Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Tujuan
1. Melakukan standarisasi dengan titrasi permanganometri.
2. Menetapkan kadar ion ferro (Fe2+) dalam garam besi pada sampel
dengan
2. Prinsip
titrasi permanganometri.
4H2O(l)
permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan
dalam penggunaan reagen ini sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur
pengoksida, yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) menjadi MnO 2 sesuai dengan
persamaan
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O 5MnO2 + 4H+
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi
cukup untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO 2 . Tindakan
pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan permanganat. Mangan
dioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutan permanganate. Jejak-jejak dari MnO2 yang
semula ada dalam permanganat. Atau terbentuk akibat reaksi antara permanganat dengan
jejak-jejak dari agen-agen produksi didalam air, mengarah pada dekomposisi. Tindakan
ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk menghancurkan substansi
yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau gelas yang disinter untuk
menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi dan jika disimpan dalam
gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak berubah selama beberapa
bulan.
Penentuan besi dalam biji-biji besi adalah salah satu aplikasi terpenting dalam
titrasi-titrasi permanganat. Asam terbaik untuk melarutkan biji besi adalah asam klorida
dan timah (II) klorida sering ditambahkan untuk membantu proses kelarutan.
Sebelum dititrasi dengan permanganat setiap besi (III) harus di reduksi menjadi besi (II).
Reduksi ini dapat dilakukan dengan reduktor jones atau dengan timah (II) klorida.
Reduktor jones lebih disarankan jika asam yang tersedia adalah sulfat mengingat tidak
ada ion klorida yang masuk .
Jika larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksi
dengan timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkan kedalam larutan
panas dari sampelnya dan perkembangan reduksi diikuti dengan memperhatikan
hilangnya warna kuning dari ion besi (anonim,2009.c).
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat
asam lemah, netral atau basa lemah. Dalam larutan yang bersifat basa kuat, ion
permanganat
dapat
tereduksi
menjadi
ion
manganat
yang
berwarna
hijau.
Titrasi harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena reaksi tersebut tidak
terjadi bolak balik, sedangakan potensial elektroda sangat tergantung pada pH.
Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti :
(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat.
Setelah endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H 2SO4 berlebih
sehingga terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang
akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat dihitung banyaknya ion logam yang
bersangkutan.
(2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah
disaring, dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku
FeSO4 berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya
dapat
ditentukan
banyaknya
dengan
menitrasinya
dengan
KMnO4.
(anonim,2009.a)
4. Alat
Timbangan analitik
Erlenmeyer
Gelas beaker
Buret
Labu ukur
Pipet volume
Pipet tetes.
5. Bahan
Larutan H2C2O4.2H2O
Aquades
Larutan KMnO4 4N
Larutan H2SO4 1N
6. Metode
Pada praktikum ini menggunakan metode permanganometri. Penetapan
kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi redoks dengan KMnO 4 atau dengan cara
permanganometri. Hal ini dilakukan untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam
dengan penambahan asam sulfat encer, karena asam sulfat tidak bereaksi terhadap
permanganat dalam larutan encer. Pada metode ini digunakan KMnO4 sebagai pentiternya
dan juga sebagai indikatornya sehingga disebut autoindikator. Salah satu metoda yang
digunakan untuk analisis kadar besi dalam suatu sampel adalah titrasi permanganometri. Hal
ini dilakukan untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana asam dengan penambahan
asam sulfat encer, karena asam sulfat tidak bereaksi terhadap permanganat dalam larutan
encer.
7. Prosedur
A. Titrasi standarisasi
1. Timbang dengan teliti sejumlah massa asam oksalat sesuai
perhitungan untuk mendapatkan larutan asam oksalat 0,1000 N
2. Larutkan dengan teliti asam oksalat tersebut pada gelas beaker
3. Pindahkan pada labu takar dengan volume yang sesuai dan
tambahkan aquades hingga tanda tera. Kocok hingga homogen.
