oleh :
Keompok 2
Kelas THP-B
Carolina Hendra
(141710101014)
(141710101053)
(141710101011)
Yanuar Gusti
(141710101035)
(141710101065)
ii
RINGKASAN
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang
pembuatannya melalui tahap pengadonan, fermentasi (pengembangan), dan
pemanggangan dalam oven. Seiring dengan perkembangan zaman dan
perubahan pola konsumsi masyarakat, roti semakin digemari oleh masyarakat di
Indonesia. Tepung terigu adalah tepung yang biasanya dijadikan bahan baku
utama pembuat roti. Pembuatan roti juga bisa meggunakan jenis-jenis tepung
yang lainnya seperti tepung mocaf untuk mendapatkan variasi roti yang berbeda.
Selain itu, penggunaan tepung mocaf mampu mengurangi ketergantungan
terhadap
pemakaian
tepung
terigu.
Modified
Cassava
Flour
(MOCAF)
merupakan produk turunan dari tepung ubi kayu yang menggunakan prinsip
modifikasi sel ubi kayu secara fermentasi dimana mikroba BAL (Bakteri Asam
Laktat) mendominasi selama fermentasi tepung ubi kayu ini (Subagio, 2007).
Diadakannya penelitian ini bermaksud untuk membandingkan kualitas roti
berbahan dasar tepung terigu dan tepung mocaf.
Dalam pembuatan roti dalam penelitian ini menggunakan dua
jenis tepung yang berbeda untuk mengetahui karakteristik
warna, tekstur roti dan organoleptik dengan bahan baku utama yang berbeda .
Pembuatan varian roti ini menggunakan 3 macam formula yaitu 100% tepung
terigu, 50%tepung mocaf : 50 % tepung terigu dan 100% tepung mocaf.
Penelitian ini dilakukan di Teaching Factory SMKN 5 Jember pada tanggal 30
Mei 2015 dan di Laboratorium RPHP 2 Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Jember pada tanggal 1 Juni 2015. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan
diketahui bahwa penggunaan tepung mocaf sebanyak 50 % sampai100 % tidak
dapat dijadikan bahan utama pembuatan roti. Hal ini dikarnakan tepung mocaf
memiliki kandungan gluten yang sangat sedikit sehingga tidak cocok dijadikan
bahan utama pembuatan roti. .
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................
RINGKASAN ...........................................................................................
ii
iii
iv
iv
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................
1.5 Manfaat.....................................................................................
2.2
2.3
13
15
3.2
15
3.3
18
3.4
19
3.5
20
3.6
20
3.7
20
22
4.2
Pembahasan..........................................................................
23
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................
26
26
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Bukti Kegiatan .....................................................................
28
iv
29
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Tekstur dan Warna ....................................................................
22
22
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Komposisi Roti Tawar ...............................................................
Tabel 2. Komposisi kimia tepung terigu per 100 gram bahan ..................
17
17
Tabel 7. Resep roti bahan dasar tepung terigu dan mocaf .......................
18
18
29
29
30
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang
pembuatannya
melalui
tahap
pengadonan,
fermentasi
(pengembangan),
dan
lain warna, tekstur. Sehingga dengan jenis bahan yang berbeda maka dapat diketahui
perbedaan karakteristik fisik dan organoleptiknya. Oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian ini untuk mengetahui karakteristik fisik da organoleptik roti dengan jenis
bahan yang berbeda.
1.3 Tujuan
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan karakteristik fisik dan organoleptik pada roti
dengan bahan dasar tepung terigu dan tepung mocaf.
2. Mengetahui cara pengolahan roti dengan bahan dasar tepung terigu dan
tepung mocaf.
1.4 Luaran
1. Untuk mengetahui perbedaan karakteristik fisik dan organoleptik pada roti
dengan bahan dasar tepung terigu dan tepung mocaf.
2. Mengetahui cara pengolahan roti dengan bahan dasar tepung terigu dan
tepung mocaf.
1.5 Manfaat
Manfaat datri penelitian ini adalah untuk memberikan alternatif komposisi bahan
yang digunakan untuk membuat roti dengan kualitas yang diinginkan
melalui
tahap
pengadonan,fermentasi(pengembangan),dan
pemanggangan dalam oven. Dilihat dari cara pengolahanakhirnya roti dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu roti yang dikukus,dipanggang dan yang digoreng. Bakpao
adalah contoh roti yang dikukus. Donat merupakan contoh roti yang digoreng.
Sedangkan aneka roti tawar,roti manis,dan baquette adalah roti yang dipanggang.
Bahan
bahan
pembuat
roti
antara
lain
tepung
terigu,air,garam
dapur,ragi
Jumlah
Protein(g)
8,0
Karbohidrat(g)
50,0
Lemak(g)
1,5
Air(g)
39,0
1,5
Gluten terbentuk dari dua komplek yang dikenal sebagai gliadin dan
glutenin.Glutenin membantu terbentuknya kekuatan dan kekerasan adonan.Gliadin
lebih lembut dan mempengaruhi perpaduan dan elastisitas adonan. Glutenin
mengandung lebih banyak lipida dalam tepung terigu dalam bentuk lipoprotein
(Widianto dkk., 2002).
Komposisi
Jumlah
Air
10,42 gram
Energi
340,00 gram
Protein
10,69 gram
Total lemak
1,99 gram
Karbohidrat
75,36 gram
Serat
12,70 gram
Ampas
1,54 gram
tidak perlu menambahkan pengembang lagi ke dalam adonan. Self raising flour sangat
cocok untuk membuat cake, muffin, dan kue kering.
5. Enriched Flour Adalah tepung terigu yang disubstitusi dengan beragam
vitamin atau mineral dengan tujuan memperbaiki nilai gizi terkandung. Biasanya
harganya relatif lebih mahal.Cocok untuk kue kering dan bolu.
6. Whole Meal Flour Tepung ini biasanya dibuat dari biji gandum utuh termasuk
dedak dan lembaganya sehingga warna tepung lebih gelap/cream. Terigu whole meal
sangat cocok untuk makanan kesehatan dan menu diet karena kandungan serat (fiber)
dan proteinya sangat tinggi (Budi, 2006).
2.2.2 Garam dapur
Pengolahan bahan makanan yang dilakukan dengan pemberian garam NaCl
atau gula pada konsentrasi tinggi, dapat mencegah kerusakan bahan pangan. Pada
konsentrasi NaCl sebesar 2 - 5% yang dikombinasikan pada suhu rendah, cukup untuk
mencegah pertumbuhan mikroba psikrofilik. Pada pembuatan roti, garam memiliki
fungsi penambah rasa gurih, pembangkit rasa bahan-bahan lainnya, serta pengontrol
waktu fermentasi dari adonan beragi. Garam juga memiliki astringent effect, yakni
memperkecil pori-pori roti. Pemakaian garam dalam keadaan normal berkisar 1,5-2%.
Pemakaian garam lebih rendah dari 1,5% akan memberi rasa hambar, sedangkan
pemakaian lebih dari 2% akan menghambat laju fermentasi
Fungsi dari penambahan garam dalam produksi bakeri antara lain adalah :
Memperkuat cita rasa bahan lain, rasa manis gula akan lebih terasa jika ada garam
Salah satu bahan pengeras, bila adonan tidak memakai garam, adonan agak
basah
misalnya jika ragi dilarutkan dalam air yang telah ditambah garam, maka
pertumbuhannya ragi akan terhambat hal ini bisa mengakibatkan fermentasi yang
lambat dan cita rasa produk yang kurang baik.
Mudjajanto
dan
Yulianti
(2004)
menjelaskan
bahwa
fungsi
penambahan gula dalam suatu produk pangan antara lain yaitu untuk memberikan
aroma, rasa manis sebagai pengawet, dan untuk memperoleh tekstur tertentu. Gula
ditambahkan pada jenis roti tertentu untuk melengkapi karbohidrat yang ada untuk
proses fermentasi dan untuk memberikan rasa manis pada roti. Akan tetapi gula lebih
banyak dipakai dalam pembuatan biskuit dan kue, dimana selain memberikan rasa
manis gula juga mempengaruhi tekstur (Buckle et al., 1987). Gula sangat penting
peranannya dalam pembuatan roti, diantaranya sebagai makanan ragi, memberi rasa,
mengatur fermentasi, memperpanjang umur roti, 10 menambah kandungan gizi,
membuat tekstur roti menjadi lebih empuk, dan memberikan warna cokelat yang
menarik pada roti (Mudjajanto dan Yulianti, 2004). Gula dalam pembuatan roti
berfungsi sebagai sumber energi bagi ragi. Residu gula yang tidak habis dalam proses
fermentasi akan memberikan rasa manis dan warna kecoklatan (golden brown) pada
roti. Gula juga berperan pada proses pewarnaan kulit (karamelisasi gula) pada
pembakaran di oven. Pemakaian gula lebih dari 8% pada roti tawar akan memberikan
sifat empuk yang berlebihan sehingga bentuk roti tidak tegar, sedangkan pada roti
manis sifat empuk terjadi pada kadar gula 15% ke atas. Peningkatan jumlah gula
dalam adonan harus diimbangi dengan penambahan jumlah ragi agar proses
fermentasi tidak terganggu.
Dalam pembuatan bakeri proses penambahan gula juga perlu diperhatikan
dalam adonan gula dapat menyerap air dan membuat adonan lebih encer atau lengket
berbau,jernih,tidak
kesehatan.Apabila
air
yang
mempunyai
digunakan
tidak
rasa
dan
memenuhi
tidak
mengganggu
persyaratan
dalam
pembentukan pati atau tepung maka dapat meningkatkan kadar abunya sehingga
mutu pati menurun (Syarief dan Irawati,1998).
