2 Langkah Mudah Belajar Alquran3
2 Langkah Mudah Belajar Alquran3
Kata Pengantar
Jujur kita akui, banyak di kalangan kita, muslimin dan muslimat, yang tidak
mampu membaca alQuran. Di kota maupun di dusun. Berpendidikan maupun yang tidak
berpendidikan. Tidak mampu membaca karena memang sama sekali tidak bisa
membaca dan tidak pernah belajar akibat kealpaan waktu kecil, lalu setelah dewasa
susah belajar karena berbagai alasan. Ada juga yang tidak mampu membaca alQuran
bukan karena tidak bisa, tetapi karena perasaan berat dan malas untuk membacanya,
apalagi sampai mentadabburinya. Bahkan ada juga karena perasaan remeh, sehingga
alQuran tiada bernilai baginya.
AlQuran adalah ayat-ayat Allah. Allah berbicara lewat alQuran supaya kita
mengenal dan mengerti dengan Allah. Kalau sudah mengenal dan mengerti dengan
Allah niscaya kita akan rasakan Allah itu begitu dekat adanya. Setiap kegiatan, aktifitas
dan persoalan kehidupan, maka disitu ada unsur Allah dan berlaku kekuasaan mutlak
Allah. Lalu bagaimana kita bisa paham dan mengerti tentang yang demikian , sementara
kita tidak pernah berdialog dengan Allah melalui alQuran.
Alhamdulllah, buku 2 langkah mudah belajar alQuran ini bisa diselesaikan.
Demi untuk menjembatani keinginan belajar membaca alQuran khusus untuk dewasa.
Dari dua langkah pembelajaran tersebut terdapat 6 sesi latihan. Untuk itu pahamilah
benar-benar setiap sesi latihannya sebelum meningkat ke latihan berikutnya. Dilengkapi
juga dengan pelajaran tajwid secara ringkas.
Setelah buku ini dibaca dan dipelajari, mohon jangan cukupkan sampai disini,
karena ini sifatnya pengenalan saja. Metode yang sesungguhnya untuk belajar alQuran
adalah metode talaqqi, yakni berhadap-hadapan langsung dengan guru.
Secara khusus tulisan ini didedikasikan untuk kedua orang tua dan saudarasaudara saya, semoga ada limpahan rahmat dan keberkahan buat mereka.
Buku tipis nan sederhana ini bisa didownload dan copypaste di
http://higelr.wordpress.com. Jangan lupa komentarnya, saran maupun kritiknya.
Terakhir, pesan dari seorang sahabat: jadikanlah dirimu seperti al-Quran supaya
selamat dan terpelihara, sebagaimana Allah menjaga alQuran sampai dunia berakhir.
Jakarta,
08/2010
(Denny Markandeya)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
ii
B.
C.
iii
12
LANGKAH I
PENGENALAN HURUF
Jumlah huruf Arab ada 28 huruf, sedangkan huruf Latin ada 26 huruf, dengan
teknik pengucapan atau tempat keluar huruf atau disebut juga dengan makhraj huruf
harus benar. Tidak dibenarkan ada pengubahan ucapan atau modifikasi karena dialek
atau sebagainya. Salah pengucapan akan menyebabkan salah penulisan dan salah
makna.
A.
Tabel 1
17 Huruf Yang Sama Persis Dengan Huruf Latin
Bentuk/
Pengucapan/
Bentuk/
Pengucapan/
Bentuk/
Bentuk
Pengucapan
Tulisan
Dibaca Latin
Tulisan
Dibaca Arab
Tulisan
Tulisan
Latin
Latin
Arab
Latin
Arab
1
Aa
Alif
Ts
tsa
Be
Ba
Kh
kha
Ce
Dz
dzal
De
Sy
syin
Ee
Sh
shad
Ef
Dh
dhad
Ge
Th
ttho
Ha
Zh
zho
Ii
ain
Je
Jim
gh
ghain
Ka
Kaf
Hh
hha
El
Lam
Em
Mim
keadaan tertentu
En
Nun
Oo
Pe
Qiu
Qaf
Er
Ra
Es
Sin
Te
Ta
Uu
Fe
We
Ex
Ye
Ya
Zed
Zai
Dal
Fa
Ha
= ya
= alif
= ta
Waw
: dibaca
hamzah.