4. Siapkan larutan KMnO4 0,1 N. isi buret dengan larutan tersebut.
5. Pipet sebanyak 10,0 mL larutan standar asam oksalat, letakkan
pada Erlenmeyer. Tambahkan 25 mL H2SO4 1N.
M = 0,0100 N
BM
ek
0,250 mL
g
mol
2 ek
126,07
M = 0,1575 gram
Massa H2C2O4.2H2O dari penimbangan : 0,1609 gram
Konsentrasi H2C2O4.2H2O terstandarisasi :
0,1609 gram
m
m
g
126,07
N = V Be = V BM =
mol
0,250 mL
ek
2 ek
N H2C2O4.2H2O = 0,0102 N
2. 1 L KMnO4 0,01 N (pengenceran)
V1 N 1
= V2 N2
V 0,01 N = 1 L 0,01 n
1
V1
= 100 mL
b) TITRASI STANDARISASI
Larutan standar primer (1)
: H2C2O4.2H2O 0,0100 N
Larutan standar sekunder (2)
: KMn04 0,1 N
V1 = 10,00 mL
V2 = 9,20 mL
V1 N1
= V2 N2
10,0 mL 0,0100N
= 9,20 mL N
2
N2
= 0,0110 N
N titran = 0,0110 N
Kadar Fe2+
N V BE D
m sampel
Fe2+
m sampel
100%
100%
mg
mol
25
2 ek
55,847
=
0,0110 N 13,91mL
1000,7 mg
Kadar Fe2+
Keterangan :
N
V
BE
D
M sampel
M Fe2+
8. Kesimpulan
9. Daftar pustaka
100
= 10,67 %
=
=
=
=
4.2
Pada
Pembahasan
percobaan
titrasi
permanganometri,
didapatkan
Mn2+
MnO4-
Day
3Mn2+
&
Underwood,
2H2O
1993
5MnO2
).
4H
menjadi
ferrosulfat
baru
dioksidasi
ferrisulfat
menjadi
(anonim,2009.f)
reaksi
1.H2SO4
agar
ini
reaksi
digunakan:
cepat
dan
kuantatif.
tak
berwarna.
keadaan
seperti
ini
adalah
bagus
lagi
2.Pembacaan
3.Zat
pentiter
normalitasnya
(tidak
buret
yang
sudah
tidak
digunakan
tidak
efesien).
tepat
teliti.
dalam
lagi
percobaan,
akibat
telah
terkontaminasi.
Didalam
permanganometri
diperlukan
larutan-larutan
harus
dalam
suasana
asam.
Dalam
titrasi
sempurna
dan
dapat
berfungsi
untuk
akan
dipanaskan
supaya
menguap
BAB
KESIMPULAN
DAN
SARAN
5.1
Kesimpulan
kesimpulan
penting
yaitu
KMnO4
sebagai
titran.
50
Fe
yang
0,002
terkandung
N
dan
%.
dalam
persen
sampel
ralat
adalah
99
%.
KMnO4
autoindikator
merupakan
sehingga
larutan
dalam
yang
sifatnya
percobaan
Saran
pada
buret.
DAFTAR
Anonim.
PUSTAKA
2009a.
www.wikipedia.org.
Permanganonetri
9
September
http//2009
Anonim.
2009b.
Permanganometri
www.medicafarma.com
Anonim.
2009c.
September
Permanganonetri
www.rumahkimia.wordpress.com
Anonim.
2009d.
2009e.
2009
praktikum
11
September
Permanganonetri
www.bolgkita.info.fv
Anonim.
http//-
11
Analisa
http//2009
http//-
September
2009
permanganonetri
http//-
www.che-mistry.wordpress.org
11
September
Anonim.
2009f.
Laporan
2009
Permanganometri
http//-
sulae.blogspot.com
14
Day,R.A.
September
dan
Kuantitatif.
A.L.
Underwood.
Edisi
ke-4.
