Anda di halaman 1dari 48

Mei-Juni

2014 M
Rajab-Syaban
1435 H

menyucikan harta dan jiwa

ZAKAT
SEBAGAI PILAR
BUDAYA BANGSA

Zakat dan
Peran Pemimpin

BERTAWAKAL
K.H. AHMAD HASAN
TEGAS & GIGIH DALAM BERDAKWAH
ZAKAT DAN ETOS KERJA

ii | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

t
Jempu
n
a
n
a
Lay
3

37
7
7
8
7
08

Zakat*

555

Salurkan zakat dan infak


Anda melalui rekening:
BRI Syariah
Zakat : 701311637555
Infak : 701311631477
BCA Syariah
Zakat : 0011555510
Infak : 00777711

*Zakat minimal Rp. 1.000.000,-

Hotline Layanan Jemput Zakat


Senin - Jumat pukul 08.00 - 16.00

3904555
email. layananmuzaki@baznas.or.id
badanamilzakat
@baznasindonesia
www.baznas.or.id

hikmah

Rasulullah Saw. bersabda, Pasti akan datang kepada manusia suatu zaman, di
mana seseorang berkeliling membawa sedekah emas, lalu ia tidak menemukan
seorang pun yang mau mengambilnya. Dan terlihat seseorang diikuti oleh empat
puluh orang wanita yang berlindung kepadanya karena sedikitnya kaum lelaki dan
banyaknya kaum wanita. (HR Abu Musa r.a)

2 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Salam,

salam

ingga saat ini, Indonesia masih menghadapi berbagai persoalan


besar, antara lain, kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran.
Persoalan besar ini sebenarnya bisa ditanggulangi lebih cepat bila
umat Islam yang merupakan bagian terbesar dari negeri ini taat dan
patuh menjalankan kewajibannya, seperti mengeluarkan zakat.
Namun pada kenyataannya, kewajiban zakat masih dipandang
sebelah mata, belum dijadikan sebagai gaya hidup atau budayanya,
sehingga jumlah dana zakat yang dapat dihimpun masih jauh dari
potensinya yang luar biasa. Kalau zakat sudah menjadi budaya
umat, lalu zakatnya dikelola secara amanah dan profesional, insya
Allah, berbagai persoalan umat itu bisa segera diatasi.
Karena itu, majalah Zakat Edisi Mei-Juni 2014 ini mengangkat
tema Zakat Sebagai Pilar Budaya Bangsa dengan menyajikan dua tulisan
pada rubrik Zakat Utama. Yaitu, Memakmurkan Bangsa dengan Budaya
Zakat dan Mengatasi Korupsi dengan Budaya Zakat.
Untuk mendukung tema ini, dalam rubrik Opini kami sajikan
tulisan tentang Etos Kerja dan Zakat yang berisi tentang keharusan
umat mencari rezeki. Tapi, setelah rezeki itu didapatkan, ada
kewajiban untuk mengeluarkan zakatnya. .
Pada rubrik Kiprah, kami sajikan tulisan tentang seorang
yang lahir dari keluarga dhuafa dan tak berpendidikan tinggi.
Tapi, berkat usahanya yang gigih dalam belajar dan bantuan para
dermawan melalui program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS)
BAZNAS, ia sukses menggondol gelar Sarjana Teknik Institut
Teknologi Bandung (ITB).
Semoga yang kami sajikan dalam majalah Zakat ini, bisa memberi
inspirasi atau dorongan kepada para pembaca untuk senantiasa
beramal shaleh, seperti berzakat, berinfak dan bersedekah.

Majalah ini diterbitkan oleh


Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS)
Dewan Redaksi
Prof Dr. Didin Hafidhuddin | Teten
Kustiawan | M. Fuad Nasar, M.Sc,
| Hermin R. Rachim | Ndari Rumi
Widyawati | Nadia Rizqi Cahyani
| Ratri Devy Arimbi
konsultan Media
rubudesign.co
Redaksi
Karsono Tadjuddin | Sunan Hasan
Fotografer
Miroslav Arofich
Desain Grafis
Gunadi Gaisani
Redaksi dan Iklan
Jl. Kebon Sirih Raya No. 57
Jakarta Pusat. Tlp. (021) 3904555
Fax. (021) 3913777
www.baznas.or.id

01 Hikmah
03 Khazanah
08 zakat utama

16 Surat Kebon Sirih


Bekerja Keras Menyambut
Suka Cita Ramadhan

SULUH

18 program baznas
26 zakat dunia

14

24

Misi Besar
World Zakat Forum

INSPIRASI

40

Zakat
dan Etos Kerja

28 opini
Bertawakal
30 Tokoh

K.H. Ahmad Hassan Tegas dan
Gigih Dalam Berdakwah
32 Kiprah
Menjadi Sarjana Berkat Zakat
36 Tanya Jawab
38 Sirah
Imam Syafii Ulama Santun
dan Dermawan
42 Kitabah
Seni Menjalani Hidup
44 Catatan ZAKAT

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 3

One Day One Juz (ODOJ) diLaunching di Masjid Istiqlal

engungan mirip suara lebah


yang melantunkan ayat-ayat
langit secara bersamaan membuat
suasana menjadi haru. Sejauh mata

memandang, semua peserta sibuk


dengan tilawahnya. Kurang lebih
30.000 orang peserta berpartisipasi
dalam acara Grand Launching
One Day One Juz (ODOJ). Masjid
Istiqlal, Jakarta Pusat tampak
dipenuhi jamaah hingga ke lantai
atas (4 Maret 2014). Bagi yang baru
datang diharapkan untuk segera ke
lantai 2 atau lantai 4. Lantai 2 sudah
penuh, seru seorang panitia saat
mengarahkan hadirin.
ODOJ adalah sebuah akronim
bagi sebuah komunitas pem
baca

British Muslim TV
akan Mengudara di Inggris
S

TASIUN
televisi
British
Muslim
TV yang menyajikan
tayangan khusus untuk
umat Islam di Inggris
akan diluncurkan pada
bulan Juni ini. Saat ini,
program yang akan
dibiayai dan dibuat
di dalam negeri itu
menggunakan platform
digital yang menggambarkan tagline
Kepercayaan Diri Muslim, Inggris
yang Nyaman.
Tayangan
British
Muslim
TV akan berbeda dengan televisi

Demba Ba, Striker


haus gol yang
membangun masjid
"Menjadi Muslim lebih penting
daripada saya menjadi pesepakbola,"
demikian ungkapan bomber klub
sepak bola Chelsea tersebut.
Sebuah kalimat yang pastinya keluar
dari Muslim yang taat. Untuk itulah
tidak mengherankan kalau Demba

Muslim lainnya. Kami lebih terbuka


terhadap
berbagai
pandangan
dalam
Islam,
ujar
Direktur
Pemasaran dan Komunikasi British
Muslim TV, Wasim Akhtar seperti
Ba merasa memiliki kewajiban
seorang Muslim dengan membantu
pembangunan masjid di kampung
halamannya, Senegal. Di tanah
kelahiran Ba, Senegal (Afrika Barat),
Islam merupakan agama mayoritas.
Hampir 90 persen penduduk di
negara itu adalah Muslim.
Mantan penyerang Newcastle
itu merasa senang bisa membantu
pembangunan masjid. Kata dia,
sudah menjadi kewajiban seorang
Muslim melakukannya. Jadi bukan
hal yang perlu dibesar-besarkan.

Al-Quran dengan meng


khatamkan
Al-Quran satu juz dalam satu hari.
Komunitas yang berinteraksi melalui
media sosial se
perti blackberry
massanger (bbm), whatssup sam
pai saat ini te
lah terbentuk lebih
dari 2.000 grup. Setiap grup
beranggotakan 30 orang, sesuai
dengan jumlah juz.
Para anggota yang hadir pada
acara Grand Launching berasal
dari berbagai wilayah se-Indonesia.
Dengan dihadiri oleh Wakil Menteri
Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar
dan Ustadz Yusuf Mansyur. Tampak
pula artis Dude Herlino, Teuku
Wisnu, Baim Wong dll. (berbagai
sumber)
dilansir Al Arabiyya (8/6/2014).
Saluran ini, katanya, tidak
hanya
menayangkan
tentang
isu keyakinan. Tetapi juga akan
menayangkan
tentang
praktik
dalam kehidupan Muslim di Britania
Sebelumnya, sudah ada stasiun
serupa, seperti Islam Channel,
Noor TV, Peace TV, dan Iqra TV.
Tetapi televisi-televisi itu fokus pada
komunitas Muslim di Asia Selatan.
Berdasarkan sensus pe
me
rintah tiga tahun silam, Muslim
Inggris
merupakan
komunitas
yang tumbuh paling cepat. Saat ini
jumlahnya sudah mencapai 1,6
juta jiwa. Bahkan, separuhnya
masih berusia di bawah tiga
puluh tahun. (pelitaonline.
com)

Demba Ba, Pemain


28 tahun itu merupakan
salah satu dari 40 bintang
Muslim lainnya yang bermain
di Liga Premier Inggris.
Semenjak debut per
tama
kalinya tahun 2005 di Liga
Prancis sepanjang kariernya
te
lah mengoleksi 119 gol.
Sebuah tradisi baginya
setiap merayakan gol
dengan
melakukan
sujud syukur.

KHAZANAH

4 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

2,9%

pertambahan jumlah pemeluk


agama Islam tiap tahun

Tercatat setiap tahun penduduk Muslim di dunia bertambah 2,9 %. Pertumbuhan


ini lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk bumi sendiri
yang hanya 2,3% per tahun. (aldamisite.blogspot.com)

KHAZANAH

1 dari 10

Anak di Inggris terlahir


Sebagai Muslim
Datastatistikbaru
tahun
2014
menunjukkan bahwa satu dari sepuluh
anak yang lahir di Inggris tercatat sebagai
seorang Muslim. Hal ini merupakan bukti
meningkatnya jumlah minoritas Muslim di
sana. (eramuslim.com)

70%

Penduduk Albania
beragama Islam

Albania merupakan negara di benua Eropa yang


mayoritas penduduknya beragama Islam. Wilayah
yang pernah dikuasai Bani Ustmani ini memiliki
total populasi 3,1 juta orang dengan 2,2 juta
penduduknya beragama Islam. (ardi-lamadi)

DOWNLOAD MAJALAH ZAKAT


www.baznas.or.id
Tersedia juga di iPad, iPhone & Android via

6 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Zakat sebagai
pilar budaya bangsa

suluh

Zakat
dan
Peran
Pemimpin

Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc


Ketua Umum BAZNAS

Setiap Muslim dalam posisi


apa pun harus memiliki
komitmen moral untuk
memperjuangkan nasib orangorang miskin (mustadafin).
Tidak boleh kemiskinan
dibiarkan merajalela di tengah
umat dan bangsa karena akan
menyebabkan dekatnya orang
dengan kekufuran.

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 7

etapa besar perhatian Islam


terhadap kaum miskin
dapat dilihat dari ajaran yang
berkaitan dengan harta (almaal), di antaranya kewajiban
mengeluarkan zakat serta an
juran berinfak dan bersedekah
dalam keadaan lapang maupun
sempit. Zakat sebagai salah satu
rukun Islam diutamakan untuk
kesejahteraan fakir miskin yang
merupakan mustahik utama.
(QS. At-Taubah [9]: 60).
Perlu disadari bahwa zakat,
termasuk infak dan sedekah
memiliki potensi yang sangat
besar sebagai salah satu solusi
kemiskinan. Rasulullah Saw.
bersabda, Sesungguhnya Allah
Swt. telah mewajibkan atas hartawan
Muslim suatu kewajiban zakat yang
dapat me
nanggulangi kemiskinan.
Ti
daklah mungkin terjadi seorang
fakir menderita kelaparan atau
kekurangan pakaian, kecuali oleh
sebab kebakhilan yang ada pada
hartawan Muslim. (HR Imam AlAsbahani).
Kejayaan dan harga diri
(izzah) umat Islam akan tetap
terjaga jika ditopang dengan
peran zakat. Dalam kaitan ini,
sejarah umat Islam di masa lalu
membuktikan bahwa pemimpin
yang
pro-zakat
adalah
cerminan
pemimpin
yang
serius memperhatikan masalah
kemiskinan dan berupaya
menanggulanginya, serta tidak
menjadikan orang miskin hanya
sebagai tameng untuk mengejar
kekuasaan. Era kegemilangan
zakat di masa Khalifah Umar
bin Abdul Aziz, tercapai karena
kepemimpinan yang berpihak

pada kepentingan kaum dhuafa.


Kepemimpinan yang pro-zakat
akan selalu mengutamakan
kemakmuran seluruh rakyat dan
bukan kemakmuran diri sendiri
dengan mengatasnamakan rak
yat. Pemimpin yang mengerti
dan menghayati nilai-nilai
zakat akan berupaya menjadi
pemimpin yang bersih sehingga
mampu membersihkan orangorang di sekitarnya.
Dalam kaitan ini paradigma
kebanyakan pemimpin tentang
zakat perlu diluruskan. Zakat
bu
kan semata-mata urusan
agama yang tidak terkait de
ngan kebijakan Negara dan
kepemimpinan.
Para
pe
mimpin
perlu
menyadari
bahwa zakat adalah potensi
dan kekuatan yang dapat
menggerakkan perekonomian
dan mengatasi kesenjangan
sosial. Jika kaum dhuafa diber
dayakan maka dengan sen
dirinya perekonomian nega
ra akan terselamatkan dari
kesenjangan. Untuk meng
aktualisasikan peran zakat
dalam pembangunan kesejah
teraan masyarakat diperlukan
peran pemimpin di semua
lini dan tingkatan. Semangat
beragama seorang pemimpin
akan memantul pada jiwa dan
semangat beragama rakyat yang
dipimpinnya.
Dari sudut pembangunan
kesejahteraan masyarakat, za
kat memiliki tujuan yang sangat
mulia, seperti diung
kapkan
oleh Muhammad Wahbah AzZuhaili, yaitu menggalang jiwa
dan semangat saling menunjang

dan solidaritas sosial di kala


ngan masyarakat Islam, merapat
kan dan mendekatkan jarak dan
kesenjangan sosial ekonomi dan
masyarakat,
menanggulangi
pembiayaan yang mungkin tim
bul akibat berbagai bencana,
seperti bencana alam maupun
bencana lainnya, menutup
bia
ya-biaya yang timbul aki
bat terjadinya konflik, per
sengketaan
dan
berbagai
bentuk
kekerasan
dalam
masyarakat, serta menyediakan
suatu dana taktis dan khusus
untuk penanggulangan biaya
hidup para gelandangan, para
pengangguran dan para tuna
sosial lainnya, termasuk dana
untuk membantu orang-orang
yang hendak menikah tetapi
tidak memiliki dana untuk itu.
Sejak beberapa tahun ter
akhir, kesadaran umat Islam di
tanah air cukup tinggi untuk
berzakat. Kita bisa melihat
bah
wa pengumpulan zakat di
seluruh Indonesia juga terus
meningkat. Jika kesadaran ma
syarakat terus tumbuh untuk
me
nunaikan zakat, maka isya
Allah berbagai masalah ke
miskinan dan problem umat
lai
n
nya akan dapat diatasi
bersama. Oleh karena itu
lem
baga pengelola zakat di
harapkan mempersatukan mi
si
nya dalam bekerja untuk
umat dan menghindari polemik
yang tidak ada manfaatnya me
nyangkut pemahaman regulasi
dan sebagainya.
Wallahu alam bishawab

suluh

8 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Zakat sebagai pilar budaya bangsa

zakat
utama

Mewujudkan
Bangsa Makmur
dengan Budaya
zakat
Hari-hari ini, menjelang pemilihan
umum presiden (Pilpres) yang akan
dilaksanakan pada 9 Juli 2014, dalam
berbagai kesempatan, terutama
dalam kampanye, para calon presiden
(Capres) dan calon wakil presiden
(Cawapres) mengumandangkan
berbagai janji manis, antara lain,
mereka berikrar akan membawa bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang lebih
makmur, adil, dan sejahtera.

