MANAJEMEN STRATEGIK
a. Pengertian Manajemen strategis :
Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan
penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang
memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya. (Barney, 1997:27).
Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber dayasumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan.(Grant, 1995:10).
Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategistrategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.
Manajemen strategi terdiri atas dua suku kata yang dapat dipilah menjadi kata manajemen dan
strategi. Manajemen merupakan serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling) dan
penganggaran (budgeting) (Nawawi, 2003:52).
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental ( senantiasa meningkat ) dan terus
menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat
terjadi dan bukan dimulai dengan apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru
dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan
perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan
Sedangkan Siagian (2004) mendefinisikan manajemen stratejik sebagai berikut :
Serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi tersebut.
Manajemen Stratejik Sektor Publik :
Manajemen stratejik tidak hanya digunakan pada sektor swasta tetapi juga sudah diterapkan pada
sektor publik. Menurut Anthony dan Young dalam Salusu (2003) penekanan organisasi sektor
publik dapat diklasifikasikan ke dalam 7 hal yaitu:
(1) Tidak bermotif mencari keuntungan.
(2) Adanya pertimbangan khusus dalam pembebanan pajak.
(3) Ada kecenderungan berorientasi semata mata pada pelayanan.
(4) Banyak menghadapi kendala yang besar pada tujuan dan strategi.
(5) Kurang banyak menggantungkan diri pada kliennya untuk mendapatkan bantuan keuangan
(6) Dominasi profesional.
Untuk menyusuan perencanaan stratgik, harus berdasarkan visi dan misi organisasi:
Visi : adalah tujuan akhir jangka panjang dari organisasi, yang akan dicapai dalam kurun waktu
5 10 tahun. ( Instansi Pemerintah 5 tahun )
Visi ditentukan bersama dengan mengacu ke Visi instansi diatasnya agar pencapaian tujuan tidak
menyimpang dari organisasi induknya.
PENETUAN VISI DAN MISI
Misi merupakan tujuan antara jangka panjang, yang harus dicapai untukmencapai Visi.
Visi dan Misi diupayakan terukur ( Objective ), tetapi apabila tidak bisa, maka harus dibuat
indikator yang terukur untuk menilai pencapaian Visi dan Misi.
ANALISIS SWOT
Analaisis Menurut SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threat) merupakan suatu cara yang
sistematis untuk menentukan posisi institusi berdasarkan stuasi internal dan eksternal. Menurut
Safrizal (2009) analisis SWOT merupakan suatu cara untuk mengetahui faktor dan unsur penentu
suatu institusi secara sistematis untuk melakukan evaluasi kondisi lingkup kegiatan dan selanjutnya
dapat digunakan untuk merumuskan strategi pembangunan institusi sesuai dengan kondisi dan
potensi yang dimilikinya. Analisis SWOT sangat penting dalam manajemen perencanaan. Menurut
Sjafrizal (2009) analisis ini dikembangkan oleh Rangkuti (1997) dia adalah seorang ahli ilmu
manajemen. Dengan pendekatan ini institusi dapat menyusun perencanaan pengembangannya sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki sehingga perencanaan yang disusun dapat dijalankan dan
diharapkan hasilnya sesuai dengan harapan.
BERIKUT INI CONTOH PENERAPAN ANALISIS SWOT DALAM SEBUAH PUSKESMAS
X
Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor internal (kekatan dan kelemahan)
dan eksternal (peluang dan tantangan). Berikut ini akan disajikan kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan.
b.1. Kekuatan
Bobot
Rating
A. Kekuatan:
1. Adanya SDM medis cukup
0,30
1,2
0,25
0,10
0,3
0,10
0,2
Nilai
Penilaian
(Bobot x Rating)
Sangat
penting
Sangat
penting
Cukup
penting
Cukup
penting
B. Kelemahan:
1. Kekurangan SDM dokter spesialis,
0,10
0,1
2. Dokter gigi.
0,05
0,1
0,05
0,1
0,05
0,15
Jumlah
1,00
Kurang
penting
Kurang
penting
Kurang
penting
Kurang
penting
3,15
Berdasarkan Tabel 4. dapat dijelaskan bahwa faktor ketersediaan tenaga medis dan
keperawatan merupakan faktor sangat penting (masing-masing mempunyai nilai 4), nilai
ini sangat tinggi, sehingga sangat mendukung dalam pengembangan puskesmas induk
menjadi puskesmas rawat inap. Jumlah nilai 3,15 yang menunjukkan nilai sangat baik,
karena nilai lebih dari 3. Pada analisis ini tidak dibandingkan dengan puskesmas
kompetitor. Selanjutnya akan dilakukan analisis faktor eksternal untuk menentukan
peluang dan tantangan.
c.2. Analisis EFAS
Dalam memberikan penilaian (bobot) masing-amsing faktor mulai dari 0,00 (tidak
penting) sampai 1,00 (paling penting). Jumlah penilaian tidak melebihi 1,00. Sedangkan
penilaian untuk rating pada faktor peluang, jika peluangnya besar diberi nilai +4 (sangat
tinggi), namun jika peluang kecil diberi nilai +1. Penilaian yang bersifat positif dari +1
saampai dengan +4. Namun untuk variabel yang negatif (tantangan), semakin besar
tantangannya nilainya 1 dan jika semakin berpeluang (nilai di bawah rata-rata industri lain)
nilainya tinggi (4). Analisis IFAS berikut :
Tabel 5 : Faktor Anaisis External Summary (EFAS)
Faktor Strategis Eksternal
Bobot
Skor
Nilai
(Bobot x Skor)
0,2
0,8
0,25
A. Peluang:
1. Adanya jumlah penduduk besar
(lebih dari 30.000)
2. Wilayah kerja puskesmas luas
(105,64 km)
3. Belum ada sarana pelayanan
rawat Inap
4. Adanya kebijakan otonomi daerah
0,2
0,8
0,05
0,1
B. Tantangan:
1. Adanya praktek dokter umum
0,05
0,1
0,05
0,15
0,05
0,1
0,15
0,3
Jumlah
1,00
3,35
Penilaian
Sangat
penting
Sangat
penting
Sangat
penting
Kurang
penting
Kurang
penting
Cukup
penting
Kurang
penting
Kurang
penting
EFAS
OPPORTUNIES (0)
1. Jumlah penduduk besar
2. Wilayah kerja luas
3. Belum ada sarana
pelayanan rawat inap
STRENGHTS (S)
1. SDM medis sudah ada
WEAKNESSES (W)
1. Belum ada SDM spesialis
4. Adanya kebijakan
otonomi daerah
THREAT (T)
1. Adanya praktek dokter
umum
Mengoptimalkan tenaga
medis dan keperawatan
untuk mempertahankan
mutu untuk meraih pangsa
pasar.
1 Janka pendek : Puskesmas dapat melakukan perbaikan mutu pelayanan untuk meraih pasar,
membuka BP gigi serta melengkapi sarananya, dan meningkatkan kapasitas labortorium.
2. Jangka menengah : Meningkatkan status puskesmas induk menjadi puskesmas rawat inap
serta melakukan kerja sama dengan praktek dokter maupun balai pengobatan untuk
meningkatkan pangsa pasar rujukan (laboratorium).
Susun kekuatan dan kelemahan sebuah organisasi untuk menenutukan strategi !!!
INDIKATOR KEBERHASILAN
OUTPUT
BENEFIT
IMPACT