Anda di halaman 1dari 13

Tanda Tangan

Nama

: Toni Periyanto

NIM

: 406137001

Pembimbin

: dr. Juliana M.Kes Sp.KK

I. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn. R. H

Umur

: 53 tahun

Jenis kelamin : laki-laki


Alamat

: Mangga Besar

Pekerjaan

: Pegawai swasta

Agama

: Islam

Status

: Menikah

II.

AUTOANAMNESIS

Keluhan utama

: Timbul gelembung berisi air yang bergerombol pada dada


kanan, di bawah ketiak kanan dan punggung kanan sejak 3 hari
SMRS

Keluhan tambahan

: Perih, panas dan sedikit gatal pada daerah gelembung

Riwayat penyakit sekarang

Pasien laki-laki berusia 53 tahun pada tanggal 11 juni 2015 datang ke Poli Kulit dan
Kelamin RS HUSADA dengan keluhan munculnya gelembung-gelembung di daerah
punggung kanan, di bawah ketiak kanan dan dada sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu.
Gelembung tersebut dirasakan semakin bettambah besar dan banyak, diatas kulit yang
berwarna kemerahan. Keluhan disertai dengan timbulnya rasa perih seperti nyut-nyutan,
panas dan sedikit gatal pada daerah gelembung.
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

Keluhan tersebut menyebabkan pasien lebih nyaman tidak memakai pakaian


dikarenakan bila terkena kain terasa nyeri. Pasien mengatakan tidak disertai demam. 1
minggu terakhir ini pasien mengaku kelelahan karena banyak pekerjaan yang menumpuk
yang harus di kerjakan sampai larut malam. Pasien juga mengaku belum memeriksakan
dirinya ke dokter sampai pasien datang ke poli kulit dan kelamin RS Husada.

III.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat timbul lepuh yang terasa nyeri dan panas seperti terbakar di sangkal.
Riwayat penyakit kencing manis, darah tinggi, asma disangkal.
Riwayat alergi obat-obatan, makanan, dan bahan pakaian juga di sangkal
Pasien pernah mengalami cacar air pada saat SMP

IV. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Dikeluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa

V. RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien mengaku belum memeriksakan dirinya ke dokter sampai pasien datang ke poli kulit
dan kelamin RS Husada.

VI. STATUS GENERALIS


Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Compos mentis

BB

: 64 kg

TB

: 168 cm

IMT

: 22,70 (Normal)

Vital sign
TD

: Tidak dilakukan

Nadi

: 80 x/menit

Respirasi

: 16 x/menit

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

Suhu
I.

: afebris
STATUS DERMATOLOGIS

Regio

: dada kanan, di bawah ketiak kanan, punggung kanan setinggi T5

Distribusi

: unilateral

Efloresensi

: vesikel.

Warna

: eritema

Ukuran

: miliar

Susunan/bentuk

:Vesikel teratur, diatas eritema

Penyebaran dan lokalisasi : Vesikel sirkumskrip, herpetiformis, unilateral

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

VIII.

LABORATORIUM
Tidak di lakukan

IX.

RESUME
Pasien laki-laki,Tn. R. H, 53 tahun, menikah, seorang pegawai swasta datang ke Poli

Kulit Kelamin dengan keluhan munculnya gelembung-gelembung di daerah punggung


kanan, di bawah ketiak kanan dan dada sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu. Gelembung
tersebut dirasakan semakin bettambah besar dan banyak, diatas kulit yang berwarna
kemerahan. Keluhan disertai dengan timbulnya rasa perih seperti nyut-nyutan, panas dan
sedikit gatal pada daerah gelembung. Keluhan tersebut menyebabkan pasien lebih nyaman
tidak memakai pakaian dikarenakan bila terkena kain terasa nyeri. 1 minggu terakhir ini
pasien mengaku kelelehan karena banyak pekerjaan yang menumpuk yang harus di kerjakan
sampai larut malam.
Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya; pasien pernah
terkena sakit cacar air saat SMP ; status generalis dalam batas normal;
Status dermatologis.
Regio

: dada kanan, di bawah ketiak kanan, punggung kanan setinggi T5

Distribusi

: unilateral

Efloresensi

: vesikel.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

Warna

: eritema

Ukuran

: miliar

Susunan/bentuk

:Vesikel teratur, diatas eritema

Penyebaran dan lokalisasi : Vesikel sirkumskrip, herpetiformis, unilateral

X.

