ABSTRAK
Faris Aditiya Permana. 2013. Pengaruh Ekstrak Buah Pare (Momordica
charantia) Dalam Memperpendek Masa Inflamasi Luka Bakar Derajat 2
Dangkal Pada Tikus Galur Wistar.
Pembimbing I : Dr. Rudy Joegijantoro, MMRS
Pembimbing II : Ns. Bayu Budi Laksono.S.Kep
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi. Buah Pare dengan kandungan flavonoid dapat bermanfaat sebagai
antiinflamasi dengan menghambat pelepasan asam arakidonat dan sekresi enzim
lisosom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah pare (
Momordica charantia ) dalam memperpendek masa inflamasi luka bakar derajat 2
dangkal pada tikus galur wistar.
Penelitian ini mengggunakan Eksperimental dengan rancangan penelitian
menggunakan True Eksperimental dengan binatang coba sebagai objek penelitian
adalah tikus wistar berusia 3-4 bulan dengan berat 200-250 gram dengan jumlah
18 ekor yang akan dibagi menjadi 2 kelompok. Data diperoleh dari pengukuran
nilai eritema menggunakan RGB ( Red, Green, Blue ) dengan software adobe
photoshop cs 3 dan pengukuran diameter luka menggunakan penggaris. Data
diolah menggunakan SPSS for Windows versi 15.
Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak buah pare (Momordica
charantia) dapat memperpendek masa inflamasi luka bakar derajat 2 dangkal pada
tikus galur wistar. Berdasarkan data statistik sendiri terlihat jelas perbedan yang
signifikan pada uji T-Test Independent yang menunjukkan nilai p<0,5 (p=0,000)
pada nilai eritema dan nilai p<0,5 ( p=0,000 ) pada pengukuran diameter luka.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh ekstrak buah pare
(Momordica charantia) dalam memperpendek masa inflamasi luka bakar derajat 2
dangkal pada tikus galur wistar.
Daftar Pustaka : 30 kepustakaan ( 1991-2013 )
Kata kunci : Ekstrak Buah Pare, Inflamasi, Luka bakar derajat 2 dangkal
ABSTRACT
Permana, Aditiya, Faris. 2012. The Influence of Bitter Melon Fruit
(Momordica charantia) Extracts to shortened partial 2 (second) degrees of
burn wounds at inflammation phase on the Wistar strain rat
Pembimbing I : Dr. Rudy Joegijantoro, MMRS
Pembimbing II : Ns. Bayu Budi Laksono.S.Kep
Burn is damage or loss tissue caused by contact with a heat source such
as fire, water heat, chemicals, electricity, and radiation. Bitter melon fruit that
contains of flavonoid can be useful as an anti-inflammatory by inhibiting the
release of arachidonic acid and secretion of lysosomal enzymes. The purpose of
this study are to determine the effect of the bitter melon fruit (Momordica
charantia) extracts to decrease partial 2nd degrees of burn wounds at
inflammation phase on the wistar strain rats.
This study are used experimental with true experimental research design
used 18 wistar strain rats 3-4 months old and the weights are 200 -250 grams as
a trial animal as the subject that divided into 2 groups. Data are obtained from
measurements of erythema values using RGB (Red, Green, Blue) with software
adobe photoshop cs 3 and the measurement of the diameter of the wound by a
ruler. The data were processed by SPSS for Windows version 15.
This study showed that the extracts of bitter melon fruit (Momordica
charantia) can shorten the duration of the inflammation phase on partial 2nd
degrees of burn wounds on the subject. Statistical data showed that there is a
difference signification on T-Test Independent that shows the value of p <0.5 ( p =
0.000 ) in erythema values and p <0.5 ( p = 0.000 ) on the measurement of the
diameter of the wound. It can be concluded that there are significant influence
from bitter melon fruit (Momordica charantia) extracts to shorten
partial 2nd
LATAR BELAKANG
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan
jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber
listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi.Luka bakar dapat merusak
jaringan
otot,
tulang,
pembuluh
darah
dan
jaringan
epidermal
yang
mengakibatkan kerusakan yang berada di tempat yang lebih dalam dari akhir
sistem persarafan.
