REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I.13
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2010
TANGGAL 22 OKTOBER 2010
LAPORAN OPERASIONAL
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
DAFTAR ISI
Paragraf
PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------------
1-4
TUJUAN -----------------------------------------------------------------------------------
1-2
3-4
5-7
DEFINISI ----------------------------------------------------------------------------------------
9-10
11-15
16-18
AKUNTANSI PENDAPATAN-LO----------------------------------------------------------
19-31
32-41
42-44
45-47
48-50
SURPLUS/DEFISIT-LO ----------------------------------------------------------------------
51-52
53-56
57-58
59-60
Lampiran :
Ilustrasi Lampiran I.13 PSAP 12.A :
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN OPERASIONAL
5
6
7
Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf
standar, yang harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf penjelasan yang
ditulis dengan huruf biasa dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
PENDAHULUAN
TUJUAN
1
2
10
11
12
13
14
15
16
17
RUANG LINGKUP
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
(a)
18
DEFINISI
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Bantuan Sosial adalah transfer uang atau barang yang diberikan kepada
masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial.
30
31
Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat hak dan/atau kewajiban timbul.
32
33
34
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
35
36
37
Beban Hibah adalah beban pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa
kepada pemerintah lainnya, perusahaan negara/daerah, masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat.
yang
digunakan
dalam
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
1
2
3
Beban Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap
yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan.
4
5
6
Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk
mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain
yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
7
8
9
10
11
12
13
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih
entitas akuntansi atau entitas pelaporan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
berupa laporan keuangan.
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang
terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa,
tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau
pengaruh entitas bersangkutan.
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Untung/Rugi Penjualan Aset merupakan selisih antara nilai buku aset dengan
harga jual aset.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PERIODE PELAPORAN
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
11. Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatanLO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non
operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan
surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar secara
komparatif. Laporan Operasional dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas
Laporan Keuangan yang memuat hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas
keuangan selama satu tahun seperti kebijakan fiskal dan moneter, serta daftardaftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang dianggap perlu untuk
dijelaskan.
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
(g)
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16. Entitas
pelaporan
menyajikan
pendapatan-LO
yang
diklasifikasikan menurut sumber pendapatan. Rincian lebih lanjut sumber
pendapatan disajikan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
16
17
18
19
20
21
22
23
AKUNTANSI PENDAPATAN-LO
11
Surplus/Defisit-LO
24
25
26
(a)
(b)
27
28
20. Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan perundangundangan diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih pendapatan.
29
30
31
32
33
22. Pendapatan-LO yang diakui pada saat direalisasi adalah hak yang
telah diterima oleh pemerintah tanpa terlebih dahulu adanya penagihan.
34
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
30. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (nonrecurring) atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode penerimaan
pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan pada periode yang
sama.
25
26
27
28
31. Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (nonrecurring) atas pendapatan-LO yang terjadi pada periode sebelumnya
dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada periode ditemukannya koreksi dan
pengembalian tersebut.
29
AKUNTANSI BEBAN
30
31
32
33
a.
b.
c.
34
35
36
37
33. Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari
pihak lain ke pemerintah tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum negara/daerah.
Contohnya tagihan rekening telepon dan rekening listrik yang belum dibayar
pemerintah.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
48. Pos Luar Biasa disajikan terpisah dari pos-pos lainnya dalam
Laporan Operasional dan disajikan sesudah Surplus/Defisit sebelum Pos Luar
Biasa.
16
17
18
19
20
49. Pos Luar Biasa memuat kejadian luar biasa yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
(a) kejadian yang tidak dapat diramalkan terjadi pada awal tahun anggaran;
(b) tidak diharapkan terjadi berulang-ulang; dan
(c) kejadian diluar kendali entitas pemerintah.
21
22
50. Sifat dan jumlah rupiah kejadian luar biasa harus diungkapkan
pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
23
SURPLUS/DEFISIT-LO
24
25
26
27
28
29
30
31
53. Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata
uang rupiah.