Berukuran
disertakan
penulisannya
bersama alif
marbuthah.
pembacaan
Dibaca
ta,
dalam
bila
kalimat
Keterangan table:
Kolom 1
Kolom 2
Kolom 3
B.
Tabel 2
Khusus untuk huruf lam bila disambung dengan alif, maka bentuknya seperti
atau
Keterangan table:
Baris 1:
Adalah susunan huruf Arab yang sesuai dengan urutan aslinya.
mulai dari Alif sampai Ya
Baris 2:
Dua bagian dari huruf arab yang terdiri dari kepala dan ekor, dan
yang tidak ada warna merah adalah satu kesatuan utuh yang
tidak bisa dibagi.
Baris 3:
Apabila huruf Arab disambung, terjadi perubahan bentuk. Yang
terputus berarti sesudahnya tidak bisa disambung.
Baris 4:
Apabila huruf Arab berada pada posisi awal atau depan.
Baris 5:
Apabila huruf Arab berada pada posisi akhir
Latihan I
Silahkan dibaca dan dihafalkan contoh tulisan berikut:
(Dieja: alif-lam-mim-dza-lam-kaf-alif-lam-kaf-ta-ba .dan seterusnya)
LANGKAH 2
PENGENALAN TANDA BACA
Pada pelajaran langkah I kita telah mempelajari setiap abjad huruf arab serta
perubahan bentuknya apabila huruf tersebut dirangkai atau sambung-sambung.
Pada bagian langkah II ini kita akan membahas mengenai tanda baca atau
lambang-lambang yang menyertai setiap huruf Arab yang berfungsi memberi sifat baca
setiap huruf sehingga ia menjadi sebuah suku kata. Seperti halnya dalam tulisan latin
kita ketahui terdiri dari dua macam huruf , yakni huruf vocal dan huruf konsonan. Huruf
vocal terdiri dari a i u e o yang disebut juga dengan huruf hidup dan huruf konsonan
adalah selain dari a i u e o, seperti b, c, d, g, dan lain-lain, yang disebut juga
dengan huruf mati.
Pada huruf Latin, yang membentuk suku suku kata adalah huruf vocal, seperti
contoh pada kata api. Terdiri dari dua suku kata a dan pi. Dimana a suku kata
pertama dan pi (dibentuk oleh huruf vokal i) sebagai suku kata kedua.
Berbeda halnya dengan huruf Latin, huruf Arab tidak mengenal adanya
pembagian huruf vocal dan konsonan. Huruf Arab bisa dikatakan semua hurufnya
konsonan. Walaupun ada huruf alif (a), ia adalah konsonan karena alif juga dibentuk
oleh tanda baca dan akan menjadi suku kata sendiri. Alif bisa menjadi i dan bisa juga
menjadi u.
Perlu diketahui, dalam bahasa Arab hanya ada tiga bentuk penyebutan vocal
yaitu a., i dan u.
Dalam metode ini, kami akan membagi tanda dalam tulisan Arab menjadi tiga
bagian. Dan dari tiga pembagian tersebut terdapat pula pembagian-pembagian lagi.
Perhatikan bagan dibawah ini:
Tanda Baca
Harakat
fat-hah
(
)
kasrah
(
)
Penggandaan
dhammah
(
)
sukun
(
)
mad fat-hah
(
)
tasydid
(
)
mad kasrah
(
)
mad
Tanwin
tanwin fat-hah
(
)
mad dhammah
(
)
A.
Harakat Fat-hah
Yang membentuk huruf menjadi seperti penambahan huruf vocal a.
Lambangnya seperti (
) . Letaknya di atas huruf.
Contoh:
f + a = fa
z + a + za
sy + a + sya
2.
Harakat Kasrah
Yang membentuk huruf menjadi seperti penambahan huruf vocal i.
Lambangnya seperti (
) . Letaknya di bawah huruf.
Contoh:
f + i = fi
z + i = zi
sy + i = syi
3.
Harakat Dhammah
Yang membentuk huruf Arab menjadi seperti penambahan huruf
Lambangnya seperti (
). Letaknya di atas huruf.
