Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan
hasil pekerjaanmu : jangan ada orang yang memegahkan diri. Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus
untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya
Efesus 2:8-10
Ketika manusia telah jatuh dalam dosa, maka manusia kehilangan kemuliaan Allah serta terpisah dengan Allah. Untuk
mengembalikan pada kondisi semula, maka manusia berinisiatif melakukan apa saja untuk dapat menjangkau Allah; diantaranya
berbuat baik, berbuat amal, termasuk membangun suatu agama. Tetapi yang dilakukan oleh manusia itu adalah sia-sia. Sebab,
untuk mengembalikan hubungan manusia dengan Allah seperti semula harus ada korban (tertumpahnya darah). Hal ini tidak
dapat dilakukan oleh manusia, karena korban yang harus dipersembahkan tidak boleh bercacat dan bercela (suci), sedangkan
manusia telah jatuh dalam dosa. Maka oleh kemurahan Allah, manusia dapat diselamatkan. Dimana Allah telah memberikan
PutraNya yang tunggal yaitu Tuhan Yesus Kristus sebagai tumbal dosa manusia. Dan melalui percaya pada Yesuslah manusia
dapat diselamatkan. Dan saat ini, apabila kita dapat bertemu dan mengenal Kristus adalah kemurahan dari Allah, sebab tidak
semua orang dapat mengaku Yesus adalah Tuhan. Ada dua ayat yang tampaknya bertentangan tetapi sebenarnya tidak, seperti
yang tertulis dalam Yohanes 6:44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang
mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Sedangkan ayat yang berikutnya terdapat dalam Yohanes 14:6,
yang berbunyi : Kata Yesus kepadanya : Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada
Bapa, kalau tidak melalui Aku. Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa berdasarkan ketentuan Bapa, maka kita dibentuk
menjadi mahkluk yang lebih baik daripada keadaan manusia yang telah jatuh dalam dosa, melalui iman percaya kita kepada
Kristus. Karena sebelum kita mengenal Kristus, kita tidak tahu rencana hidup ini, tetapi setelah mengenalNya, maka rencana
yang indah mulai berlangsung dalam kehidupan kita.
Oleh sebab itu marilah kita senantiasa mensyukuri akan rencanaNya dalam kehidupan kita. Dan dalam perjalanan hidup ini
perlu ada bukti yang nyata, bahwa Allah sedang membentuk kita. Sehingga dalam hidup ini tampak adanya peningkatan, dimana
iman yang kita miliki harus bertambah-tambah. Sebab kita sebagai orang yang percaya, kadang-kadang mengalami stagnasi atau
keadaan yang berlarut-larut dalam kesukaran maupun dalam kemiskinan, yang mana kesemuannya itu untuk membangun iman
kita menjadi kokoh.
Dan saat ini kita akan belajar dari kisah seorang buta yang telah bertemu dengan Yesus dan mengalami mujizat (Yohanes
9:1-41). Orang buta ini berada dalam posisi yang sangat jelek dimana ia buta sejak lahir, dan posisi ini merupakan posisi yang
tidak berpengharapan. Dan perlu kita ketahui pula bahwa orang yang belum bertemu dan mengenal Yesus, maka hidupnya
tergantung pada nasibnya masing-masing. Tetapi bagi orang yang sudah bertemu dan mengenal Yesus, maka orang tersebut tidak
akan menemui nasib yang buruk. Dan apabila kita sudah mengenal Yesus tetapi kehidupan kita tidak mengalami perubahan,
maka kita perlu belajar dari orang buta ini, supaya iman kita mengalami peningkatan. Sebab, apabila iman kita tidak mengalami
perubahan maka posisi kita akan tetap susah dan tidak mengalami perubahan dalam hidup. Sedangkan Tuhan ingin supaya
pengenalan kita terhadap Kristus semakin meningkat sebab Kristus adalah sang pencipta (creator).
Kita tahu bahwa orang buta ini mendapatkan kemurahan dari Allah, dimana ia telah bertemu dengan Yesus, karena tidak
seorangpun dapat bertemu dengan Yesus kalau tidak mendapatkan anugerah dari Allah. Sebelum Yesus melakukan mujizat,
maka murid-muridNya bertanya : Rabi, siapakah yang berbuat dosa ? orang ini atau orang tuanya ?, tetapi Tuhan menjawab :
bukan orang ini maupun orang tuanya; tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah yang harus dinyatakan di dalam dia. Oleh
karena itu kita harus mengerti, bahwa apabila saat ini kita berada pada posisi yang tidak enak, maka percayalah bahwa Allah
sedang menyatakan kuasaNya atas kehidupan kita. Bukti peningkatan iman daripada orang buta itu setelah bertemu dengan
Yesus adalah ia menjadi berkat serta saksi bagi banyak orang, dan tahap peningkatan iman serta pengenalannya terhadap Yesus
tampak dari pengakuannya :
Pertama : Tatkala orang orang buta itu baru bertemu dengan Yesus dan mengalami mujizat, ia hanya mengenal bahwa Yesus
adalah sebatas manusia saja (Yohanes 9:11), tetapi yang berikutnya setelah ia mengalami berbagai macam tantangan dalam
perjalanan hidupnya, dimana ia diinterograsi oleh orang Farisi, maka pengenalannya semakin mendalam. Orang buta mengakui
bahwa Yesus adalah seorang nabi (penyambung lidah Allah), seperti pengakuannya pada Yohanes 9:17 . . . . . jawabnya : Ia
adalah seorang nabi. Selanjutnya orang buta ini mengakui bahwa Yesus adalah pribadi yang saleh, walaupun pengakuannya itu
tidak disampaikan secara eksplisit tetapi didalam pengakuannya terkandung pengertian bahwa Yesus adalah orang yang saleh
(Yohanes 9:31). Dan pengenalannya tidak sampai disitu tetapi semakin meningkat lagi, dimana ia mengakui bahwa Yesus adalah
pribadi yang datangnya dari Allah (utusan Allah). Hal ini dapat kita ketahui dari pernyataannya yang terdapat dalam Yohanes
9:33 : Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa. Melalui pengakuannya ini menunjukkan
bahwa pengenalannya kepada Yesus semakin dalam, hingga pada akhirnya ia mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan yaitu sang
pencipta (creator), seperti yang tertulis dalam Yohanes 9:38 : Aku percaya, Tuhan !.
Dari kisah ini kita dapat mengambil suatu pelajaran yang indah, bahwa orang yang tetap konsisten dengan apa yang
diyakininya yaitu pada Yesus, maka orang tersebut akan mengalami perubahan yang luar biasa walaupun secara manusia kita
sudah tidak masuk hitungan, seperti yang dialami oleh orang buta tersebut, dimana ia didakwa oleh orang-orang Farisi dengan
dikata-katai : engkau ini lahir sama sekali dalam dosa . . . . . (Yohanes 9:34), namun ditangan Allah tidak ada sesuatu yang
mustahil asalkan kita tetap menyadari dan mensyukuri bahwa kita hidup ini oleh karena kemurahan Allah. Amin
Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan
bani Amon itu ke dalam tanganku, maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui
aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan
TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran" (Hakim-Hakim 11:30,
31).
Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini selalu ada risikonya. Seorang pembalap mobil
Formula 1, Ayrton Senna, saat latihan resmi di sirkuit Imola, harus membayar mahal pekerjaan
yang membuat namanya tersohor itu. Ia mengalami kecelakaan hebat sampai nyawanya tidak
tertolong lagi. Sebelum itu terjadi Ayrton Senna tahu persis bahwa profesi yang digelutinya itu
memiliki risiko yang sangat tinggi. Jadi sebelum bergabung dengan timnya pastilah ada kontrak
perjanjian. Dalam perjanjian itu, ia menyatakan siap dengan segala resiko yang ia hadapi selama
di sirkuit.
Demikian juga dengan Yefta saat itu. Pada masa hakim-hakim ia bernazar kepada Tuhan: jika
Amon diserahkan ke dalam tangannya, ia akan menyerahkan apa saja sesuatu yang keluar dari
rumahnya saat ia kembali dengan selamat dari bani Amon.
Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN
menyerahkan mereka ke dalam tangannya. Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya,
tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menarinari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan.
Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata: "Ah, anakku, engkau membuat
hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku
bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur" (Hakim-hakim11:32-35).
Ternyata yang keluar dari rumah Yefta adalah anak kandungnya sendiri. Ia tidak bisa
menarik nazarnya, apalagi hal ini diucapkan kepada Tuhan. Ia mengambil sikap lebih mengasihi
Allah dari pada anak kandungnya. Ia menyerahkan anak gadisnya kepada Allah sebagai korban
persembahan yang dikhususkan bagi Allah.
Saudara Yesuspun karena kasih-Nya kepada kita harus membayar mahal di atas kayu salib,
supaya kita yang berdosa dibenarkan di dalam Dia. Kasih itu ada resikonya, karenanya Yesus
pun pernah berkata: Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak
layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagi-Ku (Matius 10:37).
Renungan:
Bagaimanakah kasih kita kepada Allah hari-hari ini? Masihkah kita bersaksi tentang kebaikan
Allah?
Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu dan akal budimu apapun risikonya.
Kubersujud
Sidney Mohede
Slow Beat
Do = D
D/ F#
D/ F#
0 0 3 5 6 3 - 2 1
1 2 - - - Telah lama ku-ja - la-ni
Em
- 0 3 5 6 3 2 5
e5 2 - - - hidup yg tak berar - ti
Em
- 0 2 1 3 4 3 - - 2
1 2 - - - dan ha-ti-ku tak
me - ngerti
D/F#
- 0 3 5 6 - 3 2 1
1 2 - - - namun Kau menemu - kanku
F #m
2 - - -
Em
6 3 3 - 3 3 2
A/G
- 0 1 1 5 6
kubersujud
F# m
Bm
- 0 1 1 5 5
e5 - - kubersujud
1 - 6. 1 2 2
e2 - - di- ka-kiMu
- - 0 3 5 6
e
i-zinkan
G
- 0 1 1 6 6
e6 - - ku bersujud
F #m
Bm
6 7 6 5 5 - -
- - 0 3 5 6
3 3 3 2 1 1
e6 ta3e2- hu
e Kaue- lahe
karnaku
Em
F# m
D/ F # G
5 - 4 3 3 2 2
e e e2 - - e1 0 ke
- kuat - an - ku
D
- - - -
- 0 2 1 3 4 3 3 - 4 4 - 2 2
e
e
ee
bri pengharapan
ba - ru
e kuber - se-rahe
2/ 4
F #m
A/G
- 0 1 1 6 6
e6 - - kubersujud
F #m
Em
- 0 3 5 6 - 3 - 2 5
e5 2 - - - dan Kau ang-kat wajah - ku
- 0 2 1 3 4 3 - 2 1
e1 2 - - - Engkau berikan hidup - ku
- 0 2 1 3 - 4 - 3 4 4 2 - - - e
mengapa smua ter-ja - di
F #m
D/ F #
Em
- 1 3 2 1 2 3 2
e ekuber - su
1 - - jud
A
- - - -
- - - -