Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH MESIN KONVERSI ENERGI II

Untuk memenuhi tugas dari Bapak Djoko Kustono

Oleh:
Arnoldus Sabon Ambong
Kanafi Setiawan
Virly Vebrian Rozabiyadi

KATA PENGANTAR
1

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mesin
konversi energi ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima
kasih kepada segenap pihak karena telah banyak membantu sehingga
makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya. Makalah mesin
konversi energi ini disusun berdasarkan apa yang penulis dapatkan dari
pembelajaran mesin konversi energi serta dari berbagai referensi yang
penulis dapatkan. Dengan tersusunnya makalah ini, penulis berharap agar
kiranya ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber penambah ilmu,
wawasan, dan pengetahuan. Disamping itu penulis mengharapkan bahwa
makalah ini tidak hanya sebagai pelengkap tugas saja melainkan dapat
disebut sebagai hasil karya yang setidaknya, dipelihara dan digunakan
sebagaimana

mestinya.

Akhirnya

penulis

sadar

bahwa

makalah

ini

belumlah sempurna, oleh karena itu demi kesempurnaan makalah yang


akan

dibuat

berikutnya,

penulis

sangat

mengharapkan

saran

serta

dukungan maupun kritik yang sifatnya membangun dari para pembaca


sehingga dengansemua itu kesempurnaan makalah ini dapat tercapai.

DAFTAR ISI
Pengertian Turbin Gas.....................................................................................................1
Sejarah Turbin Gas..........................................................................................................3
Komponen Turbin Gas....................................................................................................5
Variabel-variabel Kinerja Turbin Gas...........................................................................12
Prinsip Kerja Turbin Gas...............................................................................................14
Proses Pembakaran........................................................................................................18
Klasifikasi Turbin Gas...................................................................................................20
Siklus Turbin Gas..........................................................................................................22
Efisiensi Turbin Gas......................................................................................................29
Bahan Bakar, Pelumasan, Pendinginan.........................................................................31

TURBIN GAS

A. Pengertian Dan Sejarah Turbin Gas


3

1. Pengertian Turbin Gas


Turbin adalah salah satu mesin termal, di mana energi panas (heat energy) yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar (umumnya cair atau gas) ditransformasikan ke
roda turbin (rotor) yang menghasilkan putaran dan kerja (mekanikal). Terminologi lain
bahwa Turbin Gas adalah peralatan yang mengkonversi termal menjadi energi mekanis
dalam bentuk kerja putaran poros. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari
tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas.

Penggunaan Turbin Gas dibagi menjadi dua, yaitu :


1. Pada bidang Aviasi (penerbangan)
Digunakan sebagai mesin yang menghasilkan daya dorong pada pesawat
terbang ( Aeroderivatif). Turbin gas dinilai sangat cocok sebagai motor propulsi
pesawat terbang karena memiliki bobot yang ringan dimensi yang ringkas,sehingga
tidak memerlukan banyak ruangan, serta mampu menghasilkan daya yang besar. hal ini
menjadi penting karena adanya kecenderungan terbang pada kecepatan tinggi serta
jarak jelajah yang panjang dan muatan yang bertambah berat.

Gambar 4. Aplikasi Turbin Gas Pada Pesawat Terbang

2. Pada bidang Industri


Turbin gas digunakan untuk menggerakkan bermacam-macam peralatan, seperti
pompa, generator listrik, dan kompresor.

Gambar 5. Turbin gas Untuk Industri (Pembangkit Listrik)

1. Sejarah Turbin Gas


Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida
kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa
putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin
yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator
atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator
listrik, pompa, kompresor atau yang lainnya). Turbin gas merupakan salah satu
komponen dari suatu sistem turbin gas. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri
dari tiga komponen yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas. Menurut Dr. J. T.
Retaliatta, sistim turbin gas ternyata sudah diken al pada jaman Hero of Alexanderia.
Disain pertama turbin gas dibuat oleh John Barber seorang Inggris pada tahun 1791.
Sistem tersebut bekerja dengan gas hasil pembakaran batu bara, kayu atau minyak,
kompresorn ya digerakkan oleh turbin dengan perantaraan rantai roda gigi. Pada tahun
1872, Dr. F. Stolze merancang sistem turbin gas yang menggunakan kompresor aksial
bertingkat ganda yang digerakkan langsung oleh turbin reaksi tingkat ganda. Tahun
1908, sesuai dengan konsepsi H. Holzworth, dibuat suatu sistem turbin gas yang
mencoba menggunakan proses pembakaran pada volume konstan. Tetapi usah a
tersebut dihentikan karena terbentur pada masalah konstruksi ruan g bakar dan tekanan
gas pembakaran yang berubah sesuai beban. Tahun 1904, Societe des Turbomoteurs
di Paris membuat suatu sistem turbin gas yang instruksinya berdasarkan disain Armen
gaud dan Lemate yang menggunakan bahan bakar cair. Temperatur gas pembakaran
yang masuk sekitar 450 C dengan tekanan 45 atm dan kompresornya langsung
digerakkan oleh turbin. Selanjutnya, perkemban gan sistem turbin gas berjalan lambat
hingga pada tahun 1935 sistem turbin gas mengalami perkembangan yang pesat dimana
diperoleh efisiensi sebesar lebih kurang 15 %. Pesawat pancar gas yang pertama
diselesaikan oleh British
Thomson Houston Co pada tahun 1937 sesuai dengan konsepsi Frank Whittle
(tahun 1930). Saat ini sistem turbin gas telah banyak diterapkan untuk berbagai
keperluan seperti mesin penggerak generator listrik, mesin industri, pesawat terbang
dan lainnya. Sistem turbin gas dapat dipasang dengan cepat dan biaya investasi yang
relatif rendah jika dibandingkan dengan instalasi turbin uap dan motor diesel untuk
pusat tenaga listrik.
6