anji tersebut bukanlah


janji muluk yang sulit
diwujudkan. Sebab, bangsa
yang adil, makmur, dan
sejahtera itu bisa diwujudkan
asal mereka yang pernah
berikrar demi kemajuan bangsa
itu bertekad mau menepati
janji-janjinya dengan cara
bekerja keras dan cerdas penuh
keikhlasan disertai doa tulus
memohon pertolongan Allah
yang Mahakuasa, Mahakaya
dan Mahaadil.
Bangsa yang makmur,
adil, dan sejahtera akan lahir
dari pemimpin bangsa yang
memiliki akhlak mulia, antara
lain, jujur, amanah, sayang
kepada kaum dhuafa, dan
tegas terhadap para pelanggar
aturan-aturan Allah Swt.
Sebab, pemimpin yang seperti

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 9

itu akan mampu menggerakkan


atau memotivasi masyarakat
untuk melaksanakan amal-amal
shaleh yang sesungguhnya demi
kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat juga.
Dengan kata lain,
seandainya Presiden dan
Wakil Presiden terpilih
nanti memiliki akhlak
mulia dan kemudian mampu
menggerakkan umat untuk
beramal shaleh, misalnya,
berzakat dan bersedekah,
sehingga zakat menjadi gaya
hidup atau budaya bangsa,
maka insya Allah, bangsa
Indonesia akan menjadi
bangsa yang makmur, adil, dan
sejahtera.
Bila rakyatnya ingin
makmur, adil dan sejahtera,
para pemimpin Indonesia,
baik di pusat maupun di
daerah bisa meneladani
kepemimpinan Khalifah Umar
bin Abdul Aziz. Ketika baru
diangkat jadi khalifah, beliau
menangis karena takut tidak
bisa mengemban amanah
sesuai dengan tuntunan Allah,
misalnya, harus membantu

fakir miskin yang memerlukan


sandang, pangan, papan, dan
kesehatan. Di hadapan istri
dan anaknya yang menanyakan
alasan beliau menangis, beliau
membaca firman Allah QS
Yunus ayat 15 yang artinya,
Sesungguhnya aku benar-benar takut

akan azab hari yang besar (kiamat)


jika mendurhakai Tuhanku.
Maka, langkah pertama
Umar bin Abdul Aziz setelah
diangkat menjadi khalifah
adalah membersihkan
pemerintahan dari orangorang yang tidak jujur dan

zakat
utama

10 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

zakat
utama

berakhlak buruk lainnya.


Ia hentikan penghamburan
uang negara, suap, upeti, dan
segala kemewahan kehidupan
istana.Ia naikkan gaji para
pegawai negara agar mereka
tak melakukan korupsi. Ia
sendiri hidup sederhana. Ia tak
mau menggunakan fasilitas
negara untuk kepentingan
diri dan keluarganya.
Harta kekayaannya pun
disumbangkan untuk mengisi
baitulmal.
Pemimpin seperti ini
menjadi pemimpin yang
disegani dan dicintai rakyatnya.
Maka, ketika Umar bin
Abdul Aziz memerintahkan
rakyatnya untuk berzakat,
mereka menyambutnya
dengan antusias. Mereka kian
antusias ketika dana zakat
itu langsung didistribusikan
ke mustahiknya, baik secara
produktif maupun konsumtif.
Dengan pengelolaan
zakat yang amanah dan
profesional, pada masa
pemerintahan Umar bin
Abdul Aziz, rakyatnya
benar benar makmur,
adil dan sejahtera.
Tidak ditemukan lagi
orang-orang miskin
sehingga harta baitulmal
selalu berlebih.
Sebagaimana diriwayatkan
Abu Ubaid, suatu ketika
Gubernur Baghdad Yazid bin
Abdurahman mengirim surat
ke Khalifah Umar bin Abdul
Aziz tentang melimpahnya

dana zakat di baitulmal karena


tidak ada lagi orang yang mau
menerima zakat. Atas masalah
ini, Umar memerintahkan
Yazid agar zakat diberikan
kepada yang biasa menerima
upah.
Perintah ini dilaksanakan,
tapi jawab Yazid, dana zakat
masih tetap berlimpah di
baitulmal. Maka, kemudian
Umar bin Abdul Aziz
memerintahkan Yazid agar
zakat itu diberikan kepada
orang yang berutang dan tidak
boros. Yazid kembali menjawab
bahwa orang yang berutang
pun sudah diberi zakat, tapi
dana zakat di baitulmal tetap
berlimpah.
Karena dana zakat
masih berlimpah, Umar
memerintahkan Yazid agar
orang lajang dinikahkan dan
maharnya dibayarkan dari
zakat. Dengan cara ini, kata
Yazid, dana zakat di baitulmal
masih tetap berlimpah.
Akhirnya, Umar bin Abdul
Aziz mengintruksikan Yazid
agar mencari orang yang
berbisnis dan membutuhkan
modal usaha, tanpa harus

mengembalikannya.
Kondisi itu bisa
diwujudkan Umar hanya
dalam waktu 2 tahun 6
bulan. Indonesia dengan
potensi zakat yang besar
yang mencapai Rp217 triliun
per tahun, pasti juga mampu
mewujudkan kondisi itu.
Caranya, seperti disebutkan di
atas, para pemimpinnya mulai
dari presiden hingga lurah/
kepala desa harus berakhlak
mulia yang mau berjuang dan
berkorban demi bangsanya,
bukan untuk diri, keluarga dan
kelompoknya.
Setelah itu, cita-cita
itu diwujudkan juga lewat
kerja sama atau sinergi para
pemimpin dan pengelola
zakat, baik Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) maupun
Lembaga Amil Zakat (LAZ)
dalam menciptakan kebijakan
atau program nasional yang prorakyat miskin dan berorientasi
pada penyadaran gerakan
budaya zakat nasional. Toh,
Undang-Undang Zakat dan PP
tentang pelaksanaannya sudah
ada.

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 11

zakat
utama

Mengatasi
Korupsi
dengan
Budaya zakat

Masalah besar yang juga


dihadapi bangsa Indonesia
saat ini, selain kemiskinan
dan pengangguran adalah
korupsi. Ini bisa dilihat dari
maraknya pemberitaan
di berbagai media massa
tentang ditangkap dan
dijebloskannya para
pejabat pemerintahan dan
anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) ke penjara
gara-gara tersangkut
korupsi.

12 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

zakat
utama

Ini juga menunjukkan


betapa gencar dan giatnya
Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK)
memberantas korupsi. De
ngan cara itu, diharapkan,
para pejabat publik lainnya
akan takut dan malu
untuk mengkorup harta
negara. Tapi, ternyata
tidak. Buktinya, peristiwa
penangkapan pejabat
publik menjadi tersangka
korupsi sering berulang
dan dipublikasikan. Ya,
sepertinya, perilaku
korupsi sudah membudaya
di Indonesia ini.

enurut
Jack Bologne
atau
lebih
dikenal
dengan teori Gone, ada 4 faktor
penyebab terjadinya korupsi.
Pertama, greed (keserakahan),
yang berkaitan dengan adanya
perilaku serakah yang secara
potensial ada di dalam diri
setiap orang. Kedua, opportunity
(kesempatan), yang berkaitan

dengan keadaan organisasi,


instansi atau masyarakat yang
sedemikian rupa, sehingga
terbuka
kesempatan
bagi
seseorang untuk melakukan
kecurangan.
Ketiga, need (kebutuhan),
yang berkaitan dengan faktor
yang dibutuhkan oleh individuindividu untuk menunjang hi
du
pnya yang wajar. Keempat,
exposures
(pengungkapan),
yang berkaitan dengan tind a
kan atau konsekwensi yang
di
hadapi oleh kecurangan
apabila pelaku diketemukan
melakukan kecurangan.
Keserakahan, seperti yang
disebutkan Bologne itu tak akan
hilang kecuali setelah kematian
datang menjemput. Hal ini
ditegaskan Rasulullah Saw.
dalam sabdanya, Seandainya anak
cucu Adam (manusia) mendapatkan
dua lembah yang berisi emas, niscaya
ia masih menginginkan lembah emas
yang ketiga. Tidak akan pernah penuh
perut anak Adam kecuali ditutup
dalam tanah (mati).. Dan Allah akan
mengampuni orang yang bertaubat.
(HR Ahmad).

Jadi, orang serakah atau


tamak itu tak pernah puas
dengan apa yang sudah
dicapainya. Dengan jabatan
sebagai bupati, misalnya, dia
sebenarnya, sudah bisa hidup
wajar, tetapi karena selalu
merasa tidak puas dengan yang
ada, akhirnya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya yang lebih
atau mewah, ia mencari harta
sebanyak-banyaknya
dengan
segala cara. Tidak peduli lagi
halal dan haram.
Sifat serakah ini merupakan
penyakit hati yang berbahaya
yang kalau dibiarkan akan
menimbulkan
malapetaka.
Sebab, orang serakah, mata
hati
dan
pendengarannya
menjadi tuli. Cintamu terhadap
sesuatu membuat buta dan tuli,
(HR Ahmad). Setelah itu, akan
diiringi berbagai penyakit hati
lainnya, seperti sombong, iri
dengki, dan kikir. Karena itu,
penyakit serakah ini harus
segera diobati.
Obat yang paling mujarab
adalah berusaha sekuat tenaga
dan pikiran mendekatkan diri
kepada Allah Saw. dengan jalan
melaksanakan segala perintahNya, antara lain mengeluarkan
zakat dengan penuh ikhlas.
Dari pengalaman Dirjen Bea
dan Cukai Agung Kuswandono
yang sudah berzakat sejak ia
punya penghasilan, zakat itu
ternyata mampu menghadirkan
karakter bersih. Sebab, dengan
zakat ia tidak menjadi orang
yang tamak atau serakah. Har
ta yang dizakati itu adalah har
ta yang bersih. Maka, cara men

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 13

dapatkannya juga harus dengan


cara yang bersih, katanya.
Akhirnya, dia menyimpul
kan bahwa zakat itu bisa di
ja
dikan sebagai perisai untuk
tidak berbuat macam-macam
yang
melanggar
aturan
Allah. Semua maklum bahwa
Direktorat Jenderal Bea Cukai
adalah tem
pat bekerja yang
basah, tempat yang banyak
kesempatan
untuk
mela
ku
kan kecurangan, seperti
yang disebutkan dalam teori
Gone di atas. tapi dia tidak
melakukannya.
Selain itu, zakat yang dike
luarkan karena ketaatan kepada
Allah juga akan menyucikan
jiwa dari segala kotoran dan
dosa, terutama kotornya sifat
kikir, sebagaimana firmanNya, Ambillah zakat dari harta
mereka guna membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah
untuk mereka.Sesungguhnya doamu
itu (menumbuhkan) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Allah Maha
Mendengar, Maha Mengetahui. (QS
At-Taubah:103).
Dengan demikian, dengan
berzakat yang ikhlas akan
tumbuh karakter yang luhur,
seperti hidup sederhana, tidak
serakah, jujur, dan menyayangi
si miskin. Begitu banyak hikmah
atau manfaat dari pelaksanaan
ibadah zakat ini. Maka, selain
merupakan
rukun
Islam,
zakat harus juga menjadi pilar
budaya bangsa. Artinya, zakat
harus menjadi gaya hidup atau
budaya bangsa (Muslim). Kalau
itu terjadi, berbagai persoalan
bangsa, seperti kemiskinan,

Zakat yang dikeluarkan karena ketaatan kepada


Allah juga akan menyucikan jiwa dari segala kotoran
dan dosa, terutama kotornya sifat kikir
kebodohan, dan korupsi, insya
Allah, bisa ditanggulangi.
Agar
berzakat menjadi
budaya bangsa diperlukan
kepemimpinan nasional yang
kuat, yang mampu mendorong
dan menggerakkan umat untuk
menjalankan
kewajibannya,
antara lain kewajiban zakat.
Pemimpin yang seperti itu
adalah pemimpin yang punya
karakter bersih, berani, cerdas,
dan tegas, serta peduli terhadap
kaum dhuafa.
Selain itu, perlu dilakukan
juga lima agenda besar pe
ngelolaan zakat yang seringkali
disampaikan oleh Ketua Umum
BAZNAS Didin Hafidhuddin
dalam berbagai pertemuan.
Yaitu, pertama, sosialisasi dan
edukasi zakat yang terus
menerus kepada masyarakat
luas, baik perorangan maupun
badan
usaha,
termasuk
mendorong
para
muzaki
berzakat melalui amil zakat.
Kedua, penguatan institusi
amil zakat yang meliputi
penguatan sumber daya manusia
(SDM),
sistem
Information
Technology (IT), program-pro
gram yang menyentuh ke
butuhan
dasar
mustahik,
dan sistem pelaporan yang
transparan, sehingga terwujud
amil zakat yang amanah dan
akuntabel.
Ketiga, program pemberda

yaan zakat produktif, sehingga


mustahik bisa menjadi muzaki.
Dalam hal ini, zakat bisa
dimanfaatkan untuk membantu
umat
(terutama
golongan
miskin) memulai usaha-usaha
produktif, selain memenuhi
kebutuhan
yang
bersifat
konsumtif.
Keempat, penggunaan re
gulasi. Pengelolan zakat nasi
onal memerlukan penguatan
dari sisi regulasi, yaitu Un
dang-Undang, Peraturan Peme
rintah, Peraturan Menteri dan
Peraturan Daerah. Regulasi
ini berperan penting dalam
mendorong penguatan sistem
perzakatan, menjadi landasan
hukum bagi pengaturan dan
pengawasan pengelolaan zakat
secara efektif, serta mencip
takan
iklim
perzakatan
yang kondusif, baik di pusat
maupun di daerah.
Kelima, penguatan sinergi
antar-sesama komponen pe
ngelola zakat. Perlu dibangun,
sinergi antar-komponen penge
lola zakat di tanah air, baik
BAZNAS maupun Lembaga
Amil Zakat (LAZ) serta pe
nge
lola
zakat
kumpulan
orang atau perorangan yang
diberi legalitas setelah adanya
putusan Mahkamah Konstitusi
(MK). Sinergi ini harus di
sadari sebagai kebutuhan
bersama.

zakat
utama

14 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

kaidah
zakat

Misi Besar
World Zakat Forum
T

anggal 28-29 Mei 2014 lalu,


World Zakat Forum (WZF)
bekerja sama dengan BAZNAS
dan
Nusantara
Foundation,
menyelenggarakan
konferensi
zakat internasional di kota New
York, Ame
r ika Serikat. Tema
yang diangkat adalah Zakat for
Global Welfare. Sejumlah negara,
baik dari kawasan Asia Tenggara,
Timur Tengah, Afrika, maupun
benua Amerika sendiri, hadir
dalam kegiatan ini.
Ada tiga hal mendasar
yang membuat konferensi ini

memiliki nilai yang strategis.


Pertama, dipilihnya tema terkait
kesejahteraan karena memang topik
kesejahteraan ini merupakan isu
yang sangat penting dalam konteks
perekonomian global. Hal ini
dikarenakan oleh kegagalan dunia
secara kolektif untuk menurunkan
angka
kemiskinan
menjadi
separuh pada tahun 2015. Padahal
penurunan angka ini merupakan
amanat
konferensi
tingkat
tinggi PBB pada tahun 1991 yang
menetapkan target pembangunan
millenium atau MDGs. Yang

ada justru angka kemiskinan ini


semakin meningkat akibat krisis
global berkepanjangan. Hingga
saat ini, kondisi pasar keuangan
global masih berada pada situasi
yang tidak menentu dan rentan
terhadap krisis lanjutan yang lebih
parah.
Fakta lainnya adalah tingkat
kesenjangan semakin meningkat
dari waktu ke waktu. Data
ILO menunjukkan bahwa share
kelompok buruh miskin terhadap
pertumbuhan ekonomi (PDB)
mengalami penurunan di semua
kawasan di seluruh dunia. Di
negara-negara maju, share mereka
turun rata-rata sebesar 9 persen.
Untuk negara-negara berkembang
di kawasan Asia, kontribusi
kelompok ini turun dengan
persentase rata-rata 13 persen.
Bahkan khusus kasus Indonesia,

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 15

bukan hanya share buruh miskin


terhadap PDB yang turun,
namun kesenjangan secara
umum mengalami peningkatan,
dan di tahun 2013 lalu telah
menembus angka 0,419.
Fakta-fakta di atas mem
berikan indikasi bahwa per
lu perbaikan konsep pem
bangunan suatu bangsa agar
pertumbuhan ekonomi yang

ada bisa memberikan efek


positif kepada semua lapisan
masyarakat dan melahirkan
kesejahteraan bersama. Bukan
malah memperlebar kesenjangan
yang ada. Salah satunya adalah
dengan mengoptimalkan ins
trumen zakat, sebagai institusi
yang menjamin adanya aliran
kekayaan dari kelompok the have
kepada kelompok the have not.
Kedua, dipilihnya New
York dengan sejumlah alasan,

yaitu: (1) sebagai respon


atas permintaan masyarakat
Muslim di AS, dan (2), secara
filosofis, ini adalah upaya
sosialisasi
strategis
di
jantung kapitalisme dunia. Ini
menjadi penting, apalagi salah
seorang peraih Nobel ekonomi,
Prof Joseph Stiglizt, telah
menegaskan bahwa sistem
keuangan dunia saat ini perlu
dirombak total karena sistem
yang ada hanya membuat
aliran keuangan berputar
dari kelompok kaya yang satu
kepada kelompok kaya yang
lain. Persis seperti yang telah
diingatkan dalam QS 59 : 7.
Ketiga, konferensi zakat
ini diharapkan menjadi media

untuk memperkuat kerja sama


global lintas negara. Hal ini
sangat penting mengingat
potensi zakat dunia yang sangat
luar biasa besar. Terkait dengan
upaya penguatan kerja sama
zakat secara global ini, penulis
melihat ada tiga isu penting
yang perlu diselesaikan dengan
baik melalui forum WZF ini.
Pertama, pentingnya me
laku
kan
standarisasi
pe
nge
lolaan zakat, baik dari

Irfan Syauqi Beik


Staf Ahli BAZNAS

sisi penghimpunan, penya


lu
ran, hingga masalah per
tanggungjawaban dan akun
tansi
keuangannya.
Ini
men
jadi sesuatu yang mutlak
dilakukan, agar setiap negara
memiliki kesamaan sistem dan
mekanisme.
Kedua, pentingnya melaku
kan standarisasi dari sisi fikih
zakat. Hal ini sangat urgen
dilakukan karena perbedaan
fikih zakat antarnegara dapat
menciptakan hambatan dalam
mendorong proses sinergi yang
dilakukan.
Ketiga, para pegiat zakat
harus
meyakinkan
dunia
internasional bahwa praktik
zakat saat ini juga in line
dengan hukum internasional,
terutama
persoalan
money
laundring dan anti-terorisme. Ini
juga harus dilakukan mengingat
setiap pergerakan uang dalam
jumlah besar dari satu negara ke
negara lain pasti mendapatkan
pantauan dari AS dan sekutusekutunya.
Namun
perlu
diingatkan, bahwa kita sama
sekali tidak takut terhadap
intervensi Barat. Wallahu alam.

kaidah
zakat

16 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Bekerja Keras
Menyambut
Suka Cita Ramadhan
Bulan Ramadhan memang bulan yang penuh berkah.
Bukan hanya untuk kehidupan pribadi kita, namun juga
tercurah pada institusi besar seperti BAZNAS. Pada
bulan Ramadhan, geliat masyarakat dalam menunaikan
kewajibannya berzakat makin meningkat. Rata-rata 60%
dari penghimpunan zakat diperoleh dari pembayaran
zakat di bulan Ramadhan.
SURAT
Kebon
SIRIH

AZNAS pun bersemangat,


men
jemput peluang ini
agar semakin besar pula
man
faat zakat yang sampai
kepada
mustahik.
Acaraaca
ra besar sudah kami siap
kan. Alhamdulillah, acara pe
nyambutan Ramadhan kami,
Festival Rampak Bedug, telah
terselenggara dengan meriah
pada hari Minggu, 15 Juni
2014 lalu. Menyusul kemudian
berbagai acara penghimpunan
dan penyaluran zakat seperti
buka puasa bersama puluhan
ribu anak yatim dan dhuafa
di berbagai kota di Indonesia,
Orphanshippesantren
kilat
untuk anak-anak mustahik di
atas kapal perang dan mudik
bersama mustahik ke 25 kota di

Jawa dan Sumatera.


Selain itu, kami juga me
nyelenggarakan acara Indo
nesia Berzakat. Seperti tahun
sebelumnya,
Presiden
Su
silo
Bambang
Yudhoyono
akan berzakat langsung ke
BAZNAS pada acara ini. Tak
hanya presiden, para men
teri dan pejabat-pejabat ting
gi negara juga turut hadir dan
berzakat ke BAZNAS. Dengan
terselenggaranya acara ter
se
but, diharapkan menjadi contoh
yang positif bagi masyarakat.
Berbagai acara tersebut
membutuhkan persiapan yang
luar biasa dari seluruh amil
BAZNAS, khususnya panitia
Ramadhan.
Karena
selain
bekerja keras menyiapkan acara

Hermin R. Rachim
Kepala Divisi Penghimpunan dan
Hubungan Lembaga BAZNAS

Ramadhan ini, amilin dan


amilat juga tetap melaksanakan
pekerjaan regular. Di samping
menggenjot
penghimpunan
zakat, BAZNAS juga sibuk
mencari sponsor untuk kegiatan
Ramadhan ini karena BAZNAS
tidak pernah menggunakan
dana zakat untuk kegiatan
di luar penyaluran kepada
delapan ashnaf. Ketika yang
lain memanfaatkan Ramadhan
untuk berkumpul bersama
keluarga, para amilin dan
amilat justru menghabiskan
waktu untuk bekerja, melayani
umat. Puasa bukan merupakan
halangan bagi BAZNAS untuk
bekerja keras mengoptimalkan
pengelolaan zakat.
Tabuh hati, sambut bulan
nan suci ini dengan penuh suka
cita. Mari persiapkan diri kita
untuk menyongsong amalanamalan dan memaksimalkan
ibadah di bulan Ramadhan.

Agenda Ramadhan 1435H

15

04

Juni

Juli

Festival
Rampak
Beduk

15

Indonesia
Berzakat

18

Juli

Juli

Buka Puasa
14.000
Anak Yatim
Bersama
Metro TV

Buka Puasa
5.000 Anak
Yatim
Bersama
RCTI
di Bekasi &
Masjid Baitul
Jannah RCTI

22

17-19

Juli

Juli

Orphanship

BAZNAS
Mudik
Bersama
Mustahik

18 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Dirut Freeport Indonesia:

Zakat Harus Digalakkan

Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Rozik B. Soetjipto


sepakat bahwa zakat merupakan perkara wajib bagi seorang
Muslim, sehingga tidak ada alasan untuk tidak berzakat.
Bahkan dirinya mengatakan perlunya proses sosialisasi dan
edukasi zakat secara luas. Zakat ini harus jelas. Saya setuju
zakat harus digalakkan, ungkapnya.

program
baznas

al ini ia sampaikan
saat audiensi bersama
Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yang dihadiri oleh
Ketua Umum BAZNAS Prof.
KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc
di kantor pusat Freeport di
daerah Kuningan, Jakarta Pusat,

Jumat (11/4). Kunjungan ini


merupakan inisiatif BAZNAS
dalam rangka mensosialisasikan
pentingnya zakat penghasilan
dan perusahaan kepada semua
instansi pemerintahan maupun
swasta. Dalam pertemuan
tersebut Prof. Didin menjelaskan
tentang
perbedaan
zakat
dengan infak dan sedekah.
Zakat itu wajib. Dihitung
2,5% dari bruto penghasilan.
Zakat bersifat
wajib, beda
dengan infak dan sedekah yang
sifatnya sukarela, tuturnya.
Saat ini, PT Freeport
Indonesia melalui Himpunan

Masyarakat Muslim (HMM)


telah memberlakukan infak
ke
pada karyawannya yang
Muslim secara sukarela. Hal
ini menunjukkan bahwa ting
kat kesadaran berbagi di
antara karyawan Muslim di
PT Freeport Indonesia cukup
tinggi. Akan tetapi, pihak PT
Freeport Indonesia merasa
kedermawan ini kurang lengkap
apabila zakat yang merupakan
kewajiban Muslim
belum
tertunaikan.
Sebagai langkah konkret,
Direktur Human Resource
PT Freeport Indonesia Joko
S. Basyuni berencana akan
menghadirkan Ketua HMM
Hermanto untuk membahas
lebih lanjut perihal kerja sama
dengan BAZNAS terkait pe
nerapan zakat di PT Freeport
Indo
nesia. Dengan begitu,
seluruh karyawan Freeport
yang berjumlah 60% dari
total kurang lebih 31.000
karyawan dapat dengan mudah
menyucikan hartanya.

aMBULAN LAUT gRATIS UNTUK WARGA MERANTI


Ambulans laut
merupakan fasilitas
kesehatan yang
ada di Kepulauan
Meranti, yang
berfungsi
memberikan
layanan kesehatan
kepada masyarakat.

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 19

Badan Amil Zakat Nasional


(BAZNAS) sebagai lembaga
pengelola zakat diberi amanah
oleh Bupati Kepulauan Meranti,
Drs. Irwan Nasir, M.Si untuk
mengelola ambulans tersebut.
Sebelumnya, ambulans laut ini
dikelola oleh Dinas Kesehatan.
Namun seiring berjalannya
waktu, hasilnya kurang optimal.
Selama kurang lebih empat
bulan, BAZNAS melakukan
uji coba terhadap pengelolaan
ambulans laut. Hasilnya pun
sangat memuaskan.
"Kita memiliki ambulans

laut untuk melayani masyarakat


sakit yang memerlukan rujukan
keluar daerah seperti Pekanbaru,
Bengkalis, Tanjung Balai dan
lainnya. Selama ini dikelola
oleh Dinas Kesehatan, tetapi
belum efektif," ujar Irwan usai
melakukan penandatanganan
MoU penyerahan pengelolaan
ambulans laut pada Rabu (28/4).
Meskipun pengelolaannya
telah diserahkan ke BAZNAS,
Dinas Kesehatan diharapkan
tetap membantu dalam hal pe
nyediaan bahan bakar kapal dan
bantuan kepada keluarga pasien.

"Kita minta kepada rumah


sakit daerah dan dinas bekerja
sama untuk menyediakan BBM
atau bantuan bagi keluarga yang
mengantarkan pasien," tambah
Irwan.
Irwan mengimbau ke
pa
da seluruh masyarakat di wi
layah Kabupaten Kepulauan
Meranti yang membutuhkan
pe
layanan ambulans laut agar
menghubungi pihak BAZNAS.
Dengan demikian, optimalisasi
pelayanan kesehatan dapat
ter
w ujud dengan baik di
Kabupaten Kepulauan Meranti.

Milad Keempat, Ufia


Setorkan Infak Lagi ke BAZNAS

PT Ufia Tirta Mulia, perusahaan


air minum syariah pertama di
Indonesia merayakan milad
keempatnya di Masjid Raya
Bintaro Sektor 9 pada Selasa
(29/4). Dalam kesempatan
tersebut, PT Ufia menyerahkan

infak sebesar 90 juta rupiah


kepada Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS).
Infak tersebut diperoleh
dari penjualan air minum
kemasan Ufia. Setiap penjualan
1 liter Ufia, sebesar 15 rupiah

dipotong untuk infak. Setiap


tahun, PT Ufia Tirta Mulia rutin
menyetorkan infak di samping
zakat.
Sembilan pintu rezeki itu
salah satunya bisnis. Bisnis ini
merupakan bisnis yang bagus.
Proses pengerjaannya bagus,
membayar zakat dan infak
pula. Dengan zakat, infak dan
sedekah, bisnis umat Islam
bisa semakin maju, kata Ketua
Umum BAZNAS Prof. Dr.
KH. Didin Hafidhuddin MSc
dalam sambutannya pada acara
tersebut.
Pada acara milad keempat
ini, turut hadir Wakil Menteri
Kesehatan,
Sekjen
Forum
Umat Islam, dan Ketua Dewan
Dakwah Islamiyah. PT Ufia

program
baznas

20 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H


Tirta Mulia, semenjak berdiri
empat tahun yang lalu, selalu
mengedepankan kualitas pro
duknya baik dari sisi duniawi
maupun ukhrowi. Di setiap
proses pengerjaannya selalu
diiringi lantunan ayat Al-Quran
dan dzikir. Maka, setiap tetes

air Ufia selalu diiringi dengan


doa sehingga Ufia dikenal
sebagai air doa. Bahkan ketika
air diangkut ke mobil untuk
dipasarkan, di dalam mobil
tersebut juga dilantunkan
ayat-ayat suci Al-Quran yang
dibacakan secara murottal.

