Anda di halaman 1dari 5

Pengendalian Sedimen di Daerah Non Vulkanik

a) Aliran sedimen di daerah non vulkanik


Di Indonesia pengendalian sedimen telah banyak dikerjakan di daerah gunungapi yang masih
aktif atau daerah vulkanik. Di beberapa daerah non vulkanik juga banyak yang mempunyai
aliran sedimen yang cukup serius, baik di provinsi-provinsi di Pulau Jawa maupun beberapa
provinsi lain seperti di Sumatera Barat, Lampung, Flores di Nusa Tenggara Timur, serta Sulawesi
Tengah dan sebagainya. Sungai-sungai di daerah tersebut saat musim hujan, disamping membawa
sedimen yang sangat banyak, juga sering mengalirkan debris yang banyak menimbulkan bencana
pada masyarakat yang tinggal di sepanjang sungai. Aliran debris ini sering diberi nama sendiri
sesuai dengan daerahnya, seperti di Sumatera Barat dinamakan galodo, sedangkan di Jawa
sering disebut banjir bandang.
Sebagai contoh bencana alam yang diakibatkan oleh aliran debris yang pernah terjadi di
Provinsi Sumatera Barat adalah seperti dalam tabel berikut :

Mengatasi masalah ini perlu usaha khusus dengan pembangunan sistem pengendalian
sedimen yang sudah dikenal dengan Sabo Works atau Bangunan Sabo. Tipe bangunan sabo
untuk daerah non vulkanik sama dengan bangunan sabo untuk daerah vulkanik, dimana
bangunan yang dibuat adalah sabo dam, groundsill, revetment, channel works, dan
sebagainya. Bangunan sabo di daerah non vulkanik dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
BENCANA ALAM AKIBAT ALIRAN DEBRIS/GALODO DI PROVINSI SUMATERA
BARAT

Bangunan untuk manahan debris/sedimen di daerah sedimen: dam, hillside works


Bangunan untuk menahan debris/sedimen di tebing: groundsill, revetment
Bangunan untuk menahan debris/sedimen di dasar sungai: dam, groundsill, channel works
Bangunan untuk menampung debris/sedimen di sungai: dam, kantong pasir (sand pocket)
Bangunan untuk mengatur aliran debris/sedimen:dam, groundsill

BANGUNAN-BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN DAERAH NON VULKANIK

b. Daerah yang sudah ditangani


Penanganan pengendalian aliran sedimen di daerah non vulkanik telah dilaksanakan di
beberapa provinsi di Indonesia, seperti Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Tengah dan sebagainya. Tabel berikut menunjukkan jenis serta
jumlah bangunan pengendali sedimen yang telah didirikan di daerah-daerah tersebut.
BANGUNAN-BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN DAERAH NON VULKANIK
BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN DAN DASAR SUNGAI DI DAERAH NON
VULKANIK

c. Penanganan/pencegahan tanah gerak (land slides)


Ada beberapa metode yang biasa dilaksanakan guna mencegah
masalah tanah gerak
a) pembuatan drainase
Drainase permukaan yang berfungsi mencegah atau mengurangi aliran air di
permukaan ke dalam tanah yang dapat menambah kejenuhan air tanah.
Drainase sumur yaitu dengan membuat sumur yang berfungsi untuk mengumpulkan
air tanah di daerah sliding serta dilengkapi dengan pipa horisontal untuk
mengeluarkan air

b) Tembok Penahan

c) Stabilitas lereng dengan Tiang Pancang

d) Pembuatan Angker

Anda mungkin juga menyukai