Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Hepar pada manusia
terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi kuadran atas,
yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1200 1600 gram. Permukaan
atas terletak bersentuhan di bawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas
organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus
oleh peritoneum kecuali di daerah posterior-superior yang berdekatan dengan v.cava inferior
dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh
peritoneum disebut bare area.Terdapat refleksi peritoneum dari dinding abdomen anterior,
diafragma dan organ-organ abdomen ke hepar berupa ligamen.1,2
Macam-macam ligamennya:1
1. Ligamentum falciformis . Menghubungkan hepar ke dinding anterior abdomen dan
terletak di antara umbilicus dan diafragma.
2. Ligamentum teres hepatis. Merupakan bagian bawah ligamentum falciformis,
merupakan sisa-sisa peninggalan v.umbilicalis yg telah menetap.
3. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis. Merupakan bagian
dari omentum minus yg terbentang dari curvatura minor lambung dan duodenum
sebelah proksimal ke hepar. Di dalam ligamentum ini terdapat Aa.hepatica, v.porta
dan ductus choledocus communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk tepi
anterior dari Foramen Wislow.
4. Ligamentum Coronaria Anterior dextra dan sinistra dan Ligamentum coronaria
posterior dextra sinistra. Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke
hepar.
5. Ligamentum triangularis dextra sinistra. Merupakan fusi dari ligamentum coronaria
anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar.
Secara anatomis, organ hepar tereletak di hipochondrium kanan dan epigastrium, dan
melebar ke hipokondrium kiri. Hepar dikelilingi oleh cavum toraks dan bahkan pada orang
normal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada pembesaran hepar). Permukaan lobus
kanan dapat mencapai sela iga 4/ 5 tepat di bawah aerola mammae. Ligamentum falciformis
membagi hepar secara topografis bukan secara anatomis yaitu lobus kanan yang besar dan
lobus kiri.1
Hepar Mikroskopis
Hepar dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan
elastis yang disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar
mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons
yang terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana akan masuk
ke dalamnya sistem pembuluh kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut
berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian tubuh yang lain, oleh karena lapisan endotel yang
meliputinya terediri dari sel-sel fagosit yang disebut sel kupfer. Sel kupfer lebih permeabel
yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel makro dibandingkan kapiler-kapiler yang lain.
Lempengan sel-sel hepar tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid.
Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli Di tengahtengah lobuli terdapat vena sentralis yg merupakan cabang dari vena-vena hepatika (vena
yang menyalurkan darah keluar dari hepar). Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap
tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu traktus portalis yang
mengandung cabang-cabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris. Cabang dari vena porta dan
A.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak
percabangan Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara selsel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke
dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yang lebih besar , air keluar dari saluran
empedu menuju kandung empedu.3,4
Fungsi Hati
Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh. Perannya dalam sistem
pencernaan adalah sekresi empedu yang normalnya antara 600 dan 1000 ml/hari. Selain
menghasilkan empedu, hati juga melakukan berbagai fungsi yang tidak berkaitan dengan
pencernaan, yaitu sebagi berikut:5
1.
Fungsi hati sebagai metabolisme lemak. Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis
lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. Lalu asam lemak dipecah menjadi
beberapa komponen.
3. Fungsi hati sebagai metabolisme protein. Hati mensintesis banyak macam protein dari
asam amino. dengan proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak
dan asam amino.Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari
bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma
albumin dan - globulin dan organ utama bagi produksi urea.Urea merupakan end
product metabolisme protein. - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk
di limpa dan sumsum tulang globulin hanya dibentuk di dalam hati.albumin
mengandung 584 asam amino dengan BM 66.000.
4.
Mendetosifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormone serta obat dan senyawa
asing lain.
5.
6.
Hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaga serta vitamin larut lemak
(A,D,E, dan K), dan hati menyimpan toksin tertentu serta obat yang tidak dapat diuraikan dan
diekskresikan.
7.
8.
Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya makrofag residennya.
9.
Komposisi Empedu
Empedu pertama kali disekresikan oleh hati dan kemudian disimpan dalam kandung
empedu sampai diperlukan di dalam duodenum. Empedu adalah larutan berwarna kuning
kehijauan terdiri dari 97% air, pigmen empedu, dan garam-garam empedu. Pigmen empedu
terdiri dari biliverdin (hijau) dan bilirubin (kuning). Pigmen ini merupakan hasil penguraian
hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah terdisintegrasi. Pigmen utamanya adalah
bilirubin yang memberikan warna kuning pada urine dan feses. Zat yang paling banyak
disekresikan adalah garam empedu. Bilirubin, kolesterol, lesitin dan elektrolit yang biasa
terdapat di dalam plasma juga disekresikan dalam konsentrasi besar. Dalam proses pemekatan
di kandung empedu, air dan elektrolit dalam jumlah besar (kecuali ion kalsium) direarbsorpsi
oleh mukosa kandung empedu; pada dasarnya semua zat lain, terutama garam empedu dan
zat-zat lemak kolesterol dan lesitin, tidak direarbsorpsi dan karena itu menjadi sangat pekat
dalam empedu di kandung empedu. Setelah disekresi ke dalam usus, garam tersebut
direarbsorpsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan di daur ulang kembali. Peristiwa
ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.2,6
Fungsi garam empedu dalam usus halus yaitu:2
a. Emulsifikasi lemak. Garam empedu mengelmusi globulus lemak besar dalam usus
halus yang kemudian menghasilkan globulus lemak lebih kecil dan area permukaan
yang lebih luas untuk kerja enzim.
b. Absorpsi lemak. Garam empedu membantu absorpsi zat terlarut lemak dengan cara
memfasilitasi jalurnya menembus membrane sel.