Saya memiliki visi agar


air minum Ufia menjadi
perusahaan air minum dalam
kemasan terkemuka, Islami,
menjadi pilihan masyarakat
Indonesia serta selalu dalam
ridha Illahi, ungkap Dirut PT
Ufia, H. Ardju Fahadaina MSc.

World Zakat Forum


Wujudkan Kesejahteraan Global
program
baznas

kemiskinan dan kesenjangan


pendapatan. Diperlukan adanya
penguatan kerja sama global
dalam
pengelolaan
zakat,
sehingga hal tersebut dapat
memberikan manfaat yang
lebih besar bagi umat manusia,

orld
Zakat
Forum
(WZF) kembali menga
dakan kegiatan konferensi
zakat internasional di New
York AS pada tanggal 28-29 Mei
2014. Konferensi ini bertujuan
untuk membangun sinergi dan
koordinasi antar stakeholder
strategis perzakatan dunia,
mulai dari kalangan praktisi
lembaga zakat, akademisi,
ulama, hingga LSM yang
memiliki perhatian terhadap
persoalan kemanusiaan dan
keadilan ekonomi. Belasan

negara hadir dalam pertemuan


tersebut, antara lain Indonesia,
Amerika Serikat, Malaysia,
India, Sudan, Afrika Selatan,
Yaman, Turki, Bosnia Herze
govina, Pakistan, Arab Saudi,
Mesir, dan lain-lain.
Dalam kegiatan tersebut,
sejumlah isu strategis dibahas
oleh para peserta konferensi,
antara lain bagaimana meng
optimalkan
potensi
zakat
dan menjadikan zakat sebagai
instrumen utama dalam upaya
untuk
mengurangi
angka

khususnya umat Islam.


Para peserta konferensi
juga sepakat bahwa WZF
harus menjadi tempat bertukar
gagasan dan pemikiran terkait
pengembangan
perzakatan,
fasilitator komunikasi dan
kerjasama zakat lintas negara
dan lintas regional, serta media
untuk meningkatkan kualitas
manajemen pengelolaan zakat.
Menurut pengurus BAZNAS
Ahmad Mukhlis Yusuf, salah
satu variabel penting yang perlu
mendapat perhatian adalah
good zakat governance. Good
zakat governance ini merupakan
faktor kunci yang menentukan
kualitas pengelolaan zakat,
apakah publik percaya dengan
lembaga zakat, maupun apakah

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 21

zakat bisa memiliki dampak


positif secara ekonomi dalam
mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan, jelas Mukhlis.
Dalam kesempatan itu,
World Zakat Forum juga memilih
sekretaris jenderalnya yang baru
untuk periode 2014-2017. Ahmad
Juwaini
(Presdir
Dompet
Dhuafa) terpilih menjadi Sekjen
WZF yang baru, menggantikan
sekjen sebelumnya KH Didin

Hafidhuddin. Ahmad didam


pingi oleh delapan deputi
sekjen, yaitu Imam Shamsi Ali
(New York), Elnur Salihovic
(Bosnia), Mohd Izam bin Mohd
Yusof (Malaysia), Mohd Rasiq
Mukhtar (Sudan), M Hoosen
Essof (Afrika Selatan), Syed
Zafaar Mahmood (India), Mohd
Obaidullah (IDB/Arab Saudi),
dan Irfan Syauqi Beik, yang juga
Staf Ahli BAZNAS.

Dipilihnya Ahmad Juwaini


untuk
melanjutkan
ke
pemimpinan KH Didin Ha
fidhuddin menunjukkan bah
wa
perzakatan
Indonesia
telah mendapatkan kepercayaan
dunia internasional. Ini ada
lah amanah yang sangat berat,
sekaligus tantangan bagi kami
untuk mewujudkan siner
gi
gerakan zakat bagi kesejah
teraan global, pungkas Juwaini.

program
baznas

Zcd Menjangkau Mustahik


Di Kalimantan Timur
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai lembaga
pengelola zakat memiliki tujuh program unggulan
penyaluran zakat. Salah satu program unggulan BAZNAS
adalah Zakat Community Development (ZCD).

elasa (6/5) lalu, BAZ


NAS
menyelenggarakan
Kick Off ZCD di Tunjang Kota,
Samarinda, Kalimantan Timur.
Pada acara tersebut, BAZNAS
menyerahkan secara simbolis

uang sejumlah Rp 50.000.000,yang merupakan dana stimulus


program ZCD. Selain itu
BAZNAS Provinsi Kalimantan
Timur juga menyerahkan da
na sharing cost sebesar Rp

50.000.000,- kepada BAZNAS


kabupaten/kota. BAZNAS kabu
paten/kota pelaksana ZCD juga
menyerahkan dana sharing cost
yang jumlahnya berbeda sesuai
dengan kemampuan BAZNAS
kabupaten/kota masing-masing.
Program ZCD adalah prog
ram pengembangan masyarakat
yang berkelanjutan yang sumber
pendanaan utamanya bersumber
dari dana zakat dan pemerintah
sepenuhnya mendukung prog
ram
pemberdayaan
yang
dilakukan oleh BAZNAS dalam
upaya untuk mengentaskan

22 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H


kemiskinan, ujar Kepala Bagian
Sosial
Pemerintah
Daerah
Samarinda dalam sambutannya.
Di Provinsi Kalimantan
Timur, terdapat lima BAZNAS
kabupaten/kota pelaksana pro
gram ZCD yaitu BAZNAS Kota
Samarinda,
BAZNAS
Kota
Balikpapan, BAZNAS Kabupaten
Kutai Kartanegara, BAZNAS
Kabupaten Kutai Ti
mur dan
BAZNAS Kabupaten Berau.

program
baznas

Ketika kami menyampai


kan tentang program ZCD ke
pada BAZNAS Kabupaten/Kota
wilayah, seperti desa loa ini,
me
mang sulit dijangkau tetapi
bukan hal yang mustahil untuk
menjangkaunya, ungkap Teten
Kustiawan, Direktur Pelaksana
BAZNAS. Hal ini dapat dibukti
kan dengan banyaknya penerima
manfaat dari program ZCD
sebesar 1.091 kepala keluarga.

Dalam acara Kick Off ter


sebut hadir pula Ketua Tim
Pengelola ZCD se-kabupaten/
kota seluruh Indonesia, Faisal
Qosim; Kepala Dinas Peternakan
dan Perikanan Kota Samarinda;
Ketua BAZNAS Provinsi Ka
liman
tan Timur, H.M. Rasyid
dan Ketua BAZNAS Kabupaten/
Kota pelaksana program ZCD
serta pejabat Pemerintah Daerah
Kota Samarinda.

Sinergi Sistem Manajemen


Zakat Antara BAZNAS, LAZISMU
DAN LAZISNU
Ketua Umum Lembaga Amil Zakat Nahdhatul Ulama (LAZISNU)
K.H. Masyhuri Malik sependapat dengan BAZNAS bahwa UU
23/2011 dan PP 14/2014 tentang pengelolaan zakat tidak akan menjadi
penghambat dalam pengelolaan zakat secara nasional. Hal ini ia
ungkapkan saat BAZNAS bersilaturahmi ke kantor pusat LAZISNU
di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.

AZNAS dan LAZISNU


justru dapat bersaing
sehat dalam menumbuhkan
kepercayaan
masyarakat,
bisa fastabiqul khairats, ung
kapnya.
Selain itu, K.H. Masy
huri Malik juga menyambut
baik tawaran BAZNAS
untuk menerapkan Sistem
Informasi dan Manajemen
BAZNAS (SIMBA) dalam

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 23

pengembangan sistem pela


poran zakat. Ia mengaku
LAZISNU
masih
butuh
banyak masukan terkait sistem
pelaporan. Kita kan lembaga
publik yang harus transparan
dan akuntabel, jelasnya.
SIMBA merupakan sistem
manajemen informasi yang
dibangun BAZNAS untuk
memudahkan sistem pelaporan
zakat nasional, baik untuk
BAZ maupun LAZ. Melalui
SIMBA, data penghimpunan
dan penyaluran dana zakat
akan terpetakan dengan jelas.
Ketua Umum BAZNAS Prof. Dr.
K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc.
menjelaskan bahwa data-data
ini diperlukan agar kontribusi
zakat dalam membangun umat
dapat terlihat.
Selain digunakan oleh
BAZNAS provinsi dan BAZNAS
kabupaten/kota, SIMBA telah
digunakan oleh LAZ Pusat
Zakat Umat (PZU) dan LAZ
Baitul Maal Hidayatullah
(BMH). Selain itu, beberapa
LAZ lain juga telah siap
menggunakan SIMBA.
Nada serupa juga di
utarakan Direktur Pelaksana
Lembaga
Amil
Zakat
Muhammadiyah (LAZISMU)
Khoirul
Muttaqin
saat
kunjungan BAZNAS Senin
(12/5) lalu. Ia mengungkapkan
bahwa
LAZISMU
telah
memiliki sistem IT untuk
database pelaporan. Hanya
saja masih ada kendala,
terutama di bagian SDM yang
mengoperasikannya.

program
baznas

Kami juga akan


mempelajari sistem
IT yang ada sudah
kami gunakan agar
bisa connect dengan
SIMBA dan dapat
saling support,
pungkasnya.
Sinergi antara LAZISNU,
LAZISMU dengan BAZNAS
bukanlah
kali
pertama.
Sebelumnya, sinergi antara
keduanya dan BAZNAS telah
kerap
terjalin,
terutama
berkaitan dengan program
karitas maupun pendidikan.

Sebagai contoh, BAZNAS


pernah bersinergi dengan
LAZISNU untuk program
Ikatan Sarjana NU dan Java
Overland. Sedangkan dengan
LAZISMU, BAZNAS pernah
bekerja sama terkait program
pemberdayaan TKI.
Bahkan, Direktur Pe
lak
s ana
BAZNAS
Teten
Kustiawan mengaku bahwa
pengurus BAZNAS di daerah
tidak sedikit yang berasal
dari NU dan Muhammadiyah.
Kita tidak ada masalah,
karena pengurus BAZNAS di
daerah ada juga yang orang
NU dan Muhammadiyah,
terangnya.

24 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Zakat
ditunaikan
pertolongan
AllAh pun
datang

Kendala demi kendala datang


silih berganti menghadang
bisnisnya. Antara lain, karena
belum berpengalaman dalam
menjual sehingga tidak
berhasil membujuk toko-toko
untuk menjualkan produknya.
Sering tertipu, baik oleh para
pelanggan ataupun penjual
produknya. Lalu, beliau
pernah juga mendapat cobaan
dengan terbakarnya tempat
usaha.

INSPIRASI

tulah yang dialami Direktur


Utama Paragon Technology &
Innovation (PTI) Hj. Nurhayati
Subakat (64) pada awal-awal
membangun usahanya. Awalnya,
lewat perusahaan yang didirikan
bersama suaminya, Hadi Subakat,
yaitu PT Pusaka Tradisi Ibu (PTI),
ia menjual produk shampoo berlabel
Putri secara door to door dari salon
ke salon. Namanya perusahaan
baru ketika itu, pasti banyak
kendalanya, apalagi saya enggak
bisa jualan, kata sarjana Farmasi
Institut Teknologi Bandung (ITB)
yang pernah bekerja di Wella
Cosmetic itu.

Hj. Nurhayati Subakat


Direktur Utama Wardah Cosmetics

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 25

Namun, dengan konsep kerja


keras dan cerdas yakni disiplin,
jujur, inovatif, tekun, dan ulet
atau disingkat menjadi djitu,
akhirnya berbagai ken
dala itu
bisa dihalaunya. Konsep tersebut
diambilnya dari pengalaman
orang lain. Kini, perusahaannya
menjadi perusahaan kosmetik
nomor satu di Indonesia, dan
terkenal hing
ga mancanegara,
terutama Malaysia.
Selain kerja yang djitu, yang
membuat produsen kosmetik
Wardah itu menjadi besar
adalah karena ia menerapkan
4P-nya dalam mengembangkan
produknya.
Yaitu,
Produk
yang berkualitas dan bagus,
Price (harganya)
bersaing,
Promosinya luas dan menarik,
serta Penempatan yang bagus
dan tepat. Alhamdulillah, ke-4P
ini kami jalankan terus hingga
sekarang,kata ibu tiga anak
yang tadinya bercita-cita ingin
memiliki apotek itu. Dia juga
merupakan lulusan Apoteker
ITB terbaik.
Semua langkahnya itu, di
akuinya, tak punya arti apa-apa
jika tidak ada pertolongan Allah
Swt. Karena itu, dalam langkah
4P-nya itu, ia menambahkan
satu P lagi, yaitu Pertolongan
Allah Yang lebih penting dari
semua langkah itu adalah adanya
pertolongan Allah. Maksud
saya, hanya dengan pertolongan
Allah, semua kendala yang ada
bisa diatasi dengan baik, tegas
tamatan Perguruan Dinniyah
Putri Padangpanjang itu.
Ia mencontohkan adanya
pertolongan Allah itu ketika ia

mendapat musibah kebakaran


pada tahun 1990. Saat itu, dia
dalam posisi serba kekurangan.
Tapi, besoknya, kenalannya
meminjamkan rumah untuk
tempat usahanya. Mana ada
setelah kebakaran, ada yang
menawarkan kepada diri saya,
rumah. Saya rasa itu adalah
pertolongan Allah, ujar nenek
dari 7 orang cucu itu.
Ketika itu, ada kebijakan
pemerintah yang mengharuskan
bank memberikan 2% dari dana
pinjamannya untuk Kredit
Usaha Kecil (KUK). Maka, dia
pun mengajukan kredit sebesar
Rp50 juta. Seminggu kemudian,
pengajuan kreditnya disetujui
bank sebesar Rp150 juta. Saya
pikir, itu pertolongan Allah lagi.
Mana ada sih, bank yang memberi
pinjaman kepada orang yang
sedang dalam kondisi minus
seperti saya karena musibah
kebakaran, ceritanya.
Berbagai kemudahan itu
datang menghampirinya karena
ia suka berbagi dan memikirkan
nasib kaum dhuafa atau paling
tidak para karyawannya. Ke
ti
ka mendapat musibah ke
ba
karan, tadinya ia berniat meng
hentikan bisnisnya. Namun,
karena ia memikirkan nasib 20
orang karyawan yang meng
gantungkan hidup pa
danya,
ia tak jadi menutup usa
ha
nya. Perhatian kepada nasib
karyawannya kian besar karena
jumlah karyawannya telah
mencapai lebih dari 4.000 orang.
Memikirkan nasib orang
lain, termasuk kaum dhuafa, ia
buktikan dengan ketaatannya

