Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INDEPENDEN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Aljabar Linear
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Kartono, M.
Disusun oleh:
Otto Manurung
(0401514009)
(0401514025)
(0401514027)
Karyadi
(0401514055)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
BAB 6
PENGUJIAN HIPOTESIS KOMPARATIF K SAMPEL INDEPENDEN
Statistik Nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel
independen antara lain adalah:
1. Chi Kuadrat k sampel untuk data nominal
2. Median Extention
3. Kruskal-Walls One Way Anova untuk data ordinal
1. Chi Kuadrat K Sampel
Uji Chi kuadrat (dilambangkan dengan "2" dari huruf Yunani "Chi" dilafalkan "Kai")
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif lebih dari dua sampel, bila data nya berbentuk
diskrit atau nominal. Dasar uji kai kuadrat itu sendiri adalah membandingkan perbedaan
frekuensi hasil observasi (fo) dengan frekuensi yang diharapkan (fh). Perbedaan tersebut
meyakinkan jika harga dari Chi Kuadrat sama atau lebih besar dari suatu harga yang
ditetapkan pada taraf signifikan tertentu (dari tabel 2). Rumus dasar yang digunakan untuk
pengujian adalah sama dengan komparatif dua sampel independen, yaitu sebagai berikut.
x
2
x2
fh
fh
= Chi Kuadrat
f0
Perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran di kelas XI IPA
SMA Negeri Semarang.
2. Variabel penelitian:
Hasil belajar siswa
3. Rumusan Masalah:
Adakah perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran di
kelas XI IPA SMA Negeri Semarang.
4. Sampel:
Terdiri 4 kelompok sampel, yaitu:
a. Sampel Metode Ceramah (A1) berjumlah 17 orang.
b. Sampel Metode Diskusi (A2) berjumlah 20 orang.
c. Sampel Metode Pemberian Tugas (A3) berjumlah 18orang.
d. Sampel Metode Campurab (A4) berjumlah 19 orang.
5. Hipotesis:
H0
: Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan berbagai metode
pembelajaran di kelas XI IPA SMA Negeri Semarang.
H1
yang diharapkan (
siswa dari empat kelompok. Jumlah seluruh anggota sampel untuk 4 kelompok hasil
belajar tersebut adalah : 17 + 20 + 18 + 19 = 74.
Persentasi siswa yang tuntasdiperoleh:
6 14 13 17 50
p
100% 67,6%
74
74
fh
11,49
20 67,6%
13,51
18 67,6%
12,16
19 67,6%
12,84
100% 32,4%
74
74
fh
sebagai berikut:
1. Metode Ceramah (A1)
2. Metode Diskusi (A2)
3. Metode Pemberian Tugas (A3)
17 32,4%
5,51
20 32,4%
6,49
18 32,4%
5,84
19 32,4%
6,16
T/TT
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
A2
A3
A4
Jumlah
6
11
14
6
13
5
17
2
74
11,49
5,51
13,51
6,49
12,16
5,84
12,84
6,16
-5,49
5,49
0,49
-0,49
0,84
-0,84
4,16
-4,16
0,00
30,102
30,102
0,237
0,237
0,702
0,702
17,324
17,324
2,621
5,460
0,018
0,036
0,058
0,120
1,349
2,811
12,473
dk s 1 k 1 (4 1) 2 1 3
sampel = 4). Berdasarkan dk = 3 dan taraf kesalahan 5%, maka harga Chi Kuadrat tabel
= 7,815.
Harga Chi
hitung
Kuadrat
Hitung
lebih
besar
dari
harga
Chi
Kuadrat
tabel
H0
H1
Met_pem * Lulus_TidakTuntasCrosstabulation
Count
Lulus_TidakLulus
Lulus
Met_pem
Total
Total
Tidak Lulus
Metode A1
11
17
Metode A2
14
20
Metode A3
13
18
Metode A4
17
19
50
24
74
Chi-Square Tests
Value
df
12,473a
,006
Likelihood Ratio
12,687
,005
Linear-by-Linear Association
10,680
,001
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
74
Analisis:
H0
: Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan berbagai metode
pembelajaran di kelas XI IPA SMA Negeri Semarang.
H1
: ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan berbagai metode pembelajaran di
kelas XI IPA SMA Negeri Semarang
Pengambilan keputusan:
1. Dasar pengambilan keputusan menggunakan perbandingan statistik hitung dengan
statistik tabel.
Jika statistik hitung < statistik tabel, maka Ho diterima
Jika statistik hitung > statistik tabel, maka Ho ditolak
Statistik hitung
Dari tabel output diatas terlihat bahwa statistik hitung kruskal wallis (sama dengan
Berdasarkan dari kedua pengujian, hasil yang diperoleh sama yaitu Ho ditolak dan
menerima H1 artinya ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan berbagai
metode pembelajaran di kelas XI IPA SMA Negeri Semarang.