2009
1993.
Jakarta
Analisa
:
Kimia
Erlangga.
2005.
Kamus
Kimia.
Cetakan
ke-3
Leishmaniasis
Definisi :Leishmaniasis adalah penyakit kulit dan selaput lendir
yang disebabkan oleh protozoa yang berasal dari genus
kala
azar.
sore
1.
atau
espundiz
Leishmania
donovani
tropical
splenomegaly
atau
dum-dum
fever.
Hospes
reservoarnya
adalah
anjing
P.
orientalis.
~ Morfologi :
Pada manusia, parasit ini hidup intraseluler dalam darah, yaitu
dalam sel retikulo-endotel (RE) sbg stadium amastigot yang
disebut benda Leishmania Donovan.
Parasit ini berkembangbiak secara belah pasang , Ukurannya
sekitar 2 mikron.
Sel RE dapat terisi penuh oleh parasit, sehingga sel itu pecah.
~ Daur hidup
sistem
reticuloendothelial.
~ Patologi
Masa inkubasi pada orang sekitar 10 bulan 1 tahun, biasanya 24 bulan. Penyakit biasanya berjalan lambat disertai ringan
diikuti dengan anemia, protrusi abdomen krn perbesaran limfa
dan hati & akhirnya mati dalam waktu 2-3 tahun.
gejala yang ditimbulkan antara lain:
-
pembesaran
(hepatmegali),
limfa
(limfadenofati),pembesaran
pembesaran
kelenjer
limfa
hati
Daya
tahan
tubuh
menurun
~Pembrantasan :
Upaya pencegahan berbeda dari satu tempat ke tempat lain,
tergantung kepada kebiasaan dari hospes mamalia dan bionomic
vector phlebotomine. Begitu kebiasaan hospes ini diketahui,
maka langkah pencegahan yang tepat dapat dilakukan yang
meliputi:
Lakukan deteksi kasus secara sistematis dan obati penderita
yang ditemukan secara dini untuk semua bentuk leishmaniasis
dan merupakan salah satu cara penanggulangan terpenting untuk
di
Belahan
Bumi
bagian
Timur.
~ Pencegahan
Musnahkan bintang sejenis tikus dan hancurkan lubang serta
sarang mereka dengan cara menggalinya dalam-dalam. Didaerah
tertentu perlu dilakukan pengawasan terhadap anjing.
Di Belahan Bumi bagian Barat, orang agar menghindari dating
ke daerah yang dihuni oleh lalat pasir seperti daerah yang
berhutan, terutama pada waktu sore hari. Jika harus dating ke
tempat tersebut gunakan pakaian pelindung yang memadai serta
gunakan repelan agar terhindar dari gigitan lalat pasir.
Pencegahan
1. Musnahkan bintang sejenis tikus dan hancurkan lubang
serta sarang mereka dengan cara menggalinya dalamdalam.Didaerah tertentu perlu dilakukan pengawasan
terhadap anjing.
2. Di Belahan Bumi bagian Barat, orang agar menghindari
dating ke daerah yang dihuni oleh lalat pasir seperti daerah
yang berhutan, terutama pada waktu sore hari. Jika harus
dating ke tempat tersebut gunakan pakaian pelindung yang
memadai serta gunakan repelan agar terhindar dari gigitan
lalat pasir.
3. Lakukan manajemen lingkungan dengan baik dan
bersihkan hutan secara berkala.
Leishmaniasis tropika
Ada 2 varietas yg ditemukan oleh seorang peneliti Rusia yaitu :
Leismania tropica var. minor dan l.tropica var mayor.
1.Hospes definitifnya adalah manusia
2.Hospes reservoarnya adalah anjing, gerbil, dan binatang
pengerat lainnya
3. Parasit ini menyebabkan Leismaniasis kulit atau oriental
sore
~ Distribusi geografik
Daerah endemi penyakit ini terdapat di berbagai negeri sekitar
laut Tengah, laut hitam, Amerika Tengah dan selatan, negeri
arab, India, Pakistan & Sailan.