2. Kelebihan turbin gas


Efisien
Rasio kompresi tinggi ( 20:1 )
Simple
Relatif ringan bobotnya.
3. Kekurangan Turbin Gas
Desain kompleks
Mahal

3. Komponen Turbin Gas


1. Komponen-komponenUtama padaTurbingas

Ada 3 komponen utama yang menunjang kerja Turbin Gas, yaitu:


1. Kompresoraksial

Yang dimaksud aliran axial adalah bahwa jalan aliran udara arahnya paralel atau
memanjang searah dengan shaft dari rotor .Kompresor aksial terdiri dari beberapa
tingkat (dapatmencapai30tingkat), masing-masing tingkat terdiri dari satu baris sudu
gerak pada rotor, dan satu baris sudu tetap pada stator untuk memperoleh efisiensi yang
tinggi diperlukan rasio kompresi yang tinggi. Namun, karena dalam satut ingkathanya
dapat memberikan kenaikan tekanan yang kecil, maka kenaikan tekanan yang
diperoleh dalam satubaris sudu tidak besar. Dengan demikian untuk memperoleh
effisiensi yang tinggi diperlukan beberapa tingkat kompresor aksial dalam seri.
Komponen utama sebuah kompresor aksial adalah rotor dengan sudu sudu gerak dan
stator dengan sudusudu tetap. Penampang suduber bentuk airfoil. Biasanya sudu
dipasangkan longgar pada rotor untuk memberi ruang pemuaian saat sudah panas
ketika beroperasi [2 &3].
2. Ruang bakar

Ruang bakar sangat menentukan mutu gas pembakaran,bukan hanya dari segi
energi yang disediakan tetapi juga emisi gas buangnya.Untuk menjamin hal tersebut
maka ruang bakar turbin gas harus memenuhi syarat-syarat berikut ini:
1. Efisiensi pembakaran yang tinggi, bahan bakar harus terbakar sempurna sehingga
semua energi kimia dapat dikonversi menjadi energi panas.
2. Distribusi temperatur keluar ruang bakar yang sama.
3. Emisi polutan (CO, NoX, SoX) dan asap yang rendah
4. Harga yang murah dan mudah perawatannya. Maka konstruksi harus sederhana
serta dibuat dari material yang tidak mahal.
5. Tahan lama. Konstruksi dan material yang baik serta pendinginan yang baik.

Ada beberapa jenis ruang bakar :


1. Tubular

Konstruksi yang tegar dan kuat

Aliran bahan bakar dan aliran udara mudah dipadukan.

Berat total material ringan

Mudah pemeriksaan dan penggantian.

Volume dan penampang frontal besar

Gambar 6.melintang titik nyala pada ruang bakar tubular

Gambar 7. Potongan gambar ruang bakar tubular


2. Anular

Penampang frontal minimum

Penyalaan lebih mudah

Relatif tidak banyak membentuk asap

Pendinginan dan pembersihannya lebih mudah

Gambar8. Gambar melintang pada ruang bakar anular[3]

Gambar9.Potongan gambar ruang bakar anular[1]


3. Tubo-anular atau kanular
Pola aliran bahan bakar dan aliran udara mudah disesuaikan

Gambar10.Gambar melintang titik nyala pada ruang bakar tubo anular atau
10

kanular

Gambar11.Potongan gambar ruang bakar tuboanular atau kanular


Ruang bakar terdiri dari tabung luar dan tabung dalam, tabung luar merupakan
bungkus dan sekaligus struktur penyangga ruang bakar. Sedangkan tabung dalam
membentuk atau membatasi ruang dimana proses pembakaran itu berlangsung.
Didalam tabung dalam terdapat penyemprot bahan bakar dan penyala, dan pemegang
nyala (flameholder) yang berfungsi memperlambat aliran, membentuk vorteks atau
turbulensi, sehingga api pembakaran terbakar sempurna dantetap
ditempat.Hanyasekitar2030%udarayang digunakan untuk pembakaran pada beban
penuh (fullload). Sedangkan sisanya akibat panas dari api pembakaran akan
mengembang atau berekspansi melalui sudu-sudu turbin. Udara yang digunakan untuk
pembakaran itulah yang disebut PrimaryAir dan jumlahnya diatur oleh banyak dan
besarnya lubang-lubang combustor, tempatur dara tersebut masuk kedaerah
pembakaran.
Sebelum digunakan untuk proses pembakaran, sebagian dari primary air
diarahkan melalui lubang-lubang disekeliling combuster untuk membentuk selubung
(layers) udara yang berfungsi untuk melindungi dinding kombustor dari sentuhan api.
Disebelah bawah kombustor, dimasukkan aliran udara yang disebut SecondaryAir.
Aliran udara ini bercampur dengan gas panas hasil pembakaran (primary air), untuk
mencegah masuknya aliran yang sangat panas ke dalam turbin. Udara sekunder
(cooling air) tersebut juga berfungsi mendinginkan ruang bakar, nozzle blade, dan
turbine disc.
Tanpa adanya aliran udara tersebut maka ruang bakar akan menjadi bola api
yang besar yang bertemperatur kira-kira 3500 derajat Fahrenheit (1927deg.C). Letak
penyala pada kombuster ditetapkan berdasarkan pengalaman dan pengujian, yaitu
11