2. Median Extention (Perluasan Median)
Test median extention digunakan untuk menguji apakah dua atau lebih kelompok (sampel)
independen berbeda dalam nilai tengahnya, dengan kata lain apakah dua atau lebih sampel
independen berasal dari suatu populasi yang mempunyai median yang sama atau berasal dari
populasi yang sama. Test median extention digunakan untuk menguji hipotesis komparatif
median k sampel independen bila datanya berbentuk ordinal. Dalam test ini ukuran sampel
tidak harus sama.
x
2
x2
0ij
f hij
, yaitu:
f hij
Dimana:
x2
= Chi Kuadrat
f 0ij
= Banyak kasus pada baris ke i dan kolom j
f hij
= Banyak kasus yang diharapkan pada baris ke i dan kolom ke j
dk untuk rumus tersebut adalah
k 1 r 1
x2
dk k 1 r 1 k 1 2 1 k 1
x2
) hitung.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw, kooperatif learning tipe
group investigation, dan kooperatif learning tipe student teams achievement division (STAD).
Dalam hal ini dilakukan penelitian terhadap 3 kelas, yaitu kelas A1 (kooperatif learning tipe
jiqsaw), kelas A2 (kooperatif learning tipe group investigation), dan kelas A3 (kooperatif
learning tipe STAD). Dalam penelitian ini digunakan sampel hasil belajar siswa, kelas A1 =
20 orang, kelas A2 = 23 orang, dan kelas A3 = 21 orang.
tabel
6. Penyajian Data:
Data hasil penelitian ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif
Learning Tipe Jigsaw, Kooperatif Learning Tipe Group Investigation, Dan Kooperatif
Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Kelas A1
3
6
5
8
6
3
5
4
7
Kelas A3
9
7
8
9
9
8
8
9
10
5
7
4
5
5
7
4
5
7
6
5
5
4
5
7
3
5
9
9
8
9
7
8
7
9
n 2 23
n1 20
9
8
7
9
10
10
8
7
8
7
10
8
n3 21
Karena ini adalah tes median, maka median hasil belajar siswa dari 3 kelas tersebut perlu
dicari. Untuk memudahkan pencarian, maka data 3 kelas tersebut diurutkan mulai dari
jumlah yang terkecil. Median hasil belajar siswa dari 3 kelas tersebut adalah angka ke 32
dan 33 yaitu (7+7) : 2 = 7. Setelah median 3 kelas diurutkan, maka perlu dihitung jumlah
hasil belajar siswa di atas, dan di bawah median. Hal ini ditunjukkan pada tabel 3. (ini
f0
merupakan
).
fh
Untuk menentukan .
f h 1 19 : 2 10
Kelas A1,
.
f h 10 13 : 2 11,5
Kelas A2,
.
f h 17 4 : 3 10,5
Kelas A3,
Tabel 3. Jumlah Hasil Belajar Siswa
Jumlah Hasil Belajar Siswa
Kelompok
Jumlah hasil belajar siswa
7
di atas median
Jumlah hasil belajar siswa
Kelas A1
1
10
10*
19
A3
17
11,5*
13
10*
Kelas
Kelas A2
10,5*
4
11,5*
10,5*
di bawah median
Jumlah
7
20
23
21
Untuk kelas A1, jumlah hasil belajar siswa diatas median = 1, kelas A2 = 10, dan kelas
A3 = 17.
7. Pengujian untuk Pengujian Hipotesis.
Nilai-nilai yang telah dihitung dalam tabel 3 tersebut dimasukkan kedalam rumus Chi
Kuadrat, jadi:
x
2
0 ij
f hij
f hij
1 10
10
10 11,5
11,5
17 10,5
10,5
x 2 24,014
Harga Chi kudrat hitung
tabel
tabel
tabel
tabel
hitung
dapat ditemukan yaitu sebesar 5,99. Ternyata Chi Kuadrat hitung lebih
besar dari Chi Kuadrat tabel ( 24,014 > 5,99). Karena harga hitung lebih besar dari harga
H0
tabel, maka
ditolak dan
H1
di terima.
8. Kesimpulan:
Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa antara model pembelajaran
kooperatif learning tipe jigsaw, kooperatif learning tipe group investigation, dan
kooperatif learning tipe student teams achievement division (STAD).
9. Saran
SMA Negeri Semarang perlu meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan
berbagai model pembelajaran dalam pembelajaran di kelas.
Menggunakan program SPSS
Frequencies
Kelas
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Nilai
> Median
10
17
<= Median
19
13
Test Statisticsa
Nilai
N
64
Median
7,00
Chi-Square
24,014b
Df
Asymp. Sig.
,000
Analisa :
Hipotesis
H0
= Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif learning tipe jigsaw, kooperatif learning tipe group investigation, dan
kooperatif learning tipe student teams achievement division (STAD).
H1
= Ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
learning tipe jigsaw, kooperatif learning tipe group investigation, dan kooperatif
learning tipe student teams achievement division (STAD).
Pengambilan keputusan
1. Dasar pengambilan keputusan menggunakan perbandingan statistik hitung dengan
statistik tabel.