~ Daur hidup
~ Pengobatan
1. Menggunakan salep yang mengandung pararomisin
2. Bila terjadi luka multipel atau luka yg sudah lanjut diberi
neostibosa
~ Diagnosis
1. Menemukan parasit dlm sediaan apus yang diambil dari
tepi ulkus atau dari sediaan biopsi
2. Pembiakan dalam medium N.N.N
3. Reaksi imunologi
B.
1.
a.
Klasifikasi
Phylum
: Sarcomastigophora
Subphylum
: Mastigophora
Ordo
: Kinetoplasitida
Famili
: Trypanosomatidae
Genus
: Leishmania
Spesies
b.
: Leismania donovani
Manusia merupakan hospes definitif dan parasit ini dapat menyebabkan penyakit
yang disebut leismaniasis viseral, yang disebut juga kala azar atau tropical
splenomegaly atau dum-dum fever.Hospes reservoarnya adalah anjing. Di beberapa
daerah, penyakit ini dapat merupakan penyakit pada anjing yang sewaktu-waktu
dapat ditularkan kepada manusia. Lalat Phlebotomus merupakan hospes perantara
atau vektornya. Pada leismaniasis viseral atau kala azar didapatkan lima tipe kala
azar yang disesuaikan dengan letak geografik dan tipe strain dari vektornya. Kelima
macam penyakit kala azar itu adalah : 1) tipe India, yang menyerang orang dewasa
muda. Ini adalah tipe kala azar yang klasik dan tidak ditemukan pada hospes
reservoar (anjing); 2) Tipe Mediterania, yang menghinggapi anak balita dan
mempunyai hospes reservoar anjing atau binatang buas; 3) Tipe Cina, yang
biasanya menyerang anak balita tetapi dapat juga menyerang orang dewasa; 4)Tipe
Sudan, yang mengghinggapi anak remaja dan orang dewasa muda. Juga tidak
ditemukan pada anjing , tetapi mungkin mempunyai hospes reservoar binatang
buas; 5) Tipe Amerika Selatan, penyakit ini jarang terjadi (sporadis) dan dapat
menyerang semua umur.
c.
Morfologi
Pada manusia parasit ini hidup intraselular dalam darah, yaitu dalam sel darah
retikulo-endotel (RE) sebagai stadium amastigot yang disebut bendaLeishman
donovan. Parasit ini berkembang biak secara belah pasang dan berukuran kira kira
2 mikron. Sel RE dapat terisi penuh oleh parasit sehingga sel itu mudah pecah.
d.
Disekitar laut tengah penyakit ini hanya terdapat pada anak balita dan disebut kala
azar infatil. Anjing merupakan hospes reservoar dan penting sebagai sumber
infeksi. Pada anjing kelainan terdapat pada kulit, dinamakan Hunde kala azar. Di
Eropa dan Amerika Selatan anjing sebagai binatang peleharaan juga merupakan
hospes reservoar, sedangkan di India penularan terjadi langsung antara manusia
dan manusia karena anjing tidak penting sebagai hospes reservoar. Daerah endemi
penyakit ini sangat luas, yaitu berbagai negara di Asia (India), Afrika, Eropa (sekitar
Laut Tengah), Amerika Tengah dan Selatan. Di Indonesia penyakit ini belum pernah
ditemukan.
e.
Siklus Hidup
RE
hati,limpa,sumsum
tulang
dan
kelenjar
limfe
viseral.
Di
kemudian
bermigrasi
ke
probosis.Infeksi
terjadi
dengan
tusukan
f.