ditempat dimana campuran bahan bakarudara paling mudah terbakar tetapi juga
dilindungi dari api yang panas. Hal tersebut disebabkan karena fungsi penyala adalah
menyalakan campuran bahan bakarudara sampai terjadi pembakaran yang tetap atau
stabil, setelah itu tidak bekerja atau dimatikan [2 &3].
3. TurbinAksial
Bagian turbin merubah panas dari pembakaran diruang bakar menjadi tenaga putar
mekanis. Sama seperti kompresor, bagian turbin juga terdiri dari beberapa deret sudusudu yang berputar dan tidak berputar. Sudu-sudu yang berputar tersebut disebut
rotorblade dan sudu-sudu yangtidak berputar pada turbin disebut nozzle. Karena proses
aliran gas didalam turbin adalah ekspansi, sudu turbin dapat dibuat dengan sudut belok
lebih besar dari pada sudu kompresor. Hal tersebut memungkinkan konversi energi
pertingkat yang lebih besar pula. Maka tidak mengherankan jika satu tingkat turbin
dapat menghasilkan daya untuk menggerakkan 12 atau lebih tingkat kompresor dengan
effisiensi yang cukup tinggi.Perlukiranya disebutkan disini bahwa pada unit daya
tinggi, turbin dibuat dengan beberapa tingkat karena keterbatasan kemampuan satu
tingkat turbin untuk menyerap semua energi gas yang tersedia itu sekaligus secara
efisien [2 &3].
2. KomponenPendukungTurbingas

Variable Inlet GuideVane (VIGV)


Terletak pada 1atau 2 tingkat sudu stator pertama kompresor. Berfungsi mengatur
aliran massa udara supaya bisa menyesuaikan dengan keadaan pada saat start,
akselerasi , dan deselerasi kompresor[4 &5].

12

Gambar12 Potongan gambar VIGV[4]


Bleed Valve
Terletak dikompresor dan sebelum diatas rumah ruang pembakardan mempunyai
saluran untuk membuang aliran udara kompresor dengan tidak melewati ruang bakar
dan bagian turbin. Berfungsi untuk mengurangi tekanan balik atau back pressure pada
kompresor dan juga mengurangi beban yang diterima turbin. Sekitar 10-15% dari
jumlah aliran udara pada saat itu dibuang [4 &5].

Gambar13.Potongan gambar Bleed valve


Pada saat pembakaran, temperatur dalam ruang bakar akan meningkat dengan
cepat. Kenaikan temperatur ini menyebabkan volume dan kecepatan aliran tersebut
bertambah besar, tapi tekanannya tetap. Dari proses pembakaran, gas mengalami
proses ekspansi yang kemudian diarahkan oleh nozzle untuk mendorong sudu-sudu
rotor turbin sehingga turbin akan berputar.
Turbin pada RRAVON adalah kombinasi dari cara impuls dan reaksi.
Pergerakan pertama dari rotor adalah dengan cara impuls, yaitu gas membentur dan
mendorong sudu rotor untuk mulai berputar, tetapi gas yang berekspansi setelah
melewati sudu akan bertambah kecepatannya sehingga menghasilkan proses reaction
yang menyebabkan perputaran secara terus-menerus. Gas yang berekspansi tersebut
kemudian memutar rotor turbin, sehingga energinya berkurang menyebabkan turunnya
tekanan dan temperatur gas tersebut setelah berekspansi.
Pada RRAVON, terdapat 3 tingkat (stage) sudu pada turbin, dimana terpasang
dalam 2 bagian shaft yang berbeda pada RRAVON 2 stage GG dan1 stage power
turbin terhubung secara split shaft. Dua tingkat sudu pertama untuk gas producer
generator dan satu tingkat terakhir untuk power turbin. Sekitar 2/3 dari jumlah tenaga
dihasilkan oleh gas producer rotor. Gas producer generator adalah stage pada turbin
13

yang tenaganya digunakan untuk memutar engine kompresor dan perlengkapannya.


Misalnya compressor package, generator, pompa dan lain-lain. Dan 1/3 jumlah tenaga
sisanya pada turbin dihasilkan oleh power turbin rotor yang terletak pada turbin tingkat
3 digunakan untuk menggerakkan peralatan yang diinginkan seperti gas kompresor, dll.
Gas sisa ekspansi tersebut dikeluarkan melalui exhaust ke atmosfir [4].

Difuser
Difuser adalah alat atau saluran yang berfungsi menaikkan tekanan fluida

dengan jalan menurunkan kecepatannya. Atau, difuser adalah alat yang mengubah
energi kinetik menjadi tekanan. Difuser tidak menghasilkan atau memerlukan kerja
mekanik.

VELOCITY= DEREASING PRESSURE= INCREASING TEMPERATURE=


INCREASING
Gambar 14. Skema aliran udara dari kompresor ke ruang bakar [2]
Fungsi diffuser disini adalah untuk memperlambat kecepatan (velocity) udara.
Sehingga udara bercampur dengan bahan bakar dengan sempurna.
Nozel
Nozel adalah alat atau saluran yang berfungsi menaikkan kecepatan fluida dengan jalan
menurunkan tekanannya. Atau, nozel adalah alat untuk mengekspansikan fluida
sehingga kecepatannya bertambah besar. Sepertidifuser, nozzel tidak menghasilkan
atau memerlukan kerja mekanik ; maka untuk nozzel W=0[3, 4,&5].

14

Variabel-variabel Kinerja Turbin Gas [6, 7,&8]

Po : Barometric Pressure, yaitu tekanan udara luar atau tekanan atmosfer diukur

sebelum masuk intake.

P1 : GG bellmouth pressure,yaitu tekanan udara pada bell mouth atau tekanan

udara yang diukur pada intake kompresor.

Pi : Gas generator intake depression,yaitu besarnya penurunan tekanan yang

masuk gas generator (turbin stage 1 &2) atau penurunan tekanan setelah keluar
ruangbakar.