2.2.5 Telur
Roti yang lunak dapat diperoleh dengan penggunaan kuning telur yang lebih
banyak.Kuning telur banyak mengandung lesitin (emulsifier). Bentuknya padat, tetapi
kadar air sekitar 50 %. Sementara putih telur kadar airnya 86 %. Putih telur memiliki
daya creaming yang lebih baik dibandingkan kuning telur (Mudjajanto dan Yulianti,
2004).Telur adalah sumber makanan zat protein hewani yang bernilai zat gizi
tinggi.Untuk dunia kuliner telur sangat penting peranannya, karena telur banyak
kegunaannya di dalam masak-memasak.Fungsi telur dalam penyelenggaraan gizi
kuliner sebagai pengental, perekat atau pengikat (Tarwotjo, 1998).Peranan utama telur
atau protein dalam pengolahan pada umumnya adalah memberikan fasilitas terjadinya
untuk
mengentalkan
berbagai
saus
dan
custard
karena
protein
Jumlah
Kalori (kal)
162
Protein(gr)
12,8
Lemak (gr)
11,5
Karbohidrat(gr)
0,7
Kalsium(mg)
54
Fosfor (mg)
180
Besi(mg)
2,7
Vitamin A (SI)
900
Vitamin B1(mg)
0,10
Vitamin C(mg)
Air (gr)
74,0
BDD(%)
90,0
Tabel 3. Komposisi kimia telur ayam dalam 100 g bahan.
Sumber :Departemen Kesehatan RI (1996)
2.2.6 Mentega
Shortening adalah lemak padat yang memiliki sifat plastis dan kestabilan
tertentu, umumnya berwarna putih sehingga sering disebut mentega putih. Bahan ini
diperoleh dari pencampuran dua atau lebih lemak, atau dengan cara hidrogenase.
Mentega putih ini banyak digunakan dalam bahan pangan terutama dalam pembuatan
cake dan kue yang dipanggang.Fungsinya adalah untuk memperbaiki citarasa,
struktur, tekstur, keempukan, dan memperbesar volume roti atau kue (Winarno, 1997).
Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis atau yang asam. Mentega dari
lemak yang asam memiliki citarasa yang kuat. Lemak susu dapat dibiarkan menjadi
asam secara spontan atau dapat dimasamkan dengan penambahan pupukan murni
bakteri asam laktat pada lemak susu yang manis yang telah dipasteurisasikan,
sehingga memungkinkan terjadinya fermentasi (Winarno, 1997). Mentega berfungsi
sebagai pelumas untuk memperbaiki remah roti, memperbaiki sifat pemotongan roti,
memberikan kulit roti lebih lunak, dan dapat menahan air sehingga shelf life lebih
lama.Selain itu lemak juga bergizi, memberikan rasa lezat, mengempukkan, dan
membantu pengembangan susunan fisik roti (Mudjajanto dan Yulianti, 2004).
Fungsi penambahan mentega ( shortening ) dalam pembuatan roti antara lain
adalah:
table berikut:
Jenis lemak
Sumber
Warna
Konsistensi
Kandungan
lemak(%)
Vegetable
Vegetable oil
Putih
Padat
100
Butter
Animal (milk)
Kuning
Padat
80
Oil
Vegetable
Netral-kuning
Cair
10
Lard
Animal
Putih
Padat
98
Margarine
Animal
Putih-kuning
Padat
80-85
Putih
Padat
80-85
Kuning
Padat
92
shortening
vegetable
Puff paste
Animal
vegetable
Cocoa butter
Vegetable(cocoa
been)
10
pembuatan
roti,
ragi/yeast
dibutuhkan
agar
adonan
bisa
merata,
setelah
itu
selanjutnya
adonan
dibiarkan
beberapa
berkembang biak
melalui cara membelah diri atau budding. Yeast memfermentasikan adonan sehingga
menghasilkan gas karbondioksida yang akan mengembangkan adonan. Jika proses
fermentasi terkendali dengan baik, maka akan menghasilkan produk bakeri seperti roti
dan donat yang baik, dalam arti mempunyai volume dan tekstur yang baik serta cita
rasa yang enak. Selama proses fermentasi akan terbentuk CO2 dan ethyl alkohol.
Gula-gula sederhana seperti glukosa dan fruktosa digunakan sebagai substrat
penghasil CO2.Gas CO2 yang terbentuk menyebabkan adonan roti mengembang dan
alkohol berkontribusi dalam membentuk aroma roti.Kondisi fermentasi yang ideal pada
temperatur 30-38 C dan kelembaban 75-80%. Kondisi untuk ragi yang penting dalam
pengembangan membelah diri adalah tersedianya air, subtrat (glukosa), suhu 26-28 C
dan tersedianya oksigen.Suhu ideal absolut fermentasi adalah 38 C pada kelembaban
relatif 80 %.
Proses fermentasi oleh ragi juga berhubungan dengan aktivitas enzim yang
terdapat pada ragi. Enzim yang terdapat pada ragi adalah invertase, maltase dan
zymase.Gula pasir atau sukrosa tidak difermentasi secara langsung oleh ragi.
11
Invertase mengubah sukrosa menjadi invert sugar (glukosa dan fruktosa) yang
difermentasi secara langsung oleh ragi. Sukrosa dalam adonan akan diubah
menjadi glukosa pada tahap akhir mixing.
Maltase mengubah malt sugar atau maltosa yang ada pada malt syrup menjadi
dekstrosa. Dekstrosa difermentasi secara langsung oleh ragi.
Zymase mengubah invert sugar dan dekstrosa menjadi gas karbondioksida yang
akan menyebabkan adonan menjadi mengembang dan terbentuk alkohol.
2 C6H12O6
Sukrosa
invert sugar
+ air
C6H12O6
2 C2H5OH + 2 CO2
Dekstrosa
Ada dua jenis ragi komersial, yaitu ragi segar yang telah dipres membentuk
lempengan atau balok, dan ragi kering yang berbentuk granula. Ragi kering ada yang
berbentuk butiran kasar, ada juga yang berbentuk pelet-pelet halus. Ragi yang
berbentuk kasar biasanya tidak mudah larut dan tidak cepat tumbuh sehingga perlu
dilarutkan dulu dalam air pada waktu penggunaannya. Demikian juga ragi segar yang
dipres, perlu dilarutkan dalam air sebelum dicampurkan supaya mudah menyebar
dalam adonan.
2.2.8 Susu
Tujuan pemakaian susu dalam pembuatan produk bakeri adalah :
Memperbaiki gizi karena susu mengandung protein (kasein), gula laktosa dan
kalsium.
Memberikan pengaruh terhadap warna kulit (terjadi pencoklatan protein dan gula),
Menghasilkan kulit yang enak dan crispy serta bau aromatik (aromatic smell)
Jenis susu yang banyak digunakan dalam proses bakeri adalah susu bubuk,
skim dan krim. Krim mengandung lemak yang tinggi sehingga memberikan kelembutan
12
dan aroma yang menyenangkan. Susu skim banyak mengandung protein (kasein)
yanng cenderung meningkatkan penyerapan dan daya menahan air, sehingga
mengeraskan adonan dan memperlambat proses fermentasi adonan roti.
Susu yang digunakan untuk pembuatan roti pada umumnya dalam bentuk
bubuk (powder). Hal ini disebabkan alasan kemudahan penyimpanan dan mempunyai
umur simpan yang lebih panjang dari pada susu segar. Susu bubuk yang biasa
digunakan adalah susu skim atau susu krim. Keuntungan susu skim adalah kandungan
air dan kandungan lemaknya rendah sehingga dapat disimpan lebih lama dan tidak
cepat tengik. Kada air susu skim adalah 2,5% dan kandungan lemaknya 1,1%.
Sebaiknya penyimpanan susu bubuk senantiasa dijaga agar tetap kering,
hal ini
dilakukan karena susu bubuk bersifat sangat rentan terhadap kerusakan dari
lingkungan terutama air.(Sulastri dan Wahyudi,2005)
2.2.9 Improver dan Bahan Pengembang Kimia
Improver biasa disebut juga pengembang, namun sebenarnya berbeda dengan
bahan pengembang kimia (chemical leavening agents).Improver memang berfungsi
membantu pengembangan terutama roti dan donat, tetapi tidak menghasilkan gas
pengembang karena senyawa atau bahan yang mengembangkan produk tersebut
adalah gas yang dihasilkan oleh ragi (yeast).Bahan pengembang kimia dapat
menghasilkan gas dalam adonan sehingga membuat adonan mengembang tanpa
perlu bantuan ragi. Bahan tambahan yang sering digunakan untuk membantu
pengembangan roti maupun donat atau biasa disebut improver antara lain Dimodan,
Serrol-500, Supermix, Bakers Bonus, Puratos dan CA-50.
Tujuan penggunaan improver adalah :
Berfungsi melengkapi zat makanan yang dibutuhkan ragi, sehingga ragi tumbuh
sempurna
Merupakan
penstabil
(buffer)
agar
kondisi
perkembangan ragi
Penguat gluten.
Meningkatkan volume
adonan
tetap
sesuai
untuk
13
Ada dua kelompok bahan pengembang yang sering dijumpai di pasaran yaitu
baking Powder dan Soda kue (Baking soda).Baking powder terdiri dari sodium
bikarbonat dan bahan yang bereaksi asam serta tepung. Bahan yang bereaksi asam
sangat menentukan kecepatan pembentukan gas, adonan yang ditambahkan baking
powder jenis ini harus segera dipanggang, karena gas yang terbentuk bisa
hilang.(Sulastri dan Wahyudi 2005)
2.2.10. Bahan Pengisi
Bahan pengisi digunakan sebagai bahan pembantu dalam produk roti manis
dan donat untuk meningkatkan cita rasa dan variasi produk yang dihasilkan. Bahan
pengisi yang sering digunakan dalam pembuatan roti manis dan donat antara lain keju,
cokelat, kismis, selai nenas, strawbery, pisang, mentega kacang, kacang hijau dan
kelapa.(Sulastri dan Wahyudi 2005)
2.3 Tepung Mocaf
Modified Cassava Flour (MOCAF) merupakan produk turunan dari tepung ubi
kayu yang menggunakan prinsip modifikasi sel ubi kayu secara fermentasi dimana
mikroba BAL (Bakteri Asam Laktat) mendominasi selama fermentasi tepung ubi kayu
ini (Subagio, 2007). Secara teknis, cara pengolahan MOCAF sangat sederhana, mirip
dengan pengolahan tepung ubi kayu biasa, namun disertai dengan proses fermentasi.
Ubi kayu dibuang kulitnya, dikerok lendirnya, dan dicuci bersih, kemudian dilakukan
pengecilan ukuran ubi kayu dilanjutkan dengan tahap fermentasi selama 12-72 jam.
Setelah fermentasi, ubi kayu tersebut dikeringkan kemudian ditepungkan sehingga
dihasilkan produk tepung ubi kayu termodifikasi (Subagio, 2007).
Mikroba yang tumbuh pada ubi kayu akan menghasilkan enzim pektinolitik dan
selulolitik yang dapat menghancurkan dinding sel ubi kayu sedemikian rupa sehingga
terjadi pembebasan granula pati. Mikroba tersebut juga menghasilkan enzim-enzim
yang menghidrolisis pati menjadi gula dan selanjutnya mengubahnya menjadi asamasam organik, terutama asam laktat. Proses pembebasan granula pati ini akan
menyebabkan perubahan karakteristik dari tepung yang dihasilkan berupa naiknya
viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan melarut. Selanjutnya
granula pati tersebut akan mengalami hidrolisis menghasilkan monosakarida sebagai
bahan baku untuk menghasilkan asam-asam organik. Senyawa asam ini akan
bercampur dengan tepung sehinggga ketika tepung tersebut diolah akan menghasilkan
aroma dan cita rasa khas yang dapat menutupi aroma dan cita rasa singkong yang
14
cenderung tidak disukai konsumen, cita rasa MOCAF menjadi netral dengan menutupi
cita rasa ubi kayu sampai 70% (Subagio, 2007).
Selama proses fermentasi terjadi penghilangan komponen penimbul warna,
seperti pigmen (khususnya pada ubi kayu kuning) dan protein yang dapat
menyebabkan warna coklat ketika pemanasan. Dampaknya adalah warna MOCAF
yang dihasilkan lebih putih jika dibandingkan dengan warna tepung ubi kayu biasa dan
juga berbau netral (tidak berbau apek khas). Selain itu proses ini akan menghasilkan
tepung yang secara karakteristik dan kualitas hampir menyerupai tepung dari terigu,
sehingga produk MOCAF sangat cocok untuk menggantikan bahan terigu untuk
kebutuhan industri makanan (Subagio, 2005). Walaupun dari komposisi kimianya tidak
jauh berbeda, MOCAF mempunyai karakteristik fisik dan organoleptik yang spesifik jika
dibandingkan dengan tepung ubi kayu pada umumnya. Kandungan nitrogen MOCAF
lebih rendah dibandingkan tepung ubi kayu, dimana senyawa ini dapat menyebabkan
warna coklat ketika pengeringan atau pemanasan. Dampaknya adalah warna MOCAF
yang dihasilkan lebih putih jika dibandingkan dengan warna tepung ubi kayu biasa
(Subagio, 2007).
Hasil uji coba menunjukkan bahwa MOCAF dapat digunakan sebagai bahan
baku, baik substitusi maupun seluruhnya, dari berbagai jenis produk bakery seperti kue
kering (cookies, nastar, dan kaastengel dll), kue basah (cake, kue lapis, brownies,
spongy), dan roti tawar. Selain itu tepung MOCAF juga dapat digunakan dalam
pembuatan bihun, dan campuran produk lain berbahan baku gandum atau tepung
beras. Hasil produk berbahan mocaf ini tidak jauh berbeda dengan produk yang
menggunakan bahan tepung terigu maupun tepung beras. Disamping itu, telah juga
dilakukan uji coba substitusi tepung terigu dengan MOCAF dalam skala pabrik yang
menunjukkan bahwa untuk menghasilkan mie mutu baik dapat digunakan tepung
MOCAF
hingga
15%
untuk
mensubstitusi
tepung
terigu,
sedangkan
untuk
menghasilkan mie kualitas rendah, tepung terigu dapat disubstitusi dengan tepung
MOCAF hingga kadar 25% ( Subagio, 2005).
15
Adapun alat lain yang membantu dalam proses pembuatan roti manis sebagai
berikut :
a. Oven Roti Manis
b. Mixer
16
17
Nama Bahan
Jumlah Satuan
1.
1500 gr
2.
Ragi Instan
18 gr
3.
Air es
750 ml
4.
Garam
15 gr
5.
Gula
300 gr
6.
180 gr
Bread improver
7,5 gr
2 butir
Susu cair
500 ml
Nama Bahan
Jumlah Satuan
1.
Mocaf (Mr.Te)
1500 gr
2.
Ragi Instan
18 gr
3.
Air es
750 ml
4.
Garam
15 gr
5.
Gula
300 gr
6.
180 gr
Bread improver
7,5 gr
2 butir
Susu cair
500 ml
18
c). FORMULA 3 ( Resep roti bahan dasar tepung terigu dan mocaf )
No
Nama Bahan
Jumlah Satuan
1.
Mocaf (Mr.Te)
750 gr
2.
750 gr
3.
Ragi Instan
18 gr
4.
Air es
750 ml
5.
Garam
15 gr
6.
Gula
300 gr
7.
180 gr
8.
Bread improver
7,5 gr
9.
2 butir
10.
Susu cair
500 ml
Tanggal
30 Mei 2015
Kegiatan
Memeriksa
bahan
alat
Tugas
dan
Mencatat
praktikum
kesiapan
praktikum
Pelaksanaan praktikum,
pembuatan
roti
Mencatat
hasil
dan praktikum
pengamatan karakteristik
fisik dan organoleptik
1 Juni 2015
Pengamatan karakteristik
fisik dan organoleptik
Mencatat
pengamatan
hasil
19
Penimbangan
bahan
Formula
1
(tepung terigu)
Formula
2
(tepung mocaf)
Tepung,
BE,
Ragi, Gula, Telur
Formula 3 (T.terigu
dan T.mocaf)
Pencampuran
Mixing hingga kalis
+ garam,susu
segar secara
bertahap
Pengadukan hingga
homogen
Istirahatkan selama 1015 menit
Bagi adonan
dibulatkan
dan
Profin
menit
box
selama
75
Pengamatan
20
2.
3.
Tambahkan air dan susu segar sedikit demi sedikit , hingga adonan menyatu.
4.
5.
6.
7.
8.
Letakkan yang sudah di oles dengan mentega putih atur dengan jarak
tertentu agar roti tidak berdempetan.
9.
Parameter Fisik
1. Warna
2. Tekstur
1.5.2
Parameter Organoleptik
1. Kenampakan
2. Aroma
3. Rasa
Parameter Fisik
1. Warna
Warna roti yang dihasilkan dengan variasi tepung terigu dan mocaf
ditentukan oleh colour reader. Hal yang diamati dalam menentukan warna roti
dengan colour reader adalah kecerahannya saja (lightness).
2. Tekstur
Tekstur roti yang dihasilkan dengan variasi tepung terigu dan mocaf
ditentukan oleh alat pnetrometer dengan cara mencatat data yang tertera pada
layar setelah dilakukan pengujianan.
21
22
4.1
Hasil Pengamatan
Tekstur
400
Warna
300
200
100
0
Roti 100% terigu
14
12
aroma
10
kenampakan
rasa
4
2
0
100% Terigu
100% mocaf
23
4.2 Pembahasan
4.2.1 Warna
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu ,air,dan ragi yang
pembuatannya
melalui
tahap
pengadonan,fermentasi(pengembangan),dan
pemanggangan dalam oven. (Sufi,1999). Produk roti mempunyai struktur beronggaronga dan dikembangkan dengan ragi roti dan produk akhirnya bersifat plastis, elastis
karena kadar airnya relatif tinggi. Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi
dalam penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yang
digunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar maka roti
yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu produk
bakeri sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang digunakan
dalam pembuatannya. (Sulastri, 2005).
Dalam
praktikum
ini
pembuatan
roti
manis
dilakukan
dengan
menggunakan 100% tepung terigu, 50% tepung terigu : 50 % tepung mocaf, dan 100
% tepung mocaf. Hal ini bertujuan untuk mengetahui karakteristi dari roti dengan
perbedaan formulasi bahan dasar tepung tersebut. Berdasarkan data pengamatan
serta grafik yang ada dapat diketahui bahwa dari segi warna tidak terlalu ada
perbedaan yang yang mencolok. Hal ini dikarnan hal-hal yang mempengaruhi warna
roti diantaranya adalah lama proses pemanggangan dan warna dari bahan yang
digunakan Hal tersebut didukung oleh literatur yang menyatakan bahwa Jenis dan
mutu produk bakeri sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi
yang digunakan dalam pembuatannya. (Sulastri, 2005) . Adanya gula dalam komposisi
pembuatan roti merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi warna dari roti yag
dihasilkan karna adanya pemanggangan akan membuat karamelisasi pada roti sehingga
roti menjadi kecoklatan. Emakin lama proses pemanggangan maka roti yang dihasilkan
akan semakin coklat. Hal ini sesuai dengan literatur dari Siska (2013) yang menyatakan
bahwa gula juga berperan sebagai pewarna kulit ( Karamelisasi Gula ) pada pembakaran
di Oven 150 derajat celcius. Lama proses pemanggangan yang digunakan untuk roti
100% tepung terigu dan 100% mocaf tersebut sama yaitu 15 menit sehingga perbedaan
warna tidak terlalu nampak sedangkan pada roti 50 % tepung terigu : 50% tepung mocaf
memiliki
warna yang lebih gelap karna pada proes pemanggangan waktu yang
24
4.2.2 Tekstur
Pengamatan
tektur
roti
dilakukan
dengan
menggunakan
Rheoteks.
Berdasarkan data dari segi tekstur ke-3 jenis sampel diketahui bahwa terdapat
perbedaan yang sangat signifikan. Nilai untuk tepung terigu 100% yaitu 32, 50% Mocaf
: 50% Terigu adalah 212,3 , dan 100 % mocaf adalah 902. Hal ini menunjukkan bahwa
roti yang terbuat dari tepung terigu memiliki tekstur yang lebih empuk dari pada roti
yang menggunakan mocaf. Semakin banyak jumlah mocaf yang digunakan maka
emakin keras pula tektur roti tersebut. Hal ini disebabkan oleh kompoisi dari tepung
mocaf dan tepung terigu yang berbeda. Kandungan dari tepung yang paling
mempengaruhi terhadap tekstur produk akhir roti adalah Gluten. Glutein adalah protein
yang terdapat pada terigu. Glutein bersifat elastis sehingga akan mempengaruhi sifat
elastisitas dan tekstur roti yang dihasilkan. Gluten terbentuk ketika tepung terigu
dicampurkan dengan air.
Gluten terbentuk dari dua komplek yang dikenal sebagai gliadin dan
glutenin.Glutenin membantu terbentuknya kekuatan dan kekerasan adonan.Gliadin
lebih lembut dan mempengaruhi perpaduan dan elastisitas adonan. Glutenin
mengandung lebih banyak lipida dalam tepung terigu dalam bentuk lipoprotein
(Widianto dkk., 2002). Pada tepung terigu terkandung glutein didalamnya sedangkan
pada mocaf tidak. Glutein inilah yang dapat membuat roti mengembang selama proses
pembuatan. Jaringan sel-mengempis kembali (Sufi, 1999). Sedangkan pada tepung
mocaf tidak mengandung gluten sehingga pada aat dilakukakan proes fermentasi
karna tidak adanya gluten sehingga CO2 yang dihasilkan oleh Saccharomyces
cerevisiae keluarke udara dan tidak tertahandi dalamnya sehingga roti menjadi keras.
Pada tepung terigu gluen mampu menahan CO2 yang dihasilkan oleh Saccharomyces
cerevisiae sehingga tercipta rongga- rongga roti dan membuat tekstur roti menjadi
empuk.
4.2.3 Aroma
Dari segi aroma yang paling disukai oleh panelis adalah aroma dari roti yang
mendapat campuran tepung mocaf. Aroma khas dari singgkong yang merupakan
bahan dasar pembuatan tepung mocaf rupanya masih menjadi daya tarik terendiri bagi
masyarakat Indonesia yang memang mayoritas menyukai singkong. Hal ini didukung
oleh pernyataan dari Subagio (2007) yang menyatakan bahwa Modified Cassava Flour
(MOCAF) merupakan produk turunan dari tepung ubi kayu yang menggunakan prinsip
modifikasi sel ubi kayu secara fermentasi dimana mikroba BAL (Bakteri Asam Laktat)
25
mendominasi selama fermentasi tepung ubi kayu ini (Subagio, 2007). Akibatnya Mocaf
memiliki khas singgkong yang terfermentasi.
4.2.4 Rasa dan Kenampakan
Sedangkan dari segi rasa yang paling disukai adalah roti dari tepung terigu.
Semakin tinggi jumlah mocaf dari roti tersebut maka semakin rendah pula tingkat
kesukaan konsumen terhadap roti tersebut. Hal ini dikarakan selama ini masyarakat
terbiasa untuk mengkonsumsi roti dengan bahan dasar utama berupa tepung terigu .
Akibatnya Roti dengan bahan dasar Mocaf masih terasa asing di lidah konsumen.
Sedanglkan dari egi kenampakan roti yang menggunakan tepung mocaf kurang disukai
oleh konsumen. Karna mocaf tidak memilki gluten yang cukup untuk menahan CO2
yang dihasilkan oleh Sacharomyces cerevisiae mengakibatkan roti yang dihasilkan
oleh tepung mocaf tidak mengembang dan tidak memenuhi kriteria roti biasanya.
Akibatnya dari segi kenampakan roti yang ditambahkan mocaf kurang disukai oleh
konsumen.
26
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan small project yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1.
2.
Kadar gluten yang ada pada mocaf sangat sedikit sehingga tidak cocok untuk
dibuat produk roti yang berbasis fermentasi menggunakan ragi.
3.
Tektur dan kenampakan produk roti yang paling baik adalah roti dengan
menggunakan 100% terigu, karna terigu mengandung gluten yang cukup
banyak yaitu 8-12 % gluten.
4.
Glutein adalah protein yang terdapat pada terigu. Glutein bersifat elastis
sehingga akan mempengaruhi sifat elastisitas dan tekstur roti yang dihasilkan.
5.
Aroma dan rasa roti yang paling banyak disukai adalah roti dengan 50%
Mocaf : 50% Terigu dan 100 % mocaf.
6.
Aroma dan rasa dari roti yang menggunakan tepung mocaf lebih diukai karna
masih memiliki khas dari singkong yang merupakan bahan dasar pembuatan
tepung mocaf yang menjadi daya tarik terendiri.
5.2 Saran
Saran untuk pembuatan produk roti selanjutnya
diperhatikan antara lain adalah komposisi bahan, lama pemanggangan dan prosedur
kerja yang sesuai. Selain itu dalam pemberian bahan subtitusi pembuatan roti
kandungan gluten merupakan faktor utama yang perlu diperhatikan karna merupakan
faktor yang mempengaruhi hasil akhir dari roti yang dibuat.
27
DAFTAR PUSTAKA
Asrtawan M .2006. Membuat Mie dan Bahan Untuk Industri Pertanian. Jakarta
:Mediyatama Sarana Perkasa .
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI .1996.Komposisi Bahan Makanan .
Jakarta :Bhratara KaryaAksara .
Gaman dan Sherington.1992.Ilmu Pangan,Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan
Mikrobiologi Edisi ke 2. Yogyakarta : UGM .Press .
Halal Guide .2008.Rag/Yeast (Gist) http/// www Halal guide info.com (25 April
2014)
Mudjajanto dan Yuliani .2004.Membuat Aneka Roti . Bogor :Penebar Swadaya .
Siska.2013. Laporan praktik kerja industri (prakerin) Pengolahan roti manis dan roti
tawar. Jember : SMK NEGERI 5 JEMBER
Sufi.1999.Kreasi Roti . Jakarta :Gramedia Pustaka Umum .
Syarief R dan A Irawati .1998.Pengelolahan Bahan Untuk Industri Peranian . Jakarta
:MediyatamaSarana Perkasa .
Subagio,A.2005.Mocaf ,Inovasi dan Peluang Baru Agribisnis.www.Trubus
online.com
Subagio A.2007. Industrialisasi Modified Cassava Flour (MOCAF) sebagai
Bahan Baku Industri Pangan untuk Menunjang Diversifikasi Pangan
Pokok Nasional. Jember : Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Jember
Sulastri dan Wahyudi.2005.Modul Pembuatan Roti. Jember: Direktorat Pendidikan
Menengah kejuruan .
Tarwotjo, C.S., 1998. Dasar-Dasar Gizi Kuliner. Jakarta.:Grasindo
Winarno F,G.1993.Pangan,Gizi,Teknologi dan Konsumen. Jakarta :Gramedia Pustaka
Umum.
Winarno,F,G.1997.Kimia Gizi dan Pangan . Jakarta : Gramedia Karya Aksara
28
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran 2. Bukti Kegiatan
* Bahan kering
29
100% Terigu
Aroma
Kenampakan
Rasa
Parameter
3
3
3
100% Terigu
Aroma
Kenampakan
Rasa
Parameter
1
4
3
100% Terigu
Aroma
Kenampakan
Rasa
Parameter
2
4
3
100% Terigu
Aroma
Kenampakan
Rasa
Parameter
2
4
2
100% Terigu
Aroma
Kenampakan
Rasa
Parameter
3
3
3
100% Terigu
Panelis 1
50% Mocaf : 50%
Terigu
2
2
2
Panelis 2
50% Mocaf : 50%
Terigu
3
3
1
Panelis 3
50% Mocaf : 50%
Terigu
3
3
4
Panelis 4
50% Mocaf : 50%
Terigu
3
3
1
Panelis 5
50% Mocaf : 50%
Terigu
2
2
2
Tabel 9. Hasil Panelis
100% Mocaf
1
1
1
100% Mocaf
4
1
3
100% Mocaf
3
1
3
100% Mocaf
4
2
1
100% Mocaf
1
1
1
Aroma
11
13
13
Kenampakan
18
13
Rasa
14
10
30
Parameter
100% Terigu
Tekstur
32
212,3
902
Warna
40,26
34,96
42,2