Anda di halaman 1dari 5

Nama : Maryani

Perguruan Tinggi : Universitas Padjadjaran


Jurusan : Hubungan Internasional

POTENSI SAMUDERA HINDIA SEBAGAI BATU LONCATAN


KESIAPAN INDONESIA MENJADI NEGARA POROS
MARITIM DUNIA MELALUI IORA (Indian Ocean Rim
Association)
Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia? Hal ini bukanlah mimpi bagi
Indonesia untuk mencapai tujuannya menjadi poros maritim dunia. Indonesia
dewasa ini sedang gencar-gencarnya melakukan upaya untuk mengembalikan
identitas diri Indonesia sebagai negara maritim, karena memang pada dasarnya
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan mumpuni untuk menjadi poros
maritim dunia. Negara kita merupakan negara yang dikelilingi laut dan mejadikan
laut sebagai sebagian sumber penghidupan kita dan memilki kapabilitas dalam
akses pelayaaran kemanapun. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tepat
berada diantara persilangan dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik, serta dua benua yaitu Benua Asia dan Australia. Akibat dari posisi
strategis ini Indonesia menjadi jalur perdagangan Internasional yaitu menjadi jalur
minyak dunia diantaranya ada Selat Malaka, Selat Lombok, Selat Sunda dan Selat
Karimata. Bisa dikatakan bahwa Indonesia memiliki sejuta potensi untuk menjadi
negara poros maritim dunia, hal ini bergantung kepada bagaimana cara
pengelolaan yang baik dan kerjasama dari berbagai pihak baik itu usaha dari
pemerintah juga dukungan dari masyarakat Indonesia mengenai gagasan
kemaritiman ini.
Berdasar bukti potensi yang ada, penulis menggaris bawahi mengenai
bagaimana cara Indonesia menghidupkan kembali negaranya sebagai negara
berporos maritim, ketika melihat kompleksitas permasalahan yang terjadi dewasa
ini maka Indonesia harus melakukan suatu langkah yang strategis guna

memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dalam hal ini penulis mengajukan


cara yang dapat ditempuh Indonesia untuk menjadi negara poros maritim dunia
yaitu dengan adanya penggeseran fokus dari Pasifik ke Hindia sebagai batu
loncatan bagi Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia dengan melihat
berjuta potensi dan peluang apabila Indonesia mampu memanfaatkan Samudera
Hindia, dan hal ini harus didukung dengan peran Indonesia dalam Organisasi
Internasional yaitu Asosiasi Negara-negara Lingkar Samudera Hindia atau IORA
(Indian Ocean Rim Association) sebagai upaya dan langkah strategis bagi
Indonesia dalam pencapaian tujuannya dan untuk memperkuat diplomasi
maritimnya lewat kerjasama dengan beberapa negara yang ada di sekitar
Samudera Hindia.
Indonesia sangat perlu untuk mempertegas identitas dirinya sebagai negara
maritim dengan cara menjadikan sektor laut sebagai sumber kehidupan bangsa.
Karena apabila dilihat masyarakat Indonesia justru mendapatkan sebagian besar
pendapatnya dari aktivitas yang dihasilkan di daratan seperti bisnis, bertani, dan
sebagainya. Masyarakat Indonesia lupa akan jati dirinya sebagai negara maritim,
maka dari itu upaya atau langkah strategis dari pemerintah yaitu ingin
mengembalikan identitas Indonesia sebagai negara maritim dan ingin menjadikan
Indonesia sebagai poros maritim dunia.1
Gagasan poros maritim mencoba mengangkat kembali identitas bangsa
sebagai suatu kekuatan maritim di antara Samudra India dan Samudra Pasifik.
Melalui gagasan ini, bangsa Indonesia akan secara optimal memanfaatkan potensi
geografis, geostrategis, dan geoekonomi yang merupakan faktor penting bagi
dinamika hubungan internasional di kedua samudera.2 Hal ini penting berkaitan
dengan kondisi sosial masyarakat yang sudah terbiasa hidup bergulat di daratan,
tidak tahu bagaimana cara mengelola kekayaan yang jauh lebih melimpah didalam
laut sana terutama di Samudera Hindia.
1 Kementerian Luar Negeri, 2015 Luncurkan Buku Diplomasi Maritim, Cara Kemlu
Diplomasikan Poros Maritim dan Maritimkan Diplomasi diambil dari