Berdasarkan data statistik unit pelayanan khusus RSUPN Cipto
Mangunkusumo Jakarta, jumlah kasus yang dirawat selama tahun 1998 sebanyak
107 kasus atau 26,3% dari seluruh kasus bedah plastik yang dirawat. Dari kasus
tersebut terdapat lebih 40% merupakan luka bakar derajat II-III dengan angka
kematian 37,38%.
Penyembuhan luka bakar merupakan suatu proses penggantian jaringan
yang mati/rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan
regenerasi. Luka dikatakan sembuh apabila permukaannya dapat bersatu kembali
dan didapatkan kekuatan jaringan yang mencapai normal. Penyembuhan luka
meliputi 2 kategori yaitu, pemulihan jaringan ialah regenerasi jaringan pulih
seperti semula baik struktur maupun fungsinya dan repair ialah pemulihan atau
penggantian oleh jaringan ikat.
Penyembuhan luka pada fase inflamasi berlangsung sampai hari ke-5.
Akibat luka terjadi pendarahan, tubuh akan berusaha menghentikannya dengan
vasokonstriksi, pengerutan ujung pembuluh yang terputus (retraksi) dan reaksi
hemostasis.
Hemostasis
terjadi
karena
keluarnya
trombosit,
trombosit
klorida. Normal saline steril aman digunakan untuk kondisi apapun. Sodium
klorida atau natrium klorida mempunyai Na dan Cl yang sama seperti plasma.
Larutan ini tidak mempengaruhi sel darah merah, melindungi granulasi jaringan
dan kondisi kering, menjaga kelembapan sekitar luka dan membantu luka
menjalani proses penyembuhan luka. Selain itu penggunaan Nacl juga mempunyai
kelemahan dalam perawatannya. Dalam hal ini perawatan menggunakan Nacl
hanya digunakan sebagai bahan pelengkap saja dan hanya berfungsi sebagai
pelembab saja pada luka. Dalam hal ini peneliti mempunyai sesuatu ide baru
mengenai perawatan luka bakar menggunakan bahan dari ekstrak tanaman dari
buah pare.
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional telah diterima secara
luas di hampir seluruh negara di dunia. Pengobatan obat tradisional secara umum
dinilai lebih aman dari penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat
tradisional memiliki efek samping yang relatif
yang
dilakukan
juga
Anila
digunakan
sebagai
obat. Dari
adalah
berarti sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan
menimbulkan busa bila dikocok dengan air.Beberapa saponin bekerja sebagai
antimikroba. Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin mengetahui seberapa
besar pengaruh ekstrak pare (Momordica charantia) dalam memperpendek masa
inflamasi luka bakar derajat 2 dangkal pada tikus putih galur wistar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak buah pare
(Momordica charantia) dalam memperpendek masa inflamasi luka bakar derajat 2
dangkal. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi penjelasan ilmiah
mengenai manfaat ekstrak buah pare dalam merawat luka bakar, khususnya luka
bakar derajat 2 dangkal, sehingga dapat menghemat biaya perawatan
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitan ini dilakukan di laboratorium biomedik dan laboratorium kimia
Universitas Muhammadiyah Malang. Penelitan ini menggunakan desain penelitian
True Eksperimental. Populasi yang digunakan adalah hewan coba tikus wistar
dengan sampel yang dibagi 2 kelompok yakni kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara simple random sampling
dengan jumlah masing-masing kelompok adalah 9 ekor. Kriteria sample kelompok
tersebut adalah usia 3-4 bulan dan berat badan 200-250, jenis kelamin jantan,
sehat (tidak mengalami gangguan fisik), luas bakar sama 1x2 cm2, penyebab luka
bakar sama dengan menggunakan air mendidih, mendapat nutrisi yang sama.
Buah pare yang digunakan ditimbang terlebih dahulu dan didapatakan
berat buah pare sebelum dan sesudah dikeringkan adalah 1000 gram dan 550
gram. Buah pare mula-mula dibersihkan, dicuci dengan air dan dipotong kecilkecil. Lalu dikeringkan dengan cara diletakkan ditempat terbuka dengan sirkulasi
udara yang baik dan tidak terkena sinar matahari langsung dengan ditutup kain
flannel hitam, karena pada pengeringan dengan suhu terlalu tinggi akibat terkena
sinar matahari secara langsung dapat merusak komponen aktif dalam buah pare.
