Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Percobaan 3
METABOLISME KARBOHIDRAT

DISUSUN
NUR AFNI ABDUL
NURLINDAWATY PUHI
ANDRIYANI RAHIM
PRATIWI EKSAN
UNDRIYANI R. MADIDI

LABORATORIUM KIMIA
JURUSAN GIZI
POLTEKKES KEMENKES GORONTALO
T.A 2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Judul Percobaan
Metabolisme Karbohidrat

I.2 Tujuan Percobaan


1. Mampu menganalisis secara kualitatif glukosa urin.
2. Mampu menganalisis secara kuantitatif glukosa darah.

I.3 Prinsip Percobaan


Penentuan secara kualitatif glukosa urin berdasarkan pada perubahan
warna larutan dengan uji benedict dan penentuan kadar glukosa darah
menggunakan glucometer.

I.4 Dasar Teori


Metebolisme adalah keseluruhan reaksi yang terjadi didalam sel,
meliputi proses penguraian dan sintesis molekul kimia yang menghasilkan
dan

membuktikan

panas

(energy)

serta

Metabolisme meliputi ;
1. Jalur sintesis (anabolisme/endorgenik)
Menggabungkan molekul-molekul

dikatalisis

kecil

oleh

enzim.

menjadi

makro

molekul yang disuplai dari hidrolisis ATP.


2. Jalur degradatif (katabolisme/eksorgenik)
Memecah molekul kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana ;
melepaskan energy yang dibutuhkan untuk mensinteis ATP.(1)
Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air ( H 2O ).
Rumus umum karbohidrat dikenal ; (CH 2O)n. karbohidrat meliputi
sebagian zat-zat yang terdapat dialam terutama berasal dari tumbuhan.
Karbohidrat merupakan sumber makanan yang penting bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya(2)
Metebolisme karbohidrat dimulai dengan pencernaan amilum
dalam usus halus, hasil pencernaan berupa monosakarida diserap oleh
usus halus. Glukosa merupakan senyawa utama yang paling banyak
dibicarakan dalam metabolisme karbohidrat. Rangkaian reaksi yang
membentuk beberapa jalur seperti glikolisis, glikogen sintesis dan
pemecahannya. HMP shunt, gluconeogenesis, asam uronat sebenarnya
adalah merupakan katabolisme karbohidrat. Metabolisme fruktosa dan
galaktosa juga diterangkan. Dalam bab control metabolisme karbohidrat
diterangka nbagaimana metabolisme karbohidrat terorganisasi dan
terorganisasi. Pengaruh hormone terhadap metabolisme karbohidrat juga
disinggung baik dalam tiap-tiap jalur dan juga ada bab tersendiri. (3)

Berikut ini berbagai analisis secara kualitatif glukosa :


1. Uji Molish
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh
asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksil
metil furfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan
kondensasi antara furfural atau hidro metil dengan alpha-naftol dalam
pereaksi molish.
2. Uji scliwanoff
Uji spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus keton
yang disebut juga ketosa. Jika dipanaskan karbohidrat yang
mengandung gugus keton akan menghasilkan warna merah pada
larutan.
3. Uji Benedict
Uji umum untuk karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau
keton bebas.Uji benedict berdasarkan reduksi Cu 2+ menjadi Cu+ oleh
aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis. Biasanya sudah
ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tutrat untuk
mencegah terjadinya pengendapan CuCO3-. Uji positif ditandai dengan
terbentuknya larutan hijau, merah, orange atau merah bata serta
adanya endapan.
4. UjiBarfoet
Uji ini digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida
pada sampel. Uji positif ditunjukan dengan terbentuknya endapan
merah orange.
5. Uji Fehling
Uji ini digunakan untuk menunjukan adanya karbohidrat
pereduksi (monosakarida ). Uji positif ditandai dengan warna merah
bata.(4)
Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa
didalam darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum, diatur
dengan ketat didalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah
sumber utama energy untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah
bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari yaitu 4-8 mmol/1
(70-150 mg/dl).(5)
Prinsip kerja glukometer : sampel darah diserap masuk kedalam
ujung strip uji berdasarkan reaksi kapiler. Apabila darah mengisi ruang
reaksi pada uji strip, kalium ferisianida diuraikan dengan glukosa sampel
dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase yang menyebabkan penurunan
bilangan oksidasi. Aplikasi jumlah voltase yang konstan dari meteran
mengoksidasi kalium heksasiano ferat (II) kembali menjadi kalium
heksasiano ferat (III), dan memberikan electron. Electron yang dihasilkan
untuk menimbulkan arus sebanding dengan kadar glukosa pada sampel.