5
c. Pengeluaran kolesterol dari tubuh. Garam empedu berikatan dengan kolesterol dan
lesitin untuk membentuk agregasi kecil disebut misel yang akan dibuang melalui
feses.
Empedu juga melakukan dua fungsi penting, yaitu :6
1. Empedu memainkan peranan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak. Bukan
karena enzim dalam empedu yang menyebabkan pencernaan lemak, tetapi karena
asam empedu di dalam empedu membantu mengelmusikan partikel-partikel lemak
yang besar dalam makanan menjadi banyak partikel kecil, permukaan partikel
tersebut dapat diserang oleh enzim lipase yang disekresikan dalam getah pancreas dan
asam empedu membantu absorpsi produk akhir lemak yang telah dicerna melalui
membrane mukosa intestinal.
2. Empedu bekerja sebagai suatu alat untuk mengeluarkan beberapa produk buangan
yang penting dari darah. Hal ini terutama meliputi bilirubin, suatu produk akhir dari
penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol.
dalam dalam sekresi pancreas (untuk menetralkan asam yang dikeluarkan dari lambung ke
duodenum).6
Empedu secara terus menerus disekresikan oleh hati dan dialihkan ke kandung
empedu di antara waktu makan. Lubang duktus biliaris ke dalam duodenum dijaga oleh
sfingter oddi, yang mencegah empedu masuk ke duodenum kecuali sewaktu pencernaan
makanan. Ketika sfingter ini tertutup, sebagian besar empedu yang disekresikan oleh hati
dialihkan balik ke dalam kandung empedu, suatu struktur kecil berbentuk kantung yang
terselip di bawah tetapi tidak langsung berhubungan dengan hati. Karena itu empedu tidak
diangkut langsung dari hati ke kandung empedu. Empedu kemudian disimpan dan dipekatkan
di kandung empedu di antara waktu makan. Setelah makan, empedu masuk ke duodenum
akibat efek kombinasi pengosongan kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh
hati. Jumlah empedu yang diskresikan perhari berkisar dari 250ml sampai 1 liter, tergantung
pada derajat perangsangan.5
Sekresi Empedu dapat Ditingkatkan oleh Mekanisme Kimiawi, Hormone, dan Saraf 5
1. Mekanisme kimiawi (garam empedu). Setiap bahan yang meningkatkan sekresi empedu
oleh hati disebut koleretik. Koleretik paling kuat adalah garam empedu. Diantara waktu
makan, empedu disimpan di kandung empedu., tetapi sewaktu makanempedu disalurkan
ke dalam duodenum oleh kontraksi kandung empedu. Setelah ikut serta dalam
pencernaan dan penyerapan lemak, garam empedu direarbsorpsi dan dikembalikan oleeh
sirkulasi enterohepatik ke hati, tempat za-zat ini bekerja sebagai koleretik poten untuk
merangsang sekresi empedu lebih lanjut. Karena itu, sewaktu makan ketika garam
empedu dibutuhkan dan sedang digunakan, sekresi empedu oleh hati meningkat.
2. Mekanisme hormone (sekretin). Selain meningkatkan sekresi NaHCO 3 cair oleh
pancreas, sekretin juga merangsang peningkatan sekresi empedu alkalis cair oleh duktus
biliaris tanpa disertai oleh peningkatan setara garam-garam empedu.
3. Mekanisme saraf (saraf vagus). Stimulasi vagus pada hati berperan kecil dalam sekresi
empedu selama fase sefalik pencernaan, yang mendorong peningkatan aliran empedu
hati bahkan sebelum makanan mencapai lambung atau usus.
Metabolisme Xenobiotik
Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani (Xenos) yang artinya asing. Jadi xenobiotik
merupakan senyawa yang asing bagi tubuh. Kelas kelas utama xenobiotik dari segi medis
adalah obat, karsinogen kimia, polychlorinated biphenyls (PCB) dan insektisida tertentu.