Contoh:
f + u + fu
z + u = zu
sy + u = syu
Perhatikan tabel berikut:
Tabel 3
u.
Latihan II
Silahkan dibaca huruf yang ada tanda bacanya. Bagi yang tidak ada tanda baca
dilewatkan saja ! (dieja: dza-li-ka-ki-ta-bu-la.dan seterusnya)
4.
=f
z + (sukun) = z
sy + (sukun) = sy
Latihan III
Silahkan dibaca bagi yang ada tanda bacanya saja !
( dieja: dza-li-kal-ki-ta-bu-la-ray-ba.. dan seterusnya).
Catatan:
Khusus untuk alQuran cetakan ini, yang kami jadikan contoh latihan ini, huruf
nun mati sengaja tidak ditulis tanda sukunnya
B.
Tasy-did (
= zz
Sy x 2 = sysy
Contoh dalam kalimat :
(n x 2) dibacanya: innaka
Latihan IV
(dieja: dza-li-kal-ki-ta-bu.hu-da-llil-mu-tta-qi-na..dan seterusnya)
2.
Mad
Adalah penggandaan huruf menjadi dua atau lebih, hanya untuk vocal
saja. Seperti ba + (tanda mad) = baa
Dalam tulisan Latin penggandaan huruf vocal seperti saalam (2 x a).
Dalam tulisan Arab penggandaan seperti itu disebut dengan mad. Mad
dilambangkan dengan: (
) dan ( )
Penggandaan atau penambahan vokal dalam tulisan Arab mulai dari 2
huruf vocal sampai 6 huruf bahkan mencapai 12 huruf. Jadi kalau ditulis
Latin seperti kitaaaaaab (ada 6 x a) cara bacanya menjadi panjang dan
lama. Sekira-kira 6 ketukan.
Dalam tahap pembelajaran ini kita akan pahami mad dalam tiga macam
saja:
a.
Mad Thabii
Penggandaan vocal yang terjadi karena adanya tanda mad
seperti di atas (
). Mad thabii ini dibaca selama 2 ketukan.
Contoh:
fa + a = faa
zi + i = zii
syu + u = syuu
Atau penggandaan vocal yang terjadi karena adanya huruf
(alif),
(ya), dan (waw) dalam keadaan sukun (mati). Dengan
ketentuan sebagai berikut:
10
1.
2.
3.
b.
Mad Jaiz (
Mad Wajib
Mad yang terjadi seperti mad jaiz di atas tetapi di akhir kata
terdapat huruf hamzah ( ). Maka lama bacaan adalah 5 ketukan.
Contoh:
jaaaaaa (5a)
Latihan V
(dieja: alif laaaaaam-miiiiiim-dzaa-li-kal-ki-taa-bu-laa.dan seterusnya)
11
D.
Tanwin
Tanwin adalah tanda baca penggandaan lambang saja seperti lambang di atas,
maksudnya untuk memberi efek bunyi seperti ditambah dengan akhiran n.
Apabila berada di atas huruf berarti bacaan fat-hah diberi akhiran n, maka
bacaannya menjadi an.
Apabila kasrah diberi tanwin maka bacaannya menjadi in
Dan apabila dhammah diberi tanwin maka bacaannya menjadi un.
Contoh:
fa + n = fan
zi + n = zin
syu + n = syun
Perhatikan tabel berikut:
Tabel 4
Latihan VI
12
Dari segi bahasa tajwid artinya memperbagus, mempercantik. Dari segi istilah
tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara melafazhkan huruf huruf al-Quran dengan
benar.
Dalam bagian ini kami akan membahas pelajaran tajwid secara sederhana, yang
kami susun supaya mudah dipahami. Untuk lebih lengkap lagi silahkan dipelajari dari
buku-buku lain atau dari guru-guru .
1.
Tidak dibaca
Lam tidak dibaca apabila bertemu dengan huruf syamsiyah. Huruf
syamsiyah ada 14 terdiri dari:
Contoh:
Al-syi
b.
Asy syi
Dibaca
Lam dibaca apabila bertemu dengan huruf qamariyah. Huruf qamariyah
ada 14 terdiri dari :
Contoh:
Al-wa
2.