Setelah waktu 60 detik, konsentrasi glukosa pada sampel ditayangkan


pada layar monitor.(6)

BAB II
METODOLOGI KERJA
II.1 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Pipet
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung
4. Gelas kimia

5. Penangas air
6. Pipet tetes
7. Cawan petri
8. Gelas ukur 10 ml
9. Batang pengaduk
10. Glukometer
B. Bahan
1. Urin normal
2. Urin DM
3. Larutan glukosa 0.1%, 1%, 2%
4. Pereaksi benedict
5. Aquadest
6. Kapas
7. Alcohol

II.2 Cara Kerja


A. Pereaksi Benedict
1. Dimasukan 5 buah tabung reaksi.
2. Dimasukan masing-masing tabung 3 ml larutan benedict.
3. Dimasukan 2 ml urin normal pada tabung 1
4. Dimasukan 2 ml urin DM pada tabung 2
5. Dimasukan 2 ml glukosa 0,1% pada tabung 3
6. Dimasukan 2 ml glukosa 1% pada tabung 4
7. Dimasukan 2 ml glukosa 2% pada tabung 5
8. Dipanaskan masing-masing tabung dalam penangas air selama 5
menit dan dibiarkan menjadi dingin perlahan-lahan.
9. Diamati warna endapan yang terbentuk pada masing-masing
tabung.
B. Glukometer
1. Dipasangkan dahulu alat kalibatornya dan dicolokan dengan
nomor seri kalibatornya.
2. Diambil 1 buah test strip dari nial dan disisipkan pada alat dengan
mengikuti tanda panah dan tunggu sampai timbul tanda tetes
darah ( insert blood ) muncul pada layar.
3. Disentuhkan darah kapiler yang didapat dari ujung jari pada ujung
test strip dan biarkan darah terhisap dengan daya kapilentasnya.
4. Ditunggu selama 10 detik hitung mundur akan terlihat kadar
glukosa pada layar.
5. Dicatat kadar glukosa yang muncul dimonitor.
6. Dikeluarkan test strip dan dibuang.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 Hasil Pengamatan
a) Analisis glukosa urin
No
1

Tabung
Tabung 1

Hasilpengamatan
Hasilpengamatan
+
3
ml
larutan -larutan warna biru

Tabung 2

benedict
+ 2 ml urin normal
Dihomogenkan
Dipanaskan
+
3
ml
larutan

-warna kuning, kekeruhan


-larutan warna biru
-larutan hijau muda
-larutan warna biru

Tabung 3

benedict
+ 2 ml urin DM
Dihomogenkan
Dipanaskan
+
3
ml
larutan

-warna kuning pucat


-larutanwarnabiru
-larutanwarnahijaumuda
-larutan warna biru

Tabung 4

benedict
+ 2 ml glukosa 0,1%
Dihomogenkan
Dipanaskan
+
3
ml
larutan

-larutan warna bening


-larutan warna biru
-larutan hijau tua
-larutan warna biru

Keterangan
Positif
mengandung
glukosa,
kisaran kadar
glukosa < 0,1%
Positif
mengandung
glukosa, karena
kadar glukosa <
0,1%
Positif
mengandung
glukosa,
kisaran kadar
glukosa 0,1%
Positif

