehospitalisasi pada penderita diabetes
melitus di RSUD Dr Pirngadi Kota Medan. Diharapkan bagi penderita diabetes melitus dapat
meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti penyuluhan-penyuluhan dan bagi instalasi rumah sakit
khususnya RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan perawat ruangan 14 dan 21 untuk memberikan penyuluhan
kepada pasien diabetes melitus tentang cara dan waktu olahraga yang baik, jenis makanan yang baik
serta pengobatan yang tidak bisa ditinggalkan.

Kata kunci : Perilaku penderita, diabetes melitus, kejadian rehospitalisasi

PENDAHULUAN

diperkirakan akan meningkat pada


tahun

1.1. Latar Belakang

2025

sebagai

konsekuensi

harapan hidup yang lebih lama, gaya


Diabetes melitus atau kencing
manis

telah

kesehatan

menjadi

dunia.

masalah

Prevalensi

dan

hidup santai dan perubahan pola


makan penduduk. Suyono S, dkk
dikutip oleh Utama H (2009).

insiden penyakit ini meningkat secara


drastis di negara-negara industri dan
maju

melitus

Indonesia.

diperkirakan ada sekitar 59 juta orang

prevalensi

diabetes

yang menderita diabetes melitus dan

beberapa

negara

pada tahun 2030 diperkirakan akan

peningkatan

meningkat 2,5 kali lipat sehingga

termasuk

Meningkatnya
di

berkembang,

Di dunia pada tahun 2010

akibat

kemakmuran di negara bersangkutan,

mencapai

yang akhir-akhir ini banyak disoroti.

Indonesia sendiri Badan Kesehatan

Peningkatan pendapatan perkapita dan

Dunia (WHO) memperkirakan jumlah

perubahan gaya hidup terutama di

penderita diabetes melitus di Indonesia

kota-kota

merupakan

meningkat tiga kali lipat dari data

peningkatan

tahun 2000 dimana jumlah penderita

degenerative

mencapai 8,4 juta, maka dalam 10

diabetes melitus. Pada tahun 2007

tahun tepatnya tahun 2010 mencapai

prevalensi Diabetes Melitus di dunia

21,3 juta orang. Subekti I dikutip oleh

diperkirakan 194 juta jiwa. Jumlah ini

Utama H. (2009).

menyebabkan
prevalensi

besar
utama
penyakit

145

juta

penderita,

di

Di

Indonesia

terdapat

maju, perilaku perawatan di rumah

penderita

atau disebut proses edukasi masih

diabetes melitus dari 1,5-2,3% menjadi

tetap merupakan pengobatan utama

5,7% pada penduduk usia lebih dari 15

yang menentukan kesuksesan klien

tahun dan bahkan suatu penelitian di

hidup sehat bersama diabetes melitus.

Manado

Perilaku

peningkatan

dan

prevalensi

Depok mendapatkan

perawatan

dirumah

edukasi

atau

angka prevalensi sebesar 6,1% dan

proses

12,8%. Melihat pola pertambahan

mempengaruhi

penduduk saat ini data terakhir yang

mengikuti rekomendasi terapi yang di

dikeluarkan Departemen Kesehatan RI

anjurkan oleh tenaga kesehatan yang

2010 menyebutkan prevalensi diabetes

menerapkan tentang

melitus secara nasional 5,7% dari

yaitu : pengetahuan tentang diabetes

penduduk Indonesia atau sekitar 12

melitus, sikap serta tindakan dalam

juta jiwa, kalau dibiarakan 12 juta

perawatan penyakit diabetes melitus

penderita diabetes pada tahun 2010

dengan tujuan agar dapat memperbaiki

akan meningkat 2 kali lipat atau

kadar

menjadi 24 juta jiwa pada tahun 2030.

terjadinya komplikasi jangka pendek

Suyono S, dkk dikutip oleh Utama H.

maupun jangka panjang, serta tidak

(2009).

terjadinya

gula

bertujuan

penderita

darah

rawat

untuk

3 (tiga) hal

dan

inap

mencegah

ulang

(rehospitalisasi). Soegondo S dikutip


Meskipun

riset

dibidang
oleh Utama H (2009).

pengobatan diabetes melitus sudah

Perilaku perawatan di rumah


mencakup

diet,

olahraga,

dan

ini di maksudkan supaya penderita


diabetes melitus dapat memantuan

keteraturan dalam mengkonsumsi obat.

kadar

Ternyata hal ini masih sulit untuk

melakukan olahraga dan diet. Hasil

dilakukan,

penelitian

dibuktikan

dengan

glukosa

sendiri

menunjukkan

(PKGS),

bahwa

peningkatan jumlah penderita diabetes

pemantauan terhadap kadar glukosa,

melitus yang di rawat inap ulang

olahraga dan diet yang dilakukan

(rehospitalisasi).