membayar zakat perusahaan


ke berbagai lembaga pengelola
zakat, termasuk BAZNAS, sejak
berdirinya perusahaan (1985).
Kemudian, sejak 1995, baginya
zakat tidak hanya 2,5%, tapi 10%
dari keuntungan perusahaan.
Menurut dia, seperti hal
nya kewajiban
shalat, haji,
dan shaum Ramadhan, zakat
juga harus dijalankan. Saya
membayar za
kat karena itu
kewajiban saya selaku Musli
mah, sepeti halnya ke
wajiban
shalat, shaum dan haji. Dengan
melaksanakan ke
wajiban itu,
insya Allah per
tolongan Allah
akan datang. Saya merasakan
demikian. Allah akan memberi
(rahmat-Nya) kepada siapa saja
yang men
jalankan perintahNya, ujar pemilik motto
hidup: Bahagia jika bisa
membahagiakan orang lain itu.
Dalam berzakat, ia tak
menghitung-hitung
keuntu
ngan, baik dari segi materi
mau
pun non-materi, yang di
perolehnya. Yang penting, ke
wajiban yang diperintahkan
Allah harus dilaksanakan, ter
masuk zakat itu, kata salah satu
dari 100 tokoh wanita paling
berpengaruh dalam sepanjang
sejarah Indonesia itu..
Ia taat berzakat dan men
jalankan perintah Allah lainnya
karena sejak kecil orang tuanya
mendidiknya seperti itu. Sejak
kecil, saya dididik oleh orang tua
saya supaya saya menjalankan
semua kewajiban sebagai umat
Islam, termasuk zakat, tutur
alumni SMU I Padang yang
ayahnya (alm) pedagang itu.

INSPIRASI

26 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Di Brunei Darussalam
Zakat Dikelola Langsung
oleh Pemerintah
Pengelolaan zakat di Indonesia, tidak hanya dilakukan oleh lembaga yang ditunjuk
pemerintah, seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), tetapi juga oleh lembagalembaga swasta atau yang lebih dikenal dengan nama Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Mereka mengumpulkan dan mendistribusikan zakat dengan programnya masingmasing, tidak terpusat sehingga kurang terkoordinir.

zakat
dunia

ni berbeda dengan pe
nge
lolaan zakat di Brunei Dar us
salam. Di negara petro dollar ini,
zakat dikelola secara langsung
oleh pemerintah di bawah Majlis
Ugama Islam Brunei (MUIB).
Lembaga di bawah MUIB yang
melakukan penghimpunan dan
pendistribusian zakat adalah
Bahagian Kutipan dan Agihan Zakat
(BAKAZ), semacam BAZNAS
kalau di Indonesia.
Karena BAKAZ mengelola
dana amanah, maka MUIB
tidak sembarangan dalam
memilih para pengelola (amil)
zakat. Berdasarkan peraturan
Zakat dan Fitrah 1969, mereka
dilantik oleh Kebawah Duli Yang
Maha Mulia Paduka Seri Baginda
Sultan dan Yang Dipertuan Negara
Brunei Darussalam pada setiap 1

Ramadhan di kawasan masingmasing di seluruh Negara


Brunei Darussalam.
Setiap
tahun,
selain
menerima surat pelantikan,
para amil itu juga mendapatkan
buku petunjuk tentang tugas
dan
tanggung
jawabnya.
Sebuah buku Garis Panduan
Tugas dan Tanggung Jawab
Amil telah diterbitkan dengan
tujuan
menyeragamkan
cara
pelaksanaan
tugas
dan tanggung jawab amil
serta sebagai panduan dan
pengarahan untuk para amil
berkenaan dengan pelaksanaan
tugasnya agar lebih efisien,
profesional dan bertanggung
jawab, jelas Didin Hafidhuddin
seperti dikutip Febrianti dalam
skripsi S1-nya di UIN Jakarta,

2011: Praktek Pengelolaan Zakat di


Negara Muslim, Studi pada Negara
Brunei Darussalam.
Para amil yang dilantik
berdasarkan Peraturan Zakat
dan Fitrah 1969 itu berasal dari
kalangan pegawai masjid, se
perti imam dan bilal; pegawai
kera
jaan, seperti penghulu,
ketua kampung, guru agama,
dan anggota angkatan ber
senjata. Untuk kawasan ter
tentu, amil yang dilantik itu
adalah Polisi Kerajaan Brunei,
serta Pasukan Bomba, dan
Penyelamat. Amil lain yang juga
dilantik MUIB adalah lembagalembaga
keuangan
Islam,
seperti Tabung Amanah Islam
Brunei (TAIB) dan Bank Islam
Brunei Darussalam (BIBD).

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 27

Karena sistem pengelolaan


zakatnya terpusat di MUIB,
maka dana zakat yang di
kumpulkan oleh para amil
itu tidak langsung dibagikan
kepada para mustahik di
daerah tempat penghimpunan
zakat itu. Tapi dihimpun ke
pusat (MUIB). Ini dinamakan
kumpulan wang zakat. Para amil
zakat ini baru bisa membagikan
zakat ke mustahik di daerahnya
masing-masing, setelah MUIB
melakukan penelitian dan
pendataan mustahik.
Jenis zakat yang dihimpun
BAKAZ ada dua, yaitu zakat
fitrah dan zakat harta (maal).
Zakat fitrah dibayarkan di
masjid atau surau melalui amil
pegawai masjid (imam dan bilal)
atau di rumah melalui amil
pegawai kerajaan (penghulu,
ketua kampung, guru agama,
pasukan berseragam).
Sedangkan zakat harta
ada tiga jenis yaitu zakat uang
simpanan, zakat perniagaan,
serta zakat emas dan perak.
Zakat harta ini dibayarkan
dengan dua cara. Pertama,
melalui amil yang ada di daerah

masing-masing. Kedua, langsung


ke BAKAZ. Bagi penabung
di bank-bank Islam, seperti
TAIB, IBB, dan IDBB, zakatnya
diambil langsung dari uang
tabungannnya oleh amil di bank
Islam itu.
Berdasarkan data Jumlah
Kumpulan Zakat Harta MUIB
Tahun 2006-2009, jumlah zakat
selalu meningkat. Tahun 2006
jumlahnya 11,096,859 dolar
Brunei; tahun 2007 naik menjadi
11,292,007 dolar Brunei; lalu,
pada 2008 mencapai 11,820,873
do
lar Brunei, pada 2009 naik
menjadi 19,918,345 dolar Brunei.
Jumlah penghimpunan za
kat di Brunei memang terus
meningkat. Namun menurut
pegiat zakat Brunei, Rose
Abdullah, angka tersebut masih
jauh dari potensi yang ada. Pada
2010, zakat yang terhimpun di
Brunei, persentasenya masih 0,12
persen dari produk domestik
bruto (PDB) atau sekitar 20 juta
dolar Brunei, kata dosen senior
Universiti Islam Sultan Sharif
Ali itu. (mysharing.co)
Kalau dilihat dari jumlah
pen
distribusiannya, tidak per
nah ada sisa (saldo) dana zakat

setiap tahunnya. Jumlah yang


disalurkan mulai 2006 hingga
2009 berturut-turut adalah
16,501,686 dolar Brunei; 15,411,147
dolar Brunei; 15,849,440 dolar
Brunei; dan 106,708,586 dolar
Brunei.
Kondisi tidak adanya saldo
pada distribusi zakat Brunei
terjadi karena Baginda Sultan
membuat kebijakan bahwa
zakat tidak boleh ditahan
dan ditangguhkan jika masih
ada orang miskin yang layak
menerimanya di Negara Brunei.
Mulai 2009 terjadi peru
bah
an peraturan zakat di
Brunei, antara lain, distribusi
zakat diberikan secara lumpsum
(pembayaran sekaligus dalam
satu waktu) terutama untuk
asnaf fakir miskin. Menurut Rose,
pe
rubahan ini terjadi akibat
adanya penumpukan dana zakat
sampai 200 juta dolar Brunei
karena pendistribusiannya sa
ngat hati-hati.Selain itu, defi
nisi asnaf gharimin (orang
yang berutang) juga dipeluas,
tidak lagi hanya yang berutang
untuk pembangunan masjid
atau fasilitas agama, tetapi juga
mereka yang berutang atas
pembiayaan kepemilikan rumah.

zakat
dunia

28 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Bertawakal
Bertawakal termasuk karakter utama
dari bertakwa sebagai turunan dari sila
pertama Pancasila. Karakter ini penting
dalam menghadapi kehidupan. Secara
opini

umum, hidup ini rumit. Terlalu banyak


faktor yang menentukannya. Agar
tak bingung, mari mohon bimbingan
dari Sang Pemilik Kehidupan dengan
bertawakal. Bimbingan dan petunjukNya akan datang.

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 29

Tawakal bukan nrimo. Tawakal bukan


membiarkan keadaan buruk. Bukan pula
membiarkan diri ditindas orang. Tawakal
adalah tindakan aktif. Bukan pasif.

engertian tawakal adalah


pasrah. Berserah diri hanya
kepada Tuhan. Dasarnya adalah
keyakinan bahwa semua yang
ada di alam semesta ini milik
Allah. Manusia milik Allah.
Sang Pemilik tentu yang
Maha Tahu apa yang terbaik
bagi manusia. Manusia perlu
menjemput yang terbaik itu
langsung dari Tuhan, bukan
cuma menunggunya. Untuk
itulah perlu bertawakal.
Dalam kehidupan, manusia
selalu ingin ini itu. Manusia
ingin mendapatkan yang
terbaik bagi dirinya, baik
berupa materi maupun bukan.
Namun, jalan seorang yang
bertawakal dan yang tidak
bertawakal, tentu berbeda.
Seorang yang tidak bertawakal
akan menggunakan segala cara
untuk mengejar keinginannya.
Sedangkan seorang yang
bertawakal akan menggunakan
jalan yang wajar dan baik.
Selebihnya ia bertawakal.
Boleh jadi, manusia
menganggap bahwa sesuatu itu
baik bagi dirinya. Padahal itu
mungkin tidak baik baginya.
Atau sebaliknya. Boleh jadi, ia
menganggap sesuatu itu tidak
baik bagi dirinya. Padahal itu
justru baik baginya. Manusia
tak tahu persis. Tuhan lebih

tahu. Dalam ajaran agama, hal


itu sudah diingatkan Tuhan.
Maka, lebih baik serahkan,
bahkan tentang diri sendiri,
kepada yang Maha Tahu.
Pernah ikut arung jeram?
Instruktur selalu memberi tahu,
bagaimana menyelamatkan diri
bila tercebur air. Jangan panik
dan tegang. Jangan berusaha
berenang menyelamatkan diri.
Lemaskan badan. Biarkan
badan terbawa arus. Biarkan
kepala di belakang, dan jaga
sehingga tak terbentur. Nanti
akan sampai di tempat tenang.
Itulah saat berenang atau
ditolong.
Kehidupan juga demikian.
Siapa pun bisa jatuh. Tak
usah memaksa diri mencari
solusi. Cukuplah bertawakal.
Serahkan keadaan pada arus
semesta. Arus kehidupan
semesta itu akan membawa
ke tempat tenang. Saat itulah,
upaya tenang dapat dilakukan.
Begitu mekanisme semesta
dari Tuhan. Begitu jalan Tuhan
menyelamatkan manusia yang
bertawakal.
Tawakal bukan nrimo.
Tawakal bukan membiarkan
keadaan buruk. Bukan pula
membiarkan diri ditindas
orang. Tawakal adalah
tindakan aktif. Bukan pasif.

Zaim Uchrowi
Penyuluh Perubahan & Karakter

Yakni, berbuat aktif menjemput


bimbingan Ilahi . Bimbingan itu
yang akan membantu mengatasi
segala keadaan. Bimbingan Ilahi
membuat mampu membebaskan
diri dari penindasan.
Cara pandang neuro
sains menunjukkan adanya
gelombang otak. Di frekuensi
7-13 Herrtz, gelombang itu
terkoneksi dengan gelombang
Ilahiah. Dari sanalah ilham
hadir. Dari sanalah instuisi
dari Tuhan terbetik. Nabi
menerima wahyu. Manusia
menerima ilham atau instuisi
dari Tuhan. Dengan bimbingan
Tuhan itu apa yang tak teratasi?
Jalan hidup terkadang
seperti buntu. Berbagai upaya
telah dilakukan. Namun,
hasil tak kunjung tiba. Bila
demikian, itulah saatnya
mengakses kekuatan yang
lebih besar. Bahkan, satusatunya kekuatan sejati, yaitu
Allah. Caranya yakni dengan
merendahkan hati, menekan
ego, dan menyerahkan semua
kepada Sang Maha Kuasa.
Itulah bertawakal, salah satu
jalan awal buat sukses.

opini

30 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

K.H. Ahmad Hassan

Tegas dan
Gigih dalam
Berdakwah
tokoh

aka tak mengherankan,


bila Ahmad Hassan,
tokoh Persatuan Islam (Persis),
memiliki pemikiran Islam yang
baru dan progresif, seperti
halnya K.H. Ahmad Dahlan,
pendiri Muhammadiyah. Sebab,
sejak remaja, ia sudah membaca
pemikiran para pemikir Islam
modern dan maju, seperti
Muhammad Rasyid Ridha
melalui majalah Al-Manar, Ibnu
Rusyd melalui buku Bidayat AlMujtahid, dan Ibnu Qayyim AlJawziyyah melalui buku Zad AlMaad.
Buku dan majalah itu ia
baca saat ia masih di Singapura,
tempat kelahirannya. Ia, yang

Bacaan seseorang akan mempengaruhi


corak berpikirnya. Bila bacaannya berisi
tentang pemikiran Islam yang modern
dan maju, ia akan punya pemikiran Islam
yang baru dan progresif. Sebaliknya, bila
bacaannya adalah tentang pemikiran Islam
yang kolot, ia akan memiliki pemikiran Islam
yang lama dan terbelakang.
lahir pada tahun 1887 itu,
mampu membaca buku-buku
dan majalah berbahasa Arab
karena memang ia menguasai
bahasa asing itu. Sejak usianya
7 tahun, ayahnya, Ahmad Sinna
Vappu Maricar asal India, selain
menyekolahkan
ke Sekolah
Melayu, juga mengikutsertakan
A.Hassan dalam les privat
bahasa Melayu, Tamil, Arab, dan
Inggris.
Dengan penguasaan bahasa
asing itu, ayahnya berharap,
A. Hassan bisa belajar sendiri
lewat koran, majalah, dan buku.
Lalu, menuliskannya kembali
di berbagai media massa. Ya,
memang ayahnya ingin agar A.

