Anda di halaman 1dari 7

Herlan Setiawan, dkk.

ISSN 0216 - 3128

PEMBUATAN LARUTAN H198AuCl4 DARI LOGAM EMAS (FOIL),


SEBAGAI BAHAN BAKU UTAMA SINTESIS NANOPARTIKEL AuPAMAM DENDRIMER
Herlan Setiawan1, Anung Pujiyanto1, Hotman Lubis1, Mujinah1, Dede Kurniasih1, Hambali1,
Rien Ritawidya2, Abdul Mutalib1
1)

Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka- BATAN - Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan
Program Pasca Sarjana, Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia, Jakarta
Email : herlan.setiawan@batan.go.id
2)

ABSTRAK
PEMBUATAN LARUTAN H198AUCL4 DARI LOGAM EMAS (FOIL), SEBAGAI BAHAN BAKU
UTAMA SINTESIS NANOPARTIKEL AU-PAMAM DENDRIMER. Material nanopartikel 198Au
merupakan isotop pemancar sinar yang memiliki kemampuan penetrasi yang baik untuk digunakan dalam
terapi dan diagnosis kanker, dengan resiko yang lebih rendah dibandingkan menggunakan obat-obatan
konvensional. Pada proses sintesis Nanopartikel Au digunakan PAMAM dendrimer Generasi 4 sebagai
stabilisator, karena kemampuan kimia dan keteraturan strukturnya. Pada penelitian telah dibuat HAuCl4 dan
H198AuCl4 sebagai bahan baku utama dalam sintesis nanopartikel emas dari pelarutan logam emas berupa
lembaran (foil). Dari hasil uji menggunakan spektrometer UV, HAuCl4 dan H198AuCl4 mempunyai serapan
yang sama dengan HauCl4 standar yaitu pada 312-313 nm. Pada pengukuran kemurnian radionuklida
menggunakan spektrometer gamma, menunjukan puncak tunggal pada energi 411,66 keV. Dari hasil grafik
peluruhan diperoleh waktu paro 198-Au sebesar 2,68 hari. Analisa kromatogram dari pengukuran
Kromatografi Lapis Tipis menggunakan fasa gerak metanol-air (75:25), diperoleh Rf 0,8. Sedangkan dari
hasil elektroforesa, menunjukan pergerakan sampel H198AuCl4 ke arah sumbu positif. Dari hasil analisa
menggunakan TEM, Nanopartikel Au PAMAM G4 yang terbentuk berada pada ukuran 3-5 nm.
Kata kunci : Logam Au, HAuCl4, PAMAM, Nanopartikel emas

ABSTRAK
PREPARATION OF H198AUCL4 SOLUTION FROM GOLD METALS FOIL, AS THE MAIN RAW
MATERIALS SYNTHESIS OF AU-PAMAM DENDRIMER NANOPARTICLES. 198Au nanoparticle
material is -ray-emitting isotope that has a good penetration capability for use in cancer therapy and
diagnosis, with a lower risk than the use of conventional medicines. In the process of synthesis of Au
nanoparticles used PAMAM Generation 4 dendrimer as a stabilizer, due to the ability of the chemical and
structural regularity In the present study has been made HAuCl4 and H198AuCl4 as a main ingredient in the
synthesis of gold nanoparticles of gold dissolution in the form of gold metal foil. From the test results using
the UV spectrometer, H198AuCl4 and HAuCl4 have similar absorbance with the HAuCl4 standard at 312-313
nm. In the measurement of radionuclide purity using a gamma spectrometer, shows a single peak at 411.66
keV energy. The results from the decay chart, obtainable half-life time of 198Au for 2.68 days. Analysis of
chromatograms from Thin Layer Chromatography measurements using methanol-water (75:25) as mobile
phase is obtained Rf 0.8. While the results elektroforesa, H198AuCl4 samples showed movement toward the
positive site. From the analysis using TEM, Au Nanoparticles - PAMAM G4 was formed on the size of 3-5 nm
Key words: 198Au foil, HAuCl4, PAMAM, gold nanoparticles

