Richky Nurhakim
Irma Puspita Sari
Dokter pembimbing : dr. Yusuf Saleh Bazed,
Sp.BU
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn.S
Umur
: 79 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat
: Jl. H Ung, Kemayoran Jakarta
Pusat
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tgl MRS
: 22-12-2014
Tgl Pengkajian : 23-12-2014
Auto Anamnesis
Keluhan Utama :
Tidak bisa BAK 1 bulan yang lalu SMRS
Riwayat Pengobatan :
Sudah pernah berobat ke RS lain namun tidak ada
perbaikan, pasien mangaku sudah dilakukan
pemasangan kateter di RSIJ . Saat ini pasien tidak
mengkonsumsi obat-obatan lain
Riwayat
Alergi :
Disangkal
Riwayat
Psikososial :
Pasien suka minum kopi 1 gelas
belimbing/hari setiap pagi, tidak
merokok dan tidak minum alkohol.
Pemeriksaan fisik
Kesadaran
Status generalis
Kepala:
Mata
normochepal
:
Refleks pupil
: +/+, isokor
Konjungtiva
: anemis -/Sklera
: ikterik -/ THT : dalam batas normal
Leher
: pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar tyroid
(-)
Thorax
Paru-paru
Inspeksi :Pergerakan dada simetris, tidak ada luka bekas
operasi
Palpasi :tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, nyeri
tekan (-), vokal fremitus sama simetris dekstra sinistra.
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : vesikular (+/+) normal, Rh (-/-), Wh (-/-), stridor
(-/-)
Jantung
Abdomen
sianosis (-/-)
Genitalia eksterna : terpasang Foley catheter
Rectal Touche :
Inspeksi : Sekitar anus tidak tampak skin
tag/hemorroid,
Tidak
ada
darah
mengalir,tidak ada massa, ataupun luka.
Palpasi : Mukosa licin, tonus sfingter ani
baik, permukaan rata, nyeri tekan (-),
teraba prostat grade III,
konsistensi
kenyal, sulkus medianus menghilang, pole
atas teraba, nodul (-) dan tidak nyeri
tekan.
Handscoon : darah (-), lendir (-), feses (+)
sedikit
RESUME
Pasien laki-laki 79 tahun dengan keluhan tidak
bisa BAK 1 bulan SMRS bila tanpa kateter. Saat
BAK terasa nyeri, warnanya keruh, tidak ada
darah. Pasien mengeluh sakit perut dan demam
lalu menggigil. Mual (+), lemas (+), nyeri daerah
pinggang
(+).
BAB
cair
dari
semalam.
Sebelumnya pasien mengeluh sulit BAK, setiap
kali kencing pasien memerlukan waktu lama
untuk mulai kencing, harus mengedan kencing,
kencing menetes dan setelah kencing masih
terasa ada sisa. Nyeri saat BAK.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan hemodinamik
stabil, terpasang foley kateter, pada pemeriksaan
RT ditemukan tonus spingter ani dan BCR normal,
Pemeriksaan Penunjang
LABORATORIUM
Darah lengkap
Urin lengkap
Fungsi ginjal
RADIOLOGI
HEMATOLOGI RUTIN
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai rujukan
Hemoglobin
12,1
g/dL
13,2-17,3
Jmlh Leukosit
14,05
Ribu/uL
3,80-10,60
Hematokrit
36
40-52
Jmlh Trombosit
158
Ribu/uL
150-440
Eritrosit
4,04
10^6/uL
4,40-5,90
MCV/VER
88
fL
80-100
MCH/HER
30
Pg
26-34
MCHC/KHER
34
g/dL
32-36
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai rujukan
Glukosa Darah
Sewaktu
136
mg/dL
70-200
Natrium (Na)
Darah
137
mEq/L
135-147
Kalium (K)
Darah
2,5
mEq/L
3,5-5,0
Klorida (Cl)
Darah
100
mEgL
94-111
USG
DIAGNOSA
Diagnosa
Kerja
Differential
Tatalaksana
Paracetamol
500 mg 2x1
Harnal (tamsulosin HCl) 0,4 mg 1
x /hari
Rencana TUR Prostat
Follow Up
23-12-2014
Matahari Dua
24-12-2014
HCU
25-12-2014
Matahari Dua
Demam (+)
BAB cair, 2x, berwarna
cokelat, darah (-)
Os mengatakan setuju
dilakukan op TURP
TD:110/980 mmHg
HR:96x/menit
RR:20x/menit
Suhu:37.8o C
TD:90/70 mmHg
HR:72x/menit
RR:18x/menit
Suhu:36,5o C
Terpasang DC (+)
LAB:
Hb: 10,8 g/dL
Ht : 32%
Trombosit : 86000
Leukosit : 13.020
TD:120/80 mmHg
HR:78x/menit
RR:20x/menit
Suhu:36,5o C
Terpasang DC (+)
TD:130/80 mmHg
HR:80x/menit
RR:20x/menit
Suhu:36,8o C
26-12-2014
Matahari Dua
EKG
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
BPH
merupakan pembesaran
kelenjar prostat yang bersifat jinak
yang hanya timbul pada laki-laki ,
dapat mengakibatkan terganggunya
aliran urin sehingga menimbulkan
gangguan miksi biasanya pada usia
pertengahan atau lanjut
Epidemiologi
BPH merupakan tumor jinak yang paling sering
pada laki-laki dan insidennya berdasarkan dari
umur.
