Anda di halaman 1dari 12

METABOLISME SEL

Nama: ARIFIN OPUTU


Nim: 821412081
Kelas: B-1

Prog. Studi: S1-FARMASI

Jurusan Farmasi

Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan


Universitas Negeri Gorontalo
2013

A.

METABOLISME
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat

menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme.


Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena
metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
Pada metabolisme sel bahan dan energi diperoleh dari lingkungan sel yang
berupa cairan. Cairan yang mengelilingi sel disebut cairan ekstrasel. Cairan ini
terdiri dari ion dan gas berikut:
1.

Gas (terutama O2 dan CO2)

2.

Ion anorganik (terutama Na+, Cl-, K, Ca++, HCO3, PO4)

3.

Zat organik (makanan dan vitamin)

4.

Hormone
Mekanisme pertukaran zat dalam sel dengan cairan eksternal melalui lima

cara, yaitu difusi, osmosis, tranport aktif, endositosis, dan eksositosis.


Berdasarkan prosesnya metabolism dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Anabolisme/Asimilasi/Sintesis
Proses pembentukan molekul yang kompleks dengan menggunakan
energy tinggi. Yaitu menggabungkan molekul-molekul kecil menjadi
makromolekul yang lebih kompleks, memerlukan energi yang disuplai
dari hidrolisis ATP.
2. Katabolisme (Dissimilasi)
Proses penguraian zat untuk membebaskan energy kimia yang tersimpan
dalam senyawa organic tersebut. Yaitu memecah molekul kompleks
menjadi molekul yang lebih sederhana, melepaskan energi yang
dibutuhkan untuk mensintesis ATP.
B.

METABOLISME TUMBUHAN
Makhluk hidup yang dapat mensintesa makanannya sendiri disebut autotrof,

contohnya tumbuhan hijau. Berdasarkan cara memperoleh energi, autotrof dibagi


menjadi fotoautotrof (cahaya menjadi kimia, misal fotosintesis) dan kemoautotrof

(energi sebagai hasil oksidasi senyawa anorganik). Asal energi dalam proses
metabolisme adalah energi matahari dan energi kimia.
1. Pengangkutan Zat
a. Ekstra fasikuler:

Simplas

(melalui

protoplasma

dengan

perantaraan

plasmodestama)

Apoplas (lewat rongga-rongga intersekuler)

b. Intra fasikuler, menggunakan phloem dan xylem pengangkutan dari


bawah ke atas, dimungkinkan karena adanya: daya isap daun,
tekanan akar, kapilaritas, transportasi yang menggunakan energi
2. Asimilasi
a. Fotosintesis: Asimilasi C dengan menggunakan energi cahaya

Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energy


cahaya sebagai energy kinetic berubah menjadi energy kimia sebagai
energy potensial, berupa ikatan senyawa organic pada glukosa.
Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan
efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energy dalam bentuk
panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu
disebut reaksi endoterm.
b. Kemosintesa: Asimilasi C dengan energi kimia

c. Asimilasi N: Penyusunan zat-zat organik dalam bentuk prosen dari


zat-zat organik (C, H, O, N, S, P)
3. Respirasi
Merupakan proses pembongkaran energi, sehingga berlawanan
proses asimilasi sel skernis dapat ditulis sebagai berikut:
Glukosa + 6 H2O + 6 O2 6 CO2 + 12 H2O + 674 Kkal
Saatmolekulteruraimenjadimolekul yang lebih kecil terjadi pelepasan
energy sehingga terbentuk energy panas. Bila pada suatu reaksi
dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi
semacam itu disebut juga reaksieksoterm.
Pada tumbuhan tingkat rendah untuk memperoleh energi dengan
melakukan fermentasi. Misal fermentasi alkohol pada Saccharomyces.
Didalam proses respirasi dihasilkan senyawa antara CO2 yang
merupakan bahan dasar proses anabolisme.
Didalam proses respirasi sel bahan bakarnya adalah gula heksosa.
Pembakaran tersebut memerlukan oksigen bebas, sehingga reaksi
keseluruhan dapat ditukis sebagai berikut :
C6h12O6 + 6 CO2 ---------------- 6 CO2 + 6H2O + 675 kal
Dalam respirasi aerob. Gula heksosa mengalami pembongkaran
dengan proses yang sangat panjang. Pertamakali glukosa sebagai bahan
dasar mengalami fosfolarisasi, yaitu proses penambahan fosfat kepada
molekul molekul glukosa hingga menjadi fruktosa -1, 6 difosfat.
Pada fosforilasi , ATP dan ADP memgang peranan penting sebagai
pengisi fosfat.
Adapun pengubahan fruktosa 1 , 6 dipospat hingga akhirnya
menjadi CO2 dan H2O dapat dibagi menjadi empat tahap , yaitu
glikolisis, reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif), siklus krebs, dan
transfer electron.
1. Glikolisis
Adalah rangkaian reaksi pengubahan molekul glukosa menjadi asam
piruvat dengan menghasilkan NADH dan ATP.

