BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2) Perkembangan janin
Bayi cukup bulan, kulit licin, verniks kaseosa banyak, rambut kepala
tumbuh baik, organ-organ tubuh sudah terbentuk seluruhnya. Pada pria
testis sudah berada dalam skrotum, sedangkan pada wanita labia mayora
berkembang dengan baik.
dan akan mirip siapa. Bahkan mereka mungkin saja memilih sebuah nama untuk
bayinya (PUSDINAKES, 2003).
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka
dan tangan, serta tidak hilang setelah beristirahat dan disertai keluhan fisik
yang lain. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung dan
eklamsia.
e. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan
jiwa adalah yang menetap dan tidak hilang setelah istirahat.
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Jika bayi tidur, geraknya melemah, bayi harus segera bergerak paling sedikit
8 kali dalam periode 3 jam.
d. Sembelit
Penyebabnya :
f. Kaki Kram
Penyebabnya :
Belum dapat dipastikan / diketahui secara pasti, tetapi bisa disebabkan oleh
6fkurangnya konsumsi kalsium.
Cara mengatasinya :
1. Makan dan minum yang mengandung kalsium dan fosfor. Misalnya :
susu, ikan teri, tablet kalsium.
2. Jika ingin mendapat tambahan kalsium konsultasikan dengan bidan /
dokter.
3. Jika terjadi kram otot segera massase dengan balsem.
g. Susah tidur / insomnia
Penyebabnya :
1. Pola tidur berubah, sering bangun tengah malam karena ingin BAK
2. Panas dalam hidung tersumbat
3. Letih dan resah
4. Ketidaknyamanan karena kehamilan semakin membesar.
Cara mengatasinya :
1) Minum air hangat sebelum tidur
2) Mengadakan relaksasi
3) Jangan minum obat tdur
4) Atur posisi dengan miring kiri dilapisi bantal dibawah perut ibu.
h. Bengkak / Oedema
Penyebabnya :
Jika hanya kaki yang bengkak normal, karena terjadi gangguan pada
peredaran darah.
Cara mengatasinya :
1. Meninggikan kaki pada saat berbaring, tidak menyilangkan kaki pada
saat tidur, dan hindari berdiri lama.
2. Sebaiknya tidur dengan posisi miring
3. Memperhatikan keseimbangan tubuh saat beraktifitas
4. Berjalan untuk memperbaiki sirkulasi peredaran darah
i. Nyeri pada perut bagian bawah
Penyebabnya :
Karena adanya pembesaran rahim
Cara mengatasinya :
1. Dengan menekuk kaki
2. Menindih bantal / guling pada saat tidur (bantal diletakkan dibawah perut
ibu pada saat posisi dimiringkan kearah kiri)
j. Nyeri punggung atas dan bawah
Penyebabnya :
1. Pembesaran rahim
2. Perubahan postur tubuh
3. Ketegangan otot akibat ketegangan saraf
4. Penambahan ukuran payudara
5. Pengaruh hormonal pada sendi-sendi
10
Cara mengatasinya :
1) Gunakan body mekanik yang baik
2) Mengatur istirahat
3) Tidak menggunakan sepatu hak tinggi
4) Tidur dengan alas yang agak datar, misalnya : kasur busa
5) Gunakan stagen / korset
k. Napas Pendek
Penyebabnya :
1. Perubahan hormonal
2. Adanya penyempitan rongga diafragma karena pembesaran rahim dan hal
ini lazim terjadi pada ibu hamil.
Cara mengatasinya :
1) Mengadakan latihan pernafasan
2) Menjaga postur tubuh tetap tegak dan baik
l. Baal dan rasa nyeri di perut
Penyebabnya :
Gangguan sirkulasi peredaran darah dan penekanan pada saraf, biasanya pada
ibu hamil yang tidur terlentang.
Cara mengatasinya :
11
b. Kebersihan tubuh
12
Kebersihan harus lebih dijaga pada masa hamil, baju hendaknya longgar dan
mudah menyerap keringat, mandi dianjurkan paling sedikit 3 x sehari.
c. Pakaian hamil
Pakaian yang dianjurkan adalah pakaian yang longgar dan terbuat dari katun
sehingga dapat menyerap keringat, terutama pakaian dalam
d. Coitus
Pada umumnya coitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan
dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam
rongga panggul, koitus sebaiknya dikurangi dan sebaiknya menggunakan
kondom untuk kebersihan dan menghindarkan infeksi.
e. Kerja
Ibu hamil boleh bekerja, misalnya : memasak, menyapu dan sebagainya
(sesuai dengan kemampuan). Bagi pekerja kantor dapat bekerja sampai 2
minggu sebelum TPA (Tafsiran Persalinan Akhir). Bagi yang bekerja berat
dianjurkan untuk bekerja ringan saja karena pekerjaan berat dapat
menimbulkan partus preterm (prematur). Sebaiknya pada wanita hamil yang
bekerja harus lebih sering istirahat.