20% Pada Laki-laki usia 41-50 tahun
50% Pada laki-laki usia 51-60 tahun
> 90% Pada laki-laki usia > 80 tahun
Pada umur 55 tahun, kira-kira sebanyak
25% pria mengeluhkan gejala obstruktif
berkemih
Pada umur 75 tahun, 50% dari pria
mengeluhkan penurunan dari pancaran
dan jumlah dari pembuangan urin
Etiologi
Belum diketahui
Terdapat 2 faktor yang erat kaitannya dengan BPH yaitu;
Peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan proses aging
(menjadi tua) (McConnell, 1995).
Anatomi
Vas deferens
Vesica seminalis
Basis prostat
Apex prostat
Kelenjar prostat
yang jumlahnya
banyak tertanam di
dalam campuran
otot polos dan
jaringan ikat, dan
ductusnya bermuara
ke urethra pars
prostatica.
BPH terutama
terjadi di zona
transisi kelenjar
prostat.
Zona transisional
Merupakan bagian
terkecil dari
prostat, yaitu
kurang lebih 5%
tetapi dapat
melebar bersama
jaringan stroma
fibromuskular
anterior menjadi
benign prostat
hyperplasia (BPH)
Patofisiologi
Hiperplasia
Gambaran Klinis
Lower Urinary tract symptom (LUTS)
Hesitansi
Obstruksi
Frekuensi
(Anyanganyangan)
Iritasi
(Sering
kencing
malam hari)
Urgensi
kencing
(Merasa
yang
tidak
ingin
bisa
ditahan)
Disuria ( Rasa tidak enak
(yang
merupakan tanda dari hidronefrosis)
atau demam yang merupakan tanda
dari infeksi atau urosepsis.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Sedimen urine mencari kemungkinan adanya
proses infeksi atau inflamasi pada saluran kemih
Faal ginjal mencari kemungkinan adanya
penyulit yang mengenai saluran kemih bagian atas
Pencitraan
Foto polos abdomen mencari adanya batu opak di
saluran kemih, adanya batu/kalkulosa prostat dan
kadangkala dapat menunjukkan bayangan buli-buli
yang penuh terisi urine, yang merupakan tanda dari
suatu retensi urine
Pemeriksaan lain
Untuk pemeriksaan derajat obstruksi
Residual urin jumlah sisa urin setelah miksi.
Sisa urin ini dihitung dengan cara melakukan
kateterisasi setelah miksi atau ditentukan
dengan pemeriksaan ultrasonografi setelah
miksi.
Pancaran urin atau flow rate menghitung
jumlah urin dibagi dengan lamanya miksi
berlangsung (ml/detik) atau dengan alat
uroflometri yang menyajikan gambaran
grafik pancaran urin.
Terapi
Pengobatan oral
1. blockers
Kelenjar prostat memiliki suatu reseptor yang dinamakan 1
adrenoreseptor, dengan menghambat reseptor ini, maka kontraksi kelenjar
prostat dapat dikurangi sehingga dapat mengurangi gejala pada pasien
BPH. Contoh obatnya adalah fenoxibenzamin dan prazosin.
2. 5 reduktase inhibitor
5 reduktase inhibitor adalah obat yang mencegah pengubahan testoteron
menjadi dihidrotestoteron. Contoh obat ini adalah finasteride.
3. Fitoterapi
Beberapa tumbuhan yang digunakan antara lain saw palmetto berry, kulit
kayu tumbuhan Pygeum africanuum, akar Echinacea purpurea dan
Hypoxis rooperi, serta ekstrak serbuk sari. Mekanisme dari fitoterapi ini
sebagian besar tidak diketahui dan belum dilakukan uji coba mengenai
efektivitas dan keamanan dari penggunaan obat-obatan ini.
Operasi
Bedah Konvensional
1. Pembedahan terbuka
Indikasi absolut yang memerlukan pembedahan terbuka dibanding pilihan
bedah lainnya adalah terdapatnya keterlibatan kandung kemih yang perlu
diperbaiki seperti adanya divertikel atau batu kandung kemih yang besar.
Prostat yang melebihi 80-100 cm3 biasanya dipertimbangkan untuk dilakukan
pengangkatan prostat secara terbuka. Pembedahan terbuka mempunyai nilai
komplikasi setelah operasi seperti tidak dapat menahan buang air kecil dan
impotensi. Perbaikan klinis yang terjadi sebesar 85-100%.
2. Transurethral resection of the prostate (TURP)
TURP merupakan metode paling sering digunakan dimana jaringan prostat
yang menyumbat dibuang melalui sebuah alat yang dimasukkan melalui
uretra (saluran kencing). Secara umum indikasi untuk metode TURP adalah
pasien dengan gejala sumbatan yang menetap, progresif akibat pembesaran
prostat, atau tidak dapat diobati dengan terapi obat lagi. Prosedur ini
dilakukan dengan anestesi regional atau umum dan membutuhkan
perawatan inap selama 1-2 hari.
3. Transurethral incision of the prostate (TUIP)
Metode ini digunakan pada pasien dengan pembesaran prostat yang tidak
terlalu besar dan umur relatif muda.