T1 :Intake temperature, yaitu temperature udara masuk kompresor.

T2 : Compressor delivery temperatur, yaitu temprature udara keluar kompresor,

diukur pada kompresor stage ke 17.

T4 : Exhaust gas temperature, yaitu temperature gasyang keluar dari gas

generator (turbin stage ke 2) atau temperatur gas sebelum masuk power turbin.

T5 : Exhaust conetemperature, yaitu temperature gas yang keluar dari power

turbin (turbin stage ke 3).

CDP

: Compressor discharge pressure (P2), yaitu tekanan udara yang keluar

dari kompresor atau tekanan udara sebelum masuk ruang bakar (kompresor stage ke
17).

P4 : Exhaust gas generator pressure, yaitu tekanan gas yang keluar dari gas

generator (turbin stage ke 2) atau tekanan gas sebelum masuk power turbin.

P5 : Exhaust conepressure, yaitu tekanan gas yang keluar dari power turbin

(turbin stage ke 3).

N1 : Compressor speed, yaitu besarnya putaran kompresor.

VIGV : Variable inletguide vane angle,yaitu besarnya sudut bukaan pada

kompresor stageke1,yang berfungsi untuk mengatur besarnya udara yang masuk ke


kompresor.

Effisiensi kompresor, yaitu besar keefektifan energi pada kompresor.

Effisiensi Thermal, yaitu besarnya keefektifan energi panas pada suatu ruang

bakar turbin gas.

15

Gambar15. Potongan gambar rotor kompresor [4 &5]

Gambar16. Potongan gambar rotor turbin [4 &5]

Gambar17. Potongan gambar bell mouth kompresor [4 &5]

16

4. Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas


1. Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas (Gas-Turbine Engine)
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor
berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur
udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di
dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara
bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan
tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan
temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel
yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang
dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan
memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas
tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).

Gambar turbin gas pesawat terbang


Turbin gas yang dipakai industri dapat dilihat pada gambar 18, cara kerjanya
sama dengan turbin gas pesawat terbang. Motor starter dinyalakan untuk memutar
kompresor, udara segar terhisap masuk dan dimampatkan. Kemudian, udara mampat
dengan temperatur dan tekanan yang cukup tinggi (2000C, 6bar) mengalir masuk ruang
bakar, bercampur dengan bahan bakar. Campuran udara mampat bahan-bakar
kemudian dinyalakan dan terjadi proses pembakaran, temperatur gas pembakaran naik
drastis. Gas pembakaran dengan temperatur tinggi (6bar, 7500C) berekspansi pada
turbin, sehingga terjadi perubahan energi, dari energi panas menjadi energi putaran
poros turbin. Gas pembakaran setelah berekspansi diturbin, lalu keluar sebagai gas
17

bekas. Selanjutnya, turbingas bekerja dengan putaran poros turbin, yaitu sebagai
sumber tenaga penggerak kompresor dan generator listrik.

Gambar 19. Turbin gas untuk industri (pembangkit listrik)


Persamaan turbin gasdengan motor bakar adalah pada proses pembakarannya
yang terjadi di dalam mesin itu sendiri, disamping itu proses kerjanya adalah sama
yaitu hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan buang. Perbedaannya adalah terlatak
pada kontruksinya, motor bakar kebanyakan bekerja gerak bolak balik (reciprocating)
sedangkan turbin gas adalah mesin rotasi, proses kerja motor bakar bertahap
(intermiten), untuk turbin gas adalah kontinyu dan gas buang pada motor bakar tidak
pernah dipakai untuk gaya dorong.

18

Gambar 20. Mesin pembakaran dalam (turbin gas dan motor bakar)
Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses yaitu hisap
kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung bersamaan. Pada motor bakar
yang prosesnya bertahap yaitu yang dinamakan langkah, langkah hisap,kompresi,
pembakaran,ekspansidan langkah buang, antara langkah satu dan lainnya saling
bergantung dan bekerja bergantian. Pada proses ekspansi turbin gas, terjadi perubahan
energi dari energi panas menjadi energi mekanik putaran poros turbin, sedangkan pada
motor bakar pada langkah ekspansi terjadi perubahan dari energi panas menjadi energi
mekanik gerak bolak-balik torak. Dengan kondisi tersebut, turbin gas bekerja lebih
halus tidak banyak getaran.

19

Gambar 21. Perbandingan turbin gas dan mesin diesel


Turbin gas banyak digunakan untuk mesin propulsi atau jet, mesin automotiv,
tenaga pembangkit listrik [gambar20], atau penggerak peralatan-peralatan industri
seperti penggerak kompresor atau pompa. Daya yang dihasil kan turbin gas mulai dari
250000 HP untuk pembangkit listrik sampai 5HP pada turbo charger pada mesin
motor.
Keunggulan dari turbin gas adalah mesinnya yang ringan dan ukuran yang kecil
bisa menghasilkan daya yang besar. Sebagai contoh pada gambar 2 0 adalah turbin gas
yang biasa dipakai untuk penggerak generator listrik kecil. Generator ini banyak
dipakai untuk mengantisipasi beban puncak jaringan, sehingga fungsinya bisa
menggantikan kalau terjadi pemadaman listrik. Gedung-gedung perkantoran, rumah
sakit, universitas, perusahaan dan lainnya, banyak yang menggunakan generator jenis
ini. Dibandingkan dengan penggunaan generator penggerak diesel, dengan penggerak
turbin gas ukurannya menjadi lebih kecil, sehingga bisa menghemat tempat dan mudah
dipindahkan. Pesawat terbang memerlukan mesin dengan persyaratan yang spesifik
yaitu mesin dengan daya besar untuk daya dorong, tetapi ringan juga dari segi ukuran
20

harus kecil. Dengan alasan tersebut, penggunaan turbin gas pada pesawat terbang
menjadi pilihan yang tepat, dan tidak bisa digantikan jenis mesin lain. Pada industri
dan pembangkitan listrik turbin gas sangat menguntungkan karena mesin mudah
diinstal, operasinya tidak ruwet, dan tidak memerlukan ruangan yang besar.