Sifat sifat glikolisis ialah:


1. Dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob
2. Dalam glikolisis terdapat kegiatan enzimatis dan AdenosineTrifosfat
(ATP) serta Adenosine Difosfat (ADP)
3. ADP dan ATP berperan dalam pemindahan fosfat dari molekul satu ke
molekul lainnya.

Glukosa sebagai substrat dalam respirasi aerob (maupun anaerob)


diperoleh dari hasil fotosintesis.diawali dengan penambahan satu fosfat
oleh ATPO terhadap glukosa, sehingga terbentuk glukosa 6 fosfat dan
ATP menyusut menjadi ADP . peristiwa ini disebut fosfolirasi yang
berlangsung dengan bantuan enzim heksokinase dan ion Mg++ hasil akhir
dari fosfolirasi berupa fruktosa-1, 6-difosfat dan dari sinilah dimulai
glikolisis.
Glikolisis dimulai dari perubahan fruktosa -1, 6-difosfat yang
memiliki 6 buah atom C diubah menjadi 3-difosfogliseral-dehida (dengan
3 buah atom C) dan dihidroksi-aseton-fosfat. Pembongkaran ini dibantu
oleh enzim aldolase. Dihidroksi aseton fosfat kemudian menjadi 3fosfogliseraldehida juga dengan pertolongan enzim fosfitriosaisomerase.
Selanjutnya fosfogliseraldehida bersebyawa dengan suatu asam fosfat
(H3PO4) dan berubah menjadi 1,3 disfosfogliseraldehida. 1,3
difosfogliseraldehida berubah menjadi asam 1,3 difosfogliserat dengan
bantuan enzimdehidrogenase. Peristiwa ini terjadi karena adanya
penambahan H2.
Dengan bantuan enzim transfosforilase fosfogliserat serta ion ion
Mg++, asam 1,3-difosfogliserat kehilangan satu fosfat sehingga berubah
menjadi asam 3 fosfogliserat.
Selanjutnya asam 3 fosfogliserat menjadi asam 2
fosfogliserat

karena

pengaruh

enzim

fosfogliseromutase.

Dengan

pertolongan enzim enolase dan ion ion Mg++, maka asam- 2fosfofogliserat melepaskan H2O dan menjadi asam -2-fosfoenolpiruvat.
Perubahan terakhir dalam glikolisisadalah pelepasan satu fosfat dari asam2-fosfoenolpiruvat

menjadi

asam

piruvat.

Enzim

transfosforilase

fosfopiruvat dan ion ion Mg++ membantu proses ini sedang ADP
meningkat menjadi ATP

2.

Reaksi Antara
Setelah glikolisis terjadi reaksi antara. (dekarboksilasi oksidatif),

yaitu pengubahan asam piruvat menjadi 2 asetil KoA sambil menghasilkan


CO2 dan 2NADH2 yang reaksinya adalah :
2 NAD 2NADH2
2(C3H4O3) 2 (C3H3O) KoA + 2CO2
Piruvat Asetil KoA
Perubahan asam piruvat menjadi asetil KoA merupakan
persimpangan jalan untuk menuju berbagai biosintesis yang lain. Asetil
KoA yang terbentuk kemudian memasuki siklus krebs.
3.

Siklus Krebs ( Siklus Asam Sitrat)


Pada siklus krebs ini (terjadi dimatriks mitokondria) asetil KoA

diubah menjadi KoA. Asetil KoA bergabung dengan asam oksaloasetat


membentuk asam sitrat. KoA dilepaskan sehingga memungkinkan untuk
mengambil fragmen 2C lain dari asam piruvat.

Pembentukan asam sitrat terjadi diawal siklus krebs , sementara itu


sisa

dua

karbon

dari

glukosa

dilepaskan

sebagai

CO2.

Selama terjadi pembentukan pembentukan , energy yang dibutuhkan


dilepaskan untuk menggabungkan fosfat denga ADP membentuk molekul
ATP. Pada siklus krebs , pemecahan rantai karbon pada glukosa selesai,
Jadi, sebagai hasil dari glikoslisis , reaksi antara dan siklus krebs adalah
pemecahan satu molekul glukosa 6 karbon menjadi 6 molekul 1 karbon,
selain itu juga dihasilkan 2 molekul ATP dari glikolisis dan 2 ATP lagi
dari siklus krebs. Perlu diingat bahwa tiap tiap proses melepaskan atom
hydrogen yang ditranspor ke sistem transport electron oleh molekul
pembawa.
4. Sistem transport electron
Pada sistem transpor electron berlangsung pengepakan energy dari
glukosa menjadi ATP. Reaksi ini terjadi didalam membaran dalam
mitokondria, hydrogen dari siklus krebs yang tergabung dalam FADH2dan
NADH diubah menjadi elektorn dan proton. Pada sistem transport electron
ini, oksigen adalah akseptor electron yang terakhir , setelah menerima
electron , O2 akan bereaksi dengan H+ membentuk H2O. pada sistem ini
dihasilkan 34 ATP. Jadi total ATP yang dihasilkan dari respirasi seluler
adalah sebagai berikut:
Secara tidak langsung secara Lewat sistem transport elektron
langsung
Glikolisis

2 NADH2

= 6 ATP

Reaksi antara 2 NADH2

= 6 ATP

Siklus Krebs 6 NADH2

= 18 ATP

2 FADH2

2 ATP

2 ATP

= 4 ATP
34 ATP

4 ATP

5. Respirasi Aerob dan Anaerob


Respirasi

aerob

adalah

suatu

proses

pernapasan

yang

membutuhkan iksigen dari udara. Ada beberapa tumbuhan yang kegiatan


respirasinya menurun bila konsentrasi oksigen di udara dibawah normal,
misalnya bayam, wortel dan bebrapa tumbuhan lainnya. Respirasi
anaerob dapat pula disebut fermentasi atau respirasi intramolekul. Tujuan
fermentasi sama dengan respirasi aerob, yaitu mendapatkan energy. Hanya
saja energi yang dihasilkan jauh lebih sedikit dari respirasi aerob.
Perhatikan reaksi dibawah ini!
Respirasi aerob :
C6H12O6 ---- 6 CO2 + 6 H2O + 675 kal + 38 ATP
Respiasi anaerob:
C6H12O6 ------ 2 C2H5OH + 2CO2 + 21 kal + 2 ATP
Pernapasan anaerob dapat berlangsung didalam udara bebas, tetapi
proses ini tidak menggunakan O2 yang disediakan di udara. Fermentasi
sering pula disebut sebagai peragian alcohol atau alkoholisasi. Pada
respirasi aerob maupun anaerob, asam piruvat hasil proses glikolisis
merupakan substrat.
Perhatikan skema dibawah ini

a. Asam piruvat dalam respirasi anaerob

b. Asam piruvat dalam respirasi aerob


Pembongkaran sempurna terjadi pada oksidasi asam piruvat dalam
respirasu aerob. Dari proses ini dihasilkan CO2 dan H2O serta energy
yang lebih banyak , yaitu 38 ATP.
C.

METABOLISME PRIMER DAN SEKUNDER


Biosintesis merupakan proses pembentukan suatu metabolit (produk
metabolisme) dari molekul yang sederhana hingga menjadi molekul yang
lebih kompleks yang terjadi pada organism hidup (Neumann et al. 1985).
Metabolisme pada makhluk hidup dapat dibagi menjadi metabolisme primer
dan sekunder. Metabolisme primer menghasilkan metabolit primer
sedangkan metabolism sekunder menghasilkan metabolit sekunder.
Metabolisme

primer

pada

tumbuhan,

seperti

respirasi

dan

fotosintesis, merupakan proses yang esensial bagi kehidupan tumbuhan.


