Anda di halaman 1dari 3

Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan rujukan akan

diusahakan peningkatan RSUP dr. Djamil, meningkatkan RSU dr.


Achmad Mochtar Bukittinggi dari kelas C ke kelas B, meningkatkan 1 buah RS kelas C menjadi kelas C+, 4 buah RS kelas D
menjadi kelas C dan 2 buah RS kelas D menjadi kelas D+ dan
peningkatan rumah sakit umum lainnya yang ada, serta pelayan-

an kesehatan jiwa terutama melalui pelayanan rawat jalan dan


peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan.
Untuk menjamin tercapainya sistem pengadaan dan distribusi obat pada unit-unit pelayanan kesehatan akan dibangun 8
buah sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan.
Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, serta peningkatan pengendalian, pengadaan dan pengawasan obat, makanan, kosmetika, alat
kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu juga dilakukan peningkatan perbaikan gizi melalui usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK), peningkatan pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A dan anemia gizi besi serta pencegahan gondok
endemik. Untuk meningkatkan kemampuan dan pengelolaan program
gizi, sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan dikembangkan. Di samping itu akan ditingkatkan kesehatan lingkungan semua penduduk dan dilakukan usaha untuk menambah berbagai
jenis sarana air bersih. Dalam rangka meningkatkan pembangunan sarana air bersih, terutama untuk penduduk pedesaan, akan
dibangun 35 buah penampungan air dengan perpipaan, 15 buah
sumur artesis, 40 buah perlindungan mata air, 1.200 buah penampungan air hujan, 17.964 buah sumur pompa tangan dangkal
dan dalam serta sejumlah sarana air bersih jenis lainnya.
Untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehatan, khususnya tenaga paramedis akan dilakukan peningkatan jumlah lulusan tenaga kesehatan, dengan cara melipatgandakan jumlah penerimaan
dengan membuka kelas paralel pada sekolah/akademi yang ada.
Di samping itu akan ditingkatkan sarana pendidikan serta akan
dibangun berbagai sekolah/akademi kesehatan sesuai keperluan-

89

nya, ditingkatkan sekolah/akademi yang ada dan dilaksanakan pendidikan pekarya kesehatan.
Di

biding

tenaga

kerja

dilanjutkan

kegiatan

latihan,

dan

keterampilan

serta

kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga
latihan swasta dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja
dan kesempatan kerja daerah setempat. Selain itu lebih ditingkatkan perencanaan tenaga
kerja

yang

menyeluruh,

terkoordinasi

dan

terpadu

mencakup

semua

sektor

pembangunan

pemerintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I, maupun di Daerah Tingkat II. Penyebaran
dan pemanfaatan tenaga kerja muda terdidik ke daerah pedesaan sebagai Tenaga Kerja
Sukarela Pelopor Pembaharuan dan Pembangunan terus dilanjutkan dan disempurnakan.
Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk mengatasi masalah kekurangan
lapangan kerja dilaksanakan di kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di
daerah perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah yang sering dilanda
bencana alam dan kegiatan ekonomi yang menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB
dipadukan dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.
Selama Repelita IV pelaksanaan transmigrasi dalam rangka penyebaran penduduk dan
pembukaan areal pertanian baru akan dilanjutkan. Diperkirakan selama Repelita IV akan
dilaksanakan penyiapan lahan seluas 6.518 ha untuk menampung sekitar 4.345 kepala
keluarga penduduk di daerah pemukiman transmigrasi yang terdiri dari transmigran umum,
transmigran swakarsa dan pemukiman kembali.

90

Anda mungkin juga menyukai