Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Polimorfisme genetik
dalam proses absorpsi, distribusi, dan
ekskresi obat, tidak banyak dijumpai
dan diketahui. Yang paling banyak
dijumpai adalah adanya polimorfisme
dalam metabolisme obat
Absorbsi
Distribusi
Polimorfisme genetik dalam proses distribusi secara
teoritik kemungkinan dapat terjadi apabila ada
abnormalitas ikatan protein terhadap obat tertentu oleh
suatu fraksi protein tertentu. Atau distribusi obat ke
organ/jaringan tertentu (misalnya uptake iodium oleh
kelenjar tiroid) dengan suatu pembawa spesifik,
mengalami gangguan dan gangguan ini disebabkan
oleh karena faktor genetic
Metabolisme obat
Seperti diketahui, enzim enzim CYP berperan dlm
oksidasi sekitar 80% obat, dan mengambil bagian
sekitar 50% dlm metabolisme semua obat yg saat ini
di gunakan dalam terapi. tiap enzim CYP mempunyai
subtrak spesifik untuk berbagai macam obat, namun
terkadang u/ memetabolisme satu obat di perlukan
berbagai enzim dg tujuan agar obat, sbg nyawa
eksogen ( xenobiotics ), dpt diubah mnj senyawa yg
lebih polar sehingga mudah di eliminasi oleh tubuh
Ekskresi
Proses ekskresi. Kemungkinan adanya gangguan sekresi
aktif di tubuli renalis karena tidak adanya pembawa
spesifik secara teoritik dapat terjadi.
Namun, polimorfisme genetik dlm bentuk terganggunya
proses sekresi obat ini blm di ketahui dan blm di laporkan
dlm kepustakaan.
Ket.
: rendah
CYP1A2
halus
+
-
CYP2A6
CYP1A1
Ginjal Paru
+
-
+++
+/+/-
CYP2A13
+/-
CYP1B1
Plasen hati
ta
++/+ ++
+/-
+++
++/-
+/-
+++
+/-
+++
++/+
++/+
CYP2B6
++/+
++/+
+++
+/-
+++
CYP2C8
+/-
+/-
+/-Ab
CYP2C9
++
+/-
+/-
+/-ab
+++
+
+++
CYP2C19
++
+/-
+/-
+/-ab
+++
CYP2D6
++/+
++/-a
+++
CYP2E1
++/+
+++
CYP3A4
+++
+++/
++/+
+/-
+/-
+++
CYP3A5
++/++
++
CYP3A7
CYP3A43
+/+
-
+
+/-
++/+
+
+/-
++/+
+
+
+++
+/-
Lanjutan .......
Nampak pada tabel di atas semua ekspresi isoform
enzim CYP terdapat di hati dg kadar yang paling tinggi
dibandingkan organ lain di luar hati, karena itu hati
merupakan organ metabolisme utama xenobiotik
( termasuk obat ) kemudian disusul usus halus, paru
dan ginjal.
Dari infomasi ini maka yg di sebut first-pass
elimination setelah pemberian per oral adalah
metabolisme di usus halus, hati dan / paru, sebelum
obat mencapai sistem sirkulasi
Obat subtrat
Penekanan reseptor-b
Alprenolol
Bufuranol
karvedilol
propanolol
Metoprolol
timolol
Antidepresan trisiklik
Amitriplin
klomipramin
Desipramin
nortriplin
inhibitor
klomipramin
imipramin
Antiaritmia jantung
Flekainid
propafenon
kinidin
meksilatin
Antipsikotik dan SSRI ( selective serotonin
reuptake inhibitor )
Fluoksetin
Haloperidol
perfenazin
venlafaksin
paroksetin
Opioid
Dekstrometorfan
kodein
Fluoksetin
Haloperidol
paroksetin
2-5
AUC
2-6
T eliminasi
0,1-0,5
Klirens
metabolisme
Transpoter
Protein pengangkut memiliki peran penting dalam
mengatur absorbsi, distribusi dan ekskresi obat.
Transporter yang paling banyak dipelajari adalah
Poliglikoprotein (PgP) dikode oleh gen ACBC1 (MDR1)
Fungsi utama PgP ialah menolak keluar substrat,
diantaranya bilirubin,beberapa anti kangkerglikosida
jantung, imunosupresan, glukokortikoid dan
inhibitorprotease HIV tipe-1
Ekspresi PgP
Jaringan normal
metabolitnya.
Blood-brain barrier
membatasi penetrasi obat kedalam
otak
Pada Duodenum
berhubungan dg polimorfisme nukleotid
tunggal sinonimus.
Target obat
Variasi genetik pd target obat ( reseptor )
mempunyai peran klinik yg lebih signifikan terhadap
efikasi obat dibandingkan farmakokinetik, meskipun
proses ADME obat memberikan kontribusi yg cukup
besar dlm menentukan efikasi suatu obat.
Hal ini disebabkan karena polimorfisme genetik pd
reseptor yg langsung berhubungan dg respon yg
terjadi.