untuk

secara aktif dapat memperlambat atau

mencapai hasil yang maksimal dalam

mencegah komplikasi diabetes serta

pengobatan

melitus

mencegah untuk di rawat inap kembali

perawatan

(rehospitalisasi). Pemantauan kadar

dirumah. Penderita diabetes melitus

glukosa sendiri, olahraga dan diet telah

harus menjalankan terapi sesuai yang

dilakukan secara luas oleh sekitar 40%

dianjurkan oleh tenaga kesehatan. Jika

pasien diabetes tipe I dan 26% pasien

tidak ada, maka segalanya akan sia-sia.

diabetes melitus tipe 2 di Amerika.

Penyakit tidak akan sembuh bahkan

Hasil dari memberikan umpan balik

dapat bertambah parah dan dapat

(feedback) yang cepat ke arah yang

mengakibatkan komplikasi. Soegondo

lebih baik kepada penderita diabetes

S dikutip oleh Utama H (2009).


Penelitian perilaku tentang

melitus. Soewondo P dikutip oleh

diperlukan

Padahal

diabetes
perilaku

Utama H (2009).
perawatan di rumah yang mencakup
pengetahuan, sikap dan tindakan, hal

Berdasarkan data awal yang

kembali kadar gula darah. Sehingga

diperoleh peneliti dari medical record

pasien diabetes melitus mengalami

di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan,

kenaikan kadar gula dalam darah

periode Januari-Desember tahun 2010

(hyperglikemia) dan 2 orang pasien

terdapat 347 orang penderita diabetes

mengalami komplikasi yaitu terjadi

melitus, dan dari jumlah ini terdapat

luka

125 orang penderita diabetes melitus

pengetahuan tentang diabetes melitus,

yang

sikap

dirawat

inap

kembali

pada

daerah

dalam

kaki.

Padahal

memperhatikan

pola

(rehospitalisasi). Pada saat peneliti

makan dan tindakan dalam melakukan

melakukan wawancara pada

olahraga

tanggal

dan

merawat

diri

ini

15 Desember 2010, terdapat 20 orang

merupakan suatu keharusan yang bisa

penderita diabetes melitus diruang

dilakukan

rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota

dirumah

Medan dan terdapat 5 orang pasien

perawatan dari rumah sakit.

yang

dirawat

inap

pasien

diabetes

setelah

melitus

mendapatkan

ulang
Berdasarkan

latar

belakang

(rehospitalisasi), hal ini disebabkan


dari beberapa faktor antara lain: 3
orang
tentang

pasien

kurang

diabetes

pengetahuan

melitus,

tidak

diatas, maka peneliti tertarik untuk


mengetahui

bagaimana

hubungan

perilaku tentang perawatan di rumah

memperhatikan pola makan, tidak ada


dengan kejadian rehospitalisasi pada
olahraga karena lebih memilih untuk
bekerja, serta malas mengontrol ulang

penderita diabetes melitus di RSUD

penderita diabetes melitus di RSUD

Dr. Pirngadi kota Medan Tahun 2011.

Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2011.

1.2. Rumusan Masalah

1.3.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan latar belakang

1.

Untuk

mengetahui

hubungan

pengetahuan tentang perawatan di


diatas, maka peneliti merumuskan
rumah
masalah

yaitu

bagaimanakah

hubungan perilaku tentang perawatan


di

rumah

dengan

kejadian

dengan

rehospitalisasi

kejadian

pada

penderita

diabetes melitus di RSUD Dr.


Pirngadi Kota Medan Tahun 2011.
2. Untuk mengetahui hubungan sikap

rehospitalisasi pada penderita diabetes


tentang perawatan di rumah dengan
melitus di RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan Tahun 2011?.

kejadian

rehospitalisasi

pada

penderita diabetes melitus

di

RSUD Dr. Pirngadi Medan Kota


Tahun 2011.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan
perilaku tentang perawatan di rumah

3. Untuk
tindakan
rumah

mengetahui
tentang

perawatan

dengan

rehospitalisasi

hubungan

pada

di

kejadian
penderita

diabetes melitus di RSUD Dr.


dengan kejadian rehospitalisasi pada

Pirngadi Medan Kota Tahun 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

pengembangan

pengetahuan

1. Bagi Rumah Sakit

pasien tentang bagaimana cara

Sebagai bahan masukan dalam

mengendalikan kadar gula darah

pembuatan protap dan sumber

dirumah setelah keluar dari rumah

informasi perawat yang berguna

sakit.