Proses Pembakaran
Padagambar20, dapatdilihatdarikotruksikomponenruangbakar,apabila
digambarkanulangdenganprosespembakaranadalahsebagaiberikut :

Gambar 22. Ruang baka dan proses pembakaran turbin gas


Proses pembakaran dari turbin gas adalah mirip dengan pembakaran mesin
diesel, yaitu proses pembakarannya pada tekanan konstan. Prosesnya adalah sebagai
berikut, udara mampat dari kompresor masuk ruang bakar, udara terbagi menjadi dua,
yaitu udara primer yang masuk saluran primer, berada satu tempat dengan nosel, dan
udara mampat sekunder yang lewat selubung luar ruang bakar. Udara primer masuk
ruang bakar melewati swirler, sehingga alirannya berputar.
Bahan bakar kemudian disemprotkan dari nosel ke zona primer, setelah
keduanya bertemu, terjadi pencampuran. Aliran udara primer yang berputar akan
membantu proses pencampuran, hal ini menyebabkan campuran lebih homogen,
pembakaran lebih sempurna.
Udara sekunder yang masuk melalui lubang-lubang pada selubung luar ruang bakar
akan membantu proses pembakaran pada zona sekunder. Jadi, zona sekunder akan
menyempurnakan pembakaran dari zona primer. Disamping untuk membantu proses
pembakaran pada zona sekunder, udara sekunder juga membantu pendinginan ruang
bakar. Ruang bakar harus didinginkan, karena dari proses pembakaran dihasilkan
21

temperatur yang tinggi yang merusak material ruang bakar. Maka, dengan cara
pendinginan udara sekunder,temperatur ruang bakar menjadi terkontrol dan tidak
melebihi dari yang diijinkan.
Pada gambar 22 diatas, terlihat zona terakhir adalah zona pencampuran (dillute zone),
adalah zona pencampuran gas pembakaran bertemperatur tinggi dengan sebagian udara
sekunder. Fungsi udara pada sekunder pada zona itu adalah mendinginkan gas
pembakaran yang bertemperatur tinggi menjadi temperatur yang aman apabila
mengenai sudu-sudu turbin ketika gas pembakaran berekspansi. Disamping itu, udara
sekunder juga akan menambah massa dari gas pembakaran sebelum masuk turbin,
dengan massa yang lebih besar energi potensial gas pembakaran juga bertambah.
Apabila Wkinetik adalah energi kinetik gas pembakaran dengan kecepatan V, massa
sebelum ditambah udara sekunder adalah m1 maka energi kinetiknya adalah sebagai
berikut:
Wkinetik,1= m1.V
2

Dengan penambahan massa dari udara sekunder m2, maka energi kinetik menjadi
Wkinetik,1= (m1+m2).V
2

Jadi dapat dilihat Wkinetik,2 (dengan udara sekunder) lebih besar dari Wkinetik,1
(tanpa udara sekunder).
Dari uraian diatas, terlihat proses pembakaran pada turbin gas memerlukan
udara yang berlebih, biasanya sampai 30% dari kondisi normal untuk proses
pembakaran dengan jumlah bahan bakar tertentu. Kondisi ini akan berkebalikan,
apabila udara pembakaran terlalu berlimpah (lebih 30%), udara justru akan
mendinginkan proses pembakaran dan mati, karena panas banyak terbuang keluar
melalui gas bekas yang bercampur udara dingin sekunder. Dengan pemikiran yang
sama, apabila udara jumlah udara kurang dari normal, yaitu terjadi over heating,
material ruang bakar dan sudu-sudu turbin bekerja melampaui kekuatannya dan ruang
bakar bisa pecah, hal ini berarti turbin gas berhenti bekerja atau proses pembakaran
terhenti.

22

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugiankerugian
yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat
pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat
terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara
lain:
Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur
dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
Adanya mechanical loss, dsb.

Klasifikasi Turbin Gas


Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan lainnya.
Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:
Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)
Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas
siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfir,
sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk
kembali ke dalam proses awal.
23

Dalam industri turbin gas umumnya diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu :
Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)
Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang menghasilkan
energi listrik untuk keperluan proses di industri.
Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)
Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan tinggi dan
turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan untuk menggerakkan beban
yang berubah seperti kompresor pada unit proses.
Siklus-Siklus Turbin Gas

24

Siklus Turbin Gas


Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum yaitu:
a. Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang terdiri dari dua proses
isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua proses isobarik dapat balik
(reversible isobaric). Proses perpindahan panas pada proses isobarik berlangsung di
dalam komponen siklus internal (regenerator), dimana effisiensi termalnya adalah : hth
= 1 T1/Th, dimana T1 = temperatur buang dan Th = temperatur panas.
b. Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua proses isotermis dapat
balik (isotermal reversible) dengan volume tetap (isokhorik). Efisiensi termalnya sama
dengan efisiensi termal pada siklus Ericson.
c. Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin gas, sehingga saat
ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh pembuat mesin turbine atau
manufacturer dalam analisa untuk performance upgrading. Siklus Brayton ini terdiri
dari proses kompresi isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada
tekanan konstan. Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa secara
berikut.