Tabel Polimorfisme genetik yg terjadi pada gen target obat yg dpt mempengaruhirespon
obat
Gen atau produk gen
Angiotensin-converting
Enzyme ( ACE )
Obat
Inhibotor ACE ( enalapril,
kaptopril, ramipril )
Fluvastatin
Arakidonat 5- lipoksigenase
Reseptor adrenergik-B2
Inhibitor leukotrien
Agonis B2 ( albuterol )
Estrogen receptor-a
Glycoprotein IIIa
Subumit
Glycoprotein Iib/IIIa
Transporter serotonin
Respon
Efek renoprotektif, penurunan
tekanan darah, penurunan
masa ventrikular kiri, fungsi
endotalial
Perubahan liid ( penurunan LDLkoleesterol dan apolipoprotein
B ); progesi atau regresi
aterosklerosis koroner
Perbaikan FEV1
Bronkodilatasi, kepekaan
desentisasi agonis, efek
kardiovaskular
Respon respon antipsikotik
( D2, D3, D4 ) antipsychoticinduced tardive dyskinesia
( D3), antipsychotic-induced
acute akathisia (D3)
Kenaikan denstas mineral
tulang hDL-kolesterol
Efek antiplatelet
Neurotransmisi serotonin,
respon antidepresan
Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat
dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
Untuk menghitung dosis pada kelebihan BB dan Obesitas
digunakan indeks masa tubuh (BMI). Dg rumus :
BMI = Berat Badan x 10.000
Ket. BMI dalam kg/m2, BB
dalam kg, TB dalam cm
(Tinggi Badan)
( BMI dlm satuan kg/m 2 , berat badan dlm kg, tinggi badan dlm
Cm )
Menurut persamaan 3.26, seseorang di sebut berat kurang
( underweigh ) jika BMI < 18,5 kg/ m 2, berat normal : 18,5
sampai 24,9 kg/m2 , kelebihan berat ( over weight ) : 25 29,9
kg/m2 , Obersitas : 30 39,9 kg/m2 , dan obesitas morbid jika BMI
40 kg/m2 . namun keterbatasan ialah , BMI tdk
memperhitungkan pengaruh gender dan tdk mempertimbangkan
rasio tulang rangka atau otot yg besar terhadap lemak tubuh,
sehingga penggunaannya terbatas pd subjek yg memiliki
faktor-faktor yang
mempengaruhi ADME obat pada
obesitas
Parameter
Absorpsi
Faktor fisiologik
Perubahan minor
Akibat
Data terbatas; untuk propranolol
tidak terpengaruhi.
Disposisi Obat
1.
2.
3.
4.
Absorpsi obat
Distribusi dan ikatan protein
Metabolisme obat
Eksresi obat
Absorbsi obat
Informasi tentang pengaruh obesitas terhadap ketersediaan hayati
obat masih belum banyak terhadap ketersediaan hayati obat masih
belum banyak, sehingga sementara ini belum dapat dibuat
generalisasi mengenai disposisi obat. Ketersediaan hayati midazolam
dan propranolol, dua obat dengan rasio ektraksi hepatik (Eh) tinggi,
dan juga dexfenfluramin, tidak berbeda antara subjek kegemukan
dengan berat badan normal. Begitu pula ketersediaan hayati
sikloporin pada penerima cangkok ginjal, tidak berbeda antara pasien
obesitas dan normal. Bahkan absorpsi dan enzim metabolisme
intestinal tidak terpengaruh oleh pasien obesitas yang mengalami
1.
2.
Volume darah
3.
Berat organ
4.
OBESITAS
LBM
OBESITA
S/LBM
Amikasin
Diazepam
Digoksin
Kafein
Siklosporin
verapamil
26,8
18,6
1,4
291,9
90,7
3,2
981
937
1,1
69,9
43,6
1,6
229
295
0,8
71,3
301
2,4
T ELIMINASI
VOLUME
KLIRENS
DISTRIBUSI
Amikasin
Ta
Antipirin
Asetil
prokainamid
Diazepam
Digoksin
Ta
Fentanil
TB
Gentamisin
Ta
Kafein
TB
Parasetamol
Prokainamid
TB
Teofilin
Teopental
Tobramisin
Ta
Vankomisin
TB
T : turun
N : naik
TB : tidak
berubah
- : tidak di
ketahui
Metabolisme obat
EKSKRESI OBAT
jika eliminasi obat dari tubuh sebagian besar
melalui ginjal, dan sedikit di metabolisme, maka
kenaikan klirens ginjal dapat diartikan sebagai
kenaikan klirens total obat dari tubuh
Volume Distribusi
Obat pada Obesitas
TETAP
MENINGKAT
Bisoprolol
Alprazolam
Gliburid
C-peptida
Ifosfamid
Dalteparin
Kafein
Dexfenfluramin
Litium
Fenitoin
Prokainamid
Karbamasepin
Fankomisin
Propranolol
Sulfentanil
Teofilin
Trazodon
Verapamil
KLIRENS
VOLUME
DISTRIBUSI
Amikacin
CL = 0,0429 x LBW +
6,2527
V = 0,3107 x FFM +
3,5167
Caffeine
V = 0,7667 x TBW +
0,2001
Carbamazepine
V = 0,9031 x TBW +
0,2001
C- peptide
Dalteparin
V = 0,33 x ABW
14,1
Dexfenfluramine
V = 6,113 x %IBW +
88,5
BERAT
(Kg)
Waktuparo
eliminasi
(jam)
Klirens
(ml/min/kg
)
Volume
distribusi
(L/kg)
2,5 (2,6)b
0,81 (1,09)
3,74 (4,55)
Amikasin
>90% IBW
2,0 0,4
(2,2 0,3)
0,180,02
1,070,26
(0,26 0,03) (1,370,30)
Antipirin
103(62,5)
15,0(10,7)
0,46(0,63)
Diazepam
101,1 (60,4)
95(40)
2,81(1,53)
0,41(0,76)
-
(0,47)