khususnya
motivasi
diabetes

dalam

pemberian

kepada

penderita

melitus

agar

bisa

3. Bagi

Institusi

Sari

Mutiara

Indonesia
Hasil penelitian dapat digunakan

merawat diri setelah keluar dari

sebagai

bahan

rumah sakit.

perpustakaan

bacaan
sari

di

mutiara

Indonesia dan sebagai referensi


atau
2. Bagi Pasien

informasi

peneliti

selanjutnya yang berkaitan dengan

Sebagai acuan agar klien dapat

perilaku

melakukan

melitus di rumah

perawatan

diri

di

rumah sehingga penderita diabetes


melitus

bagi

tidak

berulang-ulang

masuk rumah sakit dan sebagai

perawatan

diabetes

10

METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis
penelitian
yang

seluruh penderita diabetes melitus

digunakan dalam penelitian ini adalah

yang di rawat ulang dengan perawatan

penelitian analitik dengan rancangan

terapi diabetik yang berjumlah 125

penelitian

yang

orang di RSUD Dr. Pirngadi Kota

bertujuan untuk mengetahui adanya


hubungan perilaku tentang perawatan

Medan Tahun 2011.


3.3.2 Sampel
Sample dalam penelitian ini

di

adalah

cross

rumah

sectional

dengan

kejadian

Populasi

seluruh

penelitian

penderita

adalah

diabetes

rehospitalisasi pada penderita diabetes

melitus yang di rawat ulang dengan

melitus di RSUD Dr. Pirngadi Kota

perawatan

Medan Tahun 2011.


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi
Penelitian dilakukan diruang

kebetulan ada atau sedang dirawat di

rawat inap penyakit dalam RSUD Dr.


Pirngadi Kota Medan Tahun 2011.
3.2.2 Waktu
Penelitian di lakukan pada
bulan April-Mei Tahun 2011
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi

terapi

diabetik

yang

RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan


Tahun 2011 yaitu sebanyak 30 orang.
Pengambilan sampel penelitian ini
menggunakan

teknik

accidental

sampling di kutip dari Hertono (1977)


Nursalam (2008).

11

3.4 Metode Pengumpulan Data

jawaban

tentang

perilaku

Data pada penelitian ini meliputi 2

perawatan di rumah sehingga

(dua) jenis data yakni :


1. Data primer yaitu data yang di

terjadinya

peroleh peneliti dari responden

rawat

(rehospitalisasi)

ulang
pada

melitus

penderita diabetes melitus.


2. Data skunder yaitu data yang

menggunakan

diperoleh peneliti dari medical

koesioner dari peneliti yang

record RSUD Dr. Pirngadi

berisi

Kota

penderita

diabetes

dengan

sejumlah

pertanyaan

Medan.

Data

yang

yang diajukan secara tertulis

diperoleh peneliti merupakan

kepada sejumlah responden

data awal/survey awal dengan

penderita

melitus

maksud ada tidaknya penderita

mendapatkan

diabetes melitus yang dirawat

diabetes

untuk
tanggapan,

informasi

dan

inap ulang

(rehospitalisasi)

dan berapa jumlahnya.


1.5 3.7 Teknik Pengolahan data
& Analisa Data
1.6 3.7.1 Teknik Pengolahan Data
1.7
Setelah
data

dikumpulkan

dari

penelitian

yang

kuesioner

hasil
berupa
dengan

terkumpul kemudian diolah dengan

menggunakan SPSS, apabila

cara sebagai berikut :

terdapat

1. Proses

editing,

dilakukan

pengecekan data yang telah

kesalahan

kekurangan
pengumpulan

dan
dalam

data

akan

12

diperbaiki

penelitian

tindakan

ulang
2. Coding, pemberian tanda atau

melitus.
2. Bivariat

kode

dalam

pada

hasil

penelitian

1.13

penderita diabetes

Untuk

mengetahui

dimana data telah terkumpul

hubungan antara pengetahuan,

dengan

sikap dan tindakan penderita

tujuan

mempermudah

untuk

memasukkan

data ke SPSS
3. Entry, menyimpan data yang

diabetes

melitus

dengan

kejadian rehospitalisasi dengan


menggunakan uji chi square.

telah terkumpul, selanjutnya


Dengan 0.05 dan tingkat
4.

diolah ke dalam dianalisa data.


Tabulating, pengolahan data
untuk dibuat ke dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi.

