Dokter Pembimbing :
Dr. Andre D, Sp.Pd
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 6 APRIL-13JUNI 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sel darah putih merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Sel
darah putih melindungi tubuh manusia dari serangan bakteri atau parasit. Tubuh manusia
adalah host dari lima jenis sel darah putih yang diproduksi semua di sumsum tulang. Setiap
sel darah putih mempunyai waktu hidup masing-masing 3-4 hari yang kemudian digantikan
dengan yang baru. Seberapa banyak jumlah sel darah putih dan jenis yang ada dalam tubuh
manusia dapat memberikan pemahaman kepada dokter tentang keadaan tubuh seorang
pasien. Peningkatan sel darah putih dalam darah merupakan indikator yang baik dalam
menunjukan bahwa tubuh manusia sedang menderita suatu penyakit. Hal itu terjadi
dikarenakan tubuh manusia memproduksikan sel darah lebih banyak untuk melawan suatu
infeksi dalam tubuh manusia.
Sel darah putih dalam darah manusia terdapat 6 jenis antara lain basofil, eosinofil,
batang, segmen, limfosit, dan monosit. Eusinofil adalah salah satu sel darah putih yang
jumlahnya mempunyai makna penting dalam respon imun terhadap inflamasi. Pemeriksaan
jumlah eosinophil absolut adalah tes darah yang mengukur jumlah sel-sel eusinophil dalam
darah. Eusinophil teraktivasi ketika tubuh manusia memdapatkan penyakit tertentu seperti
alergi dan infeksi.
Tujuan
Mengetahui definisi, tujuan, dan cara pemeriksaan eosinofil absolut.
BAB II
PEMBAHASAN
2
I.
Eosinofil
Eosinofil adalah salah satu jenis dari sel darah putih (leukosit) yang secara umum
mempunyai 2 lobus dan sitoplasma yang dipenuhi dengan kira-kira 20 granul besar yang
mengandung enzim dan protein dengan fungsi yang berbeda-beda.
Eosinofil memiliki dua fungsi yang berbeda dalam sistem kekebalan tubuh. Pertama,
eosinofil menyerang kuman seperti virus, bakteri, atau parasit. Kedua, eusinofil juga
membuat respon imun terhadap inflamasi yaitu alergi. Alergi adalah respon imun yang sering
melibatkan peradangan kronis. Eosinofil memainkan peran penting dalam peradangan yang
terkait dengan alergi. Eosinofil mempunyai pergerakan amuboid, dan mampu melakukan
fagositosis, lebih lambat tapi lebih selektif dibanding neutrifil. Eosinofil memfagositosis
komplek antigen dan anti bodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis
selektif terhadap komplek antigen dan antibody. Eosinofil mengandung profibrinolisin,
diduga berperan mempertahankan darah dari pembekuan.
Infeksi parasit (cacing), infeksi jamur, dan beberapa jenis lain dari infeksi
berhubungan dengan peningkatan jumlah eosinofil.
4. Kelainan darah
Kelainan darah dengan peningkatan kadar eusinofil antara lain sindroma
hipereosinofilik, leukimia, limfoma, tumor.
5. Kelainan kulit
Dermatitis atopik (eksim), dermatitis herpetiformis, lesi akibat obat, urtikaria,
angioedema akan meningkatkan jumlah eosinofil dalam tubuh.
III.
terlebiih dahulu dengan antiseptik (alkohol) kemudian dibendung dengan torniquet yang ada.
Petugas akan mengambil darah dengan spuit pada vena target yang sudah diantiseptik. Di
laboratorium darah ditempatkan pada slide mikroskop. Kemudian ada larutan yang diberikan
pada sampel pemeriksaan yang mewarnai eosinofil menjadi butiran orannye-merah. Petugas
kemudian menghitung berapa banyak eosinofil yang ada per 100 sel. Persentase eosinofil
dikalikan dengan jumlah sel darah putih untuk memberikan jumlah eosinofil absolut.
Terdapat beberapa obat yang dapat menyebabkan peningkatan eosinofil antara lain:
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sel darah putih merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Sel
darah putih melindungi tubuh manusia dari serangan bakteri atau parasit. Tubuh manusia
adalah host dari lima jenis sel darah putih yang diproduksi semua di sumsum tulang.
4
Peningkatan sel darah putih dalam darah merupakan indikator yang baik dalam menunjukan
bahwa tubuh manusia sedang menderita suatu penyakit. Hal itu terjadi dikarenakan tubuh
manusia memproduksikan sel darah lebih banyak untuk melawan suatu infeksi dalam tubuh
manusia. Sel darah putih dalam darah manusia terdapat 6 jenis antara lain basofil, eosinofil,
batang, segmen, limfosit, dan monosit.
Eosinofil adalah salah satu jenis dari sel darah putih (leukosit) yang secara umum
mempunyai 2 lobus dan sitoplasma yang dipenuhi dengan kira-kira 20 granul besar yang
mengandung enzim dan protein dengan fungsi yang berbeda-beda. Eosinofil memiliki dua
fungsi yang berbeda dalam sistem kekebalan tubuh. Pertama, eosinofil menyerang kuman
seperti virus, bakteri, atau parasit. Kedua, eusinofil juga membuat respon imun terhadap
inflamasi yaitu alergi. Alergi adalah respon imun yang sering melibatkan peradangan kronis.
Eosinofil mempunyai pergerakan amuboid, dan mampu melakukan fagositosis, lebih
lambat tapi lebih selektif dibanding neutrifil. Eosinofil memfagositosis komplek antigen dan
anti bodi, ini merupakan fungsi eosinofil untuk melakukan fagositosis selektif terhadap
komplek antigen dan antibody. Pemeriksaan eosinofil biasanya digunakan untuk
mengkonfirmasi diagnosis daripada membuat diagnosis. Menurut American Association of
Clinical Chemistry, eosinofil sangat terlibat dalam respon imun terhadap infeksi yang
disebabkan oleh parasit dan reaksi alergi. Nilai normal pemeriksaan ini akan menunjukan
kurang dari 350 sel eosinofil per mikroliter darah atau < 350 cells/mcL
Sejumlah eosinofil yang tinggi mungkin dapat diakibatkan dari:
1.
2.
3.
4.
5.
Reaksi alergi
Reaksi Obat
Penyakit infeksi
Kelainan darah
Kelainan kulit
Sumber:
Todd G. Medline plus. United State: U.S National Library of Medicine; 2013.