SOAP TEORI
(ANC)
13
Subjektif (S)
Merupakan data yang diperoleh dari hasil anamnesa ke klien maupun keluarga
klien. Terdiri dari :
Identitas klien & suami (nama, umur, agama, pekerjaan, pendidikan terakhir,
alamat)
Keluhan klien
HPHT
TP
Objektif (O)
Merupakan data yang diperoleh dengan melakukan pemeriksaan langsung ke
pasien.
1. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
TTV
Berat Badan
Tinggi Badan
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
a.Inspeksi
Wajah
: Pucat / tidak, odem / tidak.
Mata
: Konjungtiva anemis / tidak, sklera ikterus / tidak, palpebra odem
/ tidak.
Hidung
: PCH / tidak, terdapat polip / tidak, sekret berlebih / tidak.
Mulut
: Mukosa bibir lembab / kering, terdapat stomatitis / tidak,
terdapat tonsillitis / tidak.
Telinga
: Pendengaran baik / tidak, terdapat serumen berlebih / tidak,
terdapat purulen / tidak.
Dada
: Terdapat tarikan interkoste / tidak, terdapat luka / tidak.
Payudara : Simetris / tidak, puting menonjol / tidak, terdapat
hiperpigmentasi pada areola / tidak, terdapat pembesaran kelenjar
monsgomery / tidak, terdapat luka / tidak.
Abdomen : Pembesaran perut sesuai uk / tidak, terdapat luka bekas SC /
tidak, terdapat hiperpigmentasi linea alba / linea nigra, striae
livide / striae albican.
Genetalia : Terdapat tanda Chadwick / tidak, terdapat fluor albus berlebih /
tidak, terdapat kondiloma akuminata / tidak, terdapat kondiloma
lata / tidak, terdapat varises / tidak.
14
Anus
: Terdapat hemoroid / tidak.
Ekstremitas bawah
: Odem / tidak.
Ekstremitas atas
: Odem / tidak.
b.
Palpasi
Kepala
: Terdapat benjolan abnormal / tidak.
Mata
: Palpebra odem / tidak.
Leher
: Terdapat peembesaran vena jugolaris / tidak, terdapat
pembesaran kelenjar tyroid / tidak.
Payudara : Terdapat benjolan massa / tidak, konsistensi kenyal / tidak, sudah
keluar kolostrum / belum.
Abdomen :
Leopold I : Untuk mengetahui TFU,
Untuk menentukan bagian janin yang berada di fundus.
Untuk mengetahui TBJ.
Posisi pasien
: Terlentang dengan kaki ditekuk.
Posisi petugas
: Menghadap ke pasien.
Cara
: Mengetengahkan uterus dan
menelusuri sampai fundus.
Leopold II : Untuk mengetahui bagian janin yang berada di samping
kanan & kiri perut ibu.
Posisi pasien
: Terlentang dengan kaki ditekuk.
Posisi petugas
: Menghadap ke pasien.
Cara
: Tangan kiri petugas mendorong
perut kanan ibu ke arah kiri, tangan
kanan meraba bagian kiri perut ibu.
Tangan kanan petugas mendorong
perut kiri ibu ke arah kanan, tangan
kiri meraba bagian kanan perut ibu.
Variasi
:
o Ahfeld
: Tangan kiri sisi ulnar diletakkan di
pusat, ditekan ke arah punggung,
tangan kanan meraba bagian kanan
& kiri perut ibu.
o Boedin
: Tangan kiri berada di fundus,
menekan ke arah simphisis, tangan
kanan meraba bagian kanan & kiri
perut ibu.
15
:
:Tangan kanan berada di tepi atas
simphisis, tangan kiri berada di
fundus, menggoyangkan secara
bergantian.
Leopold IV : Untuk mengetahui seberapa jauh presentasi masuk ke
PAP.
Posisi Pasien
: Terlentang & kaki diluruskan.
Posisi Petugas
: Menghadap kaki pasien.
Cara
: Tangan kanan dan kiri berada di samping kanan dan kiri
tepi atas simphisis. Apabila tangan bertemu, berarti
seluruh presentasi belum masuk PAP, apabila
divergen menguncup, berarti 1/3 bagian presentasi
masuk PAP, apabila divergen sejajar, berarti 2/3
bagian presentasi masuk PAP, apabila divergen
meembuka berarti bagian presentasi masuk PAP.
Genetalia
: Terdapat pembesaran kelenjar skene / tidak,
terdapat pembesaran kelenjar bartholine / tidak.
Ekstremitas bawah
: Terdapat odem pada 1/3 pretibia / tidak, terdapat
odem pada os maleolus / tidak, terdapat odem pada
metatarsal / tidak.
Ekstremitas atas
: Terdapat odem pada metacarpal / tidak.
c. Auskultasi
Dada
DJJ
16
d. Perkusi
Tendon Achilles
(N : 80-90 cm)
Distansia Tuberum
: Jarak antara tuber ischiadica kanan & kiri.
(N : 10-11 cm / 1 kepalan tangan)
4. Pengukuran LILA
(N : 23,5 cm 27 cm)
Jika >27 cm kemungkinan obesitas, DM.
Jika <23,5 cm kemungkinan KEK.
5. Pengukuran BB
6. Pengukuran TB
17
18
2.
3.
( Manuaba, 1998 )
3. Tanda-tanda in-partu (Muchtar, 1998)
Menurut manuaba tanda-tanda inpartu sebagai berikut :
4. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
5. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekanrobekan kecil pada serviks.
6. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
7. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
19
Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan
3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.
20
Fase aktif
Kemajuan persalinan
i. His / kontraksi (frekuensi, lama, kekuatannya) setiap jam sekali
pada fase aktif
ii. Pemeriksaan vagina (pembukaan serviks, penipisan serviks,
penurunan bagian terendah, molding / molase) setiap 4 jam sekali.
Keadaan Ibu
i. Tanda-tanda vital (tekanan darah) setiap 4 jam sekali (nadi suhu,
pernafasan) setiap 30 menit.
ii. Kandung kemih
iii. Pemberian makanan / minuman
iv. Perubahan perilaku
Keadaan janin
i. Periksa DJJ setiap jam pada fase aktif
ii. Jika selaput ketuban pecah, periksa (warna cairan, kepekatan
jumlah cairan, molase)
21
2)
22
23
anterior
adalah
jika
sutura
sagitalis
mendekati
24
jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan atas,
sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.
Setelah kepala lahir, maka kepala anak mengadakan putaran paksi luar,
yaitu kepala anak memutar kembali kearah panggul anak untuk
menghilangkan torsi (melilit) pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam.
Setelah putaran paksi luar maka dilahirkan bahu depan terlebih dahulu
baru kemudian bahu belakang dilahirkan dengan bahu depan sebagai
hipomochlion, selanjutnya seluruh badan anak lahir (ekspulsi) searah
dengan jalan lahir
25
26
8. Asuhan yang diberikan kepada ibu bersalin kala III atau manajemen
aktif kala III.
1) Jepit dan gunting tali pusat
2) Memastikan tidak ada janin lagi dalam uterus
3) Memberikan oxytocin 10 unit IM
4) Melakukan peregangan tali pusat terkendali
5) Mengidentifikasi tanda-tanda pelepasan plasenta
6) Melahirkan plasenta dengan maneuver Brand Andrew
7) Kaji kelengkapan plasenta dan selaputnya, catat kelainan bila ada
8) Melakukan massase fundus
9) Mengajarkan ibu menilai kontraksi dan massase fundus.
10) Catat waktu akhir kala III
11) Ukur dan kaji jumlah perdarahan
12) Kaji luka jalan lahir dan lakukan penjahitan
13) Lihat kondisi bayi, catat kondisi ibu, lihat bahwa ibu mampu buang air
kecil dan nyaman.
14) Catat semua data dengan akurat tentang ibu dan bayi
27
28
29
30
3.
2.1.1.1 Uterus
Tingi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi, secara berangsurangsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum
hamil, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1
Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Involusi
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
Pertengahan symphisis-pusat
2 minggu
6 minggu
Bertambah kecil
8 minggu
Sebesar normal
31
2.1.1.6 Serviks
32
Tujuannya :
33
c.
d.