1.8
1.9
1.10
1.11

3.7.2 Analisa Data


Setelah semua

data terkumpul maka dilakukan


analisa data :
1. Univariat
1.12
Untuk
distribusi
pengetahuan,

mengetahui

kepercayaan 95%.
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
1.19
1.20
1.21
1.22
1.23
1.24
1.25
1.26
1.27
1.28
1.29
1.30
HASIL PENELITIAN

frekuensi
sikap

dan

DAN
1.31
PEMBAHASAN
1.32
Hasil Penelitian

13

1.33

Dalam bab ini akan

1.34

Dari tabel 4.1

diuraikan hasil penelitian mengenai

diatas

hubungan perilaku perawatan dirumah

responden mayoritas berumur

dengan kejadian rehospitalisasi pada

51-60 sebanyak 15 orang (50

penderita diabetes melitus di RSUD

%), Jenis kelamin perempuan

Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2009

sebanyak 17 orang (56,6 %),

dengan jumlah responden 30 orang.


1.2.1 Karakteristik Responden

menunjukkan

Tingkat

bahwa

pendidikan

SD

sebanyak 14 orang, (46,6 %),


alasan

masuk

rumah

komplikasi sebanyak 18 orang


(60 %), mendapat pendidikan
kesehatan Ya sebanyak
orang

(80

pendidikan

%),

24

melakukan

kesehatan

Tidak

sebanyak 22 orang (73,33).


1.35
4.2.2
Analisa
Univariat
1. Distribusi Distribusi Frekuensi
Pengetahuan Responden Tentang
Perawatan Diabetes Melitus di
Rumah di RSUD Dr. Pirngadi
Kota Medan Tahun 2009

14

1.36
diatas

Dari tabel 4.2


menunjukkan

bahwa

3. Distribusi Frekuensi
Tindakan Responden
Tentang Perawatan Diabetes

pengetahuan responden tentang


perawatan diabetes melitus di
rumah

mayoritas

kurang

Melitus di Rumah di RSU Dr.


Pirngadi Kota Medan Tahun
2009
1.42

sebanyak 16 orang (53,3 %).


1.37
2. Distribusi Frekuensi Sikap

Dari

hasil

menunjukkan bahwa tindakan


responden tentang perawatan

Responden Tentang
Perawatan Diabetes Melitus
1.38

di Rumah di

RSUD Dr.
1.39

Pirngadi Kota

Medan Tahun
1.40
2009
1.41
Dari
didapat

diabetes

melitus

di

rumah

mayoritas kurang sebanyak 18


orang (60 %).
4. Distribusi Frekuensi Responden

bahwa

hasil

yang

rawat

sikap

(rehospitalisasi)di

ulang
RSUD

Dr.

responden tentang perawatan

Pirngadi Kota Medan Tahun

diabetes

rumah

2009

mayoritas kurang sebanyak 17

1.43
1.44

melitus

di

Dari

hasil

orang (56,6 %).


menunjukkan bahwa responden
yang dirawat ulang mayoritas
cepat (< 3 bulan ) sebanyak 19
orang (63,3 %).
1.45
1.46
4.2.3 Analisa Bivariat

15

1.47

Distribusi Hasil

cepat

Tabulasi Silang Antara

orang

(0)

dan

rehospitalisasi lama 4 orang

Pengetahuan Responden
Tentang Perawatan Diabetes
1.48
Melitus di Rumah
DenganKejadian
Rehospitalisasi di

1.49
1.50

RSUD Dr. Pirngadi


Kota Medan Tahun

(13,3 %).
1.53

Dari

hasil

uji

chi-square ( X2 ) diatas antara


pengetahuan responden dengan
kejadian rehospitalisasi didapat

2009
1.51
1.52

nilai P = 0.000 (P <0,05)


Dari tabel diatas
artinya ada hubungan antara

dapat

dilihat

bahwa
pengetahuan responden dengan

pengetahuan responden kurang


kejadian rehospitalisasi.
sebanyak 16 orang (53,3 %)
1. Distribusi

Hubungan

Sikap

rehospitalisasi cepat 16 orang


responden

Kejadian

(53,3 %) dan rehospitalisasi


Rehospitalisasi
lama

(tidak

ada).
1.54

Pengetahuan cukup 10 orang


(33,3 %) rehospitalisasi cepat 2
orang

(6,7

%)

dan

4.2.3. Distribusi Hasil

Tabulasi Silang Antara Sikap


Responden Tentang
Perawatan Diabetes Melitus
di Rumah Dengan Kejadian

rehospitalisasi lama 8 orang


(26,7 %). Pengetahuan baik 4
orang (13,3 %) rehospitalisasi
1.55

Rehospitalisasi di RSUD Dr.