Jika statistik hitung < statistik tabel, maka Ho diterima
Jika statistik hitung > statistik tabel, maka Ho ditolak
Statisttik hitung
Dari tabel output diatas terlihat bahwa statistik hitung kruskal wallis (sama dengan
Disini digunakan tabel chi-square sebagai pembanding. Dengan melihat tabel chisquare untuk df =k-1=3-1=2 dan tingkat signifikan = 0,05, maka didapatkan nilai
statistik tabel = 5,991
Keputusan :
Karena statistik hitung > statistik tabel (10,978 > 5,991 ), maka Ho ditolak
2. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas :
Jika probabilitas > 0,05, maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0,50, maka Ho ditolak
Keputusan
Terlihat bahwa pada kolom Asymp sig (2-tailed) untuk diuji 2 sisi adalah 0,000
Disini didapat probabilitas dibawah 0,05, maka Ho ditolak
Berdasarkan dari kedua pengujian, hasil yang diperoleh sama yaitu Ho ditolak dan
menerima H1 artinya Ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw, kooperatif learning tipe group
investigation, dan kooperatif learning tipe student teams achievement division
(STAD).
3. Analisi Varian Satu Jalan Kruskal-Wallis
Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis k sampel indenpenden bila datanya berbentuk
ordinal. Bila dalam pengukuran ditemukan data berbentuk interval atau rasio, maka perlu
diubah dulu ke dalam data ordinal (data berbentuk ranking/peringkat). Uji H atau KruskalWallis adalah suatu uji statiska yang dipergunakan untuk menetukan apakah k sample
independen berasal dari populasi yang sama ataukah berbeda.
mus yang digunakan untuk pengujian ini ini adalah sebagai berikut:
2
k R
12
j
3 N 1
N N 1 j 1 n j
Dimana:
N
: Banyak sampel
Rj
: Jumlah sampel ke j.
Contoh:
Dari hasil penelitian pembelajaran di tiga kelas dengan metode pembelajaran yang berbeda
pula. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar yang dihasilkan dengan
metode pembelajaran yang digunakan. Penelitian ini dilakukan pada tiga kelas XI IPA yang
diambil secara random. Jumlah siswa pada sampel kelas A = 14 siswa, sampel kelas B = 14
siswa, dan sampel kelas C = 14 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka:
1. Judul Penelitiannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
Perbedaan prestasi belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran di kelas XI
IPA SMA Negeri Semarang.
2. Variabel Penelitian:
Variabel indendenden : Metode pembelajaran
Variabel dependen
: Prestasi belajar
3. Sampel :
Sampel penelitian ini terdiri dari tiga kelas, yaitu: kelas A = 14 siswa, kelas B = 14
siswa, dan kelas C = 14 siswa.
4. Rumusan Masalah:
Adakah perbedaan prestasi belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran di
kelas XI IPA SMA Negeri Semarang?
5. Hipotesis:
H0
: Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa dengan menerapkan metode
pembelajaran di kelas XI IPA SMA Negeri Semarang.
H1
Ada
perbedaan
prestasi
belajar
siswa
dengan
menerapkan
metode
tabel
7. Penyajian Data:
Data hasil penelitian ditunjukkan pada tabel 4.
Karena Tset Kruskal-Walls ini bekerja dengan data ordinal, maka data tersebut diatas
yang beruda data interval tersebut diubah kedalam data ordinal. Jadi tiga kelas tersebut
dibuat rangking dari yang terkecil sampai yang terbesar. Data ordinal tersebut
selanjutnya disajikan pada tabel 5.
Tabel 4. Prestasi Belajar Siswa dengan Menerapkan Metode Pembelajaran di Kelas XI
IPA SMA Negeri Semarang.
Kelas A
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
68
64
60
68
68
68
68
60
56
64
60
76
64
60
80
80
78
76
96
84
80
92
88
80
88
76
76
76
73
75
80
77
69
82
74
75
78
79
75
75
78
79
Kelas C
Rangking
73
28
75
24,5
80
9
77
17
69
29
82
6
74
27
75
24,5
78
15
79
12,5
75
24,5
75
24,5
78
15
79
12,5
Jumlah Rc = 269
k R
12
j
H
3 N 1
N N 1 j 1 n j
488
146 269
12
42 42 1 14
14
14
2
3 42 1
129
1806
14
14
14
9. Kesimpulan
Ada perbedaan prestasi belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran di
kelas XI IPA SMA Negeri Semarang.
10. Saran:
SMA Negeri Semarang perlu meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan
berbagai metode pembelajaran dalam pembelajaran di kelas.
Menggunakan program SPSS
Ranks
Kelas
Nilai
Mean Rank
Kelas A
14
8,14
Kelas B
14
32,57
Kelas C
14
23,79
Total
42
Test Statisticsa,b
Nilai
Chi-Square
28,694
Df
Asymp. Sig.
,000
Analisis:
H0
H1
pembelajaran