benedict
+ 2 ml glukosa 0,1%
Dihomogenkan
Dipanaskan
5

Tabung 5

ml

-larutan warna bening


-larutan warna biru
-larutan warna merah bata

larutan -larutan warna biru

benedict
+ 2 ml glukosa 2%
Dihomogenkan
Dipanaskan

-larutan warna bening


-larutan warna bening
-larutan warna merah

mengandung
glukosa,
kisaran kadar
glukosa 1%
Positif
mengandung
glukosa,
kisaran kadar
glukosa 2%

b) Analisis glukosa darah


Nama
Nur Afni R. Abdul

Jenis kelamin
perempuan

Umur
19 tahun

Kadar glukosa sewaktu


73 mg/dl

III.2 Pembahasan
Telah dilakukan analisis metabolisme karbohidrat dengan menguji
secara kualitatif glukosa urin menggunakan reaksi benedict dan
menghitung kadar glukosa darah menggunakan glucometer.
1. Analisis glukolisi surin
Jika senyawa glukosa terkandung dalam urin, hal ini sudah tidak
wajar lagi. Karena glukosa merupakan senyawa abnormal yang
terkandung dalam urin. Kondisi patologis yang terjadi jika urin
mengandung glukosa akan beresiko menderita penyakit DM.
Alasan digunakannya glukosa 0,1%, 1%, 2% , karena glukosa
tersebut digunakan sebagai pembanding apabila urin yang di uji
mengandung glukosa yang ditandai dengan perubahan warna urin
seperti warna larutan glukosa 0,1% yaitu warna hijau. Reaksi benedict
digunakan untuk memastikan gula pereduksi apa yang terkandung
dalam urin.
Telah dilakukan pengamatan pada urin normal dan urin DM
dimana keduanya mengandung glukosa dengan kisaran kadar glukosa
< 0,1%.
2. Analisis gluko sadarah
Kadar glukosa darah yang normal biasanya kurang dari 120-140
mg/dL. Pada 2 jam setelah minum/makan cairan yang mengandung
gula maupun karbohidrat lainnya. Sedangkan untuk pagi hari setelah
malam sebelumnya berpuasa 70-110 mg/dL.
Setelah dibandingkan dengan sampel, sampel mempunyai kadar
glukosa darah 73 mg/dL yang masih masuk dalam batas normal yaitu
70-110 mg/dL.

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
1. Analisis secara kualitatif glukosa urin, pada urin normal kisaran
kadar glukosa < 0,1% sedangkan pada urin DM kisaran kadar
glukosa juga < 0,1%.
2. Analisis secara kuantitatif glukosa darah sewaktu pada sampel
kadar glukosa darahnya 73 mg/dL.

IV.2 Saran
Sebaiknya

alat

dalam

laboratorium

dapat

dilengkapi

atau

diperbanyak seperti tabung reaksi dan untuk praktikan agar lebih fokus
dalam melakukan percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ishak, netty. 2013. Metabolism. Gorontalo


2. http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JOR.PEND.KESEJAHTERAAN.KELUAR
GA/196710051993022-AI_NURHAYATI/karbohidrat.pdf,

Nurhayati,

AI.

2010. KARBOHIDRATE
3. Repository.

Usu.

Ac.

Id/bitstream/123456789/1934/1/09E01867.pdf,

Anonim. 2010. Anonim. 2013. Ujiglukosa.


4. http://www.scientisthomein.com/pages/7/hasil-uji-glukosa-darah.html
Anonim.2013.UJI GLUKOSA.
5. http://www.scribd.com/doc/111001610/GlukosaDarah,safitri,Aratyara.2012.GlukosaDarah
6. http://digilib.unisum.ac.id/download.php?
id=9523,Anonim.2010.Metodepenelitian.Hal26

LAMPIRAN

A. Analisis glukosa urin

Dimasukkan 3 ml larutan
benedict

Dipanaskan

Ditabahkan 2 ml urin
normal, DM, glukosa 0.1%
1% 2%

Hasil setelah dipanaskan

B. Analasis glukosa darah

Pada saat dilakukan uji


glukosa darah dengan
glukometer

Hasil yang
didapat

Anda mungkin juga menyukai