Oleh karena banyak sel RE yang rusak, maka tubuh berusaha membentuk sel-sel
baru, sehingga terjadi hiperplasi dan hipertrofi sel RE. Akibatnya terjadi pembesaran
limpa (splenomegali), pembesaran hati (hepatomegali), pembesaran kelenjar limfe
(limfadenopati) dan anemia oleh karena pembentukan sel darah terdesak. Masa
tunas penyakit ini belum pasti, biasanya berkisar antara 2-4 bulan. Setelah masa
tunas, timbul demam yang berlangsung 2-4 minggu mula-mula tidak teratur,
lalu
hilang,
tetapi
dapat
kambuh
lagi.
Lambat
laun
dapat
timbul Leismanoid
dermal,
yaitu
kelainan
pada
kulit
yang
disebut Leismaniasis pasca kala azar. Pada penderita AIDS (Acquired Immuno
Deficiency Syndrome) dan penderita kanker yang diobati dengan obat-obat
imunosuspresan leismania dapat hidup tanpa menimbulkan gejala leismaniasis
viseral.
g.
Diagnosis
penelitian
di
lapangan.
Untuk
mengidentifikasi
parasit
secara
cepat
dikembangkan zat anti monoklonal yang spesifik, yang juga dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya antigen guna keperluan diagnostik.
3. Western blot untuk mendeteksi antigen yang timbul selama infeksi.
4. Reaksi
rantai
polimerase
(PCR
atau Polymerase
Chain
Reaction)
untuk
infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) karena uji serologi untuk mendeteksi
adanya zat anti tidak berguna banyak pada kasus-kasus ini.
h.
Klasifikasi
Phylum
: Sarcomastigophora
Subphylum
: Mastigophora
Ordo
: Kinetoplasitida
Famili
: Trypanosomatidae
Genus
: Leishmania
Spesies
: Leismania tropica
b.
Manusia merupakan hospes definitif parasit ini dan yang berperan sebagai hospes
reserboar
adalah
anjing,
ferbil,
dan
binatang
pengerat
lainnya.
Hospes
Morfologi
Parasit hanya hidup di dalam sel RE di bawah kulit di dekat porte dentree, sebagai
stadium amastigot dan tidak menyebar ke bagian lain. Morfologi parasit ini dapat
dibedakan dari L. donovani. Bentuk promastigot yang merupakan bentuk infektif
dapat ditemukan pada lalat Phlebotomussebagai vektornya atau dalam biakan. L.
tropica dalam sediaan apus dari lesi kulit terdapat intraselular dalam leukosit, sel
monomer. Sel polinukleut dan sel epitel atau terdapat ekstraselular. Cara infeksi
sama seperti L. donovani.
d.
Anjing, gerbil dan binatang pengerat lainnya merupakan sumber infeksi yang
penting bagi manusia. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya transmisi antara
penderita dan vektor, dianjurkan untuk menutup lika pada penderita.
Daerah endemi penyakit ini terdapat di berbagai negeri sekitar Laut Tengah, Laut
Hitam, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, negeri-negeri Arab, India, Pakistan dan
Sailan. Di Indonesia penyakit ini belum pernah ditemukan.
e.
Siklus Hidup
Stadium amastigot sementara berada dalam peredaran tepi, kemudian masuk atau
mencari sel RE yang lain, sehingga stadium ini dapat ditemukan dalam sel RE
hati,limpa,sumsum tulang dan kelenjar limfe viseral. Di lambungphlebotomus,
stadium amastigot ini berubah menjadi stadium promastigot yang kemudian
bermigrasi ke probosis. Infeksi terjadi dengan tusukan lalatphlebotomus yang
memasukan stadium promastigot melalui probosisnya ke dalam badan manusia.
f.
Masa tunas penyakit ini adalah 2 minggu sampai 3 tahun.Pada manusia penyakit ini
terbatas pada jaringan kulit dan kadang-kadang menyerang selaput mukosa. Pada
porte dentree terjadi hiperplasia sel RE yang mengandung stadium amastigot;
mula-mula terbentuk makula dan kemudian menjadi papula lalu pecah dan terjadi
suatu ulkus. Ulkus ini dapat sembuh sendiri dalam waktu beberapa bulan, kemudian
meniinggalkan parut yang kecil. Bila terjadi infeksi sekunder oleh bakteri , mungkin
timbul gejala umum seperti demam, menggigil dan bila ulkus sembuh dapat
meninggalkan parut yang besar. Ulkus pada leismaniasis kulit atau oriental sore
dapat sembuh sendiri dalam beberapa bulan , meskipun penderita tidak diobati.
g.