Tanpa adanya metabolisme primer, suatu organism akan terganggu
pertumbuhan, perkembangan, serta reproduksinya, dan akhirnya mati.
Berbeda dengan metabolisme primer, metabolism sekundermerupakan
proses yang tidak esensial bagi kehidupan organisme. Tidak ada atau
hilangnya metabolit sekunder tidak menyebabkan kematian secara langsung

bagi tumbuhan, tapi dapat menyebabkan berkurangnya ketahanan hidup


tumbuhan secara tidak langsung (misalnya dari serangan herbivore dan
hama), ketahanan terhadap penyakit, estetika, atau bahkan tidak
memberikan efek sama sekali bagi tumbuhan tersebut.
Pada fase pertumbuhan, tumbuhan utamanya memproduksi metabolit
primer, sedangkan metabolit sekunder belum atau hanya sedikit di
metabolisme. Sedangkan metabolism sekunder terjadi pada saat sel dalam
tahap diferensiasi menjadi sel yang lebih terspesialisasi (fasestasioner)
(Schripsema & Verpoorte 1994, Mohr & Schopfer 1995).
Hasil metabolism dalam organism hidup dapat dibagi menjadi dua
kelompok besar: metabolit primer dan sekunder. Yang tergolong dalam
metabolit primer adalah senyawa-senyawa yang diproduksi dan terlibat pada
jalur metabolisme primer (contohnya glikolisis, siklus asam sitrat/siklus
Krebs, dan fotosintesis). Contoh metabolit primer adalah protein,
karbohidrat, lipid, asam amino, nukleotida, danasetil CoA (Siegler 1998).
Karbohidrat biasa disebut hidrat arang. Terdiri dari dua reaksi pembentukan
dan pemecahan karbohidrat. Tersusun atas monomer molekul-molekul gula
sederhana. Reaksi pemecahan terjadi di membrane sel yang melibatkan
proses respirasi dan fermentasi. Reaksi pembentukan terjadi di dalam
kloroplas yang melibatkan penggunaan karbondioksida untuk menghasilkan
monomer gula sederhana (misal: sukrosa). Protein merupakan salah satu
metabolit primer yang menyusun tubuh organisme. Menurut dogma biologi
molekuler, DNA akan ditranskripsi menjadi RNA, RNA ditranslasi menjadi
triplet kodon yang membentuk asam amino, polimer asam amino
merupakan protein. Lipida merupakan salah satu metabolit promer hasil dari
jalur oksidasi pentose fosfat. Reaksi pembentukan lipida terjadi di dalam
sitosol tanaman. Lipida tersusun atas asam lemak dan gliserol pada
umumnya. Asam nukleat merupakan metabolit primer yang menjadi dasar
pembentuk materi genetic baik DNA/RNA dan juga turunannya dapat
membentuk protein. Asam nukleat berperan dalam membentuk purin dan
pirimidin.

Metabolit sekunder tanaman merupakan senyawa dengan berat


molekul rendah yang diproduksi tanaman sebagai respon terhadap ancaman
lingkungan dan patogen. Hasil studi menunjukkan bahwa produk metabolit
sekunder merupakan senyawa yang diturunkan dari metabolit primer, yaitu
karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat. Secara sederhana, metabolit
sekunder tanaman terbagi atas tiga golongan besar, yaitu fenolik, senyawa
bernitrogen, dan terpenoid (Edwards & Gatehouse 1999).
Metabolit sekunder tidak digunakan untuk proses pertumbuhan dan
unik untuk setiap organisme. Pada umumnya senyawa metabolit sekunder
berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri, misalnya sebagai pelindung
(protectant) dari gangguan hama untuk tumbuhan itu sendiri atau
lingkungannya. Selain sebagai pelindung, dapat juga berfungsi sebagai
penarik (attractan) atau penolak (repellant) dari serangga atau herbivora.
Contoh metabolit sekunder lainnya pada tumbuhan adalah pigmen-pigmen,
senyawa antibiotik, senyawa bioaktif, dan senyawaaromatik (Siegler 1998).
Produksi senyawa metabolit primer maupun sekunder saat ini sangat
penting, misalnya dalam bidang industri, kesehatan, atau pangan. Sebagai
contoh, saat ini senyawa metabolit sekunder telah banyak digunakan sebagai
zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan, dan sebagainya. Dengan
mempelajari jalur biosintesis ini memungkinkan untuk melakukan
modifikasi dari jalur tersebut sehingga dapat diproduksi metabolit dalam
jumlah yang lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat, mengetahui
struktur metabolit yang dihasilkan, dan dapat dilakukan sintesis untuk
menghasilkan derivatnya (Lisdawati et al. 2007).

Anda mungkin juga menyukai