Xenobiotik umumnya tidak larut air, sehingga jika masuk tubuh tidak dapat diekskresi. Untuk
dapat diekskresi xenobiotik harus dimetabolisme menjadi zat yang larut, sehingga bisa
diekskresi. Organ yang paling berperan dalam metabolisme xenobiotik adalah hati, lalu
xenobiotik akan di ekskresi melalui urine dan empedu. Metabolisme xenobiotik dibagi
menjadi dua fase, yaitu :7,8
1. Hidroksilasi (merupakan reaksi yang utama). Enzim-enzim yang berperan adalah
monooksigenase atau sitokrom P450. Pada manusia, diperkirakan tedapat sekitar 60
gen sitokrom p450. Reaksi yang dikatalisis oleh monooksigenase (sitokrom P450)
adalah sebagai berikut:
RH + O2 + NADPH + H+
R OH + H2O + NADP
RH di atas mewakili beragam xenobiotik, termasuk obat, karsinogen, pestisida,
produk petroleum, dan polutan (misalnya campuran PCB). Selain itu senyawa
endogen misalnya steroid tertentu, eikosanoid, asam lemak, dan retinoid, juga
merupakan substrat. Substrat biasanya bersifat lipofilik dan diubah menjadi lebih
hidrofilik oleh hidroksilasi.
2. Fase konjugasi. Fase mereaksikan xenobiotik dengan zat kimia tertentu dalam tubuh
menjadi zat yang larut, sehingga mudah diekskresi baik lewat empedu maupun urine.
Zat dalam tubuh yang biasa dipergunakan untuk proses konjugasi adalah: asam
glukoronat, sulfat, acetat, glutation atau asam amino tertentu.
Glukuronidasi. Proses menkonjugasi xenobiotik dengan asam glukorunat,
dengan enzim glukuronil transferase. Xenobiotik yang mengalami glukorunidasi
adalah: asetilaminofluoren (karsinogenik), anilin, asam benzoat, meprobamat,
X mewakili suatu xenobiotik. Seperti reaksi asetilasi lain, asetil KoA (asetat
aktif) adalah donor asetil. Reaksi ini dikatalisis oleh asetil transferase yang
Enzim Hati
Contoh dari enzim hati adalah sitokrom P450. Enzim ini sangat penting karena sekitar
50% dari obat yang sering dikonsumsi manusia di metabolisme oleh berbagai isoform
sitokrom P450. Enzim-enzim ini juga bekerja pada berbagai karsinogen dan polutan. Enzimenzim sitokrom P450 yang utama dalam metabolisme obat adalah anggota famili CYP1,
CYP2, dan CYP3.7
Karena besarnya jumlah isoform yang telah ditemukan, tata nama sistematik untuk
isoform P450 dan gen-gennya sangatlah penting. Singkatan dasar CYP menandakan suatu
sitokrom P450. Singkatan ini diikuti oleh angka yang menunjukkan famili. Berbagai sitokrom
P450 dimasukkan ke dalam famili yang sama jika memeperlihatkan 40% atau lebih kesamaan
sekuens asam amino. Lalu angka ini diikuti oleh sebuah huruf besar yang menunjukkan
subfamili, jika terdapat dua anggota atau lebih. Berbagai sitokrom P450 dimasukkan dalam
subfamili yang sama jika sitokrom tersebut memperlihatkan kesamaan sekuens lebih dari
55%. Jadi CYP1A1 menandakan suatu sitokrom P450 yang merupakan anggota famili 1 dan
subfamili A serta merupakan anggota pertama dari subfamili tersebut. CYP3A adalah
sitokrom P450 terpenting dalam metabolisme obat karena jumlahnya yang banyak di hati dan
usus. Enzim ini dapat bekerja pada berbagai obat dari hampir semua kelas. Aktivitasnya juga
agak sulit diperkirakan karena dapat bervariasi hingga 400 kali lipat akibat inhibisi dan
induksi sehingga menimbulkan kesulitan dalam penentuan dosis obat.7
Beberapa sifat sitokrom P450 pada manusia yaitu:7
Berperan dalam fase 1 metabolisme berbagai xenobiotik, mungkin termasuk 50% obat
Katalisis yang sangat serba guna, mengkatalisis sekitar 60 jenis reaksi. Namun pada
dasarnya sistem ini mengkatalisis reaksi-reaksi yang melibatkan introduksi satu atom
metabolisme obat.
Sebagian memperlihatkan polimorfisme genetik yang dapat menimbulkan metabolisme
obat atipikal.
Banyak yang dapat diinduksi dan dihambat oleh berbagai obat atau produk
metaboliknya, yang merupakan penyebab interaksi obat.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa organ hati dan vesica fellea mempunyai
peranan penting di dalam sistem pencernaan tubuh. Badan yang semakin kurus, merasa
lemas, nafsu makan menurun, perut buncit, BAK seperti air teh disebabkan karena adanya
gangguan pada mekanisme dan fungsi hatinya.
Daftar Pustaka
1. Snell Richard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta:
EGC; 2006.
10
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Edisi pertama. Jakarta: EGC;
2013.h.291-2.
3. Junqueira L.C, Carneiro J. Histologi dasar. Edisi ke-10. Jakarta: EGC; 2007.
4. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun praktikum kumpulan foto mikroskopik
histologi. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Universitas Trisaksti; 2009.p.130-4.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 6. Jakarta. EGC, 2011.h. 669675.
6. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta. EGC; 2008.
h.843-5.
7. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi-27. Jakarta: EGC;
2009.h.653-7.
8. Kuchel P, Ralston G.B. Biokimia. Jakarta: Erlangga; 2006.
11