25

Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik). Kerja yang dibutuhkan oleh kompresor: Wc = ma


(h2 h1). Proses 2 ke 3, pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Jumlah kalor
yang dihasilkan: Qa = (ma + mf) (h3 h2). Proses 3 ke 4, ekspansi isentropik didalam
turbin. Daya yang dibutuhkan turbin: WT = (ma + mf) (h3 h4). Proses 4 ke 1,
pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara. Jumlah kalor yang dilepas: QR =
(ma + mf) (h4 h1)
A. Siklus Termodinamika Turbin Gas

Turbingas merupakan suatu mesin yang bekerja mengikuti siklus termodinamik


Brayton. Adapun siklus termodinamikanya pada diagram p-v dan t-s adalah sebagai
berikut[gambar24]:

Gambar 24. Diagram p-v dan T-s

Urutan proses kerja sistem turbin gas [gambar 24] adalah:


1-2

Proseskompresiadiabatisudarapadakompresor,tekanan udara naik [A]

2-3

Proses pembakaran campuran udara dan bahan-bakar pada tekanan konstan,

dihasilkan panas pada ruang bakar [B]


3-4

Proses ekspansi adiabatic gas pembakaran pada turbin dihasilkan

Kerja turbin berupa putaran poros dan gaya dorong, tekanan turun [C]
4-1

Proses pembuangan kalor pada tekanan konstan [D]

26

Dari diagram T-S dapat dilihat setelah proses kompresi pada kompresor
temperatur naik yaitu T2 dari tempertur atmosfer T1 dan tekanan naik dari p1 menjadi
p2, tempertur dan tekanan ini diperlukan untuk proses pembakaran. Setelah bahan
bakar disemprotkan dan bercampur dengan udara mampat didalam ruang bakar dan
dinyalakan, terjadi proses pembakaran, temperatur naik lagi sampai T3. Temperatur
T3 adalah temperatur gas pembakaran yang akan masuk turbin, temperatur ini dibatasi
oleh ketahanan material turbin pada suhu tinggi. Setelah proses ekspansi pada turbin,
temperatur gas sisa menjadi turun sampai T4 dan temperature gas sisa ini masih tinggi
diatas temperature T1.

Ada banyak tipe turbin gas,tetapi dengan prinsip kerja yang sama, yaitu mengikuti
siklus Bryton. Siklus tersebut adalah siklus dasar yang menjadi patokan dalam
perancangan turbin gas. Secara teoritis kelihatan tidak ada kesulitan, tetapi pada
kenyataannya, pembuatan turbin gas menemui banyak kesukaran, terutama yang
berhubungan dengan efisiensi pemakaian bahan bakar dan ketersedian material yang
bekerja pada temperatur tinggi. Dengan berbagai alasan dan tujuan, banyak tipe turbin
gas yang dikembangkan. Adapun beberapa alasan tersebut adalah
1. Pemakaian bahan bakar harus lebih bervariasi tidak hanya untuk bahan bakar cair
dan gas saja atau untuk mencegah singgungan fluida kerja dengan lingkungan,
khususnya untuk bahan bakar nuklir. Untuk keperluan tersebut, dibuat turbin gas
terbuka dan tertutup atau turbin gas langsung dan tidak langsung.

2. Pemakaian turbin gas yang semakin meluas, disamping sebagai pembangkit daya
dorong dan pembangkit listrik, turbin gas sekarang banyak digunakan untuk pengerak
mula, contohnya penggerak pompa dan kompresor pada industri-industri atau pusat
pembangkit tenaga (power plant). Untuk keperluan tersebut, dibuat turbin gas dengan
model satu poros dan dua poros.

27

A. Turbin gas sistem terbuka (langsung dan tidak langsung)

Gambar 25. Bagan kerja turbin gas sistem terbuka langsung


Pada sistem turbin gas terbuka langsung [gambar 22], fluida kerja akan keluar masuk
sistem yaitu udara lingkungan masuk kompresor dan gas bekas keluar turbin ke
lingkungan. Ruang bakar menjadi satu dengan sistem turbin gas dan bahan bakar yang
digunakan terbatas yaitu hanya bahan bakar cair dan gas. Bahan bakar tersebut sebelum
digunakan sudah dimurnikan, sehingga tidak mengandung unsur-unsur yang
merugikan.
Permasalahan turbin gas sistem terbuka terfokus pada proses pendinginan ruang bakar
dan sudu-sudu turbin. Disamping itu, karena gas pembakaran langsung bersinggungan
dengan material turbin, permasalahan korosi dan abarasi pada sudu turbin menjadi
sangat penting, jika hal ini diabaikanakan berakibat fatal dan sangat merugikan, yaitu
sudu-sudu turbin bisa bengkok atau patah. Kalau hal tersebut terjadi, daya turbin
menurun, dan secara keseluruah efisien kerja menjadi rendah.
Turbin gas sistem terbuka banyak dipakai untuk mesin pesawat terbang, karena
bentuknya lebih simpel, ringan dan tidak banyak memakan tempat, hal ini cocok
28