Setelah pare dikeringkan lalu buah pare dibuat menjadi serbuk menggunakan
blender atau dengan ditumbuk. Serbuk pare tersebut lalu dimaserasi dengan
larutan etanol dan dimasukkan ke dalam gelas erlemenyer. Hasil yang sudah
Kelompok 2
Kelompok 1
Kelompok Perlakuan dg
ekstrak pare
Kelompok KontrolNaCl
Analisa Hasil
Kesimpulan
kelompok perlakuan diberi ekstrak pare yang dioleskan pada area luka bakar. Pada
kelompok kontrol diberi nacl yang dioleskan pada area luka bakar. Masa inflamasi
/ eritema luka bakar diobservasi menggunakan kamera digital SONY 12
megapixel dan pengukuran lebar diameter eritema dengan penggaris.
Data yang diperoleh dianalisis dengan pengujian homogenitas data
menggunakan Test Levene Variances dengan taraf signifikan 5% dan pengujian
kenormalan data menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan
taraf signifikan 5%. Uji statistik yang akan digunakan adalah t test Independent
dengan selang kepercayaan 95% (Sugiyono, 2006). Untuk perhitungannya dengan
bantuan komputer program SPSS Versi 13 for Windows dengan taraf signifikan
5%.
HASIL
Berdasarkan uji normalitas menggunakan One-Sample KolmogorovSmirnov Test didapatkan hasil bahwa data niliai eritema dan diameter eritema
berdistribusi normal dengan signifikansi p>0,5. Berdasarkan uji homogenitas
menggunakan levene variances test didapatkan bahwa data memiliki populasi
homogen dengan nilai signifikansi p>0,5. Karena data memiliki distribusi normal
dan populasi yang homogen maka dilanjutkan dengan uji t-test independent
Didapatkan perbedaan bermakna nilai eritema pada kelompok ekstrak dengan
kelompok kontrol NaCl dan Diameter pada Kelompok ekstrak dengan kelompok
kontrol NaCl dengan nilai signifikansi p=0,000 atau terdapat perbedaan bermakna
( p<0,5 ). Nilai normal eritema kulit tikus yang belum dibuat luka bakar derajat 2
dangkal adalah 111 dpi, serta nilai eritema awal setelah dibuat luka bakar derajat 2
dangkal adalah 152 dpi.
Kelompok
Ekstrak
NaCl
Hari 1
Hari 2
Hari 3
110,0
97,69
89,30
83
141,9
4
126,8
5
117,5
72
88
55
Hari 4
Hari 5
Hari 6
Hari 7
Hari 8
Hari 9
82,55
80,33
76,58
73,30
64,02
5
94,30
3
90,22
100,1
5
84,86
7
79,97
11
84,75
86,5
160
140
120
100
80
Ekstrak
60
NaCl
40
20
0
Hari 0Hari 1Hari 2Hari 3Hari 4Hari 5Hari 6Hari 7Hari 8Hari 9
nilai
eritema
110,083
sedangkan
pada
kelompok
nacl
menunujukkan nilai eritema 141,972 dpl. Untuk nilai (selisih terbesar) pada
kelompok ekstrak adalah 12,389 yang terletak diantara hari pertama dan hari
kedua. Sedangkan untuk nilai ( Selisih terbesar ) pada kelompok nacl adalah
15,084 yang terletak pada hari pertama dan kedua.
Kelompok
Hari 1
Hari 2
Hari 3
Hari 4
Hari 5
Hari 6
Hari 7
Hari 8
Hari 9
Ekstrak
1,088
0,777
0,655
0,511
0,411
0,377
0,277
0,233
0,177
NaCl
1,088
1,077
0,855
0,6
0,588
0,566
0,533
0,525
0,411
1.2
1
0.8
Ekstrak
0.6
NaCl
0.4
0.2
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Hari 8 Hari 9
menunjukkan nilai diameter 1,088 cm. Untuk nilai ( Selisih terbesar ) pada
kelompok Nacl adalah 0,222 yang terletak diantara hari kedua dan ketiga. Selama
penelitian ada 2 subyek yang mengalami scar pada kelompok nacl.