Hassan meneruskan jejaknya


sebagai
penulis.
Ayahnya
adalah seorang pengarang dan
wartawan terkenal di Singapura
yang menerbitkan beberapa
surat kabar dalam bahasa Tamil.
Seperti harapan ayahnya,
pada usia remaja ia sudah mulai
aktif menulis. Pada usianya
yang ke-22 tahun (1909),
untuk pertama kali, karyanya
dipublikasikan. Setelah tiga
tahun aktif menulis, dia menjadi
anggota redaksi surat kabar
Utusan Melayu yag diterbitkan
Singapore Press. Profesi sebagai
jurnalis diakhirinya pada tahun
1916.

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 31

Pemikirannya yang baru


dan maju seperti dikatakan
di atas terlihat pada tulisantulisannya yang banyak me
ngandung kritik konstruktif
dan tegas. Misalnya, ia menge
cam keras terhadap Qadli
(hakim) yang melakukan pe
mer iksaan perkara dengan
cara mengumpulkan antara
pria dan wanita dalam tempat
duduk yang sama.
Karena sejak kecil ia
didik berbagai profesi, waktu
luangnya tak hanya digunakan
untuk menjadi penulis, tapi
juga menjadi guru bahasa asing
untuk orang-orang India di
beberapa tempat di Singapura,
pedagang batu permata, agen
distribusi es, pedagang pakaian,
dan penambal ban mobil.
Pemikirannya yang baru
dan progresif ini tertantang
untuk terus dihidupkan dan
dikembangkan saat
dia di
Surabaya, tempatnya berbisnis
tekstil milik pamannya. Ketika
itu (1921), ia menyaksikan
pergolakan pemikiran antara
kaum muda dan kaum tua.
Lewat diskusi dan tablightabligh, yang muda me
la
kukan
pembaruan
dalam
pemikiran
Islam.
Mereka
ingin menghapuskan segala
hal yang tak ada dasarnya
menurut Quran dan hadis.
Sedangkan yang tua ngotot
pada pemikirannya yang kolot.
Mereka ingin mempertahankan
tradisi keagamaan yang telah
mengakar di masyarakat.

Awalnya A. Hassan tak


berani bersuara menghadapi
pertentangan kedua kubu itu
dikarenakan ilmunya yang
belum cukup. Setelah ilmunya
cukup, yaitu lewat pendalaman
pengkajian terhadap Al-Quran
dan hadis serta buku-buku
keagamaan, akhirnya ia berani
bersuara dan berdiri dalam
barisan kaum muda.
Namun, perjuangan untuk
mem
bela pemikiran kaum
muda di Surabaya, yang juga
kota kelahiran ibunya, Muznah,
tak ber
langsung lama. Sebab,
pada 1921, A.Hassan harus ke
Kediri belajar keterampilan
bertenun.
Belajar
tentang
pertenunan di Kediri, tidak
memuaskan dirinya. Maka, pada
1924, ia meneruskan pendidikan
per
tenunannya ke Bandung
sampai ia mendapatkan ijazah.
Di Bandung, ia ditakdirkan
Allah tinggal di kediaman sa
lah seorang pendiri Persis,
yaitu Muhammad Yunus. Dari
pengajian-pengajian yang di
ikuti
nya bersama para tokoh
Persis, ia merasa pas dengan
nalurinya. Maka, dua tahun
dari berdirinya Persis (1926),
A.Hassan bergabung menjadi
anggota Persis.
Karena merasa usahanya
tak punya prospek cerah, maka
ia lebih serius memikirkan
kemajuan Persis. Oleh para
sahabatnya, ia diminta untuk
menjadi guru agama dan
menetap di Bandung. Aktivitas
yang lain adalah meneruskan

bakat menulisnya. Karya tulis


pertamanya yang mendapat
sambutan luas masyarakat,
adalah Tafsir Al-Furqan.
Bersama M. Natsir (Pendiri
Masyumi), ia menerbitkan
majalah Pembela Islam dan AlLisan. Lewat tulisannya, di
kedua majalah itu, terlihat
sosok dan kapasitas A.Hassan
sebagai pembela, pemurni, dan
pembaru Islam. Selain melalui
tulisan, ia pun membela panjipanji Islam melalui perdebatan
lisan. Dengan ilmunya yang
mumpuni dan tegas, ia mampu
mengalahkan lawan debatnya
dan lawan debatnya itu kembali
ke jalan yang benar.
A. Hassan memiliki ke
mam
puan argumentasi yang
kuat. Bukan asal ngomong. Selalu
ada dalil yang ia kemukakan.
Ia berani mengatakan yang
benar itu benar dan yang
salah itu salah, kata salah
satu tokoh Persis yang juga
dosen Universitas Padjadjaran
Bandung, Atif Latifulhayat.
Setelah 17 tahun berjuang
membela panji-panji Islam
lewat Persis, A, Hassan
pindah ke Bangil. Di Bangil,
selain menerbitkan buku
dan majalah Pembela Islam, ia
juga mendirikan Pesantren
Persis. Pada 10 November
1958, ulama besar yang telah
meninggalkan karya besarnya
ini berpulang ke rahmatullah.
(dari berbagai sumber)

tokoh

32 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Menjadi Sarjana
Berkat Zakat

KIPRAH

Kondisi keluarga kadang tak sepenuhnya


menentukan akan jadi apa seseorang itu.
Apalagi, dia datang dari keluarga tak mampu
dan tak berpendidikan tinggi. Tapi, berbekal
kemauan, usaha, dan kedermawanan orangorang sekitarnya, cita-cita setinggi bintang di
langit pun bukanlah sesuatu yang mustahil
untuk diraihnya.

al itu dibuktikan oleh Rizki Haryanto. Dia sukses


meraih cita-citanya menjadi sarjana bidang
konstruksi dari salah satu perguruan tinggi ternama
di Indonesia, yaitu Institut Teknologi Bandung
(ITB). Padahal, ia lahir dari keluarga dhuafa dan tak
berpendidikan tinggi. Keluarga kami merupakan
keluarga kecil. Pekerjaan orang tua adalah sebagai
buruh dan pendidikannya han ya lulusan sekolah
dasar, kata anak sulung dari dua bersaudara itu.

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 33

Rizki masuk ITB pada tahun 2008 dan lulus


pada tahun 2012 dengan predikat memuaskan.
Dia sangat bersyukur, karena untuk mencapai hal
itu tidaklah mudah. Selain itu, meskipun orang
tuanya bekerja sebagai buruh, mereka dapat
menyekolahkan Rizki mulai dari Sekolah Dasar
(SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). SDnya dia selesaikan di Yogyakarta, yaitu di SDN
Purwosari. Ketika SMP dia pindah ke Depok dan
bersekolah di SMPN 1 Depok. Setelah menginjak
SMA, dia kembali lagi ke Yogyakarta dan
melanjutkan di SMAN 1 Yogyakarta.
Selepas SMA, untuk mengejar cita-citanya,
dia berkeinginan melanjutkan ke perguruan
tinggi. Lalu, dia mengikuti Ujian Saringan
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (USMPTN)
dan diterima di ITB Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan. Sedari awal saya berkeinginan
menjadi seorang engineer di bidang konstruksi.
Untuk mencapai cita-cita tersebut, tentu
harus memasuki perguruan tinggi di bidang
serupa. Maka, saya masuk ke ITB, kata Rizki
menjelaskan alasannya masuk ke perguruan
tinggi.
Dengan kondisi ekonomi keluarganya yang
kurang, dia sadar bahwa orang tuanya akan
mendapatkan kesulitan dalam membiayai
kuliahnya di ITB. Maka, dia mencari berbagai
informasi tentang beasiswa di kampus itu
Untuk mencari informasi itu, saya rajin datang
ke lembaga kemahasiswaan di ITB dan saat
itu BAZNAS merupakan salah satu pemberi
beasiswa. Melihat tawaran tersebut saya langsung
tertarik dan mendaftarkan diri sebagai calon
penerima beasiswa, ceritanya.
Beasiswa dari BAZNAS, seperti yang
dikatakan Rizki adalah Program Satu Keluarga
Satu Sarjana (SKSS). Program ini adalah beasiswa
bagi mahasiswa berprestasi di kampus perguruan
tinggi negeri (PTN) yang berasal dari berbagai
wilayah di Indonesia. Yang diutamakan oleh

program ini adalah mahasiswa yang berasal dari


keluarga dengan keterbatasan ekonomi yang
salah satu anggota keluarganya belum memiliki
pendidikan tingkat sarjana.
Selain lulusan SMA seperti Rizki, Program
SKSS juga bisa menerima lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan pesantren yang
lulus USMPTN dan terdaftar di PTN di regional
SKSS. Syarat lainnya adalah lulusan yang memiliki
kepedulian sosial, memiliki keinginan untuk
melakukan pemberdayaan potensi lokal daerah,
dan memiliki nilai tambah yang dilengkapi
dengan surat keterangan atau sertifikat.
Rizki memenuhi semua persyaratan itu.
Maka, ia layak menjadi penerima program SKSS
BAZNAS. Ia mengaku merasa berbahagia karena
dengan adanya beasiswa itu kuliahnya di ITB
bisa berjalan lancar BAZNAS telah membantu
saya tetap bertahan dan menjalani kehidupan di
perguruan tinggi tersebut, hingga akhirnya citacita saya telah terwujud sekarang, katanya.
Dari Program SKSS, ia memperoleh biaya
SPP, uang saku bulanan, dan program pembinaan
rutin. Menurut dia, banyak manfaat yang diterima
setelah mendapatkan beasiswa dari BAZNAS.
Selain tercukupinya biaya kuliah sejak masuk
kuliah hingga lulus, dari pertemuan rutin yang
diadakan, dia mendapatkan banyak teman-teman
baru dari universitas lain dan wawasan lebih
mengenai zakat serta pengembangan diri.
Dengan adanya program SKSS itu, Rizki bisa
mandiri, membantu orang tuanya, dan berguna
bagi lingkungannya. Sesuai dengan bidang
keahliannya yang dia tekuni di ITB, sekarang
dia bekerja di di PT McDermott Indonesia,
sebuah perusahaan konstruksi minyak dan
gas (migas). Bekerja di perusahaan ini, selain
dapat melanjutkan cita-cita, namun juga dapat
memperkaya wawasan dengan "challenge" dinamis
dunia migas, ujarnya.

KIPRAH

34 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

SILATU
RAHIM

Berwisata Religi ke
Masjid Agung Jawa Tengah

Azan Zuhur di masjid megah itu berkumadang. Shalat Zuhur


berjamaah pun ditunaikan. Usai berdoa dan berzikir, beberapa
di antara jamaah bergegas menaiki menara tinggi yang berada
di samping masjid itu untuk melihat keindahan kota sambil
menikmati santap siang. Selain itu, ada juga yang berkeliling
di bangunan utama mesjid. Lalu, ke pelataran masjid sambil
memotret keindahan bangunan masjid itu.

emandangan seperti itu dapat


disaksikan di Masjid Agung
Jawa Tengah (MAJT) Semarang.
Memang, masjid yang mampu
menampung jamaah sekitar 15.000
orang ini selain disiapkan sebagai
tempat ibadah, juga disiapkan
sebagai objek wisata religi dengan
berbagai fasilitas yang menarik.
Salah satu daya tarik yang
membuat jamaah tadi bergegas usai
shalat Zuhur adalah Menara Asmaul
Husna yang tingginya 99 meter
dengan 19 lantai. Mereka bergegas
karena yang ingin menjelajah atau

jalan-jalan di menara ini cukup


banyak dan kadang harus anteri,
meski mereka harus membayar
tiket atau retribusi sebesar Rp5.000
per orang.
Mereka pun tak keberatan me
rogoh koceknya untuk membayar
tambahan biaya penggunaan alat
teropong jarak jauh (binocular)
yang disediakan di lantai 19
untuk melihat keindahan kota
Semarang lebih dekat. Ya, memang
kadang tak puas bila melihat
kota Semarang hanya dari teralis
di menara, meskipun.dari balik

teralis itu terbentang panorama


kota Semarang mulai dari hirukpikuk di pusat-pusat perbelanjaan,
pelabuhan, laut, hingga sunyinya
pedesaan
dengan
hamparan
sawahnya.Indahnya pemandangan
kota Semarang itu, juga bisa mereka
lihat sambil menikmati sajian caf
atau restoran Muslim yang bisa
berputar pelan searah jarum jam di
lantai 18.
Setelah
menikmati
pe
mandangan dan makan siang, me
reka kemudian turun ke lantai
3 dan 2 untuk melihat Museum
Peradaban Islam yang me
nyuguhkan peninggalan Islam
pada zaman dulu. Di sini, mereka
juga bisa melihat sejarah Islam
dengan menggunakan komputer
layar sentuh yang tersedia beberapa
buah.
Daya tarik lain dari masjid
seluas 10 hektare ini adalah

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 35

arsitekturnya yang unik karena


merupakan perpaduan antara
arsitektur Jawa, Arab Saudi, dan
Romawi..Arsitektur
Jawanya
terlihat pada bangunan utama
yang menggunakan atap limas
khas bangunan-bangunan Jawa
pada umumnya. Tapi, di bagian
ujungnya dilengkapi dengan
kubah besar berdiameter 20
meter ditambah lagi dengan 4
menara masing-masing setinggi
62 meter di tiap penjuru atapnya.
Lengkungan jendela dan pintu
masuk masjid terlihat apik dan
menyatu dengan arsitektur
bangunan utama masjid.
Arsitektur Arabnya terlihat
pada pelataran atau teras masjid,
yaitu dengan hadirnya 6 payung
hidrolik raksasa yang bisa
membuka dan menutup secara
otomatis. Tinggi masing-masing
payung elektrik ini adalah
20 meter dengan diameter
14 meter. Ini mirip dengan
arsitektur Masjid Nabawi di
Madinah. Payung-payung ini
biasanya dioperasionalkan pa
da pelaksanaan shalat Jumat,
shalat Idul Fitri dan shalat Idul

Adha dengan catatan kecepatan


angin tidak melebihi 200 knot.
Pelataran ini bisa menampung
sekitar 10.000 orang jamaah.
Sedangkan arsitektur Roma
winya terlihat pada adanya pi
lar-pilar yang berjumlah 25 buah
di pelataran masjid. Pilar-pilar
yang bergaya koloseum Athena
di Romawi dihiasi kaligrafi
indah yang menyimbulkan 25
Nabi dan Rasul. Di gerbang
ditulis dua kalimat syahadat dan
pada bidang datar tertulis huruf
Arab Melayu: Sucining Guno
Gapuraning Gusti.
Bangunan utama masjid ini
terdiri dari 4 lantai. Lantai ter
bawah digunakan untuk pe
nitipan barang, auditorium, dan
ber
wudhu. Ruangan wudhu
dan tolilet cukup luas dan ber
sih. Di lantai berikutnya biasanya
digunakan untuk akad nikah, dan
shalat. Pada waktu ada acara akad
nikah, lift bangunan utama masjid
bia
sanya diaktifkan. 2 lantai di
atasnya digunakan untuk shalat.
Bangunan utama luasnya mencapai
7.669 m2 ini bisa me
nampung
jamaah sekitar 5000 orang.