dengan pesyaratan turbin gas untuk pesawat terbang. Bahan bakar padat tidak
disarankan untuk digunakan pada sistem turbin gas terbuka langsung, karena hasil
pembakaran banyak mengandung partikel yang bersifat korosi terhadap material turbin,
yang dapat merusak sudu turbin. Kendala tersebut dapat diatasi dengan memisahkan
ruang bakar dengan saluran fluida kerja, dengan kata lain, fluida kerja masuk turbin
dikondisikan tidak mengandung gas hasil pembakaran. Untuk keperluan tersebut,
dibuat turbin gas sistem terbuka tak langsung. Dengan sistem ini, proses pembakaran
berlangsung sendiri di dalam ruang bakar yang terpisah dengan saluran fluida kerja
yang akan masuk turbin. Energi panas dari porses pembakaran akan ditransfer ke fluida
kerja secara langsung atau menggunakan alat penukar kalor.
Model transfer energi panas dari ruang bakarke fluida kerja secara lansung adalah
sebagai berikut. Pipa-pipa yang berisi fluida kerja udara mampat dari kompresor
dilewatkan keruang bakar atau dapur. Panas dari proses pembakaran ditransfer secara
langsung ke fluida kerja didalam pipa-pipa, temperatur fluida akan naik sampai nilai
tertentu sebelum masuk turbin.
Untuk model transfer panas dengan penukar kalor, banyak diaplikasikan pada
turbin gas berbahan bakar nuklir. Ruang bakar berbahan bakar nuklir sering disebut
dengan reaktor. Didalam reaktor nuklir terjadi reaksi fusi yang menghasilkan panas
yang tinggi, panas yang tinggi tersebut ditransfer ke fluida yang sekaligus berfungsi
sebagai pendingin reaktor, fluida tersebut sering diistilahkan sebagai fluida primer.
Kemudian, fluida primer bersuhu tinggi dialirkan kealat penukar kalor. Didalam alat
penukar kalor terdapat pipa-pipa berisi fluida kerja bersuhu rendah, untuk fluida ini
sering disebut sebagai fluida sekunder. Dengan kondisi tersebut, terjadi tranfer panas
dari fluida primer bersuhu tinggi ke fluida sekunder bersuhu rendah.
Pada gambar 25, adalah contoh skema untuk turbin gassistem terbuka. Dapat dilihat
fluida kerja yang dipakai adalah udara. Udara masuk kompresor, dan keluar sebagai
udara mampat pada titik 2. Udara bertekanan tinggi tersebut masuk ruang bakar dan
menyerap panas dari proses pembakaran, lalu keluar ruang bakar dengan temperatur
tinggi pada titik 3. Selanjutnya, fluida kerja masuk turbin dan berekspansi untuk
memberikan energinya ke sudu-sudu turbin. Terjadi perubahan energi, dari energi panas
fluida kerja menjadi putaran poros turbin. Sesudah berekspansi pada turbin, fluida kerja
lalu keluar turbin dengan temperatur relatif rendah ke lingkungan.

29

Gambar 26. Bagan kerja turbin gas sistem terbuka tak langsung
Pada gambar 26. adalah contoh sistem turbin gas tak langsung dengan penukar
kalor. Dapat dilihat, fluida kerja (fluida sekunder) yang dipakai adalah udara. Udara
masuk kompresor dan keluar sebagai udara mampat pada titik 2. Udara bertekanan
tinggi tersebut, masuk penukar kalor dan menyerap panas dari sumber panas.Sumber
panas tersebut adalah fluida primer bertemperatur tinggi yang mengalir dari reaktor.
Fluida primer ini, sebagai pembawa energi panas dari proses pembakaran bahan bakar
nuklir, yang biasa digunakan adalah air atau gas helium. Proses selanjutnya adalah
sama dengan skema gambar 23.

Gambar 2 7. Bagan kerja turbin gas sistem terbuka tak langsung

30

B. Turbin gas sistem tertutup (langsung dan tidak langsung)

Gambar 28. Bagan kerja turbin gas sistem tertutup langsung


Sistem turbin gas tertutup langsung banyak digunakan untuk aplikasi tubin gas
dengan bahan bakar nuklir [gambar25]. Fluida kerja yang paling cocok adalah helium.
Proses kerja dari sistem tersebut adalah sebagai berikut. Helium tekanan tinggi dari
kompresor dimasukan reaktor untuk dipanasi dan sekaligus untuk pendinginan reaktor.
Setelah itu, helium berekspansi diturbin dengan melepaskan sebagian besar energinya.
Energi tersebut diubah pada sudu-sudu turbin menjadi putaran poros turbin dan
langsung menggerakan kompresor ataupun beban lainnya. Helium keluar turbin,
tekanannya sudah menurun, tetapi masih bertemperatur tinggi. Helium bertemperatur
tinggi harus didinginkan sebelum masuk kompresor, untuk keperluan tersebut,
dipasang penukar kalor. Selanjutnya, helium dingin masuk kompresor lagi untuk
dikompresi lagi.
Pada gambar 26 adalah sistem turbin gas tertutup tak langsung, sistem ini
adalah sistem gabungan antara sistem tertutup dan sistem tak langsung. Fluida kerja
primer menyerap panas dari ruang bakar atau reaktor kemudian dialirkan ke penukar
kalor, kemudian diserap oleh fluida sekunder.

B. Efisiensi Turbin Gas


Pemakaian turbin gas banyak menguntungkan sebagai pengganti sumber
31

penggerak lain, seperti yang sudah diuraikan diatas,yaitu turbin gas bentuknya lebih
simple dan tidak banyak memakan tempat. Kalau dibandingkan dengan turbin uap,
turbin gas lebih mudah dioperasikan, mudah dikendalikan dan instalasinya lebih
sederhana. Akan tetapi,secara actual efisiensi turbin gas masih rendah. Sudah banyak
metode yang digunakan untuk menaikan efisiensi tersebut.
Dari gambar 6.1diagram p-v dan t-s,dapat dilihat bahwa; Pemasukan panas
berlangsung pada tekanan tetap;
q masuk =mcp(T3T2)
Pengeluaran panas juga pada tekanan konstan;
q keluar =mcp(T4T1)
Sehingga,kerja berguna dapat dirumuskan sebagai berikut;
Wberguna=qmasuk-qkeluar.=mcp(T3-T2)-mcp(T4-T1)
Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan kerja berguna dengan energi kalor
yangmasuk,dirumuskansebagaiberikut;

bisaditulisdalambentuk;

