Materi Makalah Ojk
Materi Makalah Ojk
Materi Makalah Ojk
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan sebuah lembaga baru yang dirancang untuk
melakukan pengawasan secara ketat lembaga keuangan seperti perbankan, pasar modal,
reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Adapun tujuan utama
pendirian OJK adalah: Pertama, meningkatkan dan memelihara kepercayaan publik di bidang
Schlesinger, mantan Gubernur Bundesbank (bank sentral Jerman) yang pada waktu
penyusunan RUU (kemudian menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 1999) bertindak sebagai
konsultan. Mengambil pola bank sentral Jerman yang tidak mengawasi bank.
3. Pembentukan, status, dam tempat kedudukan OJK
Pasal 2
1. Dengan Undang-Undang ini dibentuk OJK.
2. OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas
dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam UndangUndang ini.
Pasal 3
1. OJK berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. OJK dapat mempunyai kantor di dalam dan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi lahirnya UU ini selain pertimbangan
Undang-Undang tentang Bank Indonesia sebagaimana telah beberapa kali dirubah, yakni:
Sistem keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan yang menjalankan fungsi
intermediasi bagi berbagai kegiatan produktif di dalam perekonomian nasional merupakan
salah satu komponen penting dalam sistem perekonomian nasional.
Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di
bidang teknologi informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan yang
sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait antar-subsektor keuangan baik dalam hal produk
maupun kelembagaan.
Adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan di berbagai
subsektor keuangan (konglomerasi) telah menambah kompleksitas transaksi dan interaksi
antarlembaga jasa keuangan di dalam sistem keuangan
Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang meliputi
tindakan moral hazard, belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan, dan
terganggunya stabilitas sistem keuangan.
Harapan penataan melalui UU No.21 Tentang Otoritas Jasa Keuangan :
Penataan dimaksud dilakukan agar dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih
efektif di dalam menangani permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat
lebih menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan.
Agar pengaturan dan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan jasa keuangan
tersebut harus dilakukan secara terintegrasi.
4. Tujuan, fungsi, tugas dan wewenang
OJK dipimpin oleh Dewan Komisioner yang bersifat kolektif dan kolegial. Dewan
Komisioner ditetapkan dengan Keputusan Presiden dan beranggotakan 9 (sembilan) orang
anggota yang susunan terdiri atas:
anggota;
Seorang Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun,
Konsumen;
Seorang anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan
Keuangan
yang
8. Penegakan Hukum
- Penyidikan (49 UU No.21/2011)
a. Penyidik PNS diberi wewenang khusus sebagai penyidik
sebagaimana dimaksdu dalam KUHAP
b. Penyidik PNS melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan
penyidikan.
-
9. Akuntabilitas ojk
- RKA (Pasal 34) :
a. OJK menyusun rencana kerja dan anggaran dan OJK
b. Anggaran di ajukan kepda DPR untuk mendapat persetujuan
- Laporan :
a. OJK menyusuk laporan keuangan dan laporan kegiatan
b. OJK menyampikan laporan kepada presiden dan DPR
- Transparansi :
a. Laporan keuangan OJK di audit BPK atau KAP yang di tunjuk BPK
b. OJK mengumumkan laporan tahunan OJK kepada publik melalu
media cetak dan media elektronik.
10.Pembiayaan OJK
Anggaran OJK :
a. Bersumber dari APBN dan atau pungutan dari pihak lain yang
melakukan kegiatan di sektor jasa keuanga ( Pasal 34 ayat (2))
b. Penetapan
besaran
pungutan
dilakukan
dengan
tetap
memperhatikan kemampuan pihak yang melakukan kegiatan di
sektor jasa keuangan
c. Pembiayaan dari APBN di perlukan pada saat pungutan dari pihak
yang melakukan kegiatan di industri jasa keuangan belum dapat
mendanai seluruh kegiatan OJK secara mandiri.
11.Hubungan Kelembagaan
Pasal 39. Dalam melaksanakan tugasnya, OJK berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam
membuat peraturan pengawasan di bidang Perbankan antara lain:
Pasal 44 . Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, dibentuk Forum Koordinasi Stabilitas
Sistem Keuangan dengan anggota terdiri atas:
12.Transisi
1. Masa transisi : 22 November 2011 UU OJK disahkan
2. 31 Desember 2012 Pengaturan dan Pengawasan Pasar Modal dan
IKNB beralih ke OJK
3. 31 Desember 2013 Pengaturan dan Pengawasan Perbankan beralih
ke OJK
4. OJK beroperasi penuh
KETENTUAN PERALIHAN
Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan
kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke OJK.
Sejak tanggal 31 Desember 2013, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan
kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan beralih dari Bank Indonesia ke OJK.
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 13,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan
Undang-Undang ini.
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan yakni pada tanggal 22
November 2011.