Anda di halaman 1dari 1

SAKIT PERUT PADA ANAK

Ilustrasi kasus

Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun 9 bulan dibawa ke Poliklinik anak dengan keluhan
utama sakit perut berulang sejak 1 tahun yang lalu. Sakit dirasakan hampir setiap hari di
daerah ulu hati yang tidak menjalar. Sakit perut dapat disertai dengan mual atau
muntah.
Pasien dilahirkan cukup bulan, spontan, ditolong dokter dan langsung menangis. Berat
lahir 3.000 gram dan panjang badan saat lahir 49 cm. Riwayat imunisasi dasar lengkap.
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan terkesan normal. Riwayat makanan
menunjukkan kualitas dan kuantitasnya terkesan cukup. Pasien merupakan anak pertama
dari dua bersaudara.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan seorang anak lelaki dengan berat badan 19,5 kg dan
tinggi badan 117 cm. Keadaan umum baik, sadar, tidak terlihat pucat maupun sesak nafas.
Laju denyut jantung sama dengan laju denyut nadi 100 x/menit, laju napas 28 x/menit
dan suhu 36.7oC. Bunyi jantung I II normal, tidak ada bising maupun irama derap.
Gerakan nafas simetris, suara nafas vesikular, tidak didapatkan adanya ronki maupun
mengi. Perut teraba lemas, turgor cukup dan didapatkan nyeri tekan pada daerah
epigastrium. Hati dan limpa tidak teraba, tidak teraba massa, dan bising usus terdengar
normal. Alat gerak teraba hangat dengan perfusi perifer baik. Saat itu ditegakkan
diagnosis sakit perut berulang yang diduga disebabkan oleh gastritis yang dipikirkan
akibat infeksi H. pylori.
Pasien kemudian mendapat terapi ranitidin 2 x 50 mg. Hasil pemeriksaan penunjang
darah tepi memperlihatkan kadar hemoglobin 12,8 g/dl, leukosit 6100/l, trombosit
315.000/l, hematokrit 36 vol%, hitung jenis (%): eosinofil 1, batang 0, segmen 53, limfosit
45, dan monosit 1. Pada pemeriksaan serologi IgG anti H. pylori diperoleh hasil negatif.
Selanjutnya direncanakan pemeriksaan endoskopi.
Pemeriksaan endoskopi memperlihatkan gambaran hiperemis pada 1/3 distal mukosa
esofagus dan bagian antrum mukosa lambung, sedangkan mukosa duodenum normal.
Pada pemeriksaan patologi anatomi dari jaringan biopsi didapatkan gambaran gastritis
kronis atrofi aktif dengan H. pylori positif serta tidak ditemukan gambaran keganasan.
Pasien kemudian mendapat terapi omeprazol 2 x 10 mg, amoksisilin 2 x 500 mg dan
klaritromisin 2 x 250 mg selama 1 minggu.
Pada saat kontrol di Poliklinik Anak satu minggu kemudian, tidak didapatkan lagi
keluhan sakit perut berulang. Evaluasi hasil eradikasi H. pylori pada satu bulan pasca
terapi

Anda mungkin juga menyukai