Izh-hhar (jelas)
Bunyi nun mati dan tanwin terdengar jelas apabila bertemu dengan huruf
izh-hhar. Dibaca dengan tidak berdengung. Huruf izh-hhar ada 6 macam
yakni:
13
Contoh:
man-khaffat
min-alfi
naarun-haamiyah
b.
Contoh:
2.
lan-wa
law-wa
lun-mmi
lum-mi
ran-ya
ray-ya
Contoh:
An-ra
Ar-ra
An-la
al-la
14
c.
Iqlab
Adalah bertukarnya bunyi nun mati dan tanwin menjadi seperti huruf mim
apabila bertemu dengan huruf iklab. Dibacanya dengan dengung. Huruf
iqlab hanya satu yaitu :
Contoh:
yun-ba
d.
yum-ba
Ikhfa
Bunyi nun mati menjadi berubah seperrti antara bunyi izh-hhar (jelas) dan
ikhfa(menyusup). Yakni perbauran bunyi antara suara n dengan huruf
sesudahnya. Huruf ikhfa ada 15:
Contoh:
mun-m-fi ( ada nuansa m)
mun-fi
an-sa
3.
b.
hummin
Ikhfa (berbaur)
Bila mim mati bertemu dengan huruf ba maka mim dibaca berbaur dan
masuk kedalam suasana ba dan dibaca berdengung
Contoh:
him-bi
himbi
Kejadian seperti ini disebut juga dengan ikhfa safawi
15
c.
Izh-hhar (jelas)
Dibaca jelas apabila mim bertemu dengan huruf selain dalam ketentuan
diatas (selain mim dan ba).
Contoh:
ham-du
lam-na
4.
Hukum membaca ra
a.
Dibaca Tebal
Dibaca tebal apabila ra berbaris fat-hah, fat-hah tanwin, dhammah,
dhammah tanwin atau mati yang didahului oleh huruf berfat-hah dan
dhammah
Contoh:
berbaris fat-hah
fat-hah tanwin
dhammah
b.
Dibaca Tipis
Ra dibaca tipis apabila ia berbaris kasrah, kasrah tanwin atau sukun yang
didahului oleh huruf berkasrah, kecuali apabila ra tersebut diikuti oleh huruf
istila (keterangan berikut/nomor 5)
Contoh:
berbaris kasrah
16
5.
Huruf istila
Huruf istila terdiri dari :
Adalah tujuh huruf yang selalu dibaca tebal. Tidak ada ketentuan dengan
pertemuannya dengan huruf apapun
6.
Lafazh Jalallah
Lafazh jalallah adalah lafazh Allah. Ada dua cara pembacaan lafazh jalallah:
a.
Dibaca tebal
Apabila didahului oleh bunyi huruf yang berfat-hah dan berdhammah
Contoh:
b.
Dibaca tipis
Apabila sebelumnya didahului oleh huruf yang berkasrah
Contoh:
7.
Qalqalah
Huruf qalqalah terdiri dari lima huruf yakni :
b. Qalqalah Sughra
Ialah apabila huruf tersebut mati tetapi pembacaan tidak berhenti di situ yang
maka huruf tersebut dibacanya seolah-olah dihidupkan kembali dengan
penyuaraannya terdengar sekedarnya saja.
17
Contoh:
8.
Mad
Dalam keterangan sebelumnya telah kita singgung sedikit tentang mad. Mad
tersebut disebut juga dengan mad ashli. Mad juga ada huruf-hurufnya yaitu alif.
ya dan waw, disebut juga dengan huruf mad, artinya huruf pemanjang bacaan
dengan ketentuan seperti yang dijelaskan pada pelajaran tahap II tentang mad.
Dalam bab tajwid ini kami akan jelaskan tentang mad secara lebih rinci sebagai
cabang dan kelanjutan dari mad ashli.
Adapun kelanjutan dari pelajaran tentang mad adalah sebagai berikut:
a.
b.
an naasi
annaaaaaaas
alkaafiruuna
alkaafiruuuuuuun
miskiini
miskiiiiiiin
Mad iwadh
Mad yang terjadi apabila pembacaan berhenti pada kalimat yang berbaris
atas (fat-hah tanwin atau fat-hatain) maka pembacaan tanwinnya
dihilangkan tetapi huruf tersebut dibaca panjang 2 ketukan.