Pirngadi Kota Medan Tahun
2009

16

1.56

Dari tabel diatas dapat

1.58

Distribusi Hasil

Tabulasi Silang Antara

dilihat bahwa sikap responden

Tindakan Pasien Tentang


kurang sebanyak 17 orang

Perawatan Diabetes Melitus

(56,7 %) rehospitalisasi cepat


17

orang

(56,7

%)

di Rumah Dengan Kejadian


Rehospitalisasi

dan
1.59

Dari tabel diatas

rehospitalisasi lama 0 (tidak


dapat dilihat bahwa tindakan
ada). Sikap cukup 11 orang
responden kurang sebanyak 18
(36,7 %) rehospitalisasi cepat 1
orang (60,0 %) rehospitalisasi
orang

(3,3

%)

dan
cepat 18 orang (60,0 %) dan

rehospitalisasi lama 10 orang


rehospitalisasi lama 0 (tidak
(33,3 %). Sikap baik 2 orang
ada). tindakan cukup 12 orang
(6,7 %) rehospitalisasi cepat 0
(40,0 %), rehospitalisasi cepat
(tidak ada) dan rehospitalisasi
0

orang

(0

%)

dan

lama 2 orang (6,7 %).


rehospitalisasi lama 12 orang
1.57

Dari

hasil

uji
(40,0 %).

chi-square ( X2 ) di tabel diatas


1.60

Dari

hasil

uji

antara sikap responden dengan


chi-square ( X2 ) ditabel diatas
kejadian rehospitalisasi didapat
antara

tindakan

responden

nilai P = 0.000 (P <0,05)


dengan kejadian rehospitalisasi
artinya ada hubungan antara
didapat nilai P = 0.000 (P
sikap

responden

dengan
<0,05) artinya ada hubungan

kejadian rehospitalisasi.

17

antara

tindakan

responden

dengan

kejadian

rehospitalisasi.
1.61

penelitian

1.3.1

bahwa

pengetahuan responden tentang


perawatan diabetes melitus di

4.3 Pembahasan

1.62

menunjukkan

Dari

rumah
hasil

yang

dilakukan

mayoritas

kurang

sebanyak 16 orang (53,3 %).


Hal

ini

dapat

disebabkan

peneliti di RSUD Dr. Pirngadi

karena rendahnya pendidikan

Kota Medan Tahun 2011, akan

dan kurangnya informasi yang

menguraikan

pembahasan

didapat oleh responden, dapat

penelitian ini yang bertujuan

dilihat dari table 4.1 bahwa

untuk mengetahui hubungan

responden

perilaku perawatan di rumah

berpendidikan SD sebanyak 14

dengan kejadian rehospitalisasi

orang (46,7 %), SMP sebanyak

pada penderita diabetes melitus

9 orang (30,0 %) dan SMA

di RSUD Dr. Pirngadi Kota

sebanyak 7 orang (23,3 %) dan

Medan Tahun 2011.

rata-rata menjawab pertanyaan

Hubungan

Pengetahuan

Responden Tentang Perawatan

mayoritas

salah.
1.64

Dari

hasil

Diabetes Melitus di Rumah


Dengan

Kejadian

Rehospitalisasi
1.63

tabulasi silang pada tabel 4.7


menunjukkan bahwa responden

Berdasarkan

hasil penelitian pada tabel 4.2

yang mempunyai pengetahuan


tentang

perawatan

diabetes

18

melitus

di

rumah

dengan

square pada table 4.7 bahwa

rehospitalisasi

antara pengetahuan responden

mayoritas kurang 16 orang

dengan kejadian rehospitalisasi

(53,3 %) rehospitalisasi cepat

didapat nilai P = 0.000 (P

16

dan

<0,05) artinya ada hubungan

rehospitalisasi lama 0 (tidak

antara pengetahuan responden

ada). Pengetahuan cukup 10

dengan

orang (33,3 %) rehospitalisasi

rehospitalisasi.

kejadian

orang

(53,3

%)

cepat 2 orang (6,7 %) dan

kejadian

1.66

Hasil penelitian

rehospitalisasi lama 8 orang

ini

(26,7 %). Pengetahuan baik 4

Notoatmodjo

orang (13,3 %), rehospitalisasi

menyatakan

cepat

adalah

(tidak

ada)

dan

didukung

oleh

teori
(2007),

pengetahuan

hasil

penginderaan

rehospitalisasi lama 4 orang

manusia

(13,3 %). Dari data tersebut

seseorang

menunjukkan

melalui indra yang dimilikinya

responden

apabila
memiliki

(mata,

atau

hasil

tahu

terhadap

hidung,

objek

telinga

dan

pengetahuan yang baik maka

sebagainya).