DIAGNOSIS BANDING

Herpes simpleks

XI.

DIAGNOSIS KERJA

Herpes zoster

XII.

PENATALAKSANAAN
Non Farmakologis :

Istirahat yang cukup.


Makan makan bersih dan bergizi.
Daerah yang gatal tidak boleh digaruk.
Menjaga kebersihan kulit dengan tetap mandi 2 x sehari

Farmakologis :
Sistemik
Antiviral

: Acyclovir 5 x 800 mg

Analgesik

: Asam mefenamat 3 x 500 mg

Topical

Salycil talk 1 botol

Resep
R/ Acyclovir tab 400 mg no. LXX
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

S 5 dd II tab
R/ Asam mefenamat tab 500 mg no. XX
S 3 dd I tab P.C
R/ salycil talk fl no.1
S u.e

XIII.

PEMERIKSAAN ANJURAN

Tzanck test

XIV. PROGNOSIS
-

Quo ad vitam

: ad bonam

Quo ad funcionam

: ad bonam

Quo ad sanationam

: ad bonam

DISKUSI

Pada kasus ini di diagnosis Herpes zoster berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis.
Riwayat dan gejala klinis herpes zoster ditemukan pada kasus ini. Dari anamnesis
didapatkan keluhan rasa gatal dan nyeri seperti terbakar pada daerah punggung sebelah
kanan, di bawah ketiak kanan dan dada sebelah kanan sejak 5 hari yang lalu dengan
timbulnya kelainan kulit berupa kulit kemerahan disertai gelembung-gelembung yang berisi
cairan. Dengan riwayat menderita cacar air 20 tahun yang lalu.

Pada gambaran klinis ditemukan pada punggung kanan, di bawah ketiak kanan dan dada
kanan ditemukan vesikel bula bergerombol pada dasar eritem tersusun zosteriformis.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

Gambaran ini sesuai dengan gambaran klinis herpes zoster dimana ditemukan bentuk yang
bermacam-macam (polimorfik) dan bergerombol seperti cambuk.

Pada pasien ini diagnosis bandingnya adalah :


1. Herpes Simpleks
Gejala prodromal dan kelainan klinis sama-sama dijumpai berupa vesikel yang
berkelompok berisi cairan jernih yang kemudian menjadi seropurulen dapat pecah dan
menjadi krusta.Predileksi VHS tipe II didaerah pinggang kebawah.
2. Varisela
Merupakan penyakit dengan etiologi sama dengan Herpes zoster yaitu virus varisela
zoster. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi primer varisela zoster. Apabila terjadi
reaktivasi virus tersebut baru timbul penyakit herpes zoster. Gejala prodromal dan
gambaran klinis mirip namun penyebaran sentrifugal dari badan ke ekstremitas dan
muka. Dapat menyerang orang dewasa namun lebih sering pada anak.

Pengobatan yang diberikan pada kasus ini untuk sistemik dan topical antara lain :

Analgesik diberikan sebagai terapi simptomatik untuk mengurangi rasa nyeri yaitu asam
mefenamat.

Antiviral yaitu asiklovir

Antidepresan trisiklik sebagai pencegahan terjadinya neuralgia pasca herpetika yaitu


amitriptilin

Kompres terbuka dengan menggunakan Permanganat kalikus 1:10.000 diberikan sebagai


antiseptic dikarenakan telah terjadi lesi yang eksudatif.
Salep Gentamycin juga diberikan dengan tujuan mencegah infeksi sekunder secara
topical.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

Pasien dianjurkan untuk control kembali ke poli kulit kelamin 1 minggu kemudian untuk
evaluasi hasil pengobatan dan mengamati apakah ada komplikasi yang terjadi baik dari
penyakitnya maupun pengobatan.

HERPES ZOSTER

Definisi
Herpes zoster adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster yang
menyerang kulit dan mukosa, yang merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah
infeksi primer.

Sinonim

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

Dampa, cacar ular

Epidemiologi
Penyebarannya sama seperti varisela. Penyakit ini merupakan reaktivasi virus yang
terjadi setelah infeksi primer. Kadang varisela ini berbentuk subklinis. Ada pendapat
yang menyatakan kemungkinan transmisi virus secara aerogen dari pasien yang sedang
menderita varisela atau herpes zoster.

Insidens
Frekuensi penyakit pada pria dan wanita sama. Insiden lebih sering pada orang dewasa.

Patogenesis
Virus berdiam diganglion posterior susunan saraf tepi dan saraf kranialis. Kelainan kulit
yang ditimbulkan memberikan lokasi setingkat dengan daerah yang dipersarafi. Kadang
menyerang ganglion anterior, bagian motorik kranialis sehingga memberikan gejalagejala gangguan motorik.

Gejala klinis
Masa tunas penyakit 7-12 hari, masa aktif kira-kira 1 minggu ditandai dengan lesi baru
yang tetap timbul sedang masa resolusi berlangsung kira-kira 1-2 minggu. Disamping
gejala kulit dapat dijumpai pembesaran kelenjar getah bening regional. Lokalisasi
unilateral dan bersifat dermatomal sesuai dengan tempat persarafan. Pada susunan saraf
tepi jarang menimbulkan kelainan motorik tetapi pada susunan saraf pusat lebih sering
dikarenakan struktur ganglion kranialis yang memungkinkan hal tersebut. Hiperestesi
pada daerah yang terkena merupakan gejala khas.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

Daerah yang paling sering terkena adalah daerah torakal. Diawali dengan gejala
prodromal baik sistemik (demam, pusing, malaise) maupun local (nyeri otot, tulang,
gatal, pegal dan sebagainya). Kemudian timbul eritem yang dalam waktu singkat
menjadi vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritematosa dan edema.
Vesikel berisi cairan jernih, kemudian berubah menjadi keruh (berwarna abu-abu) serta
dapat menjadi pustule dan krusta. Kadang vesikel berisi darah yang disebut sebagai
herpes zoster hemoragik. Dapat terjadi infeksi sekunder yang menyebabkan
terbentuknya ulkus dengan penyembuhan berupa sikatriks.

Gangguan pada nervus trigeminus (ganglion Gasseri) atau nervus fasialis dan otikus
(ganglion genikulatum) menimbulkan kelainan pada muka. Herpes zoster oftalmikus
terjadi akibat infeksi pada cabang pertama nervus trigeminus yang menimbulkan
kelainan pada mata sedangkan infeksi pada cabang kedua dan ketiga menimbulkan
kelainan kulit sesuai dengan daerah yang dipersarafi.

Gangguan pada nervus fasialis dan otikus menimbulkan sindrom Ramsay Hunt. Ditandai
dengan paralysis otot muka (paralysis Bell), kelainan kulit yang sesuai dengan daerah
yang dipersarafi, tinnitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus, nausea, serta
gangguan pengecapan.

Herpes zoster abortif ditandai dengan penyakit yang berlangsung dalam waktu singkat
dan kelainan kulit hanya berupa vesikel dan eritem. Pada herpes zoster generalisata
kelainan kulitnya unilateral dan segmental ditambah kelainan kulit yang menyebar
secara generalisata berupa vesikel yang soliter dan ada umbilikasi. Kasus ini terjadi pada
orangtua atau orang yang kondisi fisiknya sangat lemah misalnya penderita Limfoma
malignum.

Neuralgia pasca herpetic adalah rasa nyeri yang timbul didaerah bekas penyembuhan
yang timbul lebih dari 1 bulan setelah penyakitnya sembuh dan dapat berlangsung
Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

10

beberapa bulan sampai tahun dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan
sehari-hari. Kecenderungan terjadi pada penderita yang berusia diatas 40 tahun.

Komplikasi
Neuralgia pascaherpetik, 10-15% terjadi pada pasien berumur diatas 40 tahun, makin tua
penderita makin tinggi persentasinya.
Penderita dengan defisiensi imunitas, infeksi HIV, keganasan atau usia lanjut dapat
disertai komplikasi. Vesikel sering menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik.
Komplikasi herpes zoster oftalmikus dapat berupa ptosis paralitik, keratitis, uveitis,
korioretinitis, dan neuritis optic.
Paralisis motorik terjadi pada 1-5% kasus yang terjadi akibat penjalaran virus secara
perkontinuitatum dari ganglion sensorik kesistem saraf yang berdekatan. Paralisis
biasanya timbul dalam 2 minggu sejak awitan munculnya lesi. Berbagai paralysis dapat
terjadi misalnya diafragma, batang tubuh, ekstremitas, vesika urinaria dan anus.
Umumnya akan sembuh spontan.
Infeksi dapat menjalar ke alat dalam misalnya paru, hepar, dan otak.

Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan Tzanck dapat ditemukan sel datia berinti banyak.

Diagnosis Banding
1. Varisela
Terutama menyerang anak-anak tetapi dapat juga menyerang orang dewasa. Penyebaran
terutama didaerah badan yang kemudian menyebar secara sentrifugal kemuka dan

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

11

ekstremitas serta dapat menyerang selaput lendir, mata, saluran nafas bagian atas dan
selalu disertai demam.

2. Herpes simpleks tipe II


Terutama menyerang dewasa muda dengan aktivitas seksual tinggi. Berdasarkan tempat
predileksinya yaitu daerah pinggang kebawah. Lesinya berupa vesikel-vessikel yang
berkelompok diatas dasar macula eritematosa berisi cairan jernih dan kemudian menjadi
seropurulen, dapat menjadi krusta dan kadang-kadang mengalami ulserasi.

3. Angina pectoris atau penyakit reumatik


Bila keluhan utama nyeri dimana merupakan gejala prodromal local jika terdapat
didaerah setinggi jantung.

Pengobatan
Terapi sistemik umumnya bersifat simptomatik, untuk nyerinya diberikan analgetik. Jika
disertai infeksi sekunder diberikan antibiotic. Indikasi antiviral ialah herpes zoster
oftalmikus, pasien dengan defisiensi imunitas atau pasien dengan terapi kortikosteroid.
Obat yang biasa digunakan adalah Asiklovir dan derivatnya seperti valasiklovir dan
Famsiklovir. Sebaiknya diberikan dalam 3 hari pertama sejak lesi muncul.

Dosis asiklovir 5 x 800 mg sehari selama 7 hari


Valasiklovir 3 x 1000 mg sehari selama 7 hari

Famsiklovir 3 x 500 mg sehari selama 7 hari.

Jika lesi baru masih tetap timbul, obat tersebut masih dapat diberikan dan dihentikan 2
hari setelah lesi tidak timbul lagi.

Isoprenosin sebagai imunostimulator tidak berguna karena awitan / mula kerja setelah 28 minggu sedangkan masa aktif penyakit ini kira-kira hanya seminggu. Unutk neuralgia

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

12

pascaherpetik tidak ada obat pilihan, dapat dicoba dengan akupunktur. Nyeri tersebut
lambat laun akan menghilang.

Pemberian kortikosteroid harus sedini mungkin untuk mencegah terjadinya paralysis.


Prednison dengan dosis oral 3 x 20 mg, setelah seminggu dosis diturunkan secara
bertahap. Dengan dosis prednisone setinggi itu, imunitas akan tertekan sehingga lebih
baik digabung dengan obat antiviral.

Pengobatan topical bergantung pada stadiumnya. Jika masih stadium vesikel diberikan
bedak dengan tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel sehingga tidak terjadi
infeksi sekunder. Bila erosive diberikan kompres terbuka. Asam salisil dalam konsentrasi
1 % dipakai sebagai kompres bersifat antiseptic. Jika terjadi ulserasi dapat diberikan
salep antibiotic.

Prognosis
Umumnya baik, pada herpes zoster oftalmikus bergantung pada tindakan perawatan
secara dini.

Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin - Rumah Sakit Husada


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 18 mei 20 juni 2015

13

Anda mungkin juga menyukai