Dimana Cp kapasitasjenispadatekanankonstan

Dapat dilihat dari perumusan diatas, bahwa untuk menaikan efisiensi turbin gas,
kompresor yang di gunakan harus memiliki perbandingan tekanan

yang tinggi,

Sehingga pemakaian bahan bakar lebih sedikit. Kenaikan perbandingan tekan tidak
selamanya menaikan daya turbin, pada perbandingan tekanan tertentu, daya turbin
mencapai maksimum, selanjutnya daya yang berguna akan kembali turun. Hal ini
dikarenakan, pada perbandingan tekanan yang tinggi diperlukan kerja kompresor yang
besar, padahal kerja kompresor mengambil dari daya turbin. Dengan alasan tersebut,
bisa dipahami kenaikan perbandingan tekanan tidak selalu menguntungan pada nilai
32

tertentu.
Bagian dari kerja turbin yang digunakan untuk menggerakan kompresor
dinamakan back work ratio [gambar29]. Perbandingan daya pada turbin gas biasanya
3:2:1,3 untuk daya turbin, 2 untuk kompresor, dan 1 untuk generator listrik. Sebagai
contoh untuk menggerakan generator listrik 100kW, turbin gas harus mempunyai daya
300kW, karena harus menggerakkan kompresor sebesar 200 kW.

Gambar 29. Backwork turbin gas


Dengan alasan itu, banyak factor yang harus diperhatikan terutama untuk
mengoptimalkan kerja kompresor. Sebagai contoh, suhu masuk kompresor T1 tidak
terlalu tinggi, dengan alasan pada suhu yang tinggi kerja kompresor bekerja lebih
berat. Dengan kerja kompresor lebih berat, daya yang diambil dari daya turbin lebih
banyak sehingga mengurangi bagian yang lainnya.

Bahan Bakar, Pelumasan, Dan Pendinginan


1. Bahan Bakar
Fuel System. Bahan bakar yang digunakan berasal dari fuel gas system dengan tekanan
sekitar 15 kg/cm2. Fuel gas yang digunakan sebagai bahan bakar harus bebas dari
cairan kondensat dan partikel-partikel padat. Untuk mendapatkan kondisi tersebut

33

diatas maka sistem ini dilengkapi dengan knock out drum yang berfungsi untuk
memisahkan cairan-cairan yang masih terdapat pada fuel gas.
2. Pelumasan
Lube Oil System. Lube oil system berfungsi untuk melakukan pelumasan secara
kontinu pada setiap komponen sistem turbin gas. Lube oil disirkulasikan pada bagianbagian utama turbin gas dan trush bearing juga untuk accessory gear dan yang lainnya.
Lube oil system terdiri dari:

Oil Tank (Lube Oil Reservoir)


Oil Quantity
Pompa
Filter System
Valving System
Piping System
Instrumen untuk oil

Pada turbin gas terdapat tiga buah pompa yang digunakan untuk mensuplai lube oil
guna keperluan lubrikasi, yaitu:
a. Main Lube Oil Pump, merupakan pompa utama yang digerakkan oleh HP shaft
pada gear box yang mengatur tekanan discharge lube oil.
b. Auxilary Lube Oil Pump, merupakan pompa lube oil yang digerakkan oleh
tenaga listrik, beroperasi apabila tekanan dari main pump turun.
c. Emergency Lube Oil Pump, merupakan pompa yang beroperasi jika kedua
pompa diatas tidak mampu menyediakan lube oil.
3. System Pendingin
Cooling System. Sistem pendingin yang digunakan pada turbin gas adalah air dan
udara. Udara dipakai untuk mendinginkan berbagai komponen pada section dan
bearing. Komponen-komponen utama dari cooling system adalah:

Off base Water Cooling Unit


Lube Oil Cooler
Main Cooling Water Pump
Temperatur Regulation Valve
Auxilary Water Pump
Low Cooling Water Pressure Swich

5. Perawatan Mesin Turbin Gas


34

Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan


seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang
sedang beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang
timbul biasanya terjadi karena keausan dan ketuaan akibat pengoperasian yang
terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian yang salah.
Maintenance pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor operasional
dengan kondisi yang berbeda disetiap wilayah, karena operasional turbine gas
sangat tergantung dari kondisi daerah operasional. Semua pabrik pembuat turbin
gas telah menetapkan suatu ketetapan yang aman dalam pengoperasian sehingga
turbine selalu dalambatas kondisi aman dan tepat waktu untuk melakukan
maintenance.
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya adalah:
1. Preventive Maintenance. Suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu
secara rutin maupun periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat pada
waktunya akan mengurangi down time dari peralatan.

Preventive maintenance dibagi menjadi:


a. Running Maintenance. Suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya
bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit. Unit
produksi tetap melakukan kegiatan.
b. Turning Around Maintenance. Perawatan terhadap peralatan yang sengaja
dihentikan pengoperasiannya.
c. Repair Maintenance. Perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak
kritis, atau disebut juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya
operasi.
d. Predictive Maintenance. Kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatanperalatan yang beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi pada
bagian utama, apakah peralatan tersebut berjalan dengan normal atau tidak.
e. Corrective Maintenance. Perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki
perubahan kecil yang terjadi dalam disain, serta menambahkan komponenkomponen yang sesuai dan juga menambahkan material-material yang cocok.
f. Break Down Maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi
kerusakan atau kelainan pada peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti
biasanya.
35

g. Modification Maintenance. Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu


peralatan atau unit. Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau
menambah tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
h. Shut Down Maintenance. Kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap
peralatan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya.

36

Anda mungkin juga menyukai