Maka

dengan

kejadian rehospitalisasi akan

sendirinya

pada

waktu

lama terjadi.

responden

1.65

Hasil penelitian

ini dikuatkan dengan uji chi-

menggunakan

penginderan dan melakukan


dari

hasil

penginderaan

19

tersebut

akan

menghasilkan

pengetahuan tersebut.
1.67

1.68

Pengetahuan

yang kurang tentang diabetes

Pengetahuan

melitus

akan

lebih

cepat

merupakan dari hasil tahu, dan

menjurus ke arah timbulnya

ini terjadi setelah seseorang

komplikasi

melakukan

perawatan

penginderaan

sehingga

terjadi
ulang

terhadap sesuatu objek tertentu.

(rehospitalisasi) dan hal ini

Pengetahuan

akan

atau

kognitif

menjadi

beban

bagi

merupakan domain yang sangat

penderita diabetes melitus itu

penting

sendiri.

untuk

terbentuknya

tindakan

seseorang.

Kurangnya

pengetahuan penderita diabetes

Pengetahuaan yang dicakup di

melitus

dalam

tindakan

domain

kognitif

dapat

mengahalangi

preventif

mempunyai 6 tahapan yakni

melakukan

tahu,

aplikasi,

mengontrol kadar gula darah.

analisis, sintesis dan penilaian

oleh karena hal tersebut maka

kembali.

Untuk

dapat

penderita

menjalani

perilaku

yang

dianjurkan

dinginkan

seseorang

harus

mengikuti

melampaui

semua

memahami,

tahapan

tersebut. Utama H (2009).

diet,

seperti
olahraga,

diabetes
untuk

melitus
bisa

penyuluhan-

penyuluhan yang diadakan oleh


tim

kesehatan.

Menurut

20

1.3.2

Supartondo yang dikutip oleh

rata-rata menjawab pertanyaan

Utama H (2009).

tidak setuju.

Hubungan Sikap Responden


Tentang Perawatan Diabetes

1.70

Dari

hasil

tabulasi silang pada tabel 4.8

Melitus di Rumah Dengan


menunjukkan

Kejadian Rehospitalisasi
1.69

Berdasarkan

bahwa

sikap

responden kurang ada 17 orang

hasil penelitian pada tabel 4.3

(56,7 %) rehospitalisasi cepat

menunjukkan

17

bahwa

sikap

orang

(56,7

%)

dan

responden tentang perawatan

rehospitalisasi lama 0 (tidak

diabetes

rumah

ada). Sikap cukup 11 orang

mayoritas kurang sebanyak 17

(36,7 %) rehospitalisasi cepat 1

orang (56,7 %). Hal ini dapat

orang

disebabkan karena rendahnya

rehospitalisasi lama 10 orang

pendidikan

kurangnya

(33,3 %). Sikap baik 2 orang

informasi yang didapat oleh

(6,7 %), rehospitalisasi cepat 0

responden

(tidak ada) dan rehospitalisasi

melitus

di

dan

diabetes

melitus,

dapat dilihat dari table 4.1


bahwa

responden

mayoritas

(3,3

%)

dan

lama 2 orang (6,7 %).


1.71

Dari

hasil

uji

berpendidikan SD sebanyak 14

chi-square ( X2 ) di tabel 4.8

orang (46,7 %), SMP sebanyak

menunjukkan

9 orang (30,0 %) dan SMA

sikap

sebanyak 7 orang (23,3 %) dan

kejadian rehospitalisasi didapat

bahwa

responden

antara
dengan

21

nilai P = 0.000 (P <0,05)

1.73

Mengubah sikap

artinya ada hubungan antara

pasien diabetes melitus bukan

sikap

pekerjaan yang mudah, bahkan

responden

dengan

kejadian rehospitalisasi.
1.72

lebih

Hasil penelitian

sulit

meningkatkan

daripada
pengetahuan.

ini didukung oleh teori Allport

Sikap sebenarnya merupakan

yang dikutip oleh Notoatmodjo

bagian dari kepribadian. Sikap

(2007).

adalah

Dimana

sikap

kecenderungan

yang

merupakan reaksi atau respon

tertata untuk berfikir, merasa,

yang

mencerap

masih

tertutup

dari

dan

berperilaku

seseorang terhadap stimulus

terhadap suatu referen atau

atau objek. Jadi dalam hal ini

objek kognitif dalam hal diet,

reaksi atau respon dari seorang

olahraga

dan

pasien diabetes melitus belum

glukosa

darah.

ada

(2009).