PEMBAHASAN
Pada kelompok perlakuan dengan menggunakan ekstrak pare teramati
bahwa pada kelompok ini memberikan pengaruh dalam memperpendek masa
inflamasi luka bakar derajat 2 dangkal. Hal ini dimungkinkan adanya kandungan
dari ekstrak pare sebagai antiinflamasi sehingga dapat memperpendek masa
inflamasi luka bakar. Salah satu kandungan dari pare yang diduga mempunyai
efek antiinflamasi
adalah
senyawa
mempunyai aktifitas inflamasi adalah apginin dan luteolin, selain itu terdapat pula
senyawa flavonoid sintesis atau semi sintesis yang berpotensi sebagai obat
antiinflamasi, yaitu O-B hidroksiethil rutin dan derivat quercetin.
Mekanisme anti-inflamasi terjadi melalui efek penghambatan jalur
metabolisme asam arachidonat, pembentukan prostaglandin, pelepasan histamin,
atau aktivitas radical scavenging suatu molekul.Melalui mekanisme tersebut, sel
lebih terlindung dari pengaruh negatif, sehingga dapat meningkatkan viabilitas
sel.
Flavonoid terutama bekerja pada endothelium mikrovaskular untuk
mengurangi terjadinya hipermeabilitas dan radang. Beberapa senyawa flavonoid
dapat menghambat pelepasan asam arakidonat dan sekresi enzim lisosom dari
membrane dengan jalan memblok jalur siklooksigenase merupakan langkah
pertama pada jalur yang menuju ke hormon eikosanoid seperti prostaglandin dan
tromboksan.
Pada perawatan menggunakan NaCl 0,9 % tidak mempunyai pengaruh
dalam memperpendek masa inflamasi dikarenakan NaCl hanya merupakan cairan
fisiologis yang merupakan perawatan luka standar untuk membersihkan luka dan
memberikan kelembapan pada kulit sehingga memungkinkan terjadinya
epitelisasi. Karena NaCl ini hanya merupakan cairan fisiologis, tidak mempunyai
efek antiinflamasi seperti flavonoid yang terdapat dalam kandungan buah pare.
Kondisi yang lembab menyebabkan oksigenasi dari luka mengalami penurunan
sehingga memperlama fase inflamasi.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat perbedaan penurunan
nilai eritema, diameter luka serta selisih terbesar yang bermakna pada kelompok
perlakuan yang diberi ekstrak buah pare.
Dari hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak buah pare
(Momordica charantia ) dalam memperpendek masa inflamasi luka bakar derajat
2 dangkal.
SARAN
Peneliti menyarankan agar untuk penelitian lebih lanjut tentang buah pare
( Momordica charantia ) dalam memperpendek masa inflamasi luka bakar derajat
2 dangkal dengan menggunakan dosis supaya untuk mengetahui dosis yang efektif
ekstrak pare untuk memperpendek masa inflamasi luka bakar derajat 2 dangkal,
dengan menggunakan kelompok pembanding yang lain seperti ( SSD ) Silver
Sulfadiazine, dan juga agar bisa diterapkan di praktek klinis.
DAFTAR PUSTAKA
Atik Fitriyani, Lina Winarti, Siti Muslichah, dan Nuri, 2011. Uji Antiinflamasi
Ekstrak Metanol Daun Sirih Merah ( Piper Crocatum Ruiz & Pav )
Pada Tikus Putih. Majalah Obat Tradisional. 34-42.
Kristianto, H.2005. Perbedaan Efektivitas Perawatan Luka Bakar Derajat II
dengan Lendir Lidah Buaya (Aloe Vera) dibandingkan dengan Cairan
Fisiologis
(Normal
Saline
0,9%)
dalam
Mempercepat
Proses
A.2005.
Uji
Aktivitas
Antiinflamasi
Ekstrak
Metanol