PANCASILA SEBAGAI
LANDASAN
PENGEMBANGAN ILMU
(Penyusun: Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA)
A.
Pilar-pilar
penyangga
bagi
eksistensi
ilmu
pengetahuan
Melalui teori relativitas Einstein paradigm kebenaran
ilmu sekarang sudah berubah dari paradigm lama yang
dibangun
oleh
fisika
Newton
yang
ingin
selalu
didasarkan
metodologis,
pada
sistematis,
perkembangannya
mekanisme
kerangka
ilmu
keterbukaan
objektif,
logis
dan
tidak
mungkin
rasional,
empiris.
terhadap
Dalam
lepas
koreksi.
dari
Itulah
melalui
eksperimen,
mengenai
baik
epistemologis,
maupun
kajian,
penelitian
aspek
ontologis.
ontologis
Karena
setiap
maupun
berdasarkan
sistem
nilai
pilar
tersebut
dinamakan
pilar-pilar
filosofis
integratif
mempersyaratkan.
serta
Pengembangan
prerequisite/saling
ilmu
selalu
menyangkut
problematika
teentang
sumber
atau
pengembangan
ilmu.
aksiologis
dapat
memberikan
dasar
Pengalaman
dan
arah
Rasional:
dipahami
Menggunakan akal
dan
diterima
oleh
orang
lain.
Mencoba
Logis:
Berfikir
dengan
menggunakan
azas
Sistematis:
Setiap
cara
berfikir
dan
bertindak
Keserbamajemukan
ilmu
pengetahuan
dan
persoalannya
Salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi manusia
dewasa ini adalah keserbamajemukan ilmu itu sendiri.
Ilmu pengetahuan tidak lagi satu, kita tidak bisa
mengatakan inilah satu-satunya ilmu pengetahuan yang
dapat mengatasi problem manusia dewasa ini. Berbeda
dengan ilmu pengetahuan masa lalu lebih menunjukkan
keekaannya daripada kebhinekaannya. Seperti pada
awal perkembangan ilmu pengetahuan berada dalam
kesatuan filsafat.
Proses perkembangan ini menarik perhatian karena
justru
bertentangan
dengan
inspirasi
tempat
mau
maju
dan
berkembang
harus
tetapi
seorang
sarjana
biokimia
perlu
tidak
diingkari
antara
keduanya
masih
menguasai
dan
memahami
semua
ilmu
ilmu
spesialis
merasa
terasing
dari
membawa
bekerjasama
dan
dampak
ilmuwan
menghargai
ilmu
tidak
lain.
mau
Seorang
mengenai
ilmu
pengetahuan
tidak
sangat
oleh
ilmu
ilmunya
yang
spesialis
sempit.
kurang
Dalam
memberikan
akan
mengurangi
kekhususan
tiap-tiap
ilmu
ilmu
dalam
satu
peta
ilmu
pengetahuan
manusia.
Keharusan kerjasama ilmu sesuai dengan sifat social
manusia dan segala kegiatannya. Kerjasama seperti itu
akan
membuat
para
ilmuwan
memiliki
cakrawala
Banyak
segi
akan
dipikirkan
sebelum
Dimensi
moral
dalam
pengembangan
dan
kaitan
antara
moral
atau
etika
dengan
ilmu
maka
pertanyaan
yang
muncul
adalah
Permasalahan
pengembangan
ilmu
perkembangan
ilmu
pengetahuan
benar-benar
merupakan
sarana
pembebasan
pendapat
dikembangkan
bahwa
atas
ilmu
dasar
pengetahuan
patokan-patokan
harus
ilmu
genetis,
problem
mati
hidupnya
seseorang,
ilmu
Kompleksitas
pengembangan
ilmu
dan
permasalahan
teknologi
dalam
kini
menjadi
teknologi
dan
akibatakibatnyabagi
manusia.
Behaviour
control
merupakan
kemampuan
memperbudak
orang
yang
dikendalikan,
adalah
ciri
eksistensial
manusia,
ciri
kodrat
sebab
manusia
di
sana
dari
eksistensinya
manusia
tidak
sebagai
mengalami
pengembangan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
Ada empat hal pokok agar ilmu pengetahuan dan
teknologi dikembangkan secara konkrit, unsur-unsur
mana yang tidak boleh dilanggar dalam pengembangan
dan
teknologi
berarti
bersedia
sumber-sumber
alam
dan
Akibatnya
manusia
dinilai
bukan
sebagai
memberi
manfaat
mensejahterakan
dan
memartabatkan manusia.
Dalam
mempertimbangkan
sebuah
strategi
secara
Pengertian
Pancasila
suatu
dasar
sumber
nilai
menggambarkan
orientasi
dan
arah
nilai
mengandung
dimensi
ontologis,
pengetahuan
sebagai
upaya
manusia
untuk
Strategi
Pengembangan
IPTEK
Pancasila
dan
mengendalikan
dikembalikan
pada
ilmu
fungsinya
pengetahuan.
semula,
yaitu
Ilmu
untuk
tidak
Solidaritas
mengabaikan
sistem
dan
sub-sistem.
Sila
kerakyatan
kebijaksanaan
mengimbangi
teknologi
dalam
dipimpin
oleh
hikmah
permusyawaratan/perwakilan,
otodinamika
berevolusi
Eksperimentasi
yang
ilmu
sendiri
penerapan
dan
pengetahuan
dengan
dan
leluasa.
penyebaran
ilmu
secara
perwakilan,
sejak
dari
kebijakan,
penelitian
ketiga
keadilan
Aristoteles:
keadilan
individu
dan
kepentingan
individu
tidak
masyarakat,
boleh
karena
terinjak
oleh
atau
kemandirian
ilmu
hanyalah
akan
kaidah
ilmu
sendiri,
khususnya
mencakup
mutlak
bagi
kehidupan
manusia
yang
berbudaya.