kesadaran

dengan

melakukan suatu sikap yang

1.74

pemantauan
Utama

Jadi,

untuk

bisa membantu seorang pasien

mengubah sikap seorang pasien

tersebut untuk tidak di rawat

diabetes

ulang

pasein diabetes melitus harus

(rehopitalisasi)

lagi

melitus,

seorang

dengan jangka waktu yang

lebih

meningkatkan

cepat.

pengetahuan dengan mengikuti


penyuluhan tentang diabetes

22

melitus,

sehingga

diabetes

1.3.3

penderita

pasien diabetes melitus, dapat

dapat

dilihat dari table 4.1 bahwa

melitus

menyadari pentingnya merubah

responden

sikap menjadi suatu tindakan

berpendidikan SD sebanyak 14

yang membantu dirinya untuk

orang (46,7 %), SMP sebanyak

lebih hidup sehat. Hal ini tidak

9 orang (30,0 %) dan SMA

lepas juga dukungan dari orang

sebanyak 7 orang (23,3 %) dan

terdekat seperti keluarga dll.

rata-rata menjawab pertanyaan

Hubungan

Tindakan

Responden Tentang Perawatan

mayoritas

tidak pernah.
1.76

Dari

hasil

Diabetes Melitus di Rumah


Dengan

Kejadian

Rehospitalisasi
1.75

menunjukkan bahwa tindakan


Berdasarkan

hasil penelitian pada tabel 4.4


menunjukkan bahwa tindakan
responden tentang perawatan
diabetes

melitus

di

rumah

mayoritas kurang sebanyak 18


orang (60,0 %). Hal ini dapat
disebabkan karena rendahnya
pendidikan

tabulasi silang pada tabel 4.9

dan

kurangnya

informasi yang didapat oleh

responden kurang ada 18 orang


(60,0 %), rehospitalisasi cepat
18

orang

(60,0

%)

dan

rehospitalisasi lama 0 (tidak


ada). tindakan cukup 12 orang
(40,0 %), rehospitalisasi cepat
0

orang

(0

%)

dan

rehospitalisasi lama 12 orang


(40,0 %).

23

1.77

Dari

hasil

uji

1.79

Menurut Smeltzer dan

chi-square ( X2 ) ditable 4.9

bare (2002), penyakit diabetes melitus

menunjukkan

antara

merupakan

dengan

memerlukan

tindakan

bahwa

responden

penyakit

kronis

tindakan

perawatan

kejadian rehospitalisasi didapat

mandiri

nilai P = 0.000 (P <0,05)

mengontrol glukosa darah. Hal ini

artinya ada hubungan antara

tidak sulit untuk dilakukan apabila

tindakan

pasien

responden

dengan

yang

yang

mengenal

khusus.

diabetes

Seperti

melitus

kejadian rehospitalisasi.

dengan baik. Serta pasien harus harus

1.78

Hasil penelitian ini di

bisa mengubah gaya hidup selama ini,

dukung oleh teori Notoatmodjo (2007)

dan meningkatkan tindakan yang bisa

dimana Praktik atau tindakan (pratice)

membantu penyakit tidak kambuh

adalah merupakan suatu sikap bentuk

seperti olahraga dengan teratur dan

otomatis

diet.

terwujud

dalam

suatu

tindakan (overt behaviour). Untuk


mewujudkan suatu perbuatan nyata
diperlukan suatu pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan adalah
fasilitas. Disamping faktor itu juga
diperlukan
keluarga.

faktor

pendukung

dari

1.80

Dengan

demikian perilaku perawatan


diabetes melitus di rumah harus
ditingkatkan
responden
perawatan

sehingga
tidak

terjadi
ulang

(rehospitalisasi) dengan waktu

24

yang cepat atau bahkan tidak


terjadi

perawatan

1.82

KESIMPULAN DAN
SARAN

ulang
1.1 Kesimpulan

(rehospitalisasi)

lagi,

tetapi
1.83

Berdasarkan

hasil

hanya mengontrol kadar gula


penelitian
darah

atau

mengenai

hubungan

meminta
perilaku perawatan dirumah dengan

penambahan obat jika sudah


kejadian rehospitalisasi pada penderita
habis. Dengan demikian hal
diabetes melitus di RSUD Dr. Pirngadi
yang

paling

penting

di
Kota Medan Tahun 2011 dapat di

perhatikan adalah pasien harus


simpulkan bahwa :
menambah

pengetahuan
1.84

mengenai

diabetes

1.

Ada

hubungan

melitus
antara pengetahuan perawatan

dengan

cara

mengikuti
di rumah dengan kejadian

penyuluhan, membaca buku


1.85 rehospitalisasi pada penderita
tentang diabetes melitus, aktif
diabetes melitus di RSUD Dr.
melakukan tindakan perawatan
Pirngadi Kota
yang diperintahkan oleh tim
1.86 Medan tahun 2011.
kesehatan pada waktu berobat.
1.87

2.

