Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
HUSNI MUBAROK
1211105049
1. VITAMIN
Vitamin merupakan nutrien organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil
untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh
tubuh sehingga harus dipasok dari makanan.Vitamin yang pertama kali
ditemukan adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam
lemak dan larut dalam air.Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain
yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air.Sifat larut dalam
lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klassifikasi vitamin.Vitamin
yang larut dalam air ,seluruhnya diberi symbol anggota B kompleks ( kecuali
vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi symbol
menurut abjad (vitamin A,D,E,K ).Vitamin yang larut dalam air tidak pernah
dalam keadaan toksisitas di didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan
dikeluarkan melalui urin (Rusdiana, 2004).
2. THIAMIN
Tiamin adalah zat berupa kristal tersusun dari unsur-unsur karbon
hidrogen-oksigen dan belerang, mudah larut dalam air dan sedikit larut
dalam alkohol. Vitamin ini tidak mudah mengalami oksidasi, tetapi dapat
rusak karena pemanasan di dalam larutan (Budiyanto, 2009). Tiamin
mudah diserap dalam saluran pencernaan dari sebagianbesar, tetapi
jumlahnya dalam darah jauh daripada konstan, tergantung dari jumlahnya
yang dimakan (Sediaoetama, 1976).
Menurut Almatsier (2002), bahwa vitamin B1 atau tiamin, yang
dibentuk aktifnya berupa koenzim tiamin pirofosfat (TPP). TPP diketahui
sebagai koenzim reaksi enzimatis transketolase yang terlibat dalam
biosintesis polisakarida melalui jalur pentose fosfat dan memegang
peranan esensial dalam transfer energi, konduksi membran dan saraf. TPP
merupakan kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif alfa-ketoglutarat
menjadi suksinil-KoA.
Tiamin didapati hampir pada semua tanaman dan jaringan tubuh
hewan yang lazim digunakan sebagai makanan, tetapi kandungannya
biasanya kecil, yang paling utama pada daun murbei mengandung vitamin
A, B1, C, asam folat, fitoestrogen, asam amino, copper, zinc, dan karoten.
Sedangkan bagian ranting murbei mengandung tanin dan vitamin A.
Buahnya mengandung sakarida, asam linoleat, asam oleat, vitamin B1, B2,
C, dan karoten. Kulit batang mengandung triterpenoid dan flavonoid. Kulit
akar mengandung derivat flavone mulberri, sedangkan bijinya urease
(Rahayu, 2000). Universitas
3. Sumber Makanan Yang Kaya Thiamin
beberapa makanan yang mengandung Vitamin B1yakni:
a. Daging
Daging dalam produksi kalengan ternyata mengandung 0,9 mcg
vitamin B1. Lebih tinggi dibandingkan dengan vitamin B1 pada buah
dan sayuran. Jeroan mengandung vitamin B1 yang cukup banyak.
Selain itu juga ada daging sapi yang juga banyak mengandung vitamin
B1. Seperti hati pada daging sapi banyak mengandung vitamin B1.
Terlebih lagi daging yang rendah lemak, lebih banyak lagi
mengandung vitamin B1.
b. Ikan
Ikan tuna mengandung setidaknya dalam 4 ons mampu memenuhi
38% kebutuhan harian vitamin B1 dalam tubuh. Dengan begitu, sangat
baik untuk mengkonsumsi ikan untuk memenuhi kebutuhan vitamin
B1. Secara pasti, dalam 4 ons ikan tuna terkandung 0,57 mcg vitamin
B1. Kemudian ada ikan Kuwe (pompano) yang mengandung 0,45 mcg
vitamin B1 setiap sajian 100 gramnya. Lalu ada ikan salmon juga yang
mirip kandungan vitamin B1-nya seperti ikan tuna. Selain itu,
menggunakan suplemen seperti minyak ikan juga dapat membantu
pemenuhan kebutuhan vitamin B1. Karena tidak semua orang
menyukai jenis ikan yang mengandung vitamin B1 sehingga suplemen
membantu untuk memenuhinya.
c. Telur
Telur adalah sumber makanan yang paling sering dikonsumsi oleh
orang Indonesia. Seperti sarapan, jarang ada yang menggunakan
sereal, namun telur bisa dijadikan alternatif untuk memenuhi
kebutuhan gizi vitamin B1. Tentu tidak hanya untuk sarapan saja.
Karena telur dihasilkan dari ayam dimana daging ayam juga
mengandung vitamin B1 (walaupun lebih banyak kandungannya pada
daging sapi dan babi). Oleh karena itu telur juga mengandung vitamin
B1. Satu telur yang telah dimasak mengandung 0,03 mcg vitamin B1.
d. Biji-bijian dan Kacang-kacangan
biji-bijian seperti kacang kenari, kacang tanah, kacang brazil,
kacang kering, kacang kismis merupakan kacang-kacangan yang
mengandung vitamin B1. Namun jika kacang-kacangan ini dimasak,
direbus, bisa kehilangan 30% dari kandungan vitamin B1 alaminya.
Untuk itu kacang-kacangan bisa dikonsumsi langsung untuk
mendapatkan vitamin B1 secara optimal. Seperti juga biji bunga
matahari yang mengandung 1,48 mcg vitamin B1 dalam takaran 100
gramnya.
e. Nanas
Pembahasan pertama ini akan dibahas buah-buahan yang
mengandung vitamin B1. Pertama tentu buah nanas. Buah nanas
dikenal buah yang hidup didataran tinggi telah banyak ditanam di
Indonesia. Buahnya yang punya ciri khas berwarna kuning bersisik dan
kecut. Banyak ditanam di daerah jawa barat, jawa timur, dan sumatera
utara. Kandungan vitamin B1 pada nanas ini per 100 gram ini adalah
0,08 mcg. Buah ini bermanfaat untuk mencegah stress pada otak.
f. Jeruk
Untuk buah jeruk sendiri kandungan vitamin B1 ini tergantung dari
macam-macam buah jeruk itu sendiri. Kandungan vitamin B1 pada
jeruk nipis per 100 gram adalah 0,04 mcg. Kandungan vitamin B1
pada jeruk manis per 100 gram adalah 0,08 mcg. Kandungan vitamin
B1 pada jeruk keprok per 100 gram adalah 0,07 mcg. Kandungan
vitamin b1 pada jeruk bali per 100 gram adalah 0,04.
g. Anggur
Kandungan vitamin B1 pada buah anggur per 100 gram adalah
0,05 mcg. Buah ini bermanfaat untuk untuk mengobati kelelahan dan
hiploglikemi dimana mengandung gula alami yaitu fruktosa dan
glukosa. Selain itu juga mencegah penyakit jantung koroner sampai
darah,
meningkatkan
metabolisme,
serta
mencegah
untuk
menurunkan
kolesterol,
mencegah
kanker,
cangkir saja mampu memenuhi 0,5 mcg vitamin B1. Apalagi sereal ini
bisa dipadukan dengan lauk pauk lainnya seperti daging dan ikan.
Daftar Pustaka
Sediaoetama, A. D. 1976. Ilmu Gizi Diit di Daerah Tropik. Jakarta: PN
Balai Pustaka. hlm. 129-131
Rusdiana. 2004. Vitamin. Medan: USU digital library. hlm. 1
Budiyanto, A. K. 2009. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM
Press. hlm. 75
Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. hlm. 190
Rahayu, I. B. 2000. Vitamin B1 (Tiamin). Jurusan Peternakan.
Fakultas Pertanian Peternakan. Universitas Muhammadiyah Malang