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
1
2
3
4
54. Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama
dengan yang digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam mata uang
asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah
berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
5
6
7
8
9
55. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang
digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah,
maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah
berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk
memperoleh valuta asing tersebut.
10
11
12
13
14
15
16
56. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang
digunakan untuk bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan
mata uang asing lainnya, maka:
(a) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan
menggunakan kurs transaksi
(b) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah
berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
TANGGAL EFEKTIF
28
29
30
31
32
33
60. Dalam hal entitas pelaporan belum dapat menerapkan PSAP ini,
entitas pelaporan dapat menerapkan PSAP Berbasis Kas Menuju Akrual paling
lama 4 (empat) tahun setelah Tahun Anggaran 2010.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Lampiran I.13 PSAP 12 - 9
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 2010 2005
ILUSTRASI PSAP 12.A
No
URAIAN
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
PENDAPATAN PERPAJAKAN
Pendapatan Pajak Penghasilan
Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah
Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan
Pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Pendapatan Cukai
Pendapatan Bea Masuk
Pendapatan Pajak Ekspor
Pendapatan Pajak Lainnya
Jumlah Pendapatan Perpajakan ( 3 s/d 10 )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13 PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK
14
Pendapatan Sumber Daya Alam
15
Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba
16
Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya
17
Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (14 s/d 16)
18
19 PENDAPATAN HIBAH
20
Pendapatan Hibah
21
Jumlah Pendapatan Hibah (20)
22
JUMLAH PENDAPATAN (11 + 17 + 21)
23
24 BEBAN
25 Beban Pegawai
26 Beban Persediaan
27 Beban Jasa
28 Beban Pemeliharaan
29 Beban Perjalanan Dinas
30 Beban Bunga
31 Beban Subsidi
32 Beban Hibah
33 Beban Bantuan Sosial
34 Beban Penyusutan
35 Beban Transfer
36 Beban Lain-lain
37
JUMLAH BEBAN (25 s/d 36)
38
39
SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL (22-37)
40
41 KEGIATAN NON OPERASIONAL
42 Surplus Penjualan Aset Nonlancar
43 Surplus Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang
44 Defisit Penjualan Aset Nonlancar
45 Defisit Penyelesaian Kewajiban Jangka Panjang
46 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
47
JUMLAH SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL(42 s/d 46)
48
SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (39 + 47)
49
50 POS LUAR BIASA
51 Pendapatan Luar Biasa
52 Beban Luar Biasa
53
POS LUAR BIASA (51-52)
54
SURPLUS/DEFISIT-LO (48+53)
20x1
20x0
Kenaikan/
Penurunan
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
(%)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 20102005
ILUSTRASI PSAP 12.B
PEMERINTAH PROVINSI
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
(Dalam rupiah)
20X1
20X0
Kenaikan/
Penurunan
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
BEBAN
Beban Pegawai
Beban Persediaan
Beban Jasa
Beban Pemeliharaan
Beban Perjalanan Dinas
Beban Bunga
Beban Subsidi
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial
Beban Penyusutan
Beban Transfer
Beban Lain-lain
JUMLAH BEBAN (31 s/d 42)
SURPLUS/DEFISIT KEGIATAN OPERASIONAL (28-43)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
URAIAN
No
(%)
KEGIATAN OPERASIONAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Pendapatan Asli Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan Asli Daerah( 3 s/d 6 )
PENDAPATAN TRANSFER
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14)
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA
Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian
Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (18 s/d 19 )
Jumlah Pendapatan Transfer (15 +20 )
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat
Pendapatan Lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang sah (24 s/d 26)
JUMLAH PENDAPATAN (7 + 21 + 27)
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 20102005
ILUSTRASI PSAP 12.C
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
(Dalam rupiah)
20X1
20X0
Kenaikan/
Penurunan
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Pendapatan Asli Daerah Lainnya
Jumlah Pendapatan Asli Daerah( 3 s/d 6 )
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
PENDAPATAN TRANSFER
TRANSFER PEMERINTAH PUSAT-DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
URAIAN
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
(%)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx