Anda di halaman 1dari 4

1. Patofisiologi pembesaran tonsil dan tatalaksannya.

Pembesaran tonsil terjadi akibat adanya infeki baik oleh virus ataupun
bakteri. Terjadi infiltrasi bakteri pada lapisan epitel tonsil memicu reaksi
radangkeluar leukosit PMNdetritus-->merupakan kumpulan leukosit, selsel mati dan bakteri pathogen dalam kripte (hal ini yang menyebabkan
terjadi pembengkakan pada jaringan tonsil.
Tatalaksana :
Viral : istirahat, minum cukup, analgetika, antivirus (bila gejala berat)
Bakteri : tirah baring, antibiotic spectrum luas, antipiretik, obat kumur
antiseptic.
2. Indikasi tonsilektomi
Berulang >3x dalam setahun walaupun dgn pengobatan adekuat
Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi
Sumbatan jalan napas, sleep apnea, gangguan menelan, gangguan
bicara
Rhinitis dan sinusitis kronis, abses peritonsil yang tidak berhasil
dengan pengobatan
Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan
Tonsillitis berulang yg disebabkan bakteri A streptococcus hemolitikus
Dicurigai keganasan
Otitis media efusa/supuratif
3. Mendengkur
Hipertrofi tonsil sumbatan jalan napas saat tidur pernapasan diatur oleh
saraf otonom inspirasi tidak sekuat saat sadar terjadi turbulensi udara
yang masuk mendengkur

4. Komplikasi mendengkur

Gangguan tidur : penampilan yang buruk dalam mengerjakan pekerjaan,


menurun daya ingat jangka pendek, kecelakaan kerja dan kendaraan bermotor
(pasien OSA memiliki risiko 15 kali lebih sering mendapat kecelakaan
kendaraan bermotor dibandingkan pada populasi umumnya), kehilangan energi
sepanjang hari, sakit kepala padapagi hari, penambahan berat badan, gangguan
mood dan depresi, impotensi dan penurunan hubungan seksual.

Kardiovaskular konsekuensi : hipertensi (pada 50% pasien OSA) yang jika


OSA tetap tidak ditangani maka kejadian hipertensi akan meningkatkan risiko
untuk terjadinya serangan jantung atau stroke), aritmia jantung, dan stres
pada sistem kardiovaskular karena OSA menyebabkan jantung dan paru
bekerja lebih keras. Hipertensi yang terjadi pada pasien yang tidak
terdiagnosa ataupun tidak mendapat pengobatan OSA dapat menjadi sulit
diatasi, dan berbagai konsekuensi yang akan terjadi. Hal ini mengharuskan
pengobatan OSA yang efektif akan memperbaiki dan terkontrolnya tekanan
darah pada beberapa pasien

5. Kambuh >3x setahun, apa yg dikhawatirkan?

Lebih sering menimbulkan komplikasi : sepsis, endocarditis, nefritis,


uveitis, dermatitis
6. Patofisiologi komplikasi tonsillitis ke telinga
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius
eustachius dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat
mengarah pada ruptur spontan gendang telinga
7. DD masa mengganjal di tenggorok
Faringitis kronis hiperplastik, atrofi
Tonsillitis kronis
Benda asing tenggorok
8. DD nyeri menelan

Faringitis akut
Tonsillitis akut
Benda asing tenggorok
Abses peritonsiler
Abses retrofaring
9. DD OSA
Tonsillitis akut dan kronis
Hipertrofi adenoid
10.DD suara serak
Infeksi : Laryngitis
Tumor jinak
i. Vocal nodul
ii. Polip pita suara
iii. Kista pita suara
Kongenital
i. Laringomalasia
ii. Stenosis subglotis
iii. Selaput di laring
iv. Kista kongenital
v. Hemangioma
vi. Fistel laringotrakeal esofagus
Trauma
Paralisis pita suara
11.Apakah tonsilektomi mengganggu system imun
Tidak ada bukti penelitian bahwa tonsilektomi menyebabkan
penurunan system imun (Boies)
12.Faringitis kronis : > 2bulan
Hiperplastik : rasa mengganjal, granul
Atrofi : rhinitis atrofi
13.Facies adenoid
Keadaan wajah yang memberikan tampakan hidung kecil, gigi incisivus
kedepan atau prominen, kesan seperti orang bodoh disebabkan
sumbatan koana akibat hipertrofi adenoid
14.Rhinitis vasomotor
Keadaan idiopatik yang didiagnosa tanpa adanya infeksi, alergi,
eosinophilia, perubahan hormonal, pajanan obat
Gejala dan tanda sama dengan rhinitis alergi
Patofisiologi : neurogenic, neuropeptide, nitrit oksida, trauma
Diagnose : menyingkirkan adanya rhinitis infeksi, alergi, okupasi,
hormonal, akibat obat
Penatalaksanaan :
i. hindari stimulus
ii. medikamentosa : dekongestan, kortikosteroid topical
iii. operasi :konkotomi
15.rhinitis alergi
inflamasi hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi
yang ssebelumnya sudah pernah tersensitisasi oleh allergen yang

sama serta dilepaskannya mediator kimia saat terjadi paparan ulangan


oleh allergen tersebut.
Diagnosanya : in vitro : cek hitung eosinophil dalam darah tepi,
pemeriksaan kadar igE spesifik dengan ELISA. invivo : melakukan
pemeriksaan tes cukit kulit
16.Rhinitis medikamentosa
Gangguan respon normal vasomotor yang diakibatkan penggunaan
obat vasokonstriktor topical dalam jangka waktu lama dan berlebihan
17.Mengetahui alergi pada rhinitis alergi
Diagnosanya : in vitro : cek hitung eosinophil dalam darah tepi,
pemeriksaan kadar igE spesifik dengan ELISA. invivo : melakukan
pemeriksaan tes cukit kulit
18.Rhinitis alergi berkomplikasi ke telinga
Gangguan drainase secret melalui infundibulum etmoid yang bermuara
dekat muara tuba eustasius
19.Tipe deviasi septum,

Anda mungkin juga menyukai