Diagnosis
Pengobatanlokal dilakukan bila hanya ada satu atau dua ulkus saja. Bila terjadi luka
multipel atau luka yangsudah lanjut diberi neostibosan. Di daerah endemi bila
terdapat luka di daerah muka, dianjurkan tidak diberi pengobatan sampai waktu
tertentu supaya penderita mendapat kekebalan. Akan tetapi untuk daerah nonendemik pengobatan harus segera diberikan.
3. Leishmania brasiliensis
a.
Klasifikasi
Phylum
: Sarcomastigophora
Subphylum: Mastigophora
Ordo
: Kinetoplasitida
Famili
: Trypanosomatidae
Genus
: Leishmania
Spesies
b.
: Leismania brasiliensis
Manusia merupakan hospes definitif parasit ini dan lalat Phelobotomus berperan
sebagai
hospes
perantara.
Penyakit
yang
disebabkan
oleh
parasit
ini
Morfologi
Morfologi
parasit
ini
tidak
dapat
dibedakan
stadium
amastigothidup dalam sel RE dibawah kulit pada porte dentree dan menyebar ke selaput
lendir (mukosa) yang berdekatan, seperti mulut, hidung dan tulang rawan telinga. Stadium
promastigot terdapat pada lalatPhelebotomus sebagai bentuk infektif. Bentuk ini juga ditemukan
dalam biakan N.N.N.
d.
Di daerah endemi penyakit terbatas di daerah pinggiran hutan dan banyak terdapat
pada orang dewasa laki-laki yang bekerja di hutan, sedangkan di Brazil sepertiga
penderitanya adalah anak-anak. Diduga, bahwa hospes reservoar adalah binatang
liar. Anjing kadang-kadang mengandung parasit ini tetapi tidak menimbulkan
kelainan pada tubuh binatang tersebut.
Penyakit ini ditemukan di Amerika Tengah dan Selatan (mulai dari Guatemala
sampai ke Argentina Utara dan Paraguay). Di Indonesia penyakit ini belum pernah
ditemukan.
e.
Siklus Hidup
RE
hati,limpa,sumsum
tulang
dan
kelenjar
limfe
viseral.
Di
lambung
bermigrasi
ke probosis.Infeksi
terjadi
dengan
tusukan
f.
Masa tunas penyakit iniberlangsung beberapa hari sampai beberapa bulan. Pada
porte dentree terjadi hiperplasi sel RE yang mengandung stadium amastigot.
Kemudian timbul makula dan papula, setelah itu papula pecah dan terjadi ulkus.
Parasit yang keluar bersama sekret ulkus menyebabkan ulkus baru atau granuloma.
Saluran limfe tersumbat dan terjadi nekrosis. Infeksi sekunder oleh bakteri
merupakan penyulit, sehingga terjadi destruksi tulang rawan padaa hidung atau
telinga. Penyakit ini berlangsung bertahun-tahun dan bila tidak diobati dapat
sembuh sendiri. Ulkus dapat sembuh sendiri dengan meeninggalkan parut.
Lesi yang terjadi pada tipe uta, sama bentuknya dengan tipe Meksiko, hanya
predileksi pada telinga kurang dan jarang menghinggapi selaput lendir. Masa tunas
pada tipe Espundia adalah 2 - 3 bulan dan biasanya lesi pertama terjadi pada kulit
dan mungkin juga terdapat di selaput lendir, baru setelah kira-kira satu
tahun terjadi lesi sekunder yang dapat menyebabkan cacat.
g.
Dignosis
h.