Di dekat pintu masuk


uta
ma (lantai 2) terdapat
mushaf Al-Quran raksasa de
ngan ukuran 145x95 cm yang
ditulis tangan oleh Drs. Hayat
dari Pondok Pesantren AlSyariyyah, Wonosobo. Wak
tu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan penulisan mu
shaf ini adalah 2 tahun 3 bulan.
Benda raksasa lainnya yang
letaknya dekat dengan mushaf
ini adalah Beduk Ijo Mangunsari,
yang menurut cerita, merupakan
replika Be
duk Pondowo di
Purworejo dengan panjang 310
cm dan diameter 220 cm.
Masjid yang indah dan
megah ini dirancang oleh
Ir. Ahmad Fanani dari PT
Atelier Enam Jakarta yang
memenangkan sayembara de
sain MAJT pada tahun 2001.
Pembangunannya secara resmi
dimulai pada Jumat, 6 September
2002. Setelah 4 tahun selesai,
penggunaannya diresmikan pada
14 November 2006 oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono.(dr
berbagai sumber)

SILATU
RAHIM

36 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc


Ketua umum BAZNAS

tanya
jawab

Dana Zakat untuk Pajak


Apakah orang yang sudah membayar
zakat itu tidak perlu lagi membayar pajak
atau sebaliknya. Apakah dana zakat dapat
digunakan untuk pajak atau sebaliknya?
Agus Titriana
Cilimus Kuningan, Jawa Barat
Meskipun antara pajak dan zakat
memiliki
beberapa
persamaan,
keduanya juga memiliki beberapa
perbedaan yang bersifat prinsip, yang
dengan sebab perbedaan itu keduanya memiliki
nilai dan hukum yang berbeda.
Kewajiban zakat langsung dari Allah Swt.,
termaktub dalam ayat-ayat Al-Quran dan hadits
Nabi secara qathi. Karena itu, zakat termasuk
kategori malum minaddin bi adh-dharurah
(sesuatu yang harus diketahui secara pasti
bagian dari agama dan berkaitan langsung
dengan keimanan dan keislaman seseorang).
Siapa saja yang dengan sengaja mengingkari

kewajiban berzakat, maka ia termasuk ke dalam


kelompok orang kafir. Seluruh ulama sepakat
terhadap kewajibannya.
Zakat harus dikeluarkan oleh muzaki selama ia
ada, walaupun mustahiknya tidak ada di tempat
muzaki tu. Sedangkan pajak, keberadaannya
sangat bergantung pada kebijakan pemerintah
suatu negara. Karena itu, ada negara yang sangat
ketat memberlakukan kewajiban pajak, sementara
ada negara yang sangat melonggarkannya,
bahkan cenderung mengapuskannya, misalnya di
beberapa negara Arab.
Yang berhak menerima zakat jelas tidak boleh
keluar dari delapan kelompok, sebagaimana
dinyatakan dalam QS At-Taubah ayat 60.
Sedangkan pajak bisa dipergunakan untuk
apapun sesuai dengan kebijakan pemerintah
itu sendiri. Atas dasar itu, orang yang sudah
membayar pajak harus pula membayar zakat.
Demikian sebaliknya.
Wallahu alam bishawab.

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 37

Apakah

Anak Jalanan
sama dengan

Ibnu Sabil?

Apa pengertian ibnu sabil? Bagaimana


di zaman Rasulullah Saw. dan
bagaimana implementasinya untuk masa
sekarang? Bagaimana kedudukan anakanak jalanan, apakah mereka termasuk ibnu
sabil sehingga berhak menerima zakat?
M. Sirajuddin
Parung

Dalam Al-Quran memang banyak


diungkapkan ayat yang berkaitan
dengan ibnu sabil sebagai orang atau
kelompok orang yang berhak menerima
zakat (seperti dalam QS At-Taubah: 60) atau
yang berhak menerima infak dan sedekah
(seperti dikemukakan dalam QS Al-Isra:26, ArRum:38, Al-Baqarah:177, dan ayat lainnya).

Ibnu sabil di zaman Rasulullah Saw.sebagaimana dalam berbagai literatur, juga


pendapat para ulama-adalah orang-orang yang
kehabisan bekal ketika mencari nafkah, ketika
bersilaturahim, atau mencari ilmu. Bahkan,
untuk pencari ilmu yang kehabisan bekal, di
samping disebut sebagai ibnu sabil, dapat juga
disebut sabilillah (di jalan Allah). Ini sebagaimana
dikemukakan dalam sebuah hadits,Barang
siapa yang keluar (pergi) dalam mencari ilmu,
maka termasuk sabilillah sehingga ia kembali.
(HR Tirmidzi).
Sebagian ulama kontemporer, seperti Syekh
Rasyid Ridha, berpendapat bahwa untuk saat
ini, bisa juga dimasukkan ke dalam kelompok
ibnu sabil adalah orang yang meminta suaka
ke negeri lain karena di negerinya tidak bisa
melaksanakan ajaran Islam. Masuk pula
kelompok ini adalah anak jalanan dan anakanak buangan yang sama sekali tidak memiliki
keluarga yang mau bertanggung jawab
terhadap kehidupannya. Tentu saja dalam
menangani kasus anak jalanan ini, yang paling
tepat adalah melibatkan pemerintah, bukan
diserahkan semata-mata kepada individu
masyarakat.
Sebagian ulama Mazhab Hambali berpendapat
bahwa juga termasuk kelompok ibnu sabil ini
para tunawisma yang menjadi pengemis, yang
sama sekali tidak memiliki keterampilan bekerja,
sehingga tak memiliki penghasilan (lihat Hukum
Zakat, Yusuf Qhardhawi, hlm. 662-663).

tanya
jawab

38 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Imam Syafii
Ulama Santun
dan Dermawan
sirah

Di Mesir, seorang ulama besar


berpulang ke Rahmatullah.
Beberapa hari kemudian,
seorang Badui datang ke suatu
pertemuan yang biasa dihadiri
ulama itu semasa hidupnya.
Di mana matahari dan bulan?
tanya orang Badui itu. Beliau
telah wafat, jawab salah
seorang yang hadir.

rang Badui itu menangis


sesenggukan, lalu berkata,
Mudah-mudahan Allah meng
ampuni dosa-dosanya. Dengan
kata-kata yang indah, sesung
guhnya beliau telah membuka
bukti-bukti
yang
dahulu
tidak pernah kita ketahui dan
mampu membungkam lawanlawan (debatnya) dengan bukti
yang benar. Setelah itu, ia
meninggalkan tempat itu.
Yang dikatakan matahari
dan bulan oleh seorang Badui
itu adalah Imam Syafii yang
wafat pada akhir bulan Rajab

204 H. Dengan perumpamaan


itu, tergambarkan bahwa peran
Imam Syafii semasa hidup
nya sangat besar dan tak bisa
tergantikan
sepeninggalnya,
seperti yang dikatakan Ahmad
bin Hambal yang sering
mendoakan imam yang nama
aslinya, Muhammad bin Idris
Asy-Syafii itu.
Ketika ditanya anaknya
tentang Imam Syafii, Ahmad bin
Hambal menjawab, Ketahuilah
anakku, Imam Syafii itu
ibarat matahari bagi dunia
dan kesehatan bagi manusia.

Seandainya keduanya itu tidak


ada, bagaimana mungkin dapat
digantikan dengan yang lain?
Mereka kehilangan atas
kepergian Imam yang lahir di
Gaza, Palestina, 150 H/767 M itu,
karena memang beliau seorang
ulama yang mumpuni di berbagai
bidang ilmu agama terutama
usul fikih, Al-Quran dan Hadis.
Dengan
keluasan
ilmunya
itu, beliau mampu menjawab
berbagai persoalan umat dengan
santun dan bijaksana.
Kalau berdebat, beliau tak
menjatuhkan lawan debatnya.

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 39

Aku berdebat tak untuk men


jatuh
kan orang, kata Imam
Syafii yang merupakan salah
satu dari empat mazhab itu.
Tentang ini,
salah seorang
sahabat Imam Syafii, Imam Hafiz
Abu Musa Yunus berkata,Aku
tidak melihat orang berakal
melebihi Syafii. Pada suatu hari,
aku mendebatnya tentang suatu
masalah. Lalu, kami berpisah
dan dia menemuiku. Dengan
menggandeng tanganku, dia
berkata, Wahai Abu Musa,
bukankah lebih baik kita tetap
berteman walau kita tidak
sepakat dalam satu masalah?
Ilmunya bisa begitu luas
karena sejak kecil dia sudah
menimba ilmu agama meski ia
seorang yatim yang miskin. Dia
tak harus membayar gurunya,
malah ia mendapatkan upah atas
kemampuannya mengajarkan
kembali apa yang dia dengar
dan pahami
dari gurunya
kepada anak-anak lain. Syafii
kecil memang anak cerdas
dan kuat hafalannya. Pada
usia 7 tahun, ia telah berhasil
menghafal Al-Quran dengan
baik dan mampu menghafal
kitab Muwattha karya Imam
Malik , yang kemudian menjadi
salah satu gurunya, pada usia 10
tahun. Pada usia 18 tahun beliau
sudah diminta oleh para ulama
agar memberikan fatwa.
Tentang belajar dalam
kondisi miskin, Imam Syafii
bercerita: Saat kami menghafal
Al-Quran dan memasuki masjid,
kami duduk di majlis para
ulama. Kami berhasil menghafal
beberapa hadis dan beberapa

masalah fikih. Pada waktu itu,


rumah kami berada di Mekah.
Kondisi kehidupan kami sangat
miskin. Kami tidak memiliki
uang untuk membeli kertas.
Akan tetapi, kami mengambil
tulang-tulang sehingga dapat
kami gunakan untuk menulis.
Selain gigih dalam mencari
ilmu dan mengajarkannya,
Imam Syafii juga berakhlak
mulia dan tekun ibadahnya.
Pada bulan Ramadhan, beliau
sanggup mengkhatamkan AlQuran sebanyak 60 kali dalam
shalat. Karena ahli ibadah,
ia sangat sedikit tidurnya.
Selama kurun waktu 16 tahun,
misalnya, beliau hanya pernah
ma
kan sampai kenyang, satu
kali saja dan kemudian di
se
sali
nya karena berdampak
buruk terhadap daya pikir dan
ibadahnya.
Selain cinta ilmu, Imam
Syafii juga suka berderma. Ten
tang ini Abdullah bin Zubai
Humaidi bercerita: Pada suatu
ketika, Imam Syafii pergi untuk
menunaikan ibadah haji. Ketika
itu, ia membawa uang sebanyak
10 ribu dinar. Ia mendirikan
sebuah kemah di luar kota Me
kah. Setelah menunaikan shalat
Shubuh, ia menuangkan seluruh
uang dinarnya itu di atas kain
dihamparkan di dalam kemah
itu. Kemudian, ia memberi uang
ma
sing-masing segenggam ke
pada setiap orang Mekah yang
datang mengunjunginya. De
mikianlah, uang tersebut ia ha
biskan hingga sebelum datang
waktu shalat Zuhur.
Yang punya peran besar

dalam mengantarkan Imam


Syafii menjadi seorang ulama
besar adalah ibunya. Meski
hidup miskin tanpa suami, sang
ibu punya tekad kuat untuk
memasukkan
anaknya
ke
tempat pendidikan agama yang
terbaik di Mekah. Hasilnya,
sang guru rela mengajar Imam
Syafii kecil tanpa bayaran.
Ketika Imam Syafii ber
usia 15 tahun dan ingin me
nimba ilmu di Madinah, ibunya
mengizinkannya, meski awalnya
dirasakan agak berat berpisah
dengan buah hatinya itu. Untuk
anaknya yang sudah jatuh
hati pada ilmu, ibunya berdoa:
Ya, Allah yang menguasai
seluruh alam. Anakku ini akan
meninggalkanku untuk ber
ja
lan jauh menuju keridhaanMu. Aku rela melepaskannya
untuk menuntut ilmu peng
etahuan peninggalan pesuruhMu. Karena itu, aku bermohon
kapada-Mu, ya Allah, mudah
kanlah urusannya. Peliharalah
keselamatannya.
Panjangkan
umurnya agar aku dapat melihat
se
pulangnya nanti dengan da
da yang penuh dengan ilmu
pe
ngetahuan yang berguna.
Amin!
Setelah itu, ibunya ber
pesan, Pergilah anakku, Allah
bersamamu. Insya Allah engkau
akan menjadi bintang ilmu
yang gemerlapan di kemudian
hari. Pergilah sekarang karena
ibu telah ridha melepasmu.
Ingatlah bahwa Allah adalah
sebak-baik tempat memohon
perlindungan!Subhanallah. (dari
berbagai sumber)

sirah

40 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

ZAKAT & ETOS KERJA


Manusia adalah makhluk yang memiliki fitrah sangat mencintai dunia dan seisinya,
terutama harta benda, sebagaimana firman-Nya: Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga).(QS:3: 14).

opini

ntuk mewujudkan ke
inginan fitrahnya ini, ma
nusia biasanya mengumpulkan
harta benda itu dengan bekerja
keras dan berkarya produktif
dalam segala bidang kehidupan,
baik siang maupun malam.
Tidak ada yang salah dalam
upaya tersebut, karena Islam
memberikan landasan atas hal
itu, sebagaimana firman-Nya:
Apabila telah ditunaikan shalat,
maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung.(QS:62:10)
Dan, justru Islam mencela
orang yang memubazirkan wak
tu, kemampuan, dan poten
sinya sehingga tak bermanfaat
bagi masyarakat. Allah Swt.
menciptakan malam un
tuk

istrihahat dan beribadah serta


menciptakan
siang
untuk
bekerja mencari harta benda.
Allah Swt. juga mendorong
manusia agar selalu bekerja dan
berkarya, sebagaimana firmanNya: Dan katakanlah, bekerjalah
kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu
akan dikembalikan kepada (Allah)
yang mengetahui akan yang ghaib
dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
kepadakamu apa yang telah kamu
kerjakan.(QS: 9:105).
Rasulullah juga memuji
orang-orang yang bekerja keras
dengan mengerahkan segala
kemampuan dan profesinya
sehingga mampu memenuhi
ke
butuhan
hidupnya
dari
hasil keringat sendiri. Sabda