Contoh:
hubban
c.
hubbaa
18
d.
e.
f.
19
Membaca Al-Quran dilakukan dengan satu tarikan nafas. Jika membaca tidak
terputus maka hal ini disebut Washal. Mengingat tidak mungkin seluruh Al-Quran atau
beberapa ayat atau sebuah ayat yang panjang dibaca dengan satu tarikan nafas maka,
melakukan perhentian dalam membaca tidak dapat dihindari. Melakukan perhentian
dalam membaca Al-Quran seraya mengambil nafas dengan niat untuk setelahnya
melanjutkan membaca disebut Waqaf, sementara memulai membaca atau memulai
meneruskan membaca disebut Ibtida. Untuk menjaga makna ayat-ayat yang dibaca,
perlu diketahui di mana waqaf baik atau boleh dilakukan. Ibtida bisa dilakukan pada kata
setelah waqaf atau sebelumnya, bergantung pada sifat waqaf itu. Jika waqaf itu baik
atau dibolehkan maka ibtida dapat dilakukan pada kata setelah waqaf, namun jika waqaf
itu salah atau tidak baik maka ibtida dilakukan pada kata atau tempat sebelum waqaf
demi tidak merusak makna ayat yang dibaca. Adakalanya waqaf terpaksa dilakukan,
karena sesuatu hal yang tidak dapat dihindari, di tempat yang salah atau tidak baik. Jika
terjadi hal seperti itu maka yang penting diperhatikan yaitu cara ibtida, bahwa ibtida
dilakukan pada kata atau tempat sebelum waqaf yang terpaksa dilakukan itu.
Mengenai waqaf pada akhir ayat terdapat perbedaan pendapat mengingat tidak
semua ayat Al-Quran berakhir sebagai suatu kalimat yang utuh, atau jika tidak dibaca
bersama ayat berikutnya akan memberikan makna yang salah. Contoh ayat keempat
dari Surat Al-Mauun, yang terjemahnya berbunyi maka kecelakaanlah bagi orangorang yang shalat, sementara ayat kelima berbunyi yaitu orang-orang yang lalai dari
shalatnya. Sebagian ulama mengatakan boleh waqaf pada akhir ayat tanpa melihat
maknanya sebagai sesuatu yang bersifat sunnah, sementara sebagian yang lain
berpendapat bahwa baik atau tidak melakukan waqaf pada akhir ayat bergantung pada
maknanya atau keutuhan kalimatnya.
Mengingat tidak semua yang membaca Al-Quran mengerti bahasa Arab, para
ulama memberi tanda-tanda tempat waqaf sebagai panduan. Pada cetakan Al-Quran
yang berbeda bisa saja ditemui tempat-tempat waqaf yang berbeda dikarenakan
perbedaan pendapat ulama yang menentukannya. Melihat sifatnya yang relatif seperti
itu maka, tanda-tanda tempat waqaf itu tidaklah mutlak harus diikuti, khususnya oleh
mereka yang memahami bahasa Arab. Namun, mereka yang tidak memahami bahasa
Arab sebaiknya mengikuti tanda-tanda tempat waqaf yang telah dibuat oleh para ulama
tersebut. Berikut ini tanda-tanda tempat waqaf beserta maksud praktisnya; perhatikan
bahwa pada suatu cetakan Al-Quran belum tentu semua tanda-tanda itu ditemui.
Adapun tanda-tanda tersebut adalah seperti tabel berikut:
20
Keterangan
sangat baik waqaf
lebih baik waqaf
hadir sepasang, waqaf pada salah satu
boleh waqaf atau washal
ada sebagian kecil ulama yang membolehkan waqaf
tidak baik waqaf
lebih baik washal
21
Selain waqaf ada lagi perhentian yang disebut saktah. Berbeda dari waqaf, pada
saktah tidak dilakukan pengambilan nafas. Juga, perhentian pada saktah dilakukan tidak
lebih lama dari dua harakat. Setelah melakukan saktah membaca dilanjutkan pada kata
setelah saktah. Tempat saktah ditandai oleh huruf
22
mati dan
pada