34
SOAP TEORI
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS
Tanggal pengkajian
jam:
35
Tempat
I. DATA SUBJEKTIF
S (subjektif) adalah data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan pasien atau
dengan seseorang yang mengetahui seluk beluk keadaan pasien selama ini.
a. Anamnesa
Nama
Umur
Agama
Suku/bangsa
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
dimana menjaga bila ada kemungkinan nama klien sama. Selain itu alamat
juga diperlukan untuk mengadakan kunjungan pada klien.
b. Keluhan utama
Adalah keluhan yang dirasakan oleh klien saat ini atau yang menyebabkan klien
datang memeriksakan diri.
36
c. Riwayat Menstruasi
Perlu diketahui menarche, siklus haid teratur/ tidak, banyak darah yang keluar
saat haid, warna dan bau darah haid, serta disminorhea/tidak.
d. Riwayat Kehamilan
Perlu diketahui pola kontrol ibu selama hamil, apa saja yang sudah ibu dapatkan
selama hamil (obat dan imunisasi) serta apa saja yang dirasakan ibu selama hamil.
e. Riwayat persalinan
Untuk mengetahui tanggal dan jam persalinan, sejak kapan ibu kenceng-kenceng,
mengetahui hasil pemeriksaan dalam. Lalu untuk mengetahui bayi yang dilahirkan ibu
(tanggal dan jam lahir bayi, jenis kelamin, lahir spontan/tidak, BB, PB)
f. Riwayat Nifas
Perlu diketahui tanggal dan jam persalinan, apa yang dirasakan ibu setelah persalinan
dan apakah ASI sudah keluar/belum.
g. Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui apakah klien menderita penyakit menular, menurun dan
menahun.
h. Riwayat kesehatan lalu
mengetahui apakah klien menderita penyakit menular, menurun dan menahun.
i. Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui pola keseharian ibu saat hamil dan saat nifas.
-
Nutrisi
Eliminasi
harinya
37
Aktivitas
setiap harinya
-
Istirahat
setiap harinya.
-
Personal Hygine
Keadaan umum
keseluruhan.
TTV
Inspeksi
38
Kepala
Muka
Mata
tidak.
Hidung
Dada
Payudara
Abdomen
Genetalia
Anus
Eks. Atas
Eks. Bawah
Palpasi
Ketiak
Mata
: palpebra oedem/tidak.
Leher
39
Abdomen
Genetalia
Eks.atas
: oedem/tidak
Eks.bawah
Auskultasi
Dada
Implementasi
langsung.
Evaluasi
40
Bayi baru lahir (BBL) adalah organisme yang baru mengalami proses kelahiran
dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin. (Ilmu Kesehatan Anak, 1985)
41
Rangsangan taktil
Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi
yang sehat, hal ini biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernapasan
spontan.
2.
3.
42
Pemerian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Jika mungkin
anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusui bayinya segera
setelah tali pusat di potong.
4.
5.
Pemberian Vitamin K
Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral
1 mg/hari selama tiga hari untuk mencegah terjadinya perdarahan karena
defisiensi vitamin K.
6.
Pencegahan infeksi
Saat melakukan penanganan bayi baru lahir, pastikan untuk melakukan
tindakan pencegahan infeksi berikut ini :
1) Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak
dengan bayi.
43
2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum di
mandikan.
3) Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem, gunting dan benang tali
pusat telah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola
karet penghisap, pakai yang bersih dan baru dan jangan digunakan untuk
lebih dari satu bayi.
4) Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.
5) Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, dan benda-benda
lain yang bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih.
44
Hepatitis B (VHB)
Pemberian imunisasi hepatitis B (VHB) dilakukan sebanyak 3 kali. Waktu
pemberian imunisasi hepatitis B yang pertama diberikan segera setelah lahir
atau dari usia 0-7 hari, sedangkan pemberian imunisasi hepatitis B yang
kedua pada usia 1-2 bulan dan pemberian dosis yang diberikan 0,5 ml.
2.
3.
Poliomielititis (VPO)
Pemberian poliomielititis ini dilakukan sebanyak 4 kali waktu pemberian
dapat dimulai setelah lahir atau dari usia 0 sampai 1 tahun dan jarak
pemberian minimal 4 minggu dan setiap pemberian diberikan sebanyak 2
tetes
A. Definisi Kontrasepsi
45
46
47
3.
4.
5.
6.
7.
8.
48