Rasulullah Saw.: Tidak ada


yang lebih baik bagi seseorang yang
makan sesuatu makanan, selain
makanan dari hasil usahanya. Dan
sesungguhnya Nabiyullah Daud a.s.,
selalu makan dari hasil usahanya.
(HR. Bukhari). Sesungguhnya
di antara dosa-dosa itu, ada yang
tidak dapat terhapus dengan puasa
dan shalat. Maka para sahabat
pun bertanya, 'apakah yang dapat
menghapusnya, wahai Rasulullah'?
Beliau menjawab, 'bersusah payah
dalam mencari nafkah'. (HR.
Bukhari).
Jadi, dalam Islam tidak
ada yang salah bagi orang yang
bekerja keras dalam kerangka
mencari harta benda sebanyakbanyaknya
dengan
tujuan
mencari karunia dan ridha Allah
Swt. Tapi, harus disertai dengan

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 41

kesadaran bahwa setelah harta


itu terkumpul dalam berbagai
jenis, seperti uang, emas, perak,
dan tanah, maka ada kewajiban
mendistribusikannya kembali,
sebagaimana perintah Allah
Swt.: ...(yaitu) mereka yang beriman
kepada yang ghaib, yang mendirikan
shalat, dan menafkahkan sebagian
rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka. (QS:2 : 3).Dan
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat
dan rukulah beserta orang-orang
yang ruku.(QS:2: 43).
Prinsip Islam dalam kepe
milikan harta adalah harta itu
tidak boleh hanya dimiliki dan
berputar di tangan sekelompok
orang dalam masyarakat ter
tentu, sementara kelompok lain,
yaitu kaum dhuafa tak bisa me
nikmatinya, sebagaimana fir
man-Nya: Supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang kaya
saja di antara kamu...(QS:59:7).
Dengan prinsip ini, maka harus
ada redistribusi harta dari orang
kaya (muzaki) kepada kaum
dhuafa (mustahik), sehingga
akan terjadi keseimbangan ke
sejah
teraan di dalam masya
rakat Islam. Islam memberikan
kebebasan kepada individu
dalam mencari harta, namun
ada
batasan
kepemilikan
karena harta itu sesungguhnya
hanya milik Allah. Sementara,
manusia hanya memiliki hak
memakainya selama di du
nia ini. Allah juga sudah
mengaturnya terhadap harta
pinjaman tersebut, yaitu ada
kewajiban membayarkan zakat
dan disunahkan mengeluarkan
infak, sedekah, dan wakaf.

Inilah perbedaan prinsip


kepemilikan harta dalam Islam
dengan non-Islam, baik itu
sekularis, kapitalis maupun
komunis. Dalam Islam tak ada
eksploitasi terhadap manusia
lain dengan kepemilikan harta
yang berlimpah. Yang ada dalam
Islam adalah redistribusi aset
secara adil antara orang kaya
dan orang dhuafa, dalam upaya
mengikuti perintah Allah se
bagai pemilik sesungguhnya
harta tersebut.
Dalam memanfaatkan harta
dan kekayaan agar meraih ridha
Allah, kita perlu meneladani
sahabat-sahabat
Rasulullah
Saw. Di antaranya, pertama,
Abu Bakar Ash-Shiddiq (632634 M).Diriwayatkan bahwa
Abu Bakar As-Siddiq memiliki
9 toko yang semuanya habis
dibuat untuk tegaknya agama
Islam. Beberapa budak yang ia
bebaskan, antara lain, Bilal bin
Rabbah, Abu Fakih, Ammar,
Abu Fuhaira, Lubainah, An
Nahdiah, Ummu Ubays, dan
Zinnira.
Kedua, Umar bin Khatab
(581-644M). Semenjak menjadi
khalifah, hidupnya sangat
sederhana, meskipun kaya raya.
Beliau hendak memberikan
teladan yang baik bagi kaum
muslimin tentang konsep
jabatan, harta dan zuhud seperti
yang dicontohkan Rasulullah
Saw. Khalifah setelah Abu Bakar
itu dikenal sangat sederhana.
Tidur siangnya beralaskan
tikar dan batu bata di bawah
pohon kurma, dan ia hampir
tak pernah makan kenyang,

Naharus Surur
Ketua Bidang Jaringan BAZNAS

menjaga perasaan rakyatnya.


Padahal, Umar adalah seorang
yang juga sangat kaya.
Ketiga, Utsman bin Affan
(574-656M). Beliau sangat
terkenal dengan kekayaan
dan kedermawanan. Hartanya
melimpah. Namun hartanya
tidak untuk memuaskan pribadi
dan keluarganya. Hartanya ia
infakkan untuk dakwah dan
jihad fi sabilillah.
Keempat, Abdurrahman bin
Auf Al-Qurasyi (wafat tahun
32 H). Beliau juga sahabat
yang sangat terkenal dengan
kekayaan dan kedermawanan.
Imam Az-Zuhri berkata, Di
masa Rasulullah Saw., Abdur
rahman bin Auf pernah ber
sedekah dengan separuh dari
harta beliau (yaitu sebesar) 4000
dinar, lalu beliau bersedekah
(lagi) dengan (harta sebesar)
40 ribu dinar. Kemudian beliau
menanggung (biaya seharga)
500 ekor kuda (untuk keperluan
berjihad) di jalan Allah. Setelah
itu, beliau menanggung (biaya
seharga) 500 ekor unta (untuk
keperluan berjihad) di jalan
Allah. Sebagian besar hasil
kekayaan beliau (diperolehnya)
dari (usaha) perniagan.

opini

42 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Seni Menjalani Hidup


S

kitabah

etiap orang tentu ingin sukses dan


bahagia dalam hidupnya. Tapi, karena
hidup ini penuh tantangan dan rintangan,
kadang sulit mewujudkan keinginannya itu. Bila
tak tahu cara menghadapi hidup, yang terjadi
justru sebaliknya.Hidupnya jadi sumpek dan
galau. Maka, agar hidup sukses dan bahagia,
seseorang perlu tahu seninya menjalani hidup.
Kiat atau seni menjalani hidup itu ada, antara
lain, pada buku Menuai Fadhilah Dunia, Menuai
Berkah Akhirat karya Prof. Dr. H. Nasaruddin
Umar, MA. Buku ini dibagi tiga bagian. Pertama:
Seni Menjalani Hidup, dengan 13 sub-bagian.
Kedua: Membuka Pintu Surga, dengan 14 subbagian, dan Ketiga: Penutup.
Pada bagian pertama, Wakil Menteri Agama
itu menguraikan tentang berbagai langkah
dalam mengarungi hidup ini agar sukses dan
bahagia. Misalnya, pada sub bagian Mencipta
Kebahagiaan ditegaskan bahwa kebahagiaan
itu wilayahnya batin, bukan fisik. Maka, kalau kita
ingin bahagia, kita harus memenuhi kebutuhan
batin itu. Namun, kebanyakan dari kita lebih
memperhatikan kebutuhan fisik. Misalnya, ketika
batin ingin ber-tadabbur Al-Quran, kita tak mau,
dengan alasan mata telah capek mengerjakan
tugas-tugas kantor.
Ibadah menjadi momen untuk memenuhi
segala kebutuhan spiritual kita agar kita dapat
mencipta kebahagiaan di mana pun dan kapan
pun takdir membawa kita, simpulnya. (hal 14).
Pada sub-bagian Al-Qanaah, Al-Fiqr, dan

Al-Ju, ia menyatakan, dalam hidup ini kita tak


perlu banyak mengeluh. Sebab, keluhan itu
adalah pintu masuknya pengaruh negatif dalam
memandang hidup. Pada pandangan orang
yang suka mengeluh, dunia ini penuh dengan
kesengsaraan, kekurangan, dan penderitaan.
Padahal, dunia ini penuh juga dengan
kedamaian, kebahagiaan dan keindahan.
Keluhan itu lahir karena adanya hasrat yang
berlebihan. Maka, agar tak mengeluh, menurut
Nasaruddin, kita harus punya tiga sifat mulia,
yaitu qanaah (tidak rakus atas rezeki Allah yang
belum diperoleh), al-faqr (sederhana), al-ju
(rendah hati atau sederhana).Barangsiapa yang
rendah hati, tidak tamak, dan sederhana, maka
dia akan menemukan hari-harinya dipenuhi
dengan berbagai warna-warni kebahagiaan
hidup, tegasnya.(halaman 143).
Pada bagian keduanya, guru besar UIN
Jakarta itu mengupas tentang langkah-langkah
menuju kebahagiaan akhirat . Misalnya, agar
punya bekal di akhirat, selain punya rekening
tabungan uang, kita juga perlu punya rekening
tabungan spiritual (RTS), berupa amal saleh,
seperti melaksanakan shalat, zikir, zakat, dan
haji serta melestarikan lingkungan hidup dan
berkata jujur.
Masih banyak lagi kiat menjalani hidup agar
sukses dan bahagia yang ada pada buku ini.
Insya Allah, ini akan memberikan pencerahan
sehingga para pembaca bisa lebih arif dalam
mengarungi hidup yang penuh gelombang ini.

Judul
Menuai Fadhilah Dunia,
Menuai Berkah Akhirat
Penulis
Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA.
Penerbit
PT Elex Media Komputindo
Cetakan 2014
Tebal
vi+285 halaman

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 43

44 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

Zakat dan
Perubahan Sosial
H

catatan

asil penelitian tentang perbandingan


waktu yang diperlukan dalam pengentasan
kemiskinan antara program non-zakat dan
program zakat yang dilakukan Dr. Irfan Syauqi
Beik (2011) menunjukkan, perlu waktu 7 tahun
untuk program non-zakat dan 5 tahun 2 bulan
untuk program zakat. Ini berarti ada perbedaan
waktu 1 tahun 10 bulan, perbedaan waktu yang
signifikan dalam suatu bentuk perubahan
sosial. Walaupun masih perlu penelitian lebih
lanjut, hasil penelitian itu mengungkapkan
fakta, ada nilai lebih program yang didanai
zakat dalam kecepatan pengentasan kemiskinan
dibandingkan program yang didanai non-zakat.
Ada benang merah antara hasil penelitian itu
dan pengalaman BAZNAS dalam melaksanakan
program pem
ber
dayaan mustahik, antara lain,
melalui Program Zakat Community Development
(ZCD). ZCD merupakan program pemberdayaan
mustahik berbasis komunitas dilakukan secara
komprehensif dengan mengin
tegrasikan aspek
ekonomi dan sosial (pendidikan, kesehatan, dan
dakwah) sehingga terwujud masyarakat yang
sejahtera dan mandiri. Program yang dijadikan
program nasional ini merupakan salah satu wujud
sinergi antara BAZNAS, BAZNAS provinsi, dan
BAZNAS kabupaten/kota, yang sejak launching
17 Januari 2013 di Sukabumi sampai akhir April
2014, telah dilaksanakan di 9 provinsi mencakup
41 kabupaten/kota .
Program ZCD dilaksanakan secara bertahap,
antara lain men
cakup internalisasi kon
sep program, assesmen, dan pen
dampingan.
Dalam setiap tahap, amil BAZNAS yang terlibat
langsung selalu mendapatkan pencerahan akan
nilai-nilai kehidupan yang luar biasa. Dalam
tahap in
ter
nalisasi konsep program, terjadi
silaturahim secara fisik, pemikiran, dan hati antar

Teten Kustiawan
Direktur Pelaksana Baznas

amil BAZNAS, baik di pusat maupun daerah.


Pertemuan itu diwarnai tausiah, saling tukar
informasi, dan saling mengisi kekurangan dengan
tujuan sama, yaitu merumuskan program terbaik
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ma
syarakat dan menanggulangi kemiskinan
Pada tahap assesmen, banyak terungkap
nilai-nilai luhur bangsa, seperti gotong royong
dan musyawarah, yang masih menjadi budaya
keseharian masyarakat sasaran program. Nilainilai yang mungkin bagi masyarakat di wilayah
lain sudah menjadi sesuatu yang sangat mahal.
Terungkap juga, realitas yang memilukan
hati, seperti ketidakadilan, ketidakberdayaan,
bahkan terabaikannya hak-hak dasar manusia.
Pendekatannya semata-mata untuk mengetahui
potensi dan mengembangkannya serta memahami
masalah dan mencarikan solusinya dengan
berbasis nilai-nilai zakat dan kearifan lokal.
Tahap pendampingan meru
pakan tahap
yang menentukan terlaksana dan berhasil tidak
nya kegiatan-kegitan yang sudah diformulasikan.
Pendampingan yang juga bagian dari monitoring
dan evaluiasi komprehensif, dilakukan secara
intens oleh tenaga pendamping dan BAZNAS
kabupaten/kota. Karena itu, mungkin hanya ada
dalam Program ZCD, masyarakat yang menerima
zakat untuk pemberdayaan ekonomi aktif dalam
pengajian, baik bada Shubuh, sore maupun
malam. Mereka dapat berkonsultasi ten
tang
agama, keluarga, ekonomi, dan hal-hal lainnya.
Itulah nilai-nilai luhur dalam Program ZCD
yang sangat mungkin menjadi faktor utama
penyebab lebih singkatnya waktu yang diperlukan
program zakat dibandingkan program non-zakat
dalam pengentasan kemiskinan.
Wallahualam bishshawab.

Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H | 45

Muzaki Corner

Sudah

Berzakat?
cek via iPAD, iPhone & Android anda
Notifikasi
pembayaran
langsung

Cetak BSZ dan


Laporan Donasi

Monitoring
Zakat

Konfirmasi
Pembayaran
Update
Profil Muzaki

46 | Edisi Mei-Juni 2014 M | Rajab-Syaban 1435 H

BRI Syariah
rekening zakat

701311637555
rekening infaq

701311631477
BCA Syariah

hotline

(021)
3904555

banyak cara
agar berkah
harta anda
BSM
rekening zakat

tunaikan zakat anda lewat berbagai


chanel BAZNAS

rekening zakat

0011555510
rekening infaq

00777711

Bank Mandiri
rekening zakat

070-00-0185555-5
rekening infaq

070-00-0187777-3

009 005 5555


rekening infaq

009 007 7777

BNI Syariah
Prima
rekening zakat

009 555 5554


rekening infaq

009 577 7779


layanan
jemput
zakat

08787
7373
555

@baznasindonesia
badanamilzakat
www.baznas.or.id

Anda mungkin juga menyukai