PENDAHULUAN

enelitian menggunakan teknologi nano semakin


berkembang
disegala
bidang.
Logam
nanopartikel telah banyak digunakan dalam
berbagai aplikasi seperti sensor, katalisis, biokimia,
optik, dan elektronik. Proses dispersi logam
nanopartikel dalam fasa cair dan permukaan padat
adalah faktor hal yang paling penting untuk
mengontrol ukurannya (1). Koloid logam
nanopartikel dapat diperoleh dengan proses topdown dan bottom-up, salah satu pemanfaatan yang
sedang berkembang di dunia adalah pembuatan

generasi baru nanodevice dan material cerdas


yang dapat digunakan untuk teknologi bidang
kesehatan (2).
Terapi menggunakan radiasi pengion
termasuk sinar-X, sinar dan partikel berenergi
tinggi telah digunakan secara luas untuk
pengobatan hampir semua jenis tumor padat.
Dalam perngobatan kanker, material nanopartikel
memiliki kemampuan penetrasi yang baik untuk
digunakan dalam terapi dan diagnosis, dengan
resiko
yang
lebih
rendah
dibandingkan
menggunakan obat-obatan konvensional. Distribusi
nanopartikel dipengaruhi oleh berbagai parameter,

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012

ISSN 0216 - 3128

seperti ukuran dan kemampuan nanopartikel untuk


proses inaktivasi menggunakan fitur pada sel
kanker. Aplikasi terapi radiasi sel tumor
menggunakan nanopartikel yang memiliki sifat
spesifik, bertujuan untuk meningkatkan toksisitas
penyinaran terhadap sel tumor dan mengurangi
kerusakan pada jaringan sehat disekitarnya. Di
antara berbagai logam nanopartikel, telah
dilaporkan studi praklinis efek radiosensitisasi pada
nanopartikel emas (Au) terhadap beberapa
pancaran foton (3).
Di
Amerika
Serikat
Penggunaan
Radioisotop Au-198 sebagai radioterapi untuk
penyakit kanker, telah disetujui oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan setempat.
Radioisotop Au-198 merupakan zat radioaktif
pemancar radiasi beta (99%) dengan energi 0.96
Mev dan pemancar gamma () energi 1.1 MeV
dengan waktu paruh 2.69 hari, serta memiliki jarak
efisien sekitar 1mm dari jaringan sel kanker. Pada
awalnya Au-198 di dunia kesehatan digunakan
sebagai sumber brakiterapi untuk penyakit kanker
prostat, berupa sediaan koloid emas berukuran
mikro, maupun seed emas. Dengan proses
pembuatan nanopartikel emas, proses distribusi Au198 terhadap sel kanker lebih efektif, karena
sumber akan bawa langsung oleh agen pembawa
(drug delivery) sehingga Au-198 akan kontak
langsung dengan sel kanker target (4).
Selain oksidator, proses reduksi ion Au3+
menjadi emas nanopartikel bervalensi nol (Au0)
pada pelarut air maupun pelarut organik biasanya
diperlukan sebuah stabilisator. Stabilisator yang
digunakan umumnya adalah etilen glikol, protein,
polimer/ co-polimer atau dendrimer dengan gugus
fungsi yang mengandung unsur N, O, P dan S
sebagai atom donor (5).
Dendrimer berbasis (Poly)amidoamine
(PAMAM) adalah kandidat utama sebagai template
dan stabilizer karena kemampuan kimia dan
keteraturan strukturnya. (2,5). Selain berperan
sebagai stabilisator dalam proses sintesis
nanopartikel emas, (Poly)amidoamine (PAMAM)
juga berfungsi sebagai drug delivery, karena
sifatnya yang spesifik pada sel kanker dan
compatible dengan tubuh sehingga dapat
terdegradasi.
Dendrimer
(Poly)amidoamine
(PAMAM) mengandung molekul inti amidoamine,
memiliki banyak cabang yang merupakan
perpanjangan dari molekul inti, memiliki berat
molekul dan ukuran tertentu bergantung pada
tingkat generasinya. Makin tinggi generasi
Dendrimer (Poly)amidoamine (PAMAM), maka
strukturnya akan menyerupai bentuk bola dan
meningkatkan kemampuan untuk mengenkapsulasi
logam kompleks, nanopartikel, molekul anorganik
maupun molekul organik yang lain. (4,6)

Herlan Setiawan, dkk.

Pembuatan Nanopartikel Au (NpAu)


dilakukan dengan mereaksikan larutan HAuCl4
dengan senyawa stabilisator (PAMAM dendrimer)
yang kemudian akan mengenkapsulasi ion Au3+.
Setelah ion Au3+ terikat dalam stabilisator, ion Au3+
direduksi menggunakan asam sitrat atau NaBH4
sehingga terbentuk Au0(6).
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan
HAuCl4 dari logam emas (foil), sebagai bahan dasar
utama pada proses sintesis Nanopartikel Au
(NpAu). Diharapkan parameter pembuatan HAuCl4
dari logam emas ini digunakan sebagai referensi
dalam proses pembuatan H198AuCl4. Proses iradiasi
logam emas (197Au) menjadi isotop 198Au dilakukan
di Rabbit System reaktor GA Siwabessy PRSG
BATAN. Selain itu pada penelitian ini dilakukan
uji awal sintesis nanopartikel Au-PAMAM
dendrimer, menggunakan bahan baku HAuCl4 dari
logam Au foil secara dingin.

TATAKERJA
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini
adalah logam emas 99,99% lembaran atau foil
dengan ketebalan 0,2 mm yang berasal dari
PT.Aneka Tambang (ANTAM). (Poly)amidoamine
(PAMAM) dendrimer generasi 4 dan NaBH4
berasal dari Sigma-Aldrich. HCl p.a dan HNO3 p.a
yang dibeli dari Merck, serta bahan kimia lainnya.
Proses analisis menggunakan spektrometer UV/Vis
JascoV-550, spektrometer gamma, kamar Iradiasi
gamma Atomlab, Single Channel Analyser (SCA).,
Transmission Electron Microscopy (TEM).

Cara Kerja
Pembuatan HAuCl4 0,002M dari logam emas
Logam emas (foil) seberat 10 mg
dilarutkan menggunakan 5 mL aqua regia (HCl :
HNO3). Setelah dipastikan logam emas larut dalam
aqua regia, larutan kemudian dikisatkan. Hasil
kisatan lalu dicuci menggunakan 10 mL aqua
bidest, kemudian dikisatkan kembali. Proses
pencucian dan pengisatan menggunakan 10 mL
aqua bidest dilakukan sebanyak 3 kali. Setelah
pencucian dan pengisatan yang ke-3, kisatan
dilarutkan dengan HCl 0,01M, sehingga diperoleh
konsentrasi HAuCl4 0,002M. Larutan HAuCl4 di
analisa menggunakan spektrometer UV/VIS.
Pembuatan HAuCl4 0,002M menggunakan
standar HAuCl4
Larutan
HAuCl4
standar
sebagai
pembanding
dibuat
dengan
melarutkan
HAuCl4.3H2O (99,9%) menggunakan HCl 0,01
M, hingga diperoleh konsentrasi larutan 0,002M,
atau sama dengan larutan HAuCl4 yang dibuat dari
hasil pelarutan foil emas.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012

Herlan Setiawan, dkk.

ISSN 0216 - 3128

Preparasi Logam Emas untuk proses Iradiasi


Logam emas ditimbang 10mg, kemudian
dicuci menggunakan aseton. Logam emas yang
telah dicuci dimasukkan kedalam tabung kuarsa,
kemudian tabung ditutup dengan proses
pengelasan. Tabung kuarsa yang telah ditutup,
dilakukan uji gelembung, untuk memeriksa
kebocoran pada hasil pengelasan. Sisi luar tabung
kuarsa dicuci menggunakan aseton, lalu
dikeringkan. Tabung kuarsa kering, dibungkus
menggunakan aluminium foil lalu dimasukkan ke
dalam kapsul Rabbit. Kapsul Rabbit diiradiasi
selama 5 jam di sistem Rabbit reaktor GA
Siwabessy PRSG BATAN.
Pembuatan H198AuCl4 0,002M dari logam
emas hasil iradiasi (198Au)
Logam emas hasil iradiasi dikeluarkan dari
kapsul Rabbit dan tabung kuarsa. Proses
pengeluaran logam harus didampingi oleh petugas
pengawas radiasi. Logam emas hasil iradiasi
diperlakukan seperti proses pelarutan logam emas
tidak aktif, namun proses pelarutan dilakukan
didalam hot cell dan didampingi oleh Petugas
Pengawas Radiasi. Larutan H198AuCl4 di analisa
menggunakan spektrometer UV/VIS, Kromatografi
Lapis Tipis (KLT) dan elektroforesa. Untuk analisa
Isotop 198Au dianalisa menggunakan spektrometer
gamma dan kamar ionisasi gamma (dose
calibrator).
Uji dingin Sintesis Nanopartikel Au-PAMAM
dendrimer
1 mL Larutan HAuCl4 hasil pelarutan foil
emas, ditambah dengan 8,5 ml larutan PAMAM
dendrimer generasi 4, pada labu erlenmeyer.
Campuran diaduk menggunakan magnetic stirrer
selama 15 menit dengan kecepatan 400 rpm.
Kemudian dengan cepat ditambahkan larutan 0,5
ml NaBH4 pada campuran HAuCl4-PAMAM
dendrimer, sambil terus di aduk hingga ion Au3+
tereduksi menjadi Au0.

Pada Gambar 1(a) menunjukan gambar


logam emas murni yang digunakan dalam
pembuatan HAuCl4 dan H198AuCl4. Sedangkan
pada Gambar 1(b) adalah HAuCl4 yang telah dibuat
dengan proses pelarutan logam Au. Sebagai
pembanding, dibuat juga larutan standar HAuCl4
menggunakan HAuCl4.3H2O (99.9%) yang
diperoleh dari Sigma Aldrich. Proses pembuatan
dan visual larutan H198AuCl4 dari logam emas yang
telah diiradiasi, sama seperti HAuCl4 dari logam
emas yang tidak radioaktif.
Dari
hasil
analisa
menggunakan
spektrometer UV/VIS, larutan HAuCl4 yang dibuat
dari hasil pelarutan Au foil menunjukan puncak
serapan yang spesifik yaitu pada panjang
gelombang 313 nm, sedangkan larutan standar
HAuCl4 menunjukan puncak serapan pada panjang
gelombang 312 nm, sama seperti H198AuCl4 yang
dibuat dari foil 198-Au, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 1(c). Hal ini menunjukan bahwa
logam Au yang telah dilarutkan telah berubah
menjadi larutan HAuCl4.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada proses pelarutan foil emas
menggunakan aqua regia (HCl : HNO3 3:1)
sebanyak 5 ml, sehingga terjadi mekanisme reaksi
sebagai berikut :
Au(s)+NO3-(aq)+4H+(aq) Au3+(aq)+NO(g)+2H2O(l)
Larutan Au3+ akan membentuk larutan
kompleks stabil [AuCl4]-, karena bereaksi dengan
ligan Cl- dari HCl. Proses pengisatan foil Au secara
berulang menggunakan aqua bidest bertujuan untuk
menghilangkan sisa gas NO yang terbentuk dari
proses pelarutan. Pada proses terakhir, hasil kisatan
dilarutkan dengan HCl 0.01 untuk memperoleh
larutan HAuCl4 0.002M.

Gambar 1. (a) logam emas murni bahan pembuatan


HAuCl4, (b) Larutan HAuCl4 (c)
Spektra UV larutan HAuCl4 dari logam
emas dan standar
Pada kisatan terakhir dilakukan juga
pelarutan menggunakan aqua bidest untuk
mengamati pengaruh pelarut terhadap serapan UV.
Pada pengukuran UV-Vis, pengaruh pelarut dalam
tahap akhir ternyata mempengaruhi adanya
pergeseran serapan panjang gelombang, foil Au
yang dilarutkan menggunakan HCl 0,01 memiliki
puncak serapan di 312 nm, sedangkan foil Au yang

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012

Herlan Setiawan, dkk.

ISSN 0216 - 3128

dilarutkan menggunakan aqua bidest memiliki


puncak serapan di 306 nm. Standar HAuCl4 yang
dibuat
dengan
melarutkan
HAuCl4.3H2O
menggunakan HCl 0,01 menunjukan puncak
serapan pada 311 nm sedangkan standar HAuCl4
yang dilarutkan menggunakan aqua bidest
menunjukan puncak serapan pada 300 nm seperti
yang ditunjukan pada Gambar 2. Hal ini
dikarenakan ligan [Cl]- memiliki sifat donor lebih
besar dibanding ligan [H2O], sehingga HAuCl4
yangdilarutkan dengan aqua bidest memiliki
puncak serapan ke arah panjang gelombang yang
lebih kecil (7).

Gambar 3a dapat dinyatakan dengan persamaan At


= Ao. e-t. Dimana At menunjukan Aktifitas akhir
setelah peluruhan, Ao adalah aktifitas awal,
menunjukan konstanta peluruhan dan t adalah lama
waktu peluruhan. Apabila persamaan tersebut
diubah kedalam bentuk ln maka akan diperoleh
persamaan ln(A) = ln(Ao)-t sehingga sesuai
dengan persamaan garis lurus yang diperoleh pada
Gambar 3b, maka dari persamaan tersebut
diperoleh waktu paro radioisotop adalah 64,359
jam atau 2,68 hari. Waktu paro yang diperoleh dari
hasil percobaan mendekati waktu paro Au-198 dari
literatur yaitu 2,69 hari (8). Kemurnian radionuklida
juga dikarakterisasi menggunakan spektrometer
gamma, dan menunjukan adanya puncak tunggal
pada energi 411,66 KeV, menandakan terbentuknya
Au-198.

Gambar 2. Pengaruh pelarutan foil Au dan Standar


HAuCl4 menggunakan air dan HCl
Sebelum proses iradiasi logam emas di
fasilitas Rabbit System reaktor GA Siwabessy
PRSG BATAN, dilakukan pencucian menggunakan
aseton untuk menghindari pengotor yang
kemungkinan dapat ikut teriradiasi, sehingga
menjadi radioisotop yang tidak diinginkan. Prinsip
pembuatan radioisotop Au-198 menggunakan
reaksi (n,) seperti ditunjukan pada reaksi:
197
Au + 1n 198Au + 0
Pembentukan
radioisotop
Au-198,
dikarakterisasi menggunakan penentuan waktu
paro, dengan melakukan pengukuran selama
beberapa kali, sehingga diperoleh grafik aktifitas
terhadap
waktu.
Pengukuran
dilakukan
menggunakan 1ml larutan H198AuCl4 0,002 M,
yang telah diketahui aktifitas awal 1195 Ci.
Proses pengukuran dilakukan menggunakan kamar
ionisasi gamma (dose calibrator) selama 16 hari
mulai dari tanggal 26 Oktober 2011 sampai 11
November 2011. Dari hasil pengukuran aktifitas
tersebut diperoleh grafik eksponensial Aktifitas
(Ci) terhadap waktu (jam) seperti yang ditunjukan
pada Gambar 3a. Dari hasil grafik tersebut dibuat
grafik linear, menggunakan data ln(A) terhadap
waktu, seperti ditunjukan pada Gambar.3b.
Dari hasil Gambar 3a diperoleh persamaan
eksponensial y = 1180e-0.01x, sedangkan pada
Gambar 3b diperoleh persamaan garis lurus y = 0.01037x + 1.10799. Jika dihubungkan dengan
persamaan peluruhan, maka persamaan garis pada

(a)

(b)
Gambar 3. (a) Grafik peluruhan Aktifitas terhadap
waktu. (b) Grafik ln(A) terhadap waktu
Untuk pengukuran kemurnian radiokimia,
larutan
H198AuCl4
diukur
menggunakan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fasa gerak
metanol : air (75% : 25%), kemudian kromatogram
diukur cacahannya menggunakan Single Channel
Analyser (SCA). Dari hasil pengukuran cacahan
diperoleh nilai Rf 0,8, menunjukan bahwa
radiokimia yang dianalisa menggunakan KLT
bersifat polar, seperti yang ditunjukan pada Gambar
4.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012

Herlan Setiawan, dkk.

ISSN 0216 - 3128

sebagai tamplate pembentukan nanopartikel emas.


Stabilisator yang digunakan adalah dendrimer
(Poly)amidoamine (PAMAM) generasi 4. PAMAM
generasi 4 (G4) memiliki inti amidoamine dengan
62 gugus amina tersier dan 64 gugus terminal
NH2. Ion Au3+ dari HAuCl4 yang di campurkan
dengan 0,0014 PAMAM G4 akan berikatan
koordinasi dengan pasangan elektron bebas di
gugus amina tersier dalam struktur PAMAM
selama proses pencampuran awal. NaBH4
ditambahkan untuk mereduksi ion Au3+ yang telah
berikatan dengan amina tersier, sehingga terbentuk
Au dengan bilangan oksidasi 0 (Au0) yang
terjebak di dalam struktur PAMAM. Proses
reaksi antara ion Au3+ dan PAMAM G4 serta
proses reduksi menjadi Au0 digambarkan seperti
pada Gambar 6.
Gambar

4.
Pemeriksaan
radioaktifitas
kromatogram
H198AuCl4
hasil
Kromatografi
Lapis
Tipis
menggunakan single channel analyser
(SCA)

Larutan H198AuCl4 juga di analisa


menggunakan elektroforesa menggunakan fasa
gerak buffer Phospat 0,01 M dengan tegangan
listrik DC 400 volt selama 3 jam. Kromatogram
hasil elektroforesa yang diukur menggunakan
Single Channel Analyser (SCA), menunjukan
adanya pergeseran sampel H198AuCl4 ke arah kutub
positif. Pergeseran sampel ke arah kutub positif
menandakan adanya pergeseran spesi [198AuCl4]-.
Gambar 6. Mekanisme reaksi antara ion Au3+ dan
PAMAM G4 [9]

Gambar 5. Pemeriksaan radioaktifitas kromatogram


H198AuCl4
hasil
elektroforesa
menggunakan Single Channel Analyser
(SCA)
Pada penelitian ini dilakukan juga uji
dingin pembuatan nanopartikel Au. Nanopartikel
Au disintesis dengan mereaksikan larutan HAuCl4
0,002 M dengan stabilisator yang berfungsi juga

Hasil analisa UV-Vis pada nanopartikel


Au hasil sintesis ditunjukan pada Gambar 7, larutan
HAuCl4 yang dibuat dengan pelarutan foil Au
dengan pelarut HCl 0,01 sebelum proses sintesis
menunjukan puncak serapan pada panjang
gelombang 311 nm, sedangkan PAMAM G4
menunjukan puncak serapan dikisaran 278 nm.
Campuran antara HAuCl4 (Au3+) dengan PAMAM
yang telah diaduk menggunakan magnetic stirer
selama 15 menit menunjukan puncak serapan pada
280 nm, berdekatan dengan puncak serapan
PAMAM G4, namun memiliki intensitas yang lebih
besar dan tidak disertai dengan munculnya puncak
serapan dari Au3+. Setelah proses oksidasi Au3+
menjadi Au0, analisa UV-Vis menunjukan puncak
serapan pada 278 nm dengan intensitas yang lebih
besar dibanding serapan sebelum proses oksidasi,
disertai peningkatan intensitas serapan antara 500550 nm yang menandakan adanya plasmon
permukaan (surface plasmon) dari nanopartikel Au0
(10)
.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012

Herlan Setiawan, dkk.

ISSN 0216 - 3128

Hasil
pengamatan
visual,
terjadi
perubahan warna campuran dari warna kuning saat
sebelum oksidasi, menjadi berwarna kemerahan
setelah proses oksidasi. Perubahan warna ini adalah
salah satu indikasi bahwa telah terbentuk
nanopartikel Au0. Proses sintesis menggunakan
HAuCl4 dari foil Au dengan pelarut aqua bidest,

menunjukan serapan pada 278 nm pada tahap akhir


sintesis nanopartikel Au. Hal ini menunjukan
bahwa pelarutan terakhir pada kisatan emas
menggunakan HCl 0,01 M dan aqua bidest, saat
proses pembuatan larutan HAuCl4 tidak
mempengaruhi pembentukan nanopartikel Au.

Gambar 7. Perubahan puncak serapan UV-Vis pada proses sintesis Nanopartikel Au menggunakan PAMAM G4
Hasil sintesis nanopartikel Au PAMAM
G4 di analisa menggunakan Transmission Electron
Microscopy (TEM) yang memiliki kapasitas 120 eV
di laboratrium Unversitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Pada hasil pencitraan analisis TEM menunjukan
bahwa Nanopartikel Au yang dibuat dari HAuCl4
hasil pelarutan foil emas sudah terbentuk, ukuran
nanopartikel Au yang terbentuk berada pada
kisaran 3-5 nm. Parameter pembuatan nanopartikel
Au secara dingin di atas, diharapkan dapat
menjadi referensi pembuatan Nanopartikel 198Au
pada penelitian selanjutnya.

KESIMPULAN
Pada penelitian ini telah dibuat larutan
HAuCl4 yang berasal dari pelarutan foil emas dan
H198AuCl4 yang berasal dari foil emas hasil iradiasi
di fasilitas Rabbit System PRSG G.A Siwabessy.
HAuCl4 yang telah dibuat dari foil emas puncak
serapan UV dikisaran 312 nm, sama dengan
serapan HAuCl4 yang dibuat dari standar
HAuCl4.3H2O (99,9%). Nanopartikel Au
PAMAM G4 menunjukan puncak serapan UV pada
278 nm dan adanya peningkatan intensitas serapan
pada 400-600 nm, yang menandakan terbentuknya
Au0. Pelarutan akhir foil Au menggunakan HCl
0,01 M dan aqua bidest, tidak mempengaruhi
puncak serapan UV nanopartikel AuPAMAM G4
yang terbentuk dari hasil sintesis. Dari hasil analisa
menggunakan TEM, Nanopartikel Au PAMAM
G4 yang terbentuk berukuran 3-5 nm.

DAFTAR PUSTAKA
1.

2.
Gambar 8. Analisa nanopartikel Au PAMAM G4
menggunakan TEM

OKUGAICHI.
A,
TORIGOE.
K,
YOSHIMURA. T, ESUMI. K, Interaction of
cationic gold nanoparticles and carboxylateterminated poly(amidoamine) dendrimers,
Colloids and Surfaces A: Physicochem. Eng.
Aspects 273 (2006) 154160
CHAN. H.K DAN KWOK. P.C. L, Production
methods for nanodrug particles using the
bottom-up approach, Advanced Drug Delivery
Reviews 63 (2011) 406416

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012

Herlan Setiawan, dkk.

3.

ISSN 0216 - 3128

MESBAHI. A, A review on gold nanoparticles


radiosensitization effect in radiation therapy of
cancer, Reports of Practical Oncology and
Radiotherapy (2010)
4. KHAN. M. K, MINCH. L. D, NIGAVEKAR.
S. S, KARIAPPER. M. S. T, ET AL, Original
Article:
Engineering
Nanomedicine,
Fabrication of {198Au0} radioactive composite
nanodevicesand
their
use
for
nanobrachytherapy,
Nanomedicine:
Nanotechnology, Biology, and Medicine 4
(2008) 5769
5. DIETRICH.S, SCHULZE. S, HIETSCHOLD.
M, LANG. H, Au Nanoparticles Stabilised by
PEGylated
Low
Generation
PAMAM
Dendrimers: Design, Characterisation and
Properties, Journal of Colloid and Interface
Science (2011)
6. ESUMI. K, HAYAKAWA. K, YOSHIMURA.
T, Morphological change of golddendrimer
nanocomposites by laser irradiation, Journal
of Colloid and Interface Science 268 (2003)
501506 (5)
7. SAITO. T, diterjemahkan oleh Ismunandar,
Buku Teks Kimia Anorganik, Iwanami
Publishing Company. 1996
8. CHEN. J, GERAEDTS. S. D, OUELLET. C,
SINGH. B, Evaluation of half-life of 198Au,
Applied Radiation and Isotopes 69 (2011)
10641069
9. SOMORJAI,G. A, PARK. J.Y, Molecular
Factors of Catalytic Selectivity. Angew. Chem.
Int. Ed. 2008, 47, 9212 9228
10. YOO. H. G, KIM. H. J, PARK. S. G, The
effect of concentration of stabilizer on the
formation of Au-NPs in the presence of
constant ultrasonic power, Chungbuk National
University. 211th ECS Meeting, The
Electrochemical Society, 2007

TANYAJAWAB
Sunardjo
Apakah eksperimen yang dilakukan sudah
mengarah ke terapi sel kanker yang
direncanakan?
Herlan Setiawan
Pada tahap ini belum sampai dilakukan uji
terhadap sel kanker, tapi masih difokuskan
pada pembuatan dan uji stabilitas
nanopartikel Au yang terbungkus pamam
dendrimer. Selanjutnya perlu dilakukan
pemurnian, lalu diuji pada cell line,
kemudian diuji klinis terhadap binatang
percobaan.
Sri Murniasih
Bagaimana efek kesehatan bagi pasien yang
disuntikkan oleh Au 198 mengingat T Au 198
yaitu
2,68 hari?
Apakah ini sudah
dipertimbangkan karena penggunaan Iodium
yang mempunyai T lebih rendah saja pasien
harus diisolasi 2 5 hari.
Herlan Setiawan
Karena prinsip nanopartikel Au 198 sama
yaitu brakiterapi, maka sesaat setelah
disuntikkan ke dalam tubuh, pasien harus
diisolasi. Perbedaan T antara pengguna
Au 198 dan Iodium, Au 198 = 2,68 hari, I
125 = 60 hari, I 131 = 8 hari, untuk jenis
isotop terapi termasuk memiliki T lebih
rendah. Selain itu Au 198 memiliki fungsi
ganda, selain untuk terapi, bisa juga
digunakan sebagai pencitraan pada kamera
gamma.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012

Anda mungkin juga menyukai