Ada hubungan

Sehingga kejadian perawatan


antara
ulang

(rehopitalisasi)

sikap

perawatan

tidak
rumah dengan kejadian

terjadi dalam waktu yang cepat


atau bahkan tidak terjadi lagi.
1.81

di

25

1.88 rehospitalisasi pada penderita

1.96

diabetes melitus di RSUD Dr.

Pirngadi Kota Medan, sebagai

Pirngadi Kota

bahan masukkan bagi RSUD Dr.

1.89 Medan tahun 2011.

Pirngadi

3.

Ada hubungan antara tindakan


perawatan

di

rumah

dengan

Bagi

RSUD

Kota

Medan

Dr.

untuk

memberikan penyuluhan kepada


pasien diabetes melitus sebelum

kejadian

pasien tersebut pulang dari rumah

1.90 rehospitalisasi pada penderita

sakit.

Sehingga

pengetahuan

diabetes melitus di RSUD Dr. Pirngadi

pasien meningkat dan pasien bisa

Kota

melakukan

1.91 Medan tahun 2011.


4. Ada

hubungan

perawatan

di

tindakan-tindakan

perawatan tesebut di rumah.

antara

perilaku

rumah

dengan

2. Bagi perawat
1.97

Bagi perawat sebagai

kejadian

bahan masukkan bagi perawat

1.92 rehospitalisasi pada penderita

untuk memberikan penyuluhan

diabetes melitus di RSUD Dr. Pirngadi

kepada pasien diabetes melitus

Kota

sebelum pasien tersebut pulang

1.93 Medan tahun 2011.


1.94
1.95

rumah

pengetahuan
5.2 Saran

1. Bagi RSUD Dr. Pirngadi Kota


Medan

dari

dan

pasien

sakit.

Sehingga

pasien

meningkat

bisa

melakukan

tindakan-tindakan
tesebut di rumah.

perawatan

26

3. Bagi peneliti selanjutnya


1.98

Di

harapkan

khususnya pasien diabetes melitus


agar

yang

dirawat

peneliti lain lebih mempersiapkan

(rehospitalisasi).

materi dan waktu serta ilmu yang

1.99

lebih pada pasien diabetes melitus

1.100

ulang

1.101

1.102

DAFTAR PUSTAKA

1.103
1.104 Anggraini S, 2005. Populasi dan Sampel", Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, Jakarta.
1.105
1.106

Adi W, http://www.scribd.com/doc/47964037/Diabetes-Militus 03-03-

2011
1.107 Bilous Ruby W, 2008. Bimbingan Dokter Pada Diabetes Melitus, PT Dian
Rakyat Jakarta
1.108

Charles & Anne K, 2010. Bersahabat Dengan Diabetes, Penebar

Plus : Jakarta
1.109

Chandra B,2007. Metodologi Penelitian Kesehatan, EGC : Jakarta

1.110 Dewanti S, 2010. Buku Pintar Kesehatan Kolesterol, Diabetes melitus, dan
Asam urat, Kawan kita : Jawa Tengah
1.111
1.112 Maulana M, 2008. Mengenal Diabetes Melitus, Katahati : Jogjakarta
1.113 Notoatmodjo S, 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, PT. Rineka
Cipta : Jakarta
1.114 Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan, Edisi 2 Salemba Medika : Jakarta
1.115
Nabil R, 2009. Cara Mudah Mencegah Dan Mengobati Diabetes
Melitus, Aulia Publishing : Yogyakarta
1.116
Jakarta

Potter & Perry, 2005. Fundamental Keperawatan, Vol. 1, EGC :

1.117 Santoso S, 2009. Paduan Lengkap Menguasai Statistik Dengan SPSS 17, PT
Alex Media Komputindo, Jakarta
1.118

Sudjana, 1992. Metode Statistika, Sartiko: Bandung

1.119 Smeltzer & bare, 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth,
Vol. 2, EGC : Jakarta.
1.120 Soewondo P. (2007) Hidup sehat Dengan Diabetes Melitus, FKUI : Jakarta
1.121 Tandra H, 2008. Segala sesuatu Yang Anda Ketahui Tentang Diabetes,
Gramedia pustaka Utama : Jakarta
1.122 Utama H, 2009. Penalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Edisi 2. Cetakan
7. Balai penerbit FKUI : Jakarta
1.123
1.124
1.125
1.126
1.127
1.128
1.129
1.130
1.131
1.132
1.133
1.134
1.135
1.136

1.137
1.138
1.139
1.140

Anda mungkin juga menyukai