http://www.kemlu.go.id/ diakses pada 17 Juni 2015


2 Sehat Sinergi, 2014, Diplomasi Poros Maritim Indonesia, http://print.kompas.com/ diakses
pada 17 Juni 2015

Mengutip dari pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman


mengemukakan bahwa Indonesia belum memanfaatkan potensi kelautan yang ada
di Samudera Hindia karena kebijakan pembangunan masih berorientasi ke Pantai
Timur Sumatera dan Pantai Utara Jawa. Padahal 50 persen sumber daya alam
berupa minyak mentah dunia, gas alam, emas dan timah, serta sepertiga dari total
penduduk dunia atau sekitar dua miliar jiwa berada di negara-negara Samudera
Hindia. Samudera Hindia terdapat potensi perikanan berupa tuna sirip biru yang
harga per ekornya mencapai sekitar Rp250 juta.3 Oleh sebab itu, sudah saatnya
menjadikan Samudera Hindia sebagai bagian dari halaman depan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperkuat dan meningkatkan kebijakan
pemerintah dari aspek pelayaran laut, lalu lintas di Samudera Hindia naik sebesar
470 persen sejak 1970 dan diperkirakan akan terus naik sampai tiga kali lipat
selama 30 tahun ke depan. Kapal-kapal kargo dan kontainer yang mengangkut
berbagai macam produk, antara lain minyak dan gas, melintasi Samudera Hindia
menuju ke negara-negara tujuan di kawasan Asia Timur.4
Hal ini mampu menjadi bahan analisa penulis bahwa ternyata adanya
kesalahan persepsi dimana Indonesia lebih menonjolkan Pasifik daripada Hindia
yang menimbulkan adanya ketimpangan antar kedua Samudera karena Indonesia
berada dipersilangan keduanya (identitas ganda), hal inilah yang harus kita
benarkan. Pada kenyataannya Samudera Hindia sangat berpotensi untuk
menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, namun dilihat dari sisi lain
bahwa yang menginginkan Samudera Hindia tidak hanya Indonesia saja
melainkan negara yang berada dalam lingkar alur Samudera Hindia karena
posisinya yang strategis baik dalam perdagangan, suplai bahan mentah, minyak,
tambang dan bidang perikanan. Oleh karena itu dibutuhkanlah suatu wadah bagi
negara yang berada dalam lingkar alur tersebut untuk menciptakan kerjasama
3 Berita Sore, 2015, Indonesia belum Manfaatkan Potensi Samudera Hindia,
http://beritasore.com/2015/03/12/indonesia-belum-manfaatkan-potensi-samuderahindia/ diakses pada 17 Juni 2015
4 Ikhwan Wahyudi, 2015, Dari Samudera Hindia Menuju Poros Maritim Dunia
http://www.antaralampung.com/berita/280048/dari-samudra-hindia-menujuporos-maritim-dunia diakses pada 18 Juni 2015

dalam pengelolaan potensi Samudera Hindia berupa Organisasi Internasional yang


menaungi negara Lingkar Samudera Hindia yaitu IORA (Indian Ocean Rim
Association).
IORA, mungkin masih terdengar asing bagi masyarakat Indonesia.
Negara-negara anggota IORA telah menetapkan enam bidang prioritas yakni:
Maritime Safety and Security, dengan Flagship project berupa Maritime
Transport Council; Trade and Investment Facilitation, dengan Flagship project
berupa Preferential Trade Agreement (PTA); Fisheries Management, dengan
Flagship project berupa Fisheries Support Unit (FSU); Disaster Risk
Management; Academic and Science &Technology Cooperation, dengan Flagship
project berupa University Student Mobility Program for the Indian; Ocean Region
(UMIOR), dan IORA Virtual Open University; Tourism Promotion and Cultural
Exchanges, dengan Flagship project berupa IORA Travel Card.
Keenam bidang tersebut sejalan dengan wawasan pembangunan nasional
Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Pada bulan Oktober 2015 yang akan
datang, Indonesia pun akan memimpin IORA. IORA beranggotakan 21 negara,
diantaranya: Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, India,
Bangladesh, Sri Lanka, Oman, Yemen, Iran, UAE, Somalia, Seychelles,
Mauritius, Madagascar, Comoros, Tanzania, Kenya, Mozambique, dan Afrika
Selatan. Sementara dua Negara lainnya, yaitu Maldives dan Myanmar diharapkan
dalam waktu dekat akan segera bergabung ke dalam IORA. Disamping itu IORA
memiliki enam Negara mitra dialog, yaitu: Jepang, AS, Perancis, Inggris, Mesir,
dan China.
Akan diselenggarakan Konferensi Tingkat Menteri Luar Negeri (KTM)
IORA di Kota Padang yang menandai kepemimpinan RI di IORA selama 2 tahun
ke depan (2015-2017). Dengan hal ini membuktikan bahwa Indonesia siap
bersaing dan hal ini dijadikan sebagai upaya bagi Indonesia dalam menggapai
tujuannya yaitu sebagai negara poros maritim, serta Indonesia mampu
mengembalikan jati diri sebagai negara maritim. Tanggapan positif terhadap

gagasan RI tentang IORA kiranya merupakan satu langkah awal yang positif.
Namun demikian, masih perlu ditempuh langkah-langkah lobby diplomatik untuk
memastikan penerimaan formalnya oleh seluruh negara-negara IORA.5
Indonesia telah membuktikan bahwa dirinya mampu untuk menjadi negara
poros maritim dunia dengan langkah strategisnya yaitu bergabungnya Indonesia
ke IORA dan langsung memandatkan diri untuk menjadi ketua IORA dalam dua
tahun yaitu 2015-2017. Dengan langkah awal ini Indonesia dapat mewujudkan
negaranya untuk menjadi negara yang mampu mengelola sektor kelautan guna
memakmurkan rakyatnya. Lewat IORA Indonesia juga mampu mengeksplorasi
Samudera Hindia yang memiliki banyak kekayaan bawah laut. Namun Indonesia
harus memperkuat posisinya dengan peningkatan pemahaman gagasan maritim
mereka, dengan cara adanya kerjasama antar pemerintah dan masyarakatnya
sehingga dalam hal ini Indonesia lebih mudah untuk mencapai tujuannya.
Indonesia Bisa!

5 Yuri O Thamrin, 2015, Visi IORA Concord,


http://www.koran.padek.co/read/detail/28371 diakses pada 17 Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai