Percobaan 3
Percobaan 3
Percobaan 3
METABOLISME KARBOHIDRAT
DISUSUN
NUR AFNI ABDUL
NURLINDAWATY PUHI
ANDRIYANI RAHIM
PRATIWI EKSAN
UNDRIYANI R. MADIDI
LABORATORIUM KIMIA
JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
T.A 2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Judul Percobaan
Metabolisme Karbohidrat
membuktikan
panas
(energy)
serta
Metabolisme meliputi ;
1. Jalur sintesis (anabolisme/endorgenik)
Menggabungkan molekul-molekul
dikatalisis
kecil
oleh
enzim.
menjadi
makro
BAB II
METODOLOGI KERJA
II.1 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Pipet
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung
4. Gelas kimia
5. Penangas air
6. Pipet tetes
7. Cawan petri
8. Gelas ukur 10 ml
9. Batang pengaduk
10. Glukometer
B. Bahan
1. Urin normal
2. Urin DM
3. Larutan glukosa 0.1%, 1%, 2%
4. Pereaksi benedict
5. Aquadest
6. Kapas
7. Alcohol
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Pengamatan
a) Analisis glukosa urin
No
1
Tabung
Tabung 1
Hasilpengamatan
Hasilpengamatan
+
3
ml
larutan -larutan warna biru
Tabung 2
benedict
+ 2 ml urin normal
Dihomogenkan
Dipanaskan
+
3
ml
larutan
Tabung 3
benedict
+ 2 ml urin DM
Dihomogenkan
Dipanaskan
+
3
ml
larutan
Tabung 4
benedict
+ 2 ml glukosa 0,1%
Dihomogenkan
Dipanaskan
+
3
ml
larutan
Keterangan
Positif
mengandung
glukosa,
kisaran kadar
glukosa < 0,1%
Positif
mengandung
glukosa, karena
kadar glukosa <
0,1%
Positif
mengandung
glukosa,
kisaran kadar
glukosa 0,1%
Positif
benedict
+ 2 ml glukosa 0,1%
Dihomogenkan
Dipanaskan
5
Tabung 5
ml
benedict
+ 2 ml glukosa 2%
Dihomogenkan
Dipanaskan
mengandung
glukosa,
kisaran kadar
glukosa 1%
Positif
mengandung
glukosa,
kisaran kadar
glukosa 2%
Jenis kelamin
perempuan
Umur
19 tahun
III.2 Pembahasan
Telah dilakukan analisis metabolisme karbohidrat dengan menguji
secara kualitatif glukosa urin menggunakan reaksi benedict dan
menghitung kadar glukosa darah menggunakan glucometer.
1. Analisis glukolisi surin
Jika senyawa glukosa terkandung dalam urin, hal ini sudah tidak
wajar lagi. Karena glukosa merupakan senyawa abnormal yang
terkandung dalam urin. Kondisi patologis yang terjadi jika urin
mengandung glukosa akan beresiko menderita penyakit DM.
Alasan digunakannya glukosa 0,1%, 1%, 2% , karena glukosa
tersebut digunakan sebagai pembanding apabila urin yang di uji
mengandung glukosa yang ditandai dengan perubahan warna urin
seperti warna larutan glukosa 0,1% yaitu warna hijau. Reaksi benedict
digunakan untuk memastikan gula pereduksi apa yang terkandung
dalam urin.
Telah dilakukan pengamatan pada urin normal dan urin DM
dimana keduanya mengandung glukosa dengan kisaran kadar glukosa
< 0,1%.
2. Analisis gluko sadarah
Kadar glukosa darah yang normal biasanya kurang dari 120-140
mg/dL. Pada 2 jam setelah minum/makan cairan yang mengandung
gula maupun karbohidrat lainnya. Sedangkan untuk pagi hari setelah
malam sebelumnya berpuasa 70-110 mg/dL.
Setelah dibandingkan dengan sampel, sampel mempunyai kadar
glukosa darah 73 mg/dL yang masih masuk dalam batas normal yaitu
70-110 mg/dL.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
1. Analisis secara kualitatif glukosa urin, pada urin normal kisaran
kadar glukosa < 0,1% sedangkan pada urin DM kisaran kadar
glukosa juga < 0,1%.
2. Analisis secara kuantitatif glukosa darah sewaktu pada sampel
kadar glukosa darahnya 73 mg/dL.
IV.2 Saran
Sebaiknya
alat
dalam
laboratorium
dapat
dilengkapi
atau
diperbanyak seperti tabung reaksi dan untuk praktikan agar lebih fokus
dalam melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati,
AI.
2010. KARBOHIDRATE
3. Repository.
Usu.
Ac.
Id/bitstream/123456789/1934/1/09E01867.pdf,
LAMPIRAN
Dimasukkan 3 ml larutan
benedict
Dipanaskan
Ditabahkan 2 ml urin
normal, DM, glukosa 0.1%
1% 2%
Hasil yang
didapat