Anda di halaman 1dari 16

Perkawinan Antara yang Berlainan Agama

Menurut Hukum Positif dan Agama

Kelompok 1:

Angling Zanifiar H

Laila Aulia RavIta Dewi N

Perkawinan merupakan suatu


peristiwakehidupan
dalam
manusia, karena
perkawinan
Tidak saja menyangkut
pribadi
kedua
calon suami istri. Tetapi
juga
menyangkut
urusan keluarga

SYARAT - SYARAT PERKAWINAN DAN


RUKUNNYA

Syarat-syarat perkawinan dan rukunnya


Calon mempelai pria:

Laki-laki
Beragama islam
Jelas orangnya
Dapat memberikan persetujuan
Tidak terdapat halangan perkawinan

Calon Mempelai
Wanita:
Perempuan
Beragama meskipun
yahudi ataupun
nasrani
Jelas orangnya

Pernikahan beda Agama


dalam hukum Islam
Masalah pernikahan berbeda keyakinan ini
sebenarnya terbagi dalam 2 kasus
keadaan, antara lain:
Kasus 1: Pernikahan antara laki-laki
non-muslim dengan wanita muslim
Kasus 2: Pernikahan antara laki-laki
muslim dengan wanita non-muslim

Pada kasus 1 kedua pihak ulama sepakat untuk


mengharamkan pernikahan yang terjadi pada
keadaan seperti itu, seorang wanita muslim
haram hukumnya dan pernikahannya tidak sah
bila menikah dengan laki-laki non-muslim AlQuran menjelaskan Dalam surat Al-Baqarah 221

Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik,


sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita
budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik,
walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu
menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanitawanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari
orang musyrik walaupun dia menarik hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.
Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintahperintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran. (Surat Al-Baqarah Ayat
221)

Sedang pada kasus ke-2. Seorang


laki-laki muslim dilarang menikah
dengan wanita non-muslim kecuali
wanita ahli kitab, seperti yang
disebutkan dalam surat Al-Maidah
ayat 5

Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik.


Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al
Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal
pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini)
wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara
wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita
yang menjaga kehormatan di antara orang-orang
yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah
membayar maskawin mereka dengan maksud
menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan
tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang
siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima
hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya
dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.
(Al-Maaidah Ayat 5)

Perkawinan Beda Agama Menurut


Hukum Positif Indonesia
Dasar hukum perkawinan di Indonesia yang berlaku
sekarang ada beberapa peraturan, diantaranya
adalah :
1. Buku I Kitab Undang-undang Hukum Perdata
2.UU No. 1/1974 tentang Perkawinan
3.UU No. 7/1989 tentang Peradilan Agama
4.PP No. 9/1975 tentang Peraturan Pelaksana UU
No. 1/1974
5.Intruksi Presiden No. 1/1991 tentang Kompilasi
Hukum Islam di Indonesia

Mengenai perkawinan beda agama yang


dilakukan oleh pasangan calon suami isteri dapat
dilihat dalam UU No.1/1974 tentang perkawinan
pada pasal 2 ayat 1, bahwa Perkawinan adalah
sah, apabila dilakukan menurut hukum masingmasing agamanya dan kepercayaannya.

Pertama, penafsiran yang berpendapat bahwa


perkawinan beda agama merupakan pelanggaran
terhadap UU No. 1/1974 pasal 2 ayat 1 pasal 8 f.

Pendapat kedua, bahwa perkawinan antar agama


adalah sah dan dapat dilangsungkan, karena telah
tercakup dalam perkawinan campuran, dengan
argumentasi pada pasal 57 tentang perkawinan
campuran yang menitikberatkan pada dua orang
yang di Indonesia tunduk pada hukum yang
berlainan, yang berarti pasal ini mengatur
perkawinan antara dua orang yang berbeda
kewarganegaraan juga mengatur dua orang yang
berbeda agama.

Pendapat ketiga bahwa perkawinan antar


agama sama sekali tidak diatur dalam UU
No. 1/1974, oleh karena itu berdasarkan
pasal 66 UU No. 1/1974 maka persoalan
perkawinan beda agama dapat merujuk
pada peraturan perkawinan campuran,
karena belum diatur dalam undang-undang
perkawinan.

APAKAH ADA YANG INGIN